Kerajaan Lan Xang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Menghapus Fa_Ngum-Vtne1.JPG karena telah dihapus dari Commons oleh Krd; alasan: per c:Commons:Deletion requests/Files in Category:Statue of Fa Ngum, Vientiane. |
||
(18 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox Former Country
| native_name = {{lang|lo|ລ້ານຊ້າງ}}
| conventional_long_name = Kerajaan Lan Xang
| common_name = Lan Xang
| image_map = Map-of-southeast-asia 1400 CE.png
| image_map_caption = <span align="left">Negara-negara di Asia Tenggara kontinental, 1400 Masehi.<br />Dari kanan ke kiri, berlawanan arah jarum jam
{{color box|#0197FF}} [[Đại Việt]] {{color box|#019485}} Lan Xang {{color box|#CA49FF}} [[Lan Na]]<br/>
{{color box|#F76FFF}} [[Kerajaan Ava|Ava]] {{color box|#FF7098}} [[Kerajaan Hanthawaddy|Hanthawaddy]] {{color box|#FFBD49}} [[Kerajaan Sukhothai|Sukhothai]]<br/>
{{color box|#7364FB}} [[Kerajaan Ayutthaya|Ayutthaya]] {{color box|#FA516D}} [[Kekaisaran Khmer|Khmer]] {{color box|#F7F903}} [[Champa]]
</span>
| continent = Asia
| region = Asia Tenggara
| country = Laos
| era = Abad Pertengahan dan Renaisans
| status =
| event_start = Didirikan oleh Fa Ngum
| year_start = 1354
| date_start =
| event_end = Pembagian daerah
| year_end = 1707
| date_end =
| s1 = Kerajaan Luang Prabang
| flag_s1 = Flag of the Kingdom of Luang Phrabang (1707
| s2 = Kerajaan Vientiane
| flag_s2 = Flag of the Kingdom of Vientiane (1707 - 1828).svg
| s3 = Kerajaan Champasak
| flag_s3 = Flag of the Kingdom of Champasak (1713-1947).svg
| capital = [[Luang Prabang]],
[[Vientiane]] (1560–1707)
| common_languages = [[bahasa Lao|Lao]]
| religion = [[Buddha]]
| government_type = Kerajaan
| leader1 = [[Fa Ngum]]
| year_leader1 = 1354–1385
| leader2 = [[Samsenethai]]
| year_leader2 = 1373–1416|title_leader
| leader3 = Setthathirath▼
| year_leader3 = 1548–1571▼
▲|leader3 = Setthathirath
| leader4 = [[Sourigna Vongsa]]▼
▲|year_leader3 = 1548–1571
| year_leader4 = 1637–1694▼
▲|leader4 = [[Sourigna Vongsa]]
| title_leader = Raja▼
▲|year_leader4 = 1637–1694
| today = {{flag|Laos}}<br />{{flag|Thailand}}<br />{{flag|
▲|title_leader = Raja
| p1 = Kerajaan Khmer
▲|today = {{flag|Laos}}<br />{{flag|Thailand}}<br />{{flag|Cambodia}}<br />{{flag|China}}<br />{{flag|Myanmar}}<br />{{flag|Vietnam}}
| flag_p1 = Flag_of_Cambodia_(pre-1863).svg
}}
<!-- {{History of Laos}} -->
Baris 51 ⟶ 52:
* [[Bahasa Sansekerta|Sansekerta]]: Srī Śatanāganayuta
* [[Bahasa Thailand|Thai]]: ล้านช้าง ({{rtgs|Lan Chang}}) or ล้านช้างร่มขาว ({{rtgs|Lan Chang Rom Khao}})
* [[Bahasa Vietnam|Vietnam]]: Vạn Tượng</ref> merupakan sebuah kerajaan yang berdiri
Kerajaan Lan Xang selama tiga setengah abad merupakan salah satu kerajaan terbesar di [[Asia Tenggara]]. Arti dari nama Kerajaan Lan Xang sendiiri menunjukkan kekuatan dari raja dan tentara kerajaan pada masa-masa awal berdirinya.{{sfnp|Stuart-Fox| 1998| p=43–44}} Lan Xang merupakan negara pendahulu dari negara [[Laos]] serta menjadi basis bagi identitas historis dan kebudayaan nasional Laos.{{sfnp|Simms|1999| p=ix-xiii}}{{sfnp|Stuart-Fox| 1998|p=143–146}}
Baris 58 ⟶ 59:
=== Asal muasal ===
Daerah Kerajaan Lan Xang dihuni oleh masyarakat suku berbahasa [[rumpun bahasa Austroasia|Austroasia]] yang melahirkan kebudayaan [[Zaman Perunggu]] di [[Ban Chiang]] (kini [[Isan]], [[Thailand]]) dan [[budaya Đông Sơn]], serta masyarakat [[Zaman Besi
Hikayat tentang [[perluasan daerah selatan Dinasti Han]] menjadi sumber primer pertama yang menceritakan masyarakat berbahasa [[rumpun bahasa Tai–Kadai|Tai–Kadai]] atau ''Ai Lao'' yang menghuni daerah [[Yunnan]] dan [[Guangxi]], China kini. [[Orang Tai]] bermigrasi ke selatan pada beberapa gelombang mulai dari abda ke-7 dengan jatuhnya [[Nanzhao]] ke tangan Dinasti Han yang mempercepat proses [[Invasi Mongol terhadap China|Invasi Mongol]] di [[Yunnan]] (1253–1256) di daerah yang kelak menjadi bagian utara Kerajaan Lan Xang.{{sfnp|Simms| 1999|p=24–26}}{{sfnp|Stuart-Fox|2006 |p=6}}
Baris 74 ⟶ 75:
Fa Ngum memperolehh pasukan yang disebut "Pasukan Sepuluh Ribu" pada tahun 1349 untuk merebut tahta. Kala itu, kejayaan Kekaisaran Khmer sedang menurun (kemungkinan akibat dari wabah pes [[Maut Hitam]] ditambah dengan datangnya [[orang Tai]]).{{sfnp|Coe| 2003 }} Kerajaan Lanna dan Sukhothai saat itu juga telah berdiri di daerah bekas keukasaan Khmer sementara kekuasaan Siam meluas ke wilayah [[Sungai Chao Phraya]] serta kelak akan menjadi [[Kerajaan Ayutthaya]].{{sfnp|Wyatt|2003|p=30–49}} Peluang yang dimiliki Khmer adalah untuk membuat negara penyangga di wilaya yang tidak lagi dikuasainya, dan dapat dijaga dengan tentara yang lebih sedikit.
Penyerbuan Fa Ngum bermula di Laos bagian selatan dengan menguasai kota-kota di wilayah sekitar Champasak untuk kemudian bergerak ke utara melewati Thakek dan [[Provinsi Khammouane|Kham Muang]] sepanjang [[Sungai Mekong]]. Dari sana Fa Ngum mencari pertolongan dari [[Vientiane]] untuk menyerang Muang Sua,
Đại Việt, khawatir dengan musuhnya di selatan yaitu [[Champa]], mencoba merundingkan batas daerah mereka dengan Fa Ngum. [[Pegunungan Annam]] disetujui sebagai batas kultural dan politik dari kedua negara. Fa Ngum kemudian melanjutkan peperangannya menuju [[Sip Song Chau Tai]], di sepanjang [[Sungai Merah (Asia)|Sungai Merah]] dan [[Sungai Hitam (Asia)|Sungai Hitam]], yang banyak dihuni oleh masyarakat [[orang Lao|Lao]]. Setelah menguasai kekuatan Lao di wilayah-wilayahnya, Fa Ngum bergerak ke [[Nam Ou]] untuk menguasai [[Muang Sua]]. Setelah tiga kali serangan, Raja Muang Sua yang merupakan paman dari Fa Ngum, tidak mampu untuk menahan serangan berikutnya dari pasukan Fa Ngum dan lebih rela membunuh dirinya daripada dijadikan tahanan.{{sfnp|Simms| 1999|p=30–35}}{{sfnp|Stuart-Fox| 1998|p=38–43}}
Fa Ngum naik takhta pada tahun 1353/1354,<ref name=Coedes>{{cite book|last= Coedès|first= George|authorlink= George Coedès|editor= Walter F. Vella|others= trans.Susan Brown Cowing|title= The Indianized States of Southeast Asia|year= 1968|publisher= University of Hawaii Press|isbn= 978-0-8248-0368-1}}</ref>{{rp|225}} dan menamai kerajaannya ''Lan Xang Hom Khao'' atau "Negeri
[[Uthong]], pada tahun 1351, yang merupakan suami dari seorang putri Raja Suphanburi dari Khmer, mendirikan kota [[Phra Nakhon Si Ayutthaya (kota)|Ayutthaya]]. Sisa-sisa dari Kekaisaran Khmer kini menimbulkan konflik dengan Ayutthaya yang semakin kuat hingga menjadi musuh satu sama lain. Selama dekade 1350-an, Ayutthaya memperluas kekuasaanya di daerah Khmer bagian barat dan [[Dataran Tinggi Khorat]]. Pada tahun 1352, Ayutthaya mencoba menyerang [[Angkor]] namun tidak berhasil. {{sfnp|Wyatt|2003|p=52}}
Baris 87 ⟶ 88:
=== Raja Samsenthai dan Ratu Maha Devi ===
[[Fa Ngum]] kembali memimpin Lan Xang di peperangan era 1360-an melawan Sukhothai. Lan Xang mampu untuk mempertahankan daerahnya namun cukup untuk memberi pihak kerajaan dan warga yang telah lelah akan perang alasan untuk menurunkan Fa Ngum dari takhta dan mengangkat putranya yaitu [[Samsenethai|Oun Huean]]. Fa Ngum diasingkan ke [[Muang Nan]], tempat ia wafat antara tahun 1373 dan 1390.{{sfnp|Stuart-Fox|2003|publisher=Allen & Unwin|isbn=978-1-86448-954-5|p=80}}
Baris 106:
=== Raja Visoun ===
[[
Lan Xang terus melakukan pemulihan dari damapak peperangan dengan Đại Việt, yang mengarah kepada berkembangnya sisi kebudayaan dan perdagangan. [[Visunarat|Raja Visoun]] (1500–1520) merupakan penyuka seni dan selama masa kekuasaannya, kesusastraan klasik Lan Xang ditulis.{{sfnp|Stuart-Fox| 2006|p=22–25}} Pendeta dan wihara [[Theraveda|Buddha Theraveda]] menjadi pusat pembelajaran dan [[sangha]] berkembang baik dari segi kebudayaan maupun politik. ''Nithan Khun Borom'' (Kisah [[Khun Borom]]) ditulis bersama dengan beberapa [[Kisah Jataka]] yang menceritakan kehidupan-kehidupan [[Gautama Buddha|Buddha]]. [[Tripitaka]] diterjemahkan dari [[Pali]] ke [[bahasa Lao]], serta versi [[Ramayana]] atau ''[[Pra Lak Pra Lam]]'' dalam bahasa Lao juga dibuat.{{sfnp|Stuart-Fox| 1998|p=74}}
Selain pupuh, dokumentasi dilakukan mengenai hal pengobatan, astrologi, dan hukum. [[Musik Lao|Musik]] distandardisasi dengan dan gamelan tradisional kerajaan terbentuk. Raja Visoun juga membangun beberapa kuil atau ''wat'' di seluruh negeri. Ia memilih [[Phra Bang]], patung [[Buddha]] dalam posisi [[mudra]] atau "mengusir rasa takut", sebagai pelindung Lan Xang.{{sfnp|Stuart-Fox| 1998|p=74}} [[Phra Bang]] sebelumnya adalah pemberian dari [[Angkor]] dari mertua Fa Ngum yang dibawa oleh istrinya Keo Kang Ya. Menurut tradisi, patung tersebut dibuat di [[Sri Lanka]], yang merupakan pusat kebudayaan [[Therevada]], dibuat dari ''thong'', campuran emas dan perak.{{sfnp|Tossa|Nattavong|MacDonald |2008|p=116–117}}{{sfnp|Simms| 1999|p=37–39}}
[[Phra Bang]] sebelumnya berada di [[Vientiane]], sebagian karena masih kuatnya kepecayaan [[animisme]] di [[Muang Sua]].{{sfnp|Stuart-Fox| 1998|p=53}} Patung [[Phra Bang]] sangat disucikan sehingga nama [[Muang Sua]] diganti menjadi ''[[Luang Prabang]]''.<ref group="note">[[Luang Prabang]]: ''"Bang"'' dapat diterjemahkan sebagai ''"kurus/kecil"'' sehingga ''Luang Prabang'' berarti ''"(Kota) Patung Buddha Kurus Kerajaan"''</ref> Raja Visoun, putranya [[Photisarath]], dan cucunya [[Setthathirath]], serta cicitnya Nokeo Koumane kelak akan memimpin Lan Xang dalam garis keturunan yang kuat dan mampu untuk menjaga dan mengembalikan kejayaan Lan Xang di tengah masuknya ancaman dari luar
[[
=== Lanna dan perang melawan Ayutthaya ===
Baris 125:
