Stasiun Tanjung Enim: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
k (via JWB)
 
(10 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 3:
| caption = Stasiun Tanjung Enim dan emplasemen batu baranya
| name = Tanjung Enim
| prov = SumatraSumatera Selatan
| kabupaten = Muara Enim
| kecamatan kabupaten = Lawang Kidul
Baris 10:
| kodepos = 31712
| open =
| close = 1986(?)
| close_type = PJKA
| operator = [[Divisi Regional III Palembang]]divreiii
| class = Besar
| kode = TAM
| no_stasiun = 6220
| letak = km 12+850 lintas [[Stasiun Muara Enim|Muara Enim]]–''[[Stasiun Tanjung Enim|Tanjung Enim]]''
| line = -
}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Kolenwagens ter belading onder het zeefhuis van de steenkoolmijn Boekit Asem Sumatra TMnr 10007013.jpg|jmpl|kiri|Area bongkar muat batu bara di Stasiun Tanjung Enim]]
'''Stasiun Tanjung Enim (TAM)''' adalah [[stasiun kereta api]] barang nonaktif yang terletak di [[Pasar Tanjung Enim, Lawang Kidul, Muara Enim|Pasar Tanjung Enim]], [[Lawang Kidul, Muara Enim|Lawang Kidul]], [[Kabupaten Muara Enim|Muara Enim]]; termasuk dalam [[Divisi Regional III Palembang]].
 
Stasiun ini awalnya dioperasikan untuk melayani angkutan [[batu bara]] dari Tanjung Enim menuju Lampung. Stasiun ini dahulu dibuka bersamaan dengan pembukaan jalur cabang Muara Enim–Tanjung Enim pada tanggal 1 September 1919. Stasiun ini sangat besar dan banyak memiliki area bongkar muat batu bara.<ref>{{cite book|author=Staatsspoorwegen|year=1921–1932|title=Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932|place=Batavia|publisher=Burgerlijke Openbare Werken}}</ref>
 
Pada awal tahun 1980-an, sebuah kelompok kerja yang diberi nama Kelompok Proyek Pengembangan Pengangkutan Batu Bara Bukit Asam dengan Kereta Api (KP3BAKA), yang menjadikemudian cikalbernaung bakaldi daribawah [[Bukit Asam|PT Bukit Asam Tbk.]], memutuskan untuk memulai operasi kereta api batu bara berbasis gerbong terbuka sebagai integrasi moda transportasi. Kereta api ini terus berkembang dan akhirnya, kereta api babaranjang resmi beroperasi pada tanggal 1 Oktober 1986, yang oleh harian ''[[Pikiran Rakyat]]'' disebut-sebut sebagai "rangkaian KA terpanjang se-[[Perbara|ASEAN]]".<ref>{{cite news|newspaper=Pikiran Rakyat|title=Rangkaian KA terpanjang di ASEAN Mulai Operasi|date=Oktober 1986}}</ref>
 
Keberadaan KA ini memaksa pengoperasian stasiun baru. Stasiun Tanjung Enim yang lama dengan terpaksa harus dinonaktifkan karena tidak cukup untuk memperpanjang jalur kereta apinya untuk memuat 40–60 gerbong babaranjang. Selain itu, padatnya permukiman penduduk di wilayah Tanjung Enim memaksa pihak PJKA mengembangkan Stasiun Tanjung Raja di wilayah pedesaan menjadi [[Stasiun Tanjung Enim Baru]] yang lebih besar dan lebih modern.
Baris 30 ⟶ 31:
{{reflist}}
 
{{adjacent stations|system=KAI
{{s-rail-start}}
|line1=Tanjung Enim Baru–Tanjung Enim|left1=Tanjung Enim Baru
{{s-rail|title=KAI}}
}}
{{s-line|system=KAI|previous=Tanjung Enim Baru|line=Percabangan menuju Tanjung Enim}}
{{s-end}}
 
{{stasiun-stub}}
{{coord|-3.751111|103.794888|display=title}}
 
[[Kategori:Bekas stasiun kereta api di SumatraSumatera Selatan|Tanjung Enim]]
[[Kategori:Kabupaten Muara Enim]]
[[Kategori:Lawang Kidul, Muara Enim]]
 
 
{{stasiun-Sumsel-stub}}