Suku Sunda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Heyand (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Arumly (bicara | kontrib)
Tidak perlu menyebutkan Nama Suku lain
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
(22 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox ethnic group
| group = Suku Sunda
|native_name={{small|ᮅᮛᮀ ᮞᮥᮔ᮪ᮓ{{•}}, ''Urang Sunda''}}
|image=[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Soendanese theepluksters TMnr 10011963.jpg|jmpl|300px270px|center]]Wanita Sunda pemetik teh pada masa [[Hindia Belanda]]]]
|image=
{{image array
|perrow = 4
Baris 31:
|image22 = Badminton-taufik_hidayat.jpg|caption22 = <small>[[Taufik Hidayat]]</small>
|image23 = Nike_Ardilla.jpg|caption23 = <small>[[Nike Ardilla]]</small>
|image24 = Raisa at LA Lights Music ProjectYura_Yunita_in_2022.jpgpng|caption24 = <small>[[RaisaYura Yunita]]</small>
}}
|population = ± '''42.000.000'''
|region1 = '''[[Indonesia]]''' ([[Sensus Penduduk Indonesia 2010|2010]]){{Efn|Akumulasi sukuSuku Sunda asal Jawa Barat dengan suku SundaSuku asal Banten}}
|pop1 = 41.359.454
|ref1 = <ref>{{cite book|last1=Naim|first1=Akhsan|last2=Syaputra|first2=Hendry|year=2011|title=Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama, dan Bahasa Sehari-Hari Penduduk Indonesia: Hasil Sensus Penduduk 2010|url=https://www.bps.go.id/publication/2012/05/23/55eca38b7fe0830834605b35/kewarganegaraan-suku-bangsa-agama-dan-bahasa-sehari-hari-penduduk-indonesia.html|location=Jakarta|publisher=Badan Pusat Statistik|isbn=9789790644175|lang=id|pp=34-38|access-date=2022-02-25|archive-date=2021-05-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20210508052427/https://www.bps.go.id/publication/2012/05/23/55eca38b7fe0830834605b35/kewarganegaraan-suku-bangsa-agama-dan-bahasa-sehari-hari-penduduk-indonesia.html|dead-url=no}}</ref>
Baris 135:
|langs= [[Bahasa Sunda|Sunda]], [[Bahasa Indonesia|Indonesia]], serta bahasa-bahasa lainnya {{small|(bergantung kepada di mana masyarakat Sunda bertempat tinggal)}}
|rels= '''Mayoritas'''<br>{{•}} 99.84% [[Berkas:Allah-green.svg|15px]] [[Islam|Islam Sunni]]<br>'''Minoritas'''<br>{{•}} 0.09% [[Berkas:Christian cross.svg|12px]] [[Kristen]] ([[Protestan]] & [[Katolik]])<br>{{•}}0.06% Kepercayaan asli ([[Berkas:Kembang Cakra Symbol.svg|17px]] [[Sunda Wiwitan]])<br>{{•}}0.01% Lainnya ([[Berkas:Dharma Wheel (2).svg|18px]] [[Buddha]] dan [[Berkas:Om.svg|15px]] [[Hindu]])
|related=[[Suku BetawiJawa|BetawiJawa]]{{•}}[[Suku JawaBetawi|JawaBetawi]]{{•}}[[Suku Lampung|Lampung]]
|region34={{nbsp|7}}[[Gorontalo]]
|pop34=1.316
|ref34=|pop35='''1.500'''|region35='''[[Jepang]]''' (2015)|ref35=<ref>{{Cite news| publisher = ANTARAJABAR
|region35={{nbsp|8}}'''Diaspora'''
| title = Sikap Luwes Rahasia Perantau Sunda di Jepang
|pop35=640.546}}
| year = 2015
| url = https://jabar.antaranews.com/berita/54903/sikap-luwes-rahasia-perantau-sunda-di-jepang
| access-date = 2021-08-07
| archive-date = 2021-08-07
| archive-url = https://web.archive.org/web/20210807105043/https://jabar.antaranews.com/berita/54903/sikap-luwes-rahasia-perantau-sunda-di-jepang
| dead-url = yes
| last = HP
| first = Sapto
| work = [[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]]
}}</ref>}}
 