Perebutan takhta di Lanna berlanjut namun karena letak Lanna yang berada di antara negara-negara agresif yaitu Burma dan Ayutthaya, stabilitas dipulihkan kembali. Sebagai hadiah atas bantuannya dalam menghadapi Ayutthaya serta keterikatan keluarganya terhadap Lanna, Raja Photisarath melalui putranya, Pangeran [[Setthathirath]], ditawarkan untuk memangku takhta Lanna. Setthathirath pada 1547 dinobatkan sebagai raja di Chiang Mai. Lan Xang kini berada di tengah kekuatan politik tertingginya dengan Photisarath sebagai Raja Lan Xang dan putranya yaitu Setthathirath sebagai Raja [[Lanna]]. Seperti tercatat di dalam ''Hikayat Chiang Mai'', Setthathirath mengambil kepemilikan [[Buddha Zamrud]] sebagai pelindung pribadinya (yang kelak menjadi pelindung Vientiane) dan menikahi Putri Nang Thip dan Nang Tonkham.{{sfnp|Wyatt|Wichienkeeo| 1995| p=118–119}}
Kedamaian berakhir ketika pada tahun 1548, [[Perang Burma-Siam (1547–1549)|Burma menginvasi Ayutthaya]] namun tidak berhasil merebut ibu kotanya. Pada tahun yang sama, Burma mendekat ke Photisarath dan menawarkan persekutuan. Photisarath menolak tawaran tersebut namun tidak pula mendukung Ayutthaya yang delapan tahun sebelumnya gagal menginvasi Lan Xang. Pada tahun 1550, Photisarath kembali ke Luang Prabang,
=== Raja Setthathirath dan invasi Burma ===
[[
Pada tahun 1548, [[Setthathirath|Raja Setthathirath]] (sebagai Raja Lanna) menjadikan [[Distrik Chiang Saen|Chiang Saen]] sebagai ibu kota. [[Chiang Mai]] masih memiliki kubu-kubu yang kuat di pemerintahan kerajaan sementara ancaman dari [[Burma]] dan Ayutthaya semakin besar. Setelah kematian dini ayahnya, Raja Setthathirath meninggalkan Lanna dengan dua istrinya sebagai wali. Di Lan Xang, Setthathirath dinobatkan sebagai Raja Lan Xang. Kepergian Setthathirath membuat kubu lain di Lanna menobatkan [[Yun Bayin|Chao Mekuti]] sebagai raja pada tahun 1551.{{sfnp|Wyatt|Wichienkeeo| 1995|p=120–122}}
Baris 135:
Pada tahun 1560, Setthathirath secara resmi memindahkan ibu kota Lan Xang dari Luang Prabang ke Vientiane, yang kelak menjadi ibu kota untuk 250 tahun berikutnya.{{sfnp|Simms| 1999|p=73}} Pemindahan ibu kota secara resmi diiringi dengan program pembangunan yang besar yang mencakup penguatan pertahanan kota, pembangunan istana resmi dan [[Haw Phra Kaew]] untuk [[Buddha Zamrud]], serta pemugaran [[That Luang]] di Vientiane. Di Luang Prabang, [[Wat Xieng Thong]] dibangun kemungkinan sebagai kompensasi pemindahan ibu kota Lan Xang. Sementara itu di [[Nakhon Phanom]], pemugaran diakukan terhadap [[That Phanom]].{{sfnp|Stuart-Fox| 2006|p=61–72}}
Sebua perjanjian ditandatangani antara Lan Xang dan Ayutthaya pada tahun 1563 yang dikokohkan dengan dipinangnya Putri Thepkasattri (putri dari Ratu [[Suriyothai]] dari [[Ayutthaya (kota)|Ayutthaya]]). Akan tetapi, Raja [[Maha Chakkraphat]] mencoba untuk menukarnya dengan Putri Kaeo Fa namun ditolak.{{sfnp|Wyatt|2003|p=80}} Di tengah konflik, [[Perang Burma-Siam (1563–1564)|Burma menginvasi Ayutthaya]] bagian utara dengan bantuan [[Mahathammarachathirat (Raja Ayutthaya)|Maha Thammaracha]], Raja Muda dan Gubernur [[Phitsanulok]]. Baru pada tahun 1564, Chakkraphat mengirimkan Putri Thepkasattri ke Lan Xang bersama dengan
