Gurindam Dua Belas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Masgatotkaca (bicara | kontrib)
baru
 
Kalimat titik
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(142 revisi perantara oleh 82 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''{{one source}}[[Berkas:Gurindam 12'''.JPG|jmpl|Gurindam merupakanDua hasilBelas karyapasal [[Rajapertama Alidan Haji]]kedua, seorangditatahkan sastrawanpada danmarmer pahlawandi nasionaldinding darimakam Engku Puteri Hamidah di [[Pulau Penyengat]], Provinsi [[Kepulauan Riau]]. Pulau Penyengat diberikan kepadanya sebagai [[maskawin]].]]
Gurindam Dua Belas ([[Jawi]]: '''ڬوريندام دوا بلس''') merupakan salah satu karya agung sastra Indonesia. Karya ini termasuk kedalam jenis [[gurindam]], yaitu salah satu jenis puisi [[Bahasa Melayu Klasik|Melayu klasik]]. Gurindam Dua Belas merupakan hasil karya dari [[Ali Haji bin Raja Haji Ahmad|Raja Ali Haji]] seorang sastrawan, pahlawan nasional dan bangsawan dari [[Kesultanan Lingga]] yang kini menjadi wilayah dari Provinsi [[Kepulauan Riau]].<ref>{{Cite web|last=ditwdb|date=2019-04-30|title=Gurindam Dua Belas Kepulauan Riau, Tradis dan ekpresi lisan.|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/gurindam-dua-belas-kepulauan-riau-tradis-dan-ekpresi-lisan/|website=Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya|language=id|access-date=2023-08-25}}</ref>
 
Gurindam Dua Belas ditulis dan diselesaikan di [[Pulau Penyengat]], Kepulauan Riau pada tanggal 23 Rajab 1264 H atau bertepatan dengan 1847 M disaat Raja Ali Haji berusia 38 tahun.<ref>{{Cite web|date=2015-12-17|title=GURINDAM DUA BELAS|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/gurindam-dua-belas/|website=Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya|language=id|access-date=2023-08-25}}</ref>
<h3>Gurindam I</h3>
 
== Isi Gurindam Dua Belas ==
[[Berkas:Gurindam 12 - 12.jpg|jmpl|Gurindam Dua Belas, pasal 11 dan 12]]
{{hatnote|Lihat pula: [[s:Gurindam Dua Belas|Gurindam Dua Belas]] di [[Wikisource]]}}
Karya sastra ini berbahasa Melayu Klasik dengan ciri khas banyaknya istilah tasawuf, kata-kata kiasan dan metafora. Karya ini terdiri dari dua belas pasal dan dikategorikan sebagai ''"Syi'r Al-lrsyadi"'' atau puisi didaktik karena berisikan nasehat atau petunjuk hidup, antara lain tentang ibadah, kewajiban raja, kewajiban anak terhadap orang tua, tugas orang tua kepada anak, budi pekerti dan hidup bermasyarakat.<ref>{{Cite web|title=Warisan Budaya Takbenda {{!}} Beranda|url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=15|website=warisanbudaya.kemdikbud.go.id|access-date=2023-08-25}}</ref>
 
Selain itu terdapat pula pelajaran dasar Ilmu [[Tasawuf]] tentang mengenal "'''yang empat'''", yaitu [[syariat|syari'at]], [[tarekat]], [[hakikat]], dan [[makrifat]]. Diterbitkan pada tahun [[1854]] dalam ''[[Tijdschrft van het Bataviaasch Genootschap]] No. II'', Batavia, dengan [[huruf Arab]] dan diterjemahkan dalam [[Bahasa Belanda]] oleh [[Elisa Netscher]].<ref>Yayasan Tuanