Anwar Sutan Saidi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(25 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox person
'''Anwar Sutan Saidi''' ({{lahirmati|[[Sungai Puar, Agam]], [[Sumatera Barat]]|19|4|1910|[[Kota Padang|Padang]]|1|06|1976}}) adalah pengusaha dan aktivis pergerakan kemerdekaan asal Indonesia. Dia merupakan salah satu dari sedikit konglomerat Indonesia sebelum masa [[Kemerdekaan Indonesia|kemerdekaan]]. ▼
|name = Anwar Sutan Saidi
|image =
|imagesize = 200px
|alt =
|caption =
|birth_name =
|birth_date = {{Birth date|1910|4|19}}
|birth_place = {{negara|Holland}} [[Sungai Puar, Agam|Sungai Puar]], [[Luhak Agam|Agam]], [[Hindia Belanda]]
|death_date = {{Death date and age|1976|6|1|1910|4|19}}
|death_place =
|nationality = {{negara|Indonesia}} [[Indonesia]]
|other_names =
|alma_mater =
|occupation = Pengusaha
|known_for = - Pendiri Bank Nasional<br>- Aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia
|religion = [[Islam]]
|spouse =
|children = Roestam Anwar
|parents =
}}
▲'''Anwar Sutan Saidi''' ({{lahirmati|[[Sungai Puar, Agam]], [[Sumatera Barat]]|19|4|1910|[[Kota Padang|Padang]]|1|06|1976}}) adalah pengusaha dan aktivis pergerakan kemerdekaan asal Indonesia. Dia merupakan salah satu dari sedikit konglomerat Indonesia sebelum masa [[Kemerdekaan Indonesia|kemerdekaan]].
== Bisnis ==
Anwar hanya menempuh jenjang pendidikan Sekolah Dasar 5 tahun di [[Payakumbuh]]. Tak sempat melanjutkan pendidikannya, Anwar terjun ke dunia bisnis pada usia 16 tahun. Pada mulanya ia bekerja dengan pamannya, kemudian ia terus mengembangkan usahanya sendiri. Salah satu usahanya adalah mengumpulkan hasil kerajinan tangan masyarakat [[Kabupaten Agam|Agam Tuo]] (''Oud Agam''). Pada tahun 1930, dia mendirikan bank,<ref name=Deliar/> yakni Bank Tabungan Saudagar di [[Bukittinggi]]. Bank ini kemudian berubah nama menjadi Bank Nasional Abuan Saudagar, yang pada akhirnya menjadi [[Bank Nasional]].<ref>Audrey R. Kahin, Dari Pemberontakan ke Integrasi: Sumatera Barat dan Politik Indonesia 1926-1998, 2005</ref> Tahun 1938 ia memprakarsai berdirinya empat perusahaan, yaitu PT Inkorba, PT Bumi Putera, PT Andalas, dan PT Fort de Kock. Di Bukittinggi, ia juga mendirikan perusahaan penerbitan [[NV Nusantara]]. Perusahaan ini banyak menerbitkan buku-buku sastra yang menjadi bacaan wajib anak-anak sekolah. Bersama putranya [[Rustam Anwar]], ia mengelola penerbitan ini hingga menjadi salah satu yang terbesar di Sumatra. Anwar juga membangun Hotel Minang di Bukittinggi dan
Setelah Anwar wafat, perusahaan-perusahaannya banyak yang mundur. Pada akhir 1990-an, gubernur [[Hasan Basri Durin]] menjual aset Bank Nasional kepada [[Grup Bakrie]] dan [[Aminuzal Amin]]. Kelompok itu kemudian mengubah nama Bank Nasional menjadi Bank Nusa Bakri.<ref>Aziz Thaib dkk., Buku Peringatan 40 Tahun PT Bank Nasional, Bukittinggi: PT Bank Nasional, 1970</ref>
▲Anwar hanya menempuh jenjang pendidikan Sekolah Dasar 5 tahun di [[Payakumbuh]]. Tak sempat melanjutkan pendidikannya, Anwar terjun ke dunia bisnis pada usia 16 tahun. Pada mulanya ia bekerja dengan pamannya, kemudian ia terus mengembangkan usahanya sendiri. Salah satu usahanya adalah mengumpulkan hasil kerajinan tangan masyarakat [[Kabupaten Agam|Agam Tuo]] (''Oud Agam''). Pada tahun 1930, dia mendirikan Bank Tabungan Saudagar di [[Bukittinggi]]. Bank ini kemudian berubah nama menjadi Bank Nasional Abuan Saudagar, yang pada akhirnya menjadi Bank Nasional.<ref>Audrey R. Kahin, Dari Pemberontakan ke Integrasi: Sumatera Barat dan Politik Indonesia 1926-1998, 2005</ref> Tahun 1938 ia memprakarsai berdirinya empat perusahaan, yaitu PT Inkorba, PT Bumi Putera, PT Andalas, dan PT Fort de Kock. Di Bukittinggi, ia juga mendirikan perusahaan penerbitan NV Nusantara. Perusahaan ini banyak menerbitkan buku-buku sastra yang menjadi bacaan wajib anak-anak sekolah. Bersama putranya Rustam Anwar, ia mengelola penerbitan ini hingga menjadi salah satu yang terbesar di Sumatra. Anwar juga membangun Hotel Minang di Bukittinggi dan [[Danau Maninjau]]. Di tahun 1964 ia mengaktifkan kembali pabrik Tenun Padang Asli yang sudah lama ditutup.
▲Setelah Anwar wafat, perusahaan-perusahaannya banyak yang mundur. Pada akhir 1990-an, gubernur [[Hasan Basri Durin]] menjual aset Bank Nasional kepada [[Grup Bakrie]] dan [[Aminuzal Amin]]. Kelompok itu kemudian mengubah nama Bank Nasional menjadi Bank Nusa Bakri.<ref>Aziz Thaib dkk., Buku Peringatan 40 Tahun PT Bank Nasional, Bukittinggi: PT Bank Nasional, 1970</ref>
== Pergerakan ==
[[Berkas:Ulama Minangkabau Guru Ummat.jpg|jmpl|260x260px|Anwar St. Saidi (Berdiri nomor 4 dari kiri) bersama ulama-ulama dan tokoh Minangkabau]]
Pada tahun 1940, Anwar pernah mengirim 3 orang pemuda untuk belajar kepada [[Mohammad Hatta]]. Pada masa itu, Mohammad Hatta memang mengajar ketiga pemuda tersebut dan seorang pemuda yang memang asli berasal dari [[Banda Neira]].<ref name="Deliar">[[Deliar Noer|Noer, Deliar]] (2012). ''Mohammad Hatta:Hati Nurani Bangsa''. hal.56. [[Jakarta]]:Penerbit Kompas. ISBN 978-979-709-633-5.</ref> Masuknya Anwar Sutan Saidi ke dalam dunia pergerakan disebabkan oleh kakaknya [[Djamaluddin Ibrahim]], yang menjadi guru [[
== Catatan kaki ==
Baris 20 ⟶ 37:
{{DEFAULTSORT:Sutan Saidi, Anwar}}
[[Kategori:Wirausahawan Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh dari Agam]]
{{indo-bio-stub}}▼
▲[[Kategori:Pengusaha Indonesia]]
▲[[Kategori:Tokoh Minangkabau]]
|