Maha Thammaracha menyerang Thepkasattri dan mengirimnya ke Burma. Thepkasattri melakukan bunuh diri setelah tiba atau saat di perjalanan. Menghadapi pasukan Burma yang lebih kuat, Chakkraphat kehilangan persekutuannya dengan Lan Xang, daerah utara Ayutthaya, dan putrinya. Untuk menghindari serangan lain
Burma kemudian melihat ke utara untuk menggulingkan Raja Mekuti dari Lanna, yang tidak mendukung upaya invasi Burma di Ayutthaya tahun 1563.<ref name=geh-167-168>Harvey 1925: 167–168</ref><ref name=my-2-266-268>Maha Yazawin Vol. 2 2006: 266–268</ref> Ketika Chiang Mai jatuh ke tangan Burma, sebagaian penduduk mengungsi ke Vientiane dan Lan Xang. Raja Setthathirath yang sadar bahwa Vientiane tidak dapat bertahan jika mengalami pengepungan yang lama, memerintahkan seluruh kota untuk dievakuasi dan dikosongkan dari pasokan perang. Saat Burma berhasil merebut Vientiane, mereka terpaksa mencari pasoka ke desa-desa. Setthathirath telah mengatur serangan-serangan kecil dan [[gerilya]] untuk melawan pasukan Burma. Di tengah kelaparan, wabah penyakit, dan organisasi yang kendor, Raja Bayinnaung terpakasa mundur pada tahun 1565, menjadikan Lan Xang sebagai satu-satunya kerajaan [[orang Tai]] yang merdeka.{{sfnp|Simms| 1999|p=73–75}}{{sfnp|Stuart-Fox| 1998|p=81–82}}
Baris 143:
==== Persekongkolan ====
{{See also|Perang Burma-Siam (1568–1570)}}
[[
Raja Mahinthrathirat pada tahun 1567 mendekati Raja Setthathirath dengan rencana agar Ayutthaya melakukan pemberontakan terhadap Burma dengan melancarkan serangan balasan terhadap Mahathammarachathirat di Phitsanulok. Rencana tersebut mencakup penyerbuan dari Lan Xang di darat yang dibantu angkatan laut Ayutthaya yang bergerak ke arah hulu [[Sungai Nan]]. Mahathammarachathirat saat itu sedang berada di Burma sementara Maha Chakkraphat telah diizinkan kembali ke Ayutthaya karena Burma sibuk menghadapi pemberontakan [[orang Shan|Shan]].{{sfnp|Simms| 1999|p=78–79}}
Rencana tersebut diketahui oleh pihak Burma dan pasukan bantuan dikirim ke Phitsanulok. Mengetahui bahwa Phitsanulok telah disokong oleh kekuatan penuh, Raja Setthathirath menarik serangannya namun menangkis penyerbuan dari lima jenderal Burma yang mengejarnya di perjalanan kembali menuju Vientiane. Memanfaatkan situasi, Raja Chakkraphat melakukan serangan kedua ke Phitsanulok yang berhasil dilakukan namun tidak dapat ia pertahankan.{{sfnp|Simms| 1999|p=78–79}}
Raja Bayinnaung mengirimkan bala tentara yang besar pada tahun 1568 sebagai respon dari perlawanan ini. Awal tahun 1569 menyaksikan Kota Ayutthaya dibawah ancaman langsung sehingga Vientiane mengirimkan bantuan. Burma telah memprediksi bantuan tersebut sehingga Raja Setthathirath masuk ke dalam jebakan.{{sfnp|Wyatt| 2003|p=82}} Setelah pertempuran selama dua hari, pasukan Lan Xang menang di Lembah Pa Sak di dekat [[Provinsi Phetchabun|Phetchabun]]. Di saat yang sama, salah satu jenderal dari [[Nakhon Phanom]] lari ke selatan menuju Ayutthaya. Pasukan Burma berhimpun dan mampu mengalahkan pasukan lawan yang telah sementara Raja Setthathirath harus mundur ke Vientiane.{{sfnp|Simms| 1999|p=79–81}}
Baris 161:
