Wahid Chan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pekerjaan: mengubah gaya bahasa penulisan
merapikan isi artikel
 
(3 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 20:
 
== Pekerjaan ==
Sejak tahun 1937, Wahid Chan bekerja di berbagai tempat sebagai pemain sandiwara di [[Sumatra]]. Setelah belajar dan menekuni peran sebagai pemain sandiwara selama 10 tahun, ia pindah ke Jakarta. Kepindahannya setelah Konferensi Meja Bundar selesai diselenggarakan.{{Cn}}
 
Pada awal kedatangannya ke Jakarta, Wahid Chan ditolak oleh beberapa studio film di [[Senen, Jakarta Pusat|Kecamatan Senen]]. Ia kemudian diterima di studio Golden Arrow yang dimiliki oleh Tuan Chang San. Sutradara studio Golden Arrow saat itu adalah [[Rd Ariffien|R. Ariffien]].
Ia ke [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] dalam keadaan yang amat menyedihkan. Pakaian yang dibawanya hanya sepasang bekas gerilya, dan uang tak lebih dari Rp.10. Berbulan-bulan, lapar-haus, tak dihiraukannya, dan diberbagai studio ia ditolak.''"Ach!, ini semua percobaan"'' katanya ''"Selagi matahari masih bersinar, harapanku tak akan pudar, karena dibalik awan yang tebal, matahari tetap bercahaya"''.
 
Wahid Chan menjadi pemeran dalam film sejak tahun 1951. Film pertama yang yang ia bermain peran di dalamnya adalah [[Budi Utama (film)|''Budi Utama'']] dengan peran sebagai seorang seniman tua. Wahid Chan tetap bekerja di studio Golden Arrow untuk lima film yaitu [[Budi Utama (film)|Budi Utama]], [[Pembalasan (film 1951)|Pembalasan]], Simpang Djalan, [[Seruni Laju (film)|Seruni Laju]], dan [[Merebut Kasih]].
Dikalangan Seniman Senen, Wahid Chan telah diangkat sebagai Camat Senen.
 
Setelah itu, ia bekerja untuk Semeru Film Co. dalam film [[Musim Melati]]. Ia juga bermain peran dalam fiilm [[Di Tepi Bengawan Solo|Ditepi Bengawan Solo]] dan [[Njiur Melambai]] yang diproduksi oleh Asiatic Film Coy. Setelah itu, Wahid Chan bermain peran dalam film [[Tenang Menanti]] yang diproduksi oleh Surja Film Co. Pada produksi kedua Surja Film Co, ia diserahkan membuat cerita dengan pimpinan dan bantuan Tuan [[R.S. Madhy]]. Cerita ini dibuat untuk film Mati Sebelum Sendja.[[Berkas:Wahid Chan and I Sukarno in Penjelundup Dunia Film 15 May 1955 p12.jpg|jmpl|Wahid Chan dan Iscandar Soekarno di film ''[[Penjelundup]] (1952)'']]Wahid Chan kemudian bekerja secara tidak teriikat untuk Studio Bintang Surabaja, Golden Arrow, dan [[Persari Film]]. Film-film terpenting Wahid Chan adalah [[Penjelundup]] (1952), [[Krisis (film)|Krisis]] (1953), [[Harimau Tjampa]] (1953), [[Putri dari Medan|Puteri Dari Medan]] (1954), [[Djudi (film)|Djudi]] (1955), [[Tudjuan (film)|Tudjuan]] (1956), [[Sendja Indah (film)|Sendja Indah]] (1957), [[Tugas Baru Inspektur Rachman]] (1960), [[Tudjuh Pradjurit]] (1962), [[Diambang Fadjar]] (1964), [[Matjan Kemajoran]] (1965) dan lain-lain.
Barulah di studio Golden Arrow ia diterima oleh Tuan Chang San dan [[Rd Ariffien|R. Ariffien]] (sutradara). ''"Ternyata bahwa tuduhan orang bahwa perusahaan-perusahaan film bangsa asing hanya mementingkan orang yang cantik saja, tidak beralasan terbukti dengan diterimanya saya menjadi pemain film dari perusahaan Golden Arrow"''.
 