'''Suku Sunda''' ({{lang-su|''Urang Sunda''}}, [[Aksara Sunda Baku|aksara Sunda]]: {{sund|ᮅᮛᮀ ᮞᮥᮔ᮪ᮓ}}) adalah [[suku bangsa]] yang berasal dari bagian barat [[Jawa|pulau Jawa]], [[Indonesia]], dengan istilah ''[[Tatar Sunda|Tatar Pasundan]]'' yang mencakup sebagian besar wilayah administrasi provinsi [[Jawa Barat]], [[Banten]], [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta]] dan sebagian barat [[Jawa Tengah]]. Populasi suku Sunda secara signifikan juga dapat ditemukan di wilayah [[Provinsi di Indonesia|provinsi lain di Indonesia]], danserta merupakan [[Kelompok etnis di luarIndonesia#Statistik|suku bangsa negeriterbesar sepertikedua di [[Republik Tiongkok|TaiwanIndonesia]],<ref>{{Cite [[Arabweb|last=GoodStats|title=10 Saudi]],Suku [[Hongkong]]dengan ([[Tiongkok]]),Populasi [[Malaysia]],Terbanyak [[Singapura]]di Indonesia, [[Jepang]]Jawa dan Sunda Mendominasi|url=https://goodstats.id/article/10-suku-dengan-populasi-terbanyak-di-indonesia-siapa-saja-CrSl0#:~:text=Suku%20Sunda%20menjadi%20peringkat%20kedua,,%20Banten,%20dan%20DKI%20Jakarta.|website=GoodStats|language=id|access-date=2024-08-26}}</ref> dan terbesar keempat di [[KoreaAsia SelatanTenggara]],.<ref>{{Cite danweb|last=Kirana|first=Siti negaraAdisya|date=2024-negara03-31|title=5 lainnyaEtnis sebagaiTerbesar tempatdi bagiAsia paraTenggara, diasporaJawa SundaMenduduki Peringkat Pertama?|url=https://www.viva.co.id/edukasi/1701422-5-etnis-terbesar-di-asia-tenggara-jawa-menduduki-peringkat-pertama|website=www.viva.co.id|language=id|access-date=2024-08-26}}</ref>
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Soendanese theepluksters TMnr 10011963.jpg|jmpl|300px|Wanita Sunda pemetik teh pada masa [[Hindia Belanda]]]]
 
'''Suku Sunda''' ({{lang-su|''Urang Sunda''}}, [[Aksara Sunda Baku|aksara Sunda]]: {{sund|ᮅᮛᮀ ᮞᮥᮔ᮪ᮓ}}) adalah [[suku bangsa]] yang berasal dari bagian barat [[Jawa|pulau Jawa]], [[Indonesia]], dengan istilah ''[[Tatar Sunda|Tatar Pasundan]]'' yang mencakup sebagian besar wilayah administrasi provinsi [[Jawa Barat]], [[Banten]], [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta]] dan sebagian barat [[Jawa Tengah]]. Populasi suku Sunda secara signifikan juga dapat ditemukan di wilayah [[Provinsi di Indonesia|provinsi lain di Indonesia]], dan di luar negeri seperti di [[Republik Tiongkok|Taiwan]], [[Arab Saudi]], [[Hongkong]] ([[Tiongkok]]), [[Malaysia]], [[Singapura]], [[Jepang]], [[Korea Selatan]], dan negara-negara lainnya sebagai tempat bagi para diaspora Sunda.
 
Jati diri yang mempersatukan orang Sunda adalah [[Bahasa Sunda|bahasa]] dan [[Budaya Sunda|budayanya]]. Orang Sunda dikenal memiliki sifat optimistis, ramah, sopan, riang, dan bersahaja.<ref>{{Cite web |url=http://www.balitouring.com/culture/sunda.htm |title=Sundanese Culture |access-date=2011-07-06 |archive-date=2022-09-29 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220929025518/http://www.balitouring.com/culture/sunda.htm |dead-url=yes }}</ref> Orang [[Portugis]] mencatat dalam [[Suma Oriental]] bahwa orang Sunda bersifat jujur dan pemberani. Orang Sunda juga adalah suku bangsa pertama yang melakukan hubungan diplomatik secara sejajar dengan bangsa lain. Sang Hyang [[Surawisesa]] atau Raja Samian adalah raja pertama di [[Nusantara]] yang melakukan hubungan diplomatik dengan bangsa lain pada abad ke-15 dengan orang [[Kolonialisme Portugis di Indonesia|Portugis]] di [[Malaka]]. Hasil dari diplomasinya dituangkan dalam [[Prasasti Perjanjian Sunda-Portugal]].
Baris 151 ⟶ 159:
== Etimologi ==
 
Menurut Rouffaer (1905: 16) menyatakan bahwa kata Sunda berasal dari akar kata "sund" atau kata "suddha" dalam [[bahasa Sanskerta]] yang mempunyai pengertian bersinar, terang, berkilau, atau putih (Williams, 1872: 1128, Eringa, 1949: 289). Dalam [[bahasa Kawi]] dan [[bahasa Bali]] pun terdapat kata Sunda, dengan pengertian: bersih, suci, murni, tak tercela/bernoda, air, tumpukan, pangkat, atau waspada (Anandakusuma, 1986: 185-186; Mardiwarsito, 1990: 569-570; Winter, 1928: 219). Orang Sunda meyakini bahwa memiliki etos atau karakter ''Kasundaan'', sebagai jalan menuju keutamaan hidup. Karakter orang Sunda yang dimaksud adalah ''cageur'' (sehat), ''bageur'' (baik), ''bener'' (benar), ''singer'' (mawas diri), ''wanterwantér'' (berani), dan ''pinter'' (cerdas). Karakter ini telah dijalankan oleh masyarakat Sunda sejak zaman [[Kerajaan Salakanagara]], [[Kerajaan Tarumanagara|Tarumanagara]], [[Kerajaan Sunda- Galuh|Sunda-Galuh]], [[Kerajaan Pajajaran|Pajajaran]] hingga sekarang.
 
Nama Sunda mulai digunakan oleh raja [[Purnawarman]] pada tahun 397 untuk menyebut ibu kota [[Kerajaan Tarumanagara]] yang didirikannya. Untuk mengembalikan pamor Tarumanagara yang semakin menurun, pada tahun 670, Tarusbawa, penguasa Tarumanagara yang ke-13, mengganti nama Tarumanagara menjadi Kerajaan Sunda. Kemudian peristiwa ini dijadikan alasan oleh Kerajaan Galuh untuk memisahkan negaranya dari kekuasaan Tarusbawa. Dalam posisi lemah dan ingin menghindarkan perang saudara, Tarusbawa menerima tuntutan raja Galuh. Akhirnya kawasan Tarumanagara dipecah menjadi dua kerajaan, yaitu [[Kerajaan Sunda]] dan [[Kerajaan Galuh]] dengan [[Sungai Citarum]] sebagai batasnya.
Baris 184 ⟶ 192:
== Kepercayaan ==
 
Sebagian besar orang Sunda beragama [[Islam]], tetapi ada juga sebagian kecil orang Sunda yang beragama [[Kekristenan|Kristen]] seperti di wilayah Cigugur, [[Kabupaten Kuningan|kabupaten Kuningan]]. Masyarakat Sunda yang menganut agama Kristen juga tersebar di beberapa wilayah selain di Cigugur yakni di Cianjur, Bandung, Sukabumi, Jakarta, dan Bogor. Bukti adanya Kekristenan di tanah Sunda dan pada masyarakat Sunda bisa dibuktikan dengan adanya [[Gereja Kristen Pasundan]] yang mana itu merupakan Gereja Kristen Protestan yang berisi orang-orang Sunda yang menganut denominasi Protestan dengan jemaat sebanyak kurang lebih sekitar 30-33 ribu jiwa dari 35-36 ribu jiwa masyarakat Sunda Kristen yang mana sisanya menganut Katolik. Agama [[Sunda Wiwitan]] masih bertahan di beberapa komunitas pedesaan suku Sunda, seperti pada masyarakat [[Suku BaduyBadui|Sunda Baduy]]. Populasinya secara signifikan terdapat di [[Kabupaten Lebak|kabupaten Lebak]], [[Banten]]. Sebagian sisanya terdapat juga di wilayah pedesaan Jawa Barat. Orang-orang Sunda Baduy di Banten mayoritas masih menganut kepercayaan asli Sunda, dan mereka juga terbagi menjadi 2 yaitu: Baduy luar dan Baduy dalam. Meski begitu, orang Baduy juga ada yang menganut agama Islam. Walau jumlahnya hanya sedikit dari total populasi masyarakat Baduy. Ada pula beberapa suku Sunda yang masih menganut ajaran Hindu maupun Buddha, tetapi jumlahnya sangat sedikit dari seluruh populasi. Beberapa dari mereka diketahui mempunyai keturunan bangsawan kerajaan Sunda zaman dahulu pada masa Hindu-Buddha.
 