Pangeran Nokeo Koumane ditahan selama 21 tahun di Burma pada tahun 1591. [[Sangha]] di Lan Xang mengirimkan utusan untuk menemui [[Nandabayin|Raja Nandabayin]] untuk meminta agar Nokeo Koumane dipulangkan ke Lan Xang sebagai raja vasal. Pada tahun 1591, Nokeo Koumane naik takhta di [[Vientiane]], mengumpulkan pasukannya dan bergerak ke [[Luang Prabang]] untuk menyatukan kedua kota dan menyatakan kemerdekaan Lan Xang dan memutus segala hubungan dengan [[Kekaisaran Toungoo]]. Raja Nokeo Koumane kemudian bergerak ke Muang Phuan dan ke daerah negara bagian tengah untuk menyatukan kembali seluruh daerah Lan Xang.{{sfnp|Simms| 1999|p=88–90}}
Pada tahun 1593, Raja Nokeo Koumane
=== Masa Kejayaan Lan Xang ===
[[
Selama kepemimpinan [[Sourigna Vongsa|Raja Sourigna Vongsa]] (1637–1694), Lan Xang mengalami 57 tahun masa perdamaian dan pembangunan.{{sfnp|Ivarsson| 2008| p=113}} [[Sangha]] Lan Xang berada di titik tertingginya, pusat pembelajaran biksu dari seluruh [[Asia Tenggara]]. Sastra, seni rupa, seni musik, dan tarian mengalami kebangkitan. [[Sourigna Vongsa|Raja Sourigna Vongsa]] merancang banyak undang-undang negara dan mendirikan sistem pengadilan. Ia juga menandatangani beberapa perjanjian baik politik maupun perdagangan dengan kerajaan-kerajaan di sekitarnya.{{sfnp|Stuart-Fox| 2006|p=74–77}}
Baris 173:
{{quotation| Istana kerajaan, dengan struktur dan simetrinya yang mempesona, dapat terlihat dari jauh. Ukurannya yang sangat menakjubkan hingga seseorang akan mengiranya sebuah kota, adalaah lambang dari keadaan negeri dan warganya yang tak terhingga yang dimilikinya. Wisma raja, dihiasi dengan sebuah gapura yang megah, memilki kamar-kamar yang bagus dengan sebuah ruang tamu yang indah, semuanya terbuat dari kayu yang tidak bisa rusak (jati) berhiaskan pahatan-pahatan di luar dan di dalam, yang disepuh secara detail hingga tidak terlihat seperti ditutupi lembaran emas namun seperti terlapisi emas. Dari wisma raja, memasuki pekarangan yang sangat luas, terlihat deretan rumah-rumah yang besar, seluruhnya terbuat dari batu bata dan beratapkan genting, tempat di mana istri kedua sang raja tinggal. Di luarnya terdapat banyak lagi deretan rumah, dibangun dengan simetri, tempat dari para pejabat kerajaan. Aku dapat menulis satu buku penuh jika aku ingin menggambarkan dengan lengkap seluruh bagian istana lainnya, kemewahannya, kamar-kamarnya, tamannya, dan seluruh hal lainnya yang serupa.| Rm. Giovanni Maria Leria, (1663) <ref group="note">Diterjemahkan dari "''The royal palace, of which the structure and symmetry are admirable, can be seen from afar. Truly it is of prodigious size, so large one would take it for a city, both with respect to its situation and the infinite number of people who live there. The apartments of the king are adorned with a magnificent portal and include a number of beautiful rooms along with a great salon, all made from incorruptible timber (teak) and adorned outside and inside with excellent bas-reliefs, so delicately gilded that they seem to be plated with gold rather than covered with gold leaf. From the king's apartments, on entering the very spacious courtyards, one sees first a great series of houses, all of brick and covered with tiles, where usually live the secondary wives of the king; and beyond them a line of more houses, built in the same symmetrical form for the officials of the court. I could write a whole volume if I tried to describe exactly all the other parts of the palace, its riches, apartments, gardens, and all the other similar things.''"</ref>{{sfnp|Stuart-Fox| 2006|p=75}}}}
