Sungai Lematang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Hulu dan muara Sungai Lematang |
membuat suntingan kecil Tag: VisualEditor pranala ke halaman disambiguasi |
||
(21 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{noref}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een houten brug over de Lematang-rivier te Moearaenim in de residentie Palembang zuid-Sumatra TMnr 10007481.jpg|jmpl|300px|Jembatan kayu di atas sungai Lematang dekat [[Muara Enim]] (tahun 1920-an)]]
'''Sungai Lematang''' adalah
Sungai Lematang bermuara di Sungai Musi, tepatnya di Kecamatan Sungai Rotan, Kabupaten Muara Enim. Lokasi muaranya dinamakan sebagai Muara Lematang dan dijadikan nama desa setempat.▼
Hulu Sungai Lematang berada di kaki [[Gunung Patah]] yang masuk dalam rangkaian [[Pegunungan Bukit Barisan]].
Sumber air Sungai Lematang berasal dari tiga mata air yaitu Ayek Puding, Ayek Ringkeh, dan Ayek Basemah yang terdapat di area [[Hutan]] Adat Mude Ayek Tebat Benawa, Kota Pagar Alam. Hutan adat ini, termasuk mata airnya, dijaga dan dikelola oleh masyarakat adat Puyang Kedung Samad.<ref>{{Cite web|url=https://www.mongabay.co.id/2019/04/02/menjalankan-amanat-leluhur-suku-basemah-jaga-hutan-adat-sumber-mata-air/|title=Menjalankan Amanat Leluhur, Suku Basemah Jaga Hutan Adat Sumber Mata Air|date=2019-04-02|website=Mongabay Environmental News|language=en-US|access-date=2020-05-06}}</ref>
▲== Sejarah ==
== Muara ==
▲Sungai Lematang bermuara di [[Sungai Musi]], tepatnya di Kecamatan Sungai Rotan, Kabupaten Muara Enim. Lokasi muaranya
Muara Lematang juga dijadikan sebagai nama [[desa]] setempat hal ini dikarenakan letak desa yang berada diujung [[Muara sungai|muara Sungai]] Lematang.
== Sejarah sungai lematang ==
Sungai Lematang, yang merupakan salah satu sungai terpanjang di Provinsi Sumatera Selatan dengan panjang sekitar 443 km, memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat di sekitarnya, baik dari aspek [[ekonomi]], [[sosial]], maupun [[budaya]]. Sungai ini berasal dari dua sumber utama, yaitu Sungai Lematang Hulu dan Sungai Lematang, yang bergabung di Kota Muara Enim. Sebagai sungai muson tropis, Sungai Lematang memiliki aliran yang melimpah dan debit stabil, tetapi juga rentan terhadap [[banjir]] saat [[musim hujan]]. Sungai ini menyediakan air baku bagi berbagai [[industri]], seperti [[Minyak sawit|minyak kelapa sawit]] dan [[pabrik gula]], serta mendukung kegiatan [[pariwisata]]. Namun, aktivitas manusia yang tidak ramah lingkungan dapat menyebabkan [[pencemaran]] dan kerusakan [[ekosistem]]. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan dan konservasi yang baik untuk menjaga keberlanjutan sumber air dan ekosistem di sekitar Sungai Lematang.<ref name=":0">{{Cite web|last=Lematang|first=Putri|date=2024-07-28|title=Sejarah singkat sungai lematang|url=https://lematang.com/Sejarah-singkat-sungai-lematang|website=LEMATANG|language=id|access-date=2024-09-29}}</ref>
Sungai Lematang memiliki nilai sejarah dan budaya yang signifikan bagi masyarakat setempat, dipercaya sebagai tempat kelahiran dewa-dewi dalam [[mitologi]] [[Suku Lematang]]. Oleh karena itu, sungai ini dijaga dan dihormati sebagai simbol kehidupan dan kesuburan. Untuk memastikan kesejahteraan manusia dan keberlanjutan alam, penting untuk menjaga, mengelola, dan melestarikan Sungai Lematang. Pemahaman tentang teori-teori sungai juga diperlukan dalam upaya pengelolaan yang berkelanjutan. Selain keindahan alamnya yang menjadikannya tujuan wisata, Sungai Lematang menghadapi tantangan seperti pencemaran dan perubahan lingkungan akibat aktivitas manusia. Dengan demikian, menjaga kelestarian lingkungan sangat penting agar sungai ini dapat terus dimanfaatkan oleh generasi mendatang.<ref name=":0" />
== Referensi ==
Baris 14 ⟶ 24:
[[Kategori:Kabupaten Lahat]]
[[Kategori:Sungai di
[[Kategori:Anak Sungai Musi|Lematang]]
[[Kategori:DAS Musi]]
{{DEFAULTSORT:Lematang}}
|