Gurindam Dua Belas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: kemungkinan menambah konten tanpa referensi atau referensi keliru
Kalimat titik
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(15 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{one source}}[[Berkas:Gurindam 12.JPG|jmpl|Gurindam Dua Belas pasal pertama dan kedua, ditatahkan pada marmer di dinding makam Engku Puteri Hamidah di [[Pulau Penyengat]], [[Kepulauan Riau]]. Pulau Penyengat diberikan kepadanya sebagai [[maskawin]].]]
'''Gurindam Dua Belas''' ([[Jawi]]: '''ڬوريندام دوا بلس''') merupakan salah satu karya agung sastra Indonesia. Karya ini termasuk kedalam jenis [[gurindam]], yaitu salah satu jenis puisi [[puisiBahasa Melayu lamaKlasik|Melayu klasik]],. Gurindam Dua Belas merupakan hasil karya dari [[Ali Haji bin Raja Haji Ahmad|Raja Ali Haji]] seorang sastrawan, pahlawan nasional dan [[Pahlawan Nasional]]bangsawan dari [[PulauKesultanan PenyengatLingga]], yang kini menjadi wilayah dari Provinsi [[Kepulauan Riau]].<ref>{{Cite web|last=ditwdb|date=2019-04-30|title=Gurindam iniDua ditulisBelas danKepulauan diselesaikanRiau, diTradis [[Pulaudan Penyengat]]ekpresi padalisan.|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/gurindam-dua-belas-kepulauan-riau-tradis-dan-ekpresi-lisan/|website=Direktorat tanggalWarisan 23dan Rajab 1264 [[Hijriyah]]Diplomasi atau [[1847]] Masehi pada saat Raja Ali Haji berusia 38 tahun.Budaya|language=id|access-date=2023-08-25}}</ref>
 
Gurindam Dua Belas ditulis dan diselesaikan di [[Pulau Penyengat]], Kepulauan Riau pada tanggal 23 Rajab 1264 H atau bertepatan dengan 1847 M disaat Raja Ali Haji berusia 38 tahun.<ref>{{Cite web|date=2015-12-17|title=GURINDAM DUA BELAS|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/gurindam-dua-belas/|website=Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya|language=id|access-date=2023-08-25}}</ref>
== Isi gurindam ==
 
== Isi Gurindam Dua Belas ==
[[Berkas:Gurindam 12 - 12.jpg|jmpl|Gurindam Dua Belas, pasal 11 dan 12]]
{{hatnote|Lihat pula: [[s:Gurindam Dua Belas|Gurindam Dua Belas]] di [[Wikisource]]}}
Karya sastra ini berbahasa Melayu Klasik dengan ciri khas banyaknya istilah tasawuf, kata-kata kiasan dan metafora. Karya ini terdiri dari dua belas pasal dan dikategorikan sebagai ''"Syi'r Al-lrsyadi"'' atau puisi didaktik karena berisikan nasehat atau petunjuk hidup, antara lain tentang ibadah, kewajiban raja, kewajiban anak terhadap orang tua, tugas orang tua kepada anak, budi pekerti dan hidup bermasyarakat.<ref>{{Cite web|title=Warisan Budaya Takbenda {{!}} Beranda|url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=15|website=warisanbudaya.kemdikbud.go.id|access-date=2023-08-25}}</ref>
Karya ini terdiri dari 12 [[Fasal]] dan dikategorikan sebagai '''''[[Syi'r al-Irsyadi]]''''' atau ''[[puisi didaktik]]'', karena berisikan [[nasihat]] dan petunjuk menuju hidup yang diridai oleh Allah swt. Selain itu terdapat pula pelajaran dasar Ilmu [[Tasawuf]] tentang mengenal "'''yang empat'''", yaitu [[syariat|syari'at]], [[tarekat]], [[hakikat]], dan [[makrifat]]. Diterbitkan pada tahun [[1854]] dalam ''[[Tijdschrft van het Bataviaasch Genootschap]] No. II'', Batavia, dengan [[huruf Arab]] dan diterjemahkan dalam [[Bahasa Belanda]] oleh [[Elisa Netscher]].<ref>Yayasan Tuanku Chalil. ''Gurindam Dua Belas: Gubahan Raja Ali Haji''.</ref>
 
Karya ini terdiri dari 12 [[Fasal]] dan dikategorikan sebagai '''''[[Syi'r al-Irsyadi]]''''' atau ''[[puisi didaktik]]'', karena berisikan [[nasihat]] dan petunjuk menuju hidup yang diridai oleh Allah swt. Selain itu terdapat pula pelajaran dasar Ilmu [[Tasawuf]] tentang mengenal "'''yang empat'''", yaitu [[syariat|syari'at]], [[tarekat]], [[hakikat]], dan [[makrifat]]. Diterbitkan pada tahun [[1854]] dalam ''[[Tijdschrft van het Bataviaasch Genootschap]] No. II'', Batavia, dengan [[huruf Arab]] dan diterjemahkan dalam [[Bahasa Belanda]] oleh [[Elisa Netscher]].<ref>Yayasan Tuanku Chalil. ''Gurindam Dua Belas: Gubahan Raja Ali Haji''.</ref>
 
