Suhardiman: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kakei Yukata (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(20 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox Officeholder
|name = Suhardiman
|image = Suhardiman.jpg
|imagesize= 230px
|caption = Suhardiman, Pendiri [[Sentral Organisasi Karyawan Seluruh Indonesia]]
|birth_date = {{birth date|1924|12|16}}
|birth_place = {{flagicon|Belanda}} [[Surakarta]], [[Jawa Tengah]]
|death_date = {{death date and age|2015|12|13|1924|12|16}}
|death_place = {{flagicon|Indonesia}} [[Jakarta]]
|allegiance = {{flag|[[Indonesia}}]]
|serviceyears =
|rank = [[Berkas:Pdu letjendtnimayjendtni komando.png|25px]] [[LetnanMayor Jenderal]] [[TNI]]
|branch = [[Berkas:LambangInsignia TNIof ADthe Indonesian Army.pngsvg|25px]] [[TNI Angkatan Darat]]
|battles = [[Revolusi Nasional Indonesia]]
|battles_label =
|awards =
|party = [[Berkas:Logo GOLKAR.jpg|30px{{Parpolicon|Golkar]] [[Partai Golongan Karya]]}}
|spouse = Sapartinah
|children =
Baris 24:
}}
 
'''Mayor Jenderal TNI (Purn.) Prof. Dr. Suhardiman, S.E.''' ({{Lahirmati|[[Surakarta]], [[Jawa Tengah]]|16|12|1924|[[Jakarta]]|13|12|2015}}) adalah tokoh politik yang telah melewati 5 masa kepemimpinan [[Indonesia]]: zaman [[Hindia Belanda]], zaman [[Jepang]], presiden [[SukarnoSoekarno]], presiden [[Soeharto]], dan masa [[reformasi]]. Suhardiman kerap disebut sebagai dukun politik karena intuisinya sangat kuat dalam memprediksi peristiwa politik terutama dalam konteks suksesi kepemimpinan dan merupakan satu-satunya pendiri partai [[Partai Golkar]] yang masih hidup.<ref>"Wawancara Prof. Dr. Suhardiman", Tempo edisi 44/02 - 02/Jan/1998, dimuat dalam [[Infantri|http://tempo.co.id/ang/min/02/44/utama2.htm]]</ref>. Dia turut mewarnai perjalanan politik Indonesia bersama dengan [[SOKSI]] (Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia), yang awalnya dia dirikan untuk membendung penyebaran paham komunisme oleh [[Partai Komunis Indonesia|PKI]]. Dalam perjalanannya, [[SOKSI]] menjadi salah satu ormas yang melahirkan [[Partai Golkar]] dan menjadi tempat pengkaderan para pemimpin bangsa. Komentar dan pendapat Prof. Dr. Suhardiman kerap diminta sejumlah media terutama mengenai suksesi kepemimpinan di negeri ini karena intuisi politiknya sangat kuat dalam memprediksi calon-calon pemimpin masa depan.<ref>Lih. misalnya, "Pendiri Golkar Dukung Jokowi-JK", dalam [[Amerika Serikat|http://nasional.kompas.com/read/2014/05/26/1516176/Pendiri.Golkar.Dukung.Jokowi-JK]]</ref>.
 
== PendidikanRiwayat dan karierHidup ==
=== Pendidikan dan karier ===
Suhardiman lahir di Gawok, Solo pada tanggal [[16]] [[Desember]] tahun [[1924]] sebagai bungsu dari 7 bersaudara. Dia menamatkan pendidikan SD di Solo, SGL [[Blitar]], dan SMA di [[Jakarta]]. Ayahnya yang menjabat sebagai kepala desa menginginkan Suhardiman remaja menjadi sekretaris desa. Secara halus dia menolak permintaan itu karena minatnya yang tinggi akan ilmu pengetahuan. Dia meniti karier di bidang militer sambil terus menuntut ilmu hingga memperoleh gelar [[Sarjana Ekonomi|sarjana ekonomi]] dari fakultas ekonomi [[UI]] [[Jakarta]] ([[1962]]) dan gelar doktor ilmu administrasi niaga dari [[Universitas 17 Agustus]], [[Jakarta]] ([[1971]]), dengan disertasi ''Pembaharuan Struktur Sosial sebagai Prasyarat Pembangunan Niaga Nasional''. Pendidikan militer yang pernah dia ikuti adalah [[Akademi Militer]] Yogyakarta (tamat tahun [[1948]]), [[Seskoad]] ([[1969]]) dan Sekolah [[Infantri]] Fort Benning, [[Amerika Serikat]] (1971).
 