== Kematian ==
Dia memasuki dunia film sejak tahun 1951, dimulai dengan [[Budi Utama (film)|Budi Utama]] sebagai seorang seniman tua. Lima cerita berturut dari Golden Arrow yaitu [[Budi Utama (film)|Budi Utama]], [[Pembalasan (film 1951)|Pembalasan]], Simpang Djalan, [[Seruni Laju (film)|Seruni Laju]], dan [[Merebut Kasih]]. Kemudian dalam [[Musim Melati]], dari Semeru Film Co. [[Di Tepi Bengawan Solo|Ditepi Bengawan Solo]] dan [[Njiur Melambai]] produksi Asiatic Film Coy. Dan baru saja selesai ialah [[Tenang Menanti]] dari Surja Film Co. Menurut katanya, dalam [[Tenang Menanti]] lah ia baru merasa sedikit puas, karena leluasa bergerak dan berlaku. Selain itu ia merasa mendapat sutradara dan teman-teman yang betul-betul ''"nuchter"'' dalam segala hal. Pada produksi kedua Surja Film Co, ia diserahkan membuat cerita dengan pimpinan dan bantuan Tuan [[R.S. Madhy]] yang berkalimat Mati Sebelum Sendja. Beberapa reel cerita sudah diopname, tetapi sekarang terpaksa ditunda untuk beberapa bulan karena satu dan hal lain.
Namun, salah satu insiden yang terjadi padanya, dia jatuh dan mengalami sakit encok yang cukup parah. Akibatnya, dia harus berhenti di Dunia Film untuk memulihkan rasa sakinya. Setelah ia beransur pulih, dia baru muncul kembali pada 1970, dimulai dengan [[Samiun dan Dasima]], kemudian tampil lagi dalam film-film [[Duel (film)|Duel]] (1970), [[Latando di Toradja]] (1970) dan [[Lisa (film 1971)|Lisa]] (1971). Telah menyelesaikan lebih dari 30 buah film dengan [[Sanrego]] (1971) sebagai filmnya yang terakhir. Sehingga ia wafat pada tanggal 20 Desember 1971 di [[Ujung Pandang, Makassar|Ujung Pandang]], [[Kota Makassar|Makassar]], [[Sulawesi Selatan]] di usia 50 tahun akibat sakit yang dia derita.
 
== Filmografi ==
Waktu belakangan ini, sering ia kami lihat di Studio Bintang Surabaja, Golden Arrow, [[Persari Film|Persari]], di mana ia akan berlaku, Wallahu alam. Karena ia pemain yang tidak terikat (free-lancer). Pula hampir setiap gambar bertukar ia hadir, terkadang sampai tiga kali berturut-turut menonton satu cerita, apabila gambar itu menarik hatinya. Bintang pujaannya ialah [[Glenn Ford]], [[Joseph Cotten|Joseph Cotton]], [[Humphrey Bogart]], [[Gregory Peck]], dan seluruh pemain watak dari Amerika. Menurut salah seorang temannya yang dekat, sekali ia hampir putus asa, dan akan mengundurkan diri dari Dunia Film disebabkan sempitnya ekonomi, dan kurangnya perhatian produser film terhadap artis film baru (new comer). Untung beberapa sahabat studentnya dapat menentramkan kembali pikirannya dan mengurungkan niatnya dengan perkataan ''"Jangan mundur karena kapasitasmu besar, hanya perusahaan film Indonesia yang kecil. Anggaplah pembayaran yang tak seimbang dengan jerih payahmu itu sebagai uang saku kepada seorang pelajar film. Dan jangan lupa, tinjaulah kembali keadaan beberapa puluh tahun yang lampau, sewaktu kita menonton film-film bisu dari Amerika. Gambar-gambar itu dipertunjukkan di gedung-gedung, di bawah skycrapers (pencakar langit), dengan mendapat perhatian penuh dari bangsa Amerika, khususnya, dan dunia umumnya. Pesatnya kemajuan mereka melulu bantuan moril bangsanya, pula berpuluh negara lain termasuk negeri jajahan lainnya, memuji dan membangga, malah memperdebatkan jago dari film tersebut. Bukanlah ini contoh yang tepat. Dan segala ocehan bangsa kita sendiri yang merendahkan mutu film Indonesia, anggaplah mereka belum masak pengertian."''
 