Istana kerajaan dan seluruh kota Vientiane rusak dan hancur akibat serangan Thai pada [[Pemberontakan Chao Anu|Perang Lao-Siam 1827–1828]].{{sfnp|Askew|Long|Logan| 2007}}
[[
=== Perebutan takhta ===
Baris 181:
Kerajaan-kerajaan Lao tersebut merdeka hingga tahun 1779 untuk menjadi vasal di bawah Thailand. Akan tetapi, masing-masing masih mempertahankan dinasitinya dan sebagian otonomi.{{sfnp|Wyatt|1963|p=13–32}}{{sfnp|Ngaosyvathn| 1998 }}
== Budaya populer ==
Lan Xang merupakan salah satu negara yang dapat dimainkan di [[Europa Universalis IV]].
== Catatan kaki ==
<References group="note"/>
== Referensi ==
{{reflist|3}}
Baris 196:
<!-- Sebagian sumber disembunyikan karena tidak digunakan di artikel ini namun digunakan di artikel di en.wikipedia. -->
{{refbegin}}
* {{loc}}
* {{cite book|last1=Askew|first1=Marc|first2=Colin|last2=Long|first3=William|last3=Logan|title=Vientiane: Transformations of a Lao Landscape|year=2007|publisher=Routledge|isbn=0-415-33141-2|ref=harv}}
<!-- *{{cite book|last=Bunce|first=Fredrick|title=Buddhist Textiles of Laos: Lan Na the Isan|year=2004|publisher=D.K. Print World|isbn=81-246-0250-6|ref=harv}}
-->*{{cite book|last1=Bush|first1=Austin|first2=Mark |last2=Elliot |first3=Nick |last3=Ray |title=Laos|year=2011|publisher=Lonely Planet|isbn=978-1-74179-153-2|ref=harv}}
* {{cite book|last=Coe|first=Michael D.|title=Angkor and Khmer Civilization|url=https://archive.org/details/angkorkhmercivil0000coem|year=2003|publisher=Thames & Hudson|isbn=978-0-500-02117-0|ref=harv}}
* {{cite book|last=Evans|first=Grant|title=The Last Century of Lao Royalty|year=2009|publisher=Silkworm Books|isbn=978-616-215-008-1|ref=harv}}
<!-- *{{cite book|last1=Evans|first1=Grant|first2=Milton|last2=Osborne| title=A Short History of Laos: The Land in Between|year=2003|publisher=Allen & Unwin|isbn=1-86448-997-9|ref=harv}}
*{{cite journal|last=Golomb|first=Louis|title= The Origin, Spread and Persistence of Glutinous Rice as a Staple Crop in Mainland Southeast Asia |journal=Journal of Southeast Asian Studies|year=1976|volume=7|issue=1|p=1–15|doi=10.1017/s0022463400010237|ref=harv}}
-->*{{cite journal|last=Gorman|first=Chester|title=Ban Chiang: A mosaic of impressions from the first two years|journal=Expedition|year=1976|volume=18|issue=4|p=14–26|ref=harv}}
* {{cite book|last=Higham|first=Charles|title= The Bronze Age of Southeast Asia |url=https://archive.org/details/bronzeageofsouth0000high|year=1996|publisher=Cambridge World Archeology|isbn=0-521-56505-7|ref=harv}}
<!--*{{cite book|last=Holt| first=John|title=Spirits of the Place: Buddhism and Lao Religious Culture|url=https://archive.org/details/spiritsofplacebu0000holt| year=2009|publisher=University of Hawaii Press|isbn=0-8248-3327-9|ref=harv}}
-->*{{cite book|last=Ivarsson|first=Soren|title=Creating Laos: The Making of a Lao Space Between Indochina and Siam, 1860–1945|year=2008|publisher=Nordic Institute of Asian Studies|isbn=978-87-7694-023-2|ref=harv}}