Suhardiman Pensiun dari Militer dengan pangkat LetnanMayor Jenderal. Dia pernah bertugas sebagai sebagai komandan Subkomando Distrik Militer Yogya Selatan sampai dia menjabat Kaset KSAP dan Dosen SSKAD. Dalam karier militernya dia terlibat dalam perang merebut kemerdekaan dari tangan penjajah dan mempertahankan keutuhan negara dari gerakan-gerakan makar. Selain berkiprah di dunia militer, Suhardiman juga meniti karier di pemerintahan dengan menjabat sebagai Anggota MPR/DPR RI (1983-1988) dan wakil ketua DPA RI (1993 – 1998). Dia juga pernah menjabat Dirut PN Jaya Bhakti, Dirut PT Berdikari, Direktur PT Evergreen Hotel dan Komisaris Utama PT. Bank Duta Ekonomi. Di bidang olahraga dia lama memimpin Perguruan Bela Diri Tangan Kosong Indonesia sebagai Ketua Umum.
Selain berkiprah di dunia militer, Suhardiman juga meniti karier di pemerintahan dengan menjabat sebagai anggota MPR/DPR RI (1983-1988) dan wakil ketua DPA RI (1993 – 1998). Dia juga pernah menjabat Dirut PN Jaya Bhakti, Dirut PT Berdikari, Direktur PT Evergreen Hotel dan Komisaris Utama PT Bank Duta Ekonomi. Di bidang olahraga dia lama memimpin Perguruan Bela Diri Tangan Kosong Indonesia sebagai Ketua Umum.
 
=== KiprahKarier di dunia politikPolitik ===
Keterlibatan aktif Suhardiman dalam dunia politik dimulai dengan pendirian [[SOKSI]] ([[Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia]]), sebuah organisasi massa yang menekankan pentingnya konsep kekaryaan. Gerakan kekaryaan tersebut digalakkan untuk membendung infiltrasi paham komunisme yang dikampanyekan secara gencar oleh [[PKI]]. Sejak kejatuhan PKI, SOKSI di bawah kepemimpinan Suhardiman memposisikan diri sebagai salah satu wadah pengkaderan calon-calon pemimpin. Para kader Soksi telah menduduki sejumlah jabatan penting di pemerintahan dan partai politik negeri ini. SOKSI selalu menekankan konsep manusia sebagai insan karya bagi setiap kadernya. Maka semua calon pemimpin berasal dari SOKSI telah dipersiapkan untuk selalu siap berkarya bagi nusa dan bangsa. Selain itu Suhardiman dan SOKSI selalu memposisikan diri sebagai mitra kritis bagi pemerintah.
 
SOKSI kemudian menjadi salah satu ormas yang membidani kelahiran [[Partai Golkar]] dan Suhardiman menjadi anggota Dewan Pembina. Kendati secara formal dia tidak pernah menduduki posisi tertinggi di Golkar, ketokohan Suhardiman sangat diperhitungkan oleh para petinggi partai, dan mereka kerap minta restunya sebelum mengambil sebuah keputusan penting. Bahkan menjelang [[pemilihan presiden]] [[2014]] lalu, calon Presiden Joko Widodo dan saloncalon Wakil Presiden, [[Jusuf Kalla]], pun secara terpisah datang ke rumahnyauntukrumahnya untuk mendapatkan dukungan moral dari ''sesepuh'' Golkar tersebut.<ref>"Sowan ke Suhardiman, JK Dapat Dukungan untuk Pilpres", dalam [[PKI|http://news.detik.com/read/2014/05/26/150802/2592538/1562/sowan-ke-suhardiman-jk-dapat-dukungan-untuk-pilpres?hd772204btr]]</ref>.
== Pemikiran ==
Pada masa muda, Suhardiman sangat aktif menyumbangkan pemikiran dalam karya tulis, seminar, maupun opini sejumlah media. Pemikiran-pemikirannya kemudian dihimpun dalam buku yang berjudul ''Pendidikan Politik Satu Abad'' yang disunting oleh para kadernya (Valentino Barus, dan kawan-kawan). Buku tersebut mengetengahkan pembentukan kekuatan bangsa sebagai tujuan dari pembangunan politik, yang oleh Suhardiman disebut sebagai Trisula Politik, yakni: power, hukum, dan demokrasi. Untuk tujuan itu dia mendorong adanya upaya modernisasi, rasionalisasi, dan dinamisasi yang diterapkan dalam berbagai kelembagaan politik, pendidikan politik, dan pimpinan politik sebagai prasarana dalam pembangunan politik. Prasarana kelembagaan ini tidak dapat diartikan secara sempit hanya sebagai sosok fisik organisatoris, melainkan harus diartikan secara luas menyangkut sosok sosio-kulturalnya.<ref>Barus Valentino, dkk (edit.), Pendidikan Politik Satu Abad. Jakarta: Lestari Budaya, 1996, hlm.55</ref>.
 