Ia amat suka berjalan kaki berjam-jam lamanya, sambil mempelajari penghidupan masyarakat yang 1001 corak itu. Hormat dan santunnya tiada berbeda kepada siapapun walau ningrat ataupun gembel.<ref>{{Cite web|date=2016-07-07|title=(Aneka, 1952) Bercakap-cakap dengan Bintang: Wahid Chan|url=https://seputarteater.wordpress.com/2016/07/07/aneka-1952-bercakap-cakap-dengan-bintang-wahid-chan/|website=Seputar Teater Indonesia|language=id-ID|access-date=2024-05-10}}</ref>
[[Berkas:Rd Sukarno and Wahid Chan in Penjelendup, Film Varia 2.3 (March 1955), p21.jpg|jmpl|[[Rendra Karno]] dan Wahid Chan di film ''[[Penjelundup|Penjelendup]] (1952)'']]
[[Berkas:Wahid Chan and I Sukarno in Penjelundup Dunia Film 15 May 1955 p12.jpg|jmpl|Wahid Chan dan Iscandar Soekarno di film ''[[Penjelundup]] (1952)'']]
[[Berkas:Moh Mochtar and Wahid Chan in Sungai Darah, Film Varia 1.11 (November 1954), p9.jpg|jmpl|[[Mohamad Mochtar|Moh Mochtar]] dan Wahid Chan di film ''[[Sungai Darah (film)|Sungai Darah]] (1954)'']]
Film-film terpenting Wahid Chan adalah [[Penjelundup]] (1952), [[Krisis (film)|Krisis]] (1953), [[Harimau Tjampa]] (1953), [[Putri dari Medan|Puteri Dari Medan]] (1954), [[Djudi (film)|Djudi]] (1955), [[Tudjuan (film)|Tudjuan]] (1956), [[Sendja Indah (film)|Sendja Indah]] (1957), [[Tugas Baru Inspektur Rachman]] (1960), [[Tudjuh Pradjurit]] (1962), [[Diambang Fadjar]] (1964), [[Matjan Kemajoran]] (1965) dan lain-lain.
 
Namun, salah satu insiden yang terjadi padanya, dia jatuh dan mengalami sakit encok yang cukup parah. Akibatnya, dia harus berhenti di Dunia Film untuk memulihkan rasa sakinya. Setelah ia beransur pulih, dia baru muncul kembali pada 1970, dimulai dengan [[Samiun dan Dasima]], kemudian tampil lagi dalam film-film [[Duel (film)|Duel]] (1970), [[Latando di Toradja]] (1970) dan [[Lisa (film 1971)|Lisa]] (1971). Telah menyelesaikan lebih dari 30 buah film dengan [[Sanrego]] (1971) sebagai filmnya yang terakhir. Sehingga ia wafat pada tanggal 20 Desember 1971 di [[Ujung Pandang, Makassar|Ujung Pandang]], [[Kota Makassar|Makassar]], [[Sulawesi Selatan]] di usia 50 tahun akibat sakit yang dia derita.
 
== Filmografi ==
 
* ''[[Musim Melati]]'' (1950)
* ''[[Seruni Laju (film)|Seruni Laju]]'' (1951)