== Bahasa ==
Baris 194 ⟶ 202:
Ada beberapa [[dialek]] dalam bahasa Sunda, para pakar bahasa biasanya membedakan enam dialek berbeda. Dialek-dialek ini adalah:
 
* Dialek Barat ([[Banten]], sebagian barat [[Kabupaten Bogor|kabupaten Bogor]] khususnya wilayah [[Jasinga Raya]], juga sebagian barat [[Kabupaten Sukabumi|kabupaten Sukabumi]])
* Dialek Utara-Pesisir (sebagian besar [[Kabupaten Bogor|kabupaten Bogor]] serta [[Kota Bogor|kota Bogor]], sebagian kecil [[Kota Depok|kota Depok]] & [[Kota Bekasi|kota Bekasi]], sebagian [[Kabupaten Bekasi|kabupaten Bekasi]], sebagian besar [[Kabupaten Purwakarta|kabupaten Purwakarta]], [[Kabupaten Karawang|kabupaten Karawang]], [[Kabupaten Subang|kabupaten Subang]], dan sebagian besarkecil [[Kabupaten SubangIndramayu|kabupaten SubangIndramayu]] bagian barat)
* Dialek Selatan/Priangan (sebagian besar [[Kabupaten Sukabumi|kabupaten Sukabumi]], sebagian timur dan selatan [[Kabupaten Bogor|kabupaten Bogor]], [[Kabupaten Purwakarta|kabupaten Purwakarta]] bagian selatan dan timur, [[Kabupaten Cianjur|kabupaten Cianjur]], [[Kota Bandung|kota Bandung]], [[Kota Cimahi|kota Cimahi]], [[Kabupaten Bandung Barat|kabupaten Bandung Barat]], [[Kabupaten Bandung|kabupaten Bandung]], [[Kabupaten Sumedang|kabupaten Sumedang]], [[Kabupaten Garut|kabupaten Garut]], sebagian kecil bagian selatan [[Kabupaten Subang|kabupaten Subang]], [[Kabupaten Tasikmalaya|kabupaten Tasikmalaya]], [[Kabupaten Majalengka|kabupaten Majalengka]] bagian selatan, [[Kota Tasikmalaya|kota Tasikmalaya]], sebagian besar [[Kabupaten Ciamis|kabupaten Ciamis]], sebagian [[Kota Banjar|kota Banjar]], dan sebagian kecil [[Kabupaten Pangandaran|kabupaten Pangandaran]])
* Dialek Tengah Timur (sebagian besar [[Kabupaten Majalengka|kabupaten Majalengka]], sebagian kecil [[Kabupaten Indramayu|kabupaten Indramayu]] bagian selatan, dan sebagian kecil bagian barat [[Kabupaten Kuningan|kabupaten Kuningan]])
* Dialek Timur Laut (sebagian besar [[Kabupaten Kuningan|kabupaten Kuningan]], bagian barat dan selatan [[Kabupaten Cirebon|kabupaten Cirebon]], serta[[Kabupaten sebagianIndramayu|kabupaten kecilIndramayu]] bagian timur, sebagian [[Kabupaten Brebes|kabupaten Brebes]] bagian timurbarat, &serta selatansebagian kecil [[Kota Cirebon|kota Cirebon]])
* Dialek Tenggara (sebagian [[Kota Banjar|kota Banjar]], sebagian kecil [[Kabupaten Ciamis|kabupaten Ciamis]], sebagian besar [[Kabupaten Pangandaran|kabupaten Pangandaran]], & sebagian kecil [[Kabupaten Cilacap|kabupaten Cilacap]] bagian timur dan utara khususnya di [[Dayeuhluhur, Cilacap|kecamatan Dayeuhluhur]])
 
