Untung Suropati: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Surijeal (bicara | kontrib)
Dappitsburgh (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(5 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 12:
|issue = Raden Pengantin<br>Raden Surapati<br>Raden Suradilaga<br>Mas Ayu Gendhing (istri Prabu Danurejo, [[Kerajaan Blambangan|Raja Blambangan]])
|full name = Surawiraaji
|battles = [[Pemberontakan Untung Surapati]]
|house =
|father =
Baris 23 ⟶ 24:
|occupation =
|signature =
|religion = HinduIslam
}}
'''Untung Surapati''' ([[Bahasa Jawa]]: '''Untung Suropati''') (terlahir '''Surawiraaji''', lahir di [[Kerajaan Gelgel|Gelgel]], [[Bali]], [[1660]] – meninggal dunia di [[Bangil, Pasuruan]], [[Kesultanan Mataram|Mataram]], [[5 Desember]] [[1706]] pada umur 45/46 tahun) adalah seorang tokoh dalam [[sejarah Nusantara]] yang dicatat dalam ''[[Babad Tanah Jawi]]''. Kisahnya menjadi legendaris karena mengisahkan seorang anak rakyat jelata dan [[budak]] [[VOC]] yang menjadi seorang [[bangsawan]] dan Tumenggung (Bupati) [[Pasuruan]] dengan gelar Tumenggung Wiranegara.
Baris 37 ⟶ 38:
 
=== Mendapat nama Surapati ===
Pada tahun 1683 [[Sultan Ageng Tirtayasa]] raja [[Banten]] dikalahkan [[VOC]]. Putranya yang bernama [[Pangeran Purbaya (Banten)]] melarikan diri ke [[Gunung Gede]]. Ia memutuskan menyerah tetapi hanya mau dijemput perwira [[VOC]] [[pribumi]].
 
Kapten Ruys (pemimpin benteng Tanjungpura) berhasil menemukan kelompok Untung. Mereka ditawari pekerjaan sebagai tentara [[VOC]] daripada hidup sebagai buronan. Untung pun dilatih ketentaraan, diberi pangkat letnan, dan ditugasi menjemput [[Pangeran Purbaya]].
 
Untung menemui [[Pangeran Purbaya]] untuk dibawa ke Tanjungpura. Datang pula pasukan [[Vaandrig Kuffeler]] yang memperlakukan [[Pangeran Purbaya]] dengan kasar. Untung tidak terima dan menghancurkan pasukan Kuffeler di [[Sungai Cikalong]], [[28 Januari]] [[1684]].
 
[[Pangeran Purbaya]] tetap menyerah ke [[Tanjungpura]], tetapi istrinya yang bernama Gusik Kusuma meminta Untung mengantarnya pulang ke [[Kartasura]]. Untung kini kembali menjadi buronan [[VOC]]. Antara lain ia pernah menghancurkan pasukan Jacob Couper yang mengejarnya di desa Rajapalah.
 
Ketika melewati [[Kesultanan Cirebon]], Untung berkelahi dengan Raden Surapati, anak angkat sultan. Setelah diadili, terbukti yang bersalah adalah Surapati. Surapati pun dihukum mati. Sejak itu nama "'''Surapati'''" oleh [[Sultan]] [[Cirebon]] diserahkan kepada Untung.
 
== Terbunuhnya Kapten Tack ==
{{main|Pemberontakan Untung Surapati}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Schildering voorstellende de moord op kapitein Tack in Kartasura TMnr H-796.jpg|jmpl|250px|Lukisan tradisional [[Suku Jawa|Jawa]] karya Tirto dari Grisek menggambarkan terbunuhnya Kapten [[François Tack]] oleh Surapati di [[Kartasura]] (1686) di bawah Susuhunan [[Amangkurat II]].]]
Untung alias Surapati tiba di [[Kartasura]] mengantarkan Raden Ayu Gusik Kusuma pada ayahnya, yaitu Patih Nerangkusuma. Nerangkusuma adalah tokoh anti [[VOC]] yang gencar mendesak [[Amangkurat II]] agar membatalkan perjanjiannya dengan bangsa [[Belanda]] tersebut. Nerangkusuma juga menikahkan Gusik Kusuma dengan Surapati.
Baris 76 ⟶ 78:
 
Setelah Jayapuspita kalah tahun 1718 dan mundur ke [[Mojokerto]], pengikut Surapati masih setia mengikuti. Mereka semua kemudian bergabung dalam pemberontakan Pangeran Blitar menentang [[Amangkurat IV]] yang didukung [[VOC]] tahun 1719. Pemberontakan ini berhasil dipadamkan tahun 1723. Putra-putra Untung Surapati dan para pengikutnya dibuang [[VOC]] ke [[Srilangka]].
 
Salah satu keturunan Untung Suropati yang berjuang melawan VOC adalah [[Adipati Malayakusuma]]. Bersama dengan anak keturunan Suropati lainnya, putra [[Tumenggung Kartonegoro]] ini mempertahankan wilayah Malang pada dari serbuan VOC sejak tahun 1762 hingga 1768. Setelah Malang takluk maka perjuangan anak keturunan Untung Suropati terhenti. Sebagian besar tertangkap sementara yang lainnya bersembunyi di Pegunungan Tengger.
 
== Dalam karya sastra dan media lain ==
Baris 91 ⟶ 95:
* ''Babad Tanah Jawi, Mulai dari Nabi Adam Sampai Tahun 1647''. (terj.). 2007. Yogyakarta: Narasi
* [[M.C. Ricklefs]]. 1991. ''Sejarah Indonesia Modern'' (terj.). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
* Margana, Sri (2007). "Java's Last Frontier : The struggle for hegemony of Blambangan, c. 1763-1813". The Leiden University Scholarly Repository
 
== Pranala luar ==