Reformasi yang berlangsung sejak [[1988]]1998, dalam pengamatan Prof Dr Suhardiman, SE, belum metampakkan jati diri dan arah tujuan [[Indonesia]] masa depan. SistimSistem dan struktur politik masih harus ditata supaya lebih jelas dan terarah. Dia melihat perlunya reformasi jilid dua untuk lebih mempertegas jati diri dan tujuan masa depan Indonesia. Dia mengkritisi terancamnya jati diri Indonesia saat ini. Sistem dan struktur politik masih harus ditata supaya lebih jelas dan terarah. Dia melihat perlunya reformasi jilid dua untuk lebih mempertegas jati diri dan tujuan masa depan Indonesia.<ref>Suasta Putu, Menegakkan Demokrasi, Mengawal Perubahan. Jakarta: Lestari Kiranatama, 2012, hlm.xiv</ref>.
 
Prof. Suhardiman yakin dengan teori keajegan dan ramalan [[Jawa]] kuno yang menyebutkan, sejarah akan berulang kembali (''historia se repete''). Setiap 7 abad bangsa di [[nusantara]] akan menunjukkan kejayaannya. Pada abad ke-7 nenek moyang kita telah mengalami masa kejayaan di bawah pemerintahan kerajaan SriwijawaSriwijaya. Tujuh abad kemudian, yaitu abad ke-14, kita temukan lagi masa kejayaan yang ke-2, yaitu Majapahit. Saat ini kita sedang menuju kejayaan ke-3 pada abad ke-21 ini, 7 abad setelah Majapahit. Puncak masa kejayaan itu diperkirakan terjadi pada tahun 2045 atau 1 abad (100 tahun) setelah kemerdekaan, 1945.<ref>Barus Valentino, Jokowi Satrio Piningit Titisan Soekarno. Jakarta: Lestari Kirnatama, 2014, hlm. iv</ref>.
 
Suhardiman meninggal dunia pada hari Minggu, 13 Desember 2015. Presiden Jokowi ikut melayat dan salatkan jenazah Suhardiman di rumah duka di bilängan Cilandak. Mendagri Tjahyo Kumolo pada saat melayat mengatakan “Almarhum jauh-jauh hari ramalkan Pak Jokowi jadi presiden. Saya bertemu almarhum kala saya jadi sekjen partai (Sekretaris Jenderal DPP PDIP). Almarhum sampaikan begini, Tjahjo ''kok'' rasanya partaimu menang. Pilih presiden yang baik,” “Bapak (usulkan calon presiden) siapa pak, selain Bu Mega (Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri)? Almarhum bilang pertimbangkan Pak Jokowi,” kata Tjahjo.
== Gelar dan penghargaan ==
Atas berbagai pengabdiannya, Suhardiman dianugerahi penghargaan Bintang Mahaputra dan lebih 17 bintang penghargaan lainnya. Universitas Muhammadiyah [[Medan]] mengangkatnya sebagai guru besar. Masyarakat Simalungun memberinya marga Saragih saat dia menjabat anggota DPR mewakili Sumatera Utara hasil Pemilu 1982<ref>"Futurolog Politik Indonesia", dalam [[pemilihan presiden|http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/285-ensiklopedi/2234-futurolog-politik-indonesia]]</ref>.
 