Baris 237 ⟶ 245:
{{main|Rumah tradisional Sunda}}
 
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Huizen in Papandak TMnr 60050402.jpg|jmpl|ka|Rumah tradisional Sunda suhunan [[Julang ngapak|Julang Ngapak]] di Papandak, Garut]]
Secara tradisional rumah orang Sunda berbentuk panggung dengan ketinggian 0,5&nbsp;m – 0,8&nbsp;m atau 1 meter di atas permukaan tanah. Pada rumah-rumah yang sudah tua usianya, tinggi kolong ada yang mencapai 1,8 meter. Kolong ini sendiri umumnya digunakan untuk tempat mengikat binatang-binatang peliharaan seperti sapi, kuda, atau untuk menyimpan alat-alat pertanian seperti cangkul, bajak, garu dan sebagainya. Untuk naik ke rumah disediakan tangga yang disebut Golodog yang terbuat dari kayu atau bambu, yang biasanya terdiri tidak lebih dari tiga anak tangga. Golodog berfungsi juga untuk membersihkan kaki sebelum naik ke dalam rumah.
 
Rumah adat Sunda sebenarnya memiliki nama yang berbeda-beda bergantung pada bentuk atap dan pintu rumahnya. Secara tradisional ada atap yang bernama suhunan [[Jolopong]], Tagong Anjing, Badak Heuay, Perahu Kemureb, Jubleg Nangkub, Capit Gunting, dan Buka Pongpok. Dari kesemuanya itu, Jolopong adalah bentuk yang paling sederhana dan banyak dijumpai di daerah-daerah cagar budaya atau di desa-desa.
 
Jolopong memiliki dua bidang atap yang dipisahkan oleh jalur suhunan di tengah bangunan rumah. Batang suhunan sama panjangnya dan sejajar dengan kedua sisi bawah bidang atap yang sebelah menyebelah, sedangkan lainnya lebih pendek dibanding dengan suhunan dan memotong tegak lurus di kedua ujung suhunan itu.
Baris 258 ⟶ 266:
{{Main|Hidangan Sunda}}
 
Beberapa jenis makanan jajanan tradisional Indonesia yang berasal dari tanah sunda, seperti [[Sayur asam|sayur asem]], sayur[[sate lodehmaranggi]], [[pepes]], [[tutug oncom]], [[Lalap|lalaban]], [[peuyeum]], [[batagor]], [[lotek]], [[karedok]], dll.
 
== Profesi ==
Baris 264 ⟶ 272:
Mayoritas masyarakat Sunda berprofesi sebagai petani dan berladang, ini disebabkan tanah Sunda yang subur.<ref>{{cite book|last = Hendayana|first = Yayat|publisher= Pikiran Rakyat|title =Jawa Barat 2010, Terdepan atau Terpinggirkan?|date =|year =|url =|accessdate =|isbn = }}</ref> Sampai abad ke-19, banyak dari masyarakat Sunda yang berladang secara berpindah-pindah.
 
Selain bertani, masyarakat Sunda sering kali memilih untuk menjadi pengusaha dan pedagang sebagai mata pencariannya, meskipun kebanyakan berupa wirausaha kecil-kecilan yang sederhana, seperti menjadi penjaja makanan keliling, membuka [[warung]] atau rumah makan, membuka toko barang kelontong dan kebutuhan sehari-hari, atau membuka usaha cukur rambut, di daerah perkotaan ada pula yang membuka usaha percetakan, distro, cafe, rental mobil dan jual beli kendaraan bekas. Warung nasi khas Sunda, warung mi instan (lazim disebut "warung indomie") dan bubur kacang hijau, serta warung kopi adalah usaha ekonomi mikro sektor informal yang lazim dijalani oleh orang Sunda. Profesi pedagang keliling banyak pula dilakoni oleh masyarakat Sunda, terutama asal [[Kabupaten Tasikmalaya|Tasikmalaya]] dan [[Kabupaten Garut|Garut]]. [[Chairul Tanjung]] dan [[Eddy Kusnadi Sariaatmadja]] merupakan contoh-contoh pengusaha berdarah Sunda yang berhasil. Chairul Tanjung dan Eddy Kusnadi Sariaatmadja bahkan masuk ke dalam daftar 40 orang terkaya di Indonesia yang dirilis majalah Forbes pada tanggal 29 November 2012.
 
Profesi lainnya yang banyak dijalani oleh orang Sunda adalah sebagai [[pegawai negeri sipil]], pelaut, dan [[seniman]]; baik sebagai penyanyi ataupun aktor/aktris sinetron.
 
== Catatan ==