Berikut merupakan isi dari Gurindam Dua Belas:<ref>{{Cite book|last=Pauzi, dkk|date=2019|title=NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL (GURINDAM DUA BELAS), PADA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT SERTA KEPERCAYAANMASYARAKAT TERHADAP HUKUM DALAM CEGAH TANGKAL RADIKALISME DI TANJUNGPINANG KEPULAUAN RIAU|location=Bintan|publisher=STAIN SULTAN ABDURRAHAMAN PRESS|isbn=978-623-90-371-6-1|url-status=live}}</ref>
 
===Gurindam I===
Ini gurindam pasal yang pertama :
 
Barang siapa tiada memegang agama,
sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.
Barang siapa mengenal yang empat,
maka ia itulah orang yang ma'rifat.
Barang siapa mengenal Allah,
suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.
Baris 21 ⟶ 27:
tahulah ia barang yang teperdaya.
Barang siapa mengenal akhirat,
tahulah Iaia dunia mudarat.
 
===Gurindam II===
Baris 31 ⟶ 37:
seperti rumah tiada bertiang.
Barang siapa meninggalkan puasa,
tidaklah mendapat dua2 termasa.
Barang siapa meninggalkan zakat,
tiadalah hartanya beroleh berkat.
Baris 43 ⟶ 49:
sedikitlah cita-cita.
Apabila terpelihara kuping,
khabar yang jahat tiadaiahtiadalah damping.
Apabila terpelihara lidah,
niscaya dapat daripadanya paedahfaedah.
Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan,
daripada segala berat dan ringan.
Baris 53 ⟶ 59:
di situlah banyak orang yang hilang semangat
Hendaklah peliharakan kaki,
daripada berjaianberjalan yang membawa rugi.
 
===Gurindam IV===
Ini gurindam pasal yang keempat :
 
HailHati kerajaan di daiamdalam tubuh,
jikalau lalimdzalim segala anggotapunanggota pun rubuh.
Apabila dengki sudah bertanah,
datanglah daripadanya beberapa anak panah.
Baris 82 ⟶ 88:
Ini gurindam pasal yang kelima:
 
Jika hendak mengenaimengenal orang berbangsa,
lihat kepada budi dan bahasa,
Jika hendak mengenal orang yang berbahagia,
Baris 115 ⟶ 121:
di situlah jalan masuk dusta.
Apabila banyak berlebih-lebihan suka,
itulah landatanda hampirkan duka.
Apabila kita kurang siasat,
itulah tanda pekerjaan hendak sesat.
Apabila anak tidak dilatih,
I'ikajika besar bapanya letih.
Apabila banyak mencela orang,
itulah tanda dirinya kurang.
Baris 126 ⟶ 132:
Apabila mendengar akan khabar,
menerimanya itu hendaklah sabar.
Apabila menengarmendengar akan aduan,
membicarakannya itu hendaklah cemburuan.
Apabila perkataan yang lemah-lembut,
Baris 145 ⟶ 151:
daripada yang lain dapat kesalahannya.
Daripada memuji diri hendaklah sabar,
biar dan pada orang datangnya khabar.
Orang yang suka menampakkan jasa,
setengah daripada syariksyirik mengaku kuasa.
Kejahatan diri sembunyikan,
kebalikan diri diamkan.
Baris 156 ⟶ 162:
Ini gurindam pasal yang kesembilan:
 
Tahu pekerjaan tak baik tetapi dikerjakan,
tetapi dikerjakan,
bukannya manusia yaituiah syaitan.
Kejahatan seorang perempuan tua,
Baris 195 ⟶ 200:
buanglah khianat.
Hendak marah,
dahulukan hajathujjah.
Hendak dimulai,
jangan melalui.
Baris 208 ⟶ 213:
tanda jadi sebarang kerja.
Hukum adil atas rakyat,
tanda raja beroleh anayatinayat.
KasihanKasihkan orang yang berilmu,
tanda rahmat atas dirimu.
Hormat akan orang yang pandai,
Baris 217 ⟶ 222:
Akhirat itu terlalu nyata,
kepada hati yang tidak buta.
 
== Nilai-nilai Gurindam Dua Belas ==
Gurindam 12 karya Raja Ali Haji memiliki nilai-nilai yang sangat tinggi, yaitu merangkum nilai berbagai kehidupan dan sosial budaya masyarakat berupa nilai keagamaan, nilai pergaulan dan sosial, nilai moral, dan nilai pendidikan karakter. Gurindam 12 memiliki ajaran dan tuntunan moral yang berlandaskan agama Islam yang dijadikan wadah oleh Raja Ali Haji melakukan syiar Islam. Gurindam 12 Raja Ali Haji memiliki nilai-nilai seperti (1) nilai religius Islami; (2) tuntunan perilaku dan pengendalian diri; dan (3) pengelolaan pikiran dan perasaan manusia.<ref>{{Cite web|last=Rakhmawati|first=Ani, dkk|title=KUPAS TUNTAS GURINDAM 12:
APRESIASI SASTRA KLASIK SEBAGAI UPAYA MENJAYAKAN BAHASA
DAN SASTRA INDONESIA|url=https://repositori.kemdikbud.go.id/10981/1/KUPAS%20TUNTAS%20GURINDAM%2012.pdf|website=https://repositori.kemdikbud.go.id/|access-date=25 Agustus 2023}}</ref>
 
== Referensi ==
{{reflist}}
{{puisi-stub}}
 
[[Kategori:Puisi]]