==Lihat pulaPenghargaan ==
=== Gelar ===
Atas berbagai pengabdiannya, Suhardiman dianugerahi penghargaan Bintanggelar Mahaputraguru danbesar lebiholeh 17[[Universitas bintangMuhammadiyah penghargaan lainnya.Sumatera Utara|Universitas Muhammadiyah [[Sumatera Utara Medan]] mengangkatnya sebagai guru besar. Masyarakat [[Suku Simalungun|Simalungun]] memberinya marga [[Saragih]] saat dia menjabat anggota DPR mewakili Sumatera Utara hasil [[Pemilihan umum legislatif Indonesia 1982|Pemilu 1982]].<ref>"Futurolog Politik Indonesia", dalam [[pemilihan presiden|http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/285-ensiklopedi/2234-futurolog-politik-indonesia]]</ref>.
=== Tanda Kehormatan{{sfn|Lembaga Pemilihan Umum|1978|p=89}} ===
{| style="margin:1em auto; text-align:center;"
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=PIta (Ribbon) Bintang Mahaputera Utama.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Gerilya.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Bintang Dharma.png|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Kartika Eka Paksi Nararya.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Indonesian Armed Forces "8 Years" Service Star (1945-1953).gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana Kesetiaan XXIV.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana Kesetiaan XVI.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Satyalencana Kesetiaan VIII.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalancana Perang Kemerdekaan I.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana Perang Kemerderkaan II.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana GOM I.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana G.O.M. II.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana G.O.M. III.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana G.O.M. V.gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana Sapta Marga.gif|width=100}}
|-
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satyalencana Wira Dharma (1963).gif|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Pita (Ribbon) Satyalencana Dwidya Sistha.png|width=100}}
|{{Ribbon devices|number=0|type=award-star|ribbon=Satya Lencana Penegak.gif|width=100}}
|}
 
{| class="wikitable" width="70%" style="margin:1em auto; text-align:center;"
|-
!Baris ke-1
| colspan="1"|[[Bintang Mahaputera Utama]] (21 Juli 1993)<ref>{{cite book |title=Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003 |url=https://cdn.setneg.go.id/_multimedia/document/20180910/41462-Bintang_Mahaputera_tahun_1959-2003.pdf |access-date=4 Oktober 2021}}</ref>
| colspan="1"|[[Bintang Gerilya]]
| colspan="1"|[[Bintang Dharma]]
|-
!Baris ke-2
| colspan="1"|[[Bintang Kartika Eka Paksi|Bintang Kartika Eka Paksi Nararya]]
| colspan="1"|[[Bintang Sewindu Angkatan Perang Republik Indonesia]]
| colspan="1"|[[Satyalancana Kesetiaan]] 24 Tahun
|-
!Baris ke-3
| colspan="1"|[[Satyalancana Kesetiaan]] 16 Tahun
| colspan="1"|[[Satyalancana Kesetiaan]] 8 Tahun
| colspan="1"|[[Satyalancana Perang Kemerdekaan I]]
|-
!Baris ke-4
| colspan="1"|[[Satyalancana Perang Kemerdekaan II]]
| colspan="1"|[[Satyalancana G.O.M I]]
| colspan="1"|[[Satyalancana G.O.M II]]
|-
!Baris ke-5
| colspan="1"|[[Satyalancana G.O.M III]]
| colspan="1"|[[Satyalancana G.O.M V]]
| colspan="1"|[[Daftar tanda kehormatan di Indonesia#Bekas|Satyalancana Sapta Marga]]
|-
!Baris ke-6
| colspan="1"|[[Satyalancana Wira Dharma]]
| colspan="1"|[[Satyalancana Dwidya Sistha]]
| colspan="1"|[[Satyalancana Penegak]]
|}
 
== Lihat pula ==
 
* [[Sentral Organisasi Karyawan Seluruh Indonesia]]
Baris 54 ⟶ 117:
{{reflist}}
 
== Bibliografi ==
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
* {{Citation|author=Lembaga Pemilihan Umum|date=1978|title=Ringkasan Riwayat Hidup dan Riwayat Perjuangan Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Hasil Pemilihan Umum Tahun 1977|volume=II|pages=|url=https://books.google.co.id/books/about/Ringkasan_riwayat_hidup_dan_riwayat_perj.html?id=OpJaAAAAIAAJ&redir_esc=y}}
 
[[Kategori:Profesor Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh militer Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh TNI]]
[[Kategori:Tokoh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
[[Kategori:Tokoh dari Surakarta]]
[[Kategori:Tokoh Angkatan 45]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Partai Golongan Karya]]
[[Kategori:Tokoh Orde Baru]]
[[Kategori:TokohAnggota JawaDPR TengahRI 1982–1987]]
[[Kategori:Anggota DPR RI 1987–1992]]
[[Kategori:Anggota DPR/MPR 1982-1987]]