<!--*{{cite book|last=McDaniel|first=Justin|title= Gathering Leaves and Lifting Words: Histories of Buddhist Monastic Education in Laos and Thailand|year=2008|publisher=University of Washington Press|isbn=0-295-98849-5|ref=harv}}
Baris 213:
*{{cite book|last=Osborne| first=Milton|title=The Mekong: Turbulent Past, Uncertain Future|year=2001|publisher=Grove Press|isbn=0-8021-3802-0|ref=harv}}
-->*{{cite book|last=Simms|first=Peter and Sanda|title=The Kingdoms of Laos: Six Hundred Years of History|year=1999|publisher=Curzon Press|isbn=0-7007-1531-2|ref=harv}}
* {{cite journal|last=Solheim|first=Wilhelm|title= Northern Thailand, Southeast Asia and World Prehistory|journal=Asian Perspectives|year=1973|volume=13|p=145–162|ref=harv}}
* {{cite journal|last=Stuart-Fox|first=Martin|title=Who was Maha Thevi?|journal=Siam Society Journal|year=1993|volume=81|ref=harv}}
* {{cite book|last=Stuart-Fox|first=Martin|title=The Lao Kingdom of Lan Xang: Rise and Decline|url=https://archive.org/details/laokingdomoflanx0000stua|year=1998|publisher=White Lotus Press|isbn=974-8434-33-8|ref=harv}}
* {{cite book|last=Stuart-Fox|first=Martin|title=A Short History of China and Southeast Asia: Trade, Tribute and Influence|url=https://archive.org/details/shorthistoryofch0000stua|year=2003|publisher=Allen & Unwin|isbn=978-1-86448-954-5|ref=harv}}
* {{cite book|last=Stuart-Fox|first=Martin|title=Naga Cities of the Mekong: A Guide to the Temples, Legends, and History of Laos|year=2006|publisher=Media Masters|isbn=978-981-05-5923-6|ref=harv}}
* {{cite book|last=Stuart-Fox|first=Martin|title=Historical Dictionary of Laos|year=2008|publisher=The Scarecrow Press, Inc|isbn=978-0-8108-5624-0|ref=harv}}
* {{cite book|last1=Tossa|first1=Wajupp|first2=Kongdeuane |last2=Nattavong |first3=Margaret Read|last3=MacDonald |title=Lao Folktales |year=2008 |publisher=Libraries Unlimited|isbn=978-1-59158-345-5|ref=harv}}
<!--*{{cite book|editor-last=Turton|editor-first=Andrew|title=Civility and Savagery: Social Identity in Tai States|year=2000|publisher=Routledge|isbn=0-7007-1173-2|ref=harv}}
-->*{{cite book|last=Viravong|first=Sila|title=History of Laos (trans.)|year=1964|publisher=Paragon Book|location=New York| isbn=0-685-41963-0|pages=50–51|ref=harv}}
* {{cite journal|last=Wyatt|first=David K.|title=Siam and Laos, 1767–1827|journal=Journal of Southeast Asian History|year=1963|volume=4|issue=2|p=13–32|ref=harv}}
* {{cite book|last=Wyatt|first=David K.|title=Thailand: A Short History|url=https://archive.org/details/thailandshorthis00unse|year=2003|publisher=Yale University Press|isbn=0-300-08475-7|ref=harv}}
* {{cite book|editor-last1=Wyatt|editor-first1=David K.|editor-first2=Aroonrut|editor-last2=Wichienkeeo|title=The Chiang Mai Chronicle|year=1995|publisher=Silkworm Books|isbn=974-7100-62-2|ref=harv}}
{{refend}}
== Pranala luar ==
* [http://www.seasite.niu.edu/lao/culture/luangprabang/XDXT.htm Legend of the Founding of Xieng Dong-Xieng Thong at Muang Sua] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160303222825/http://www.seasite.niu.edu/lao/culture/luangprabang/XDXT.htm |date=2016-03-03 }}
[[
[[
[[
[[
[[
[[
[[
[[
[[
[[
[[
[[
[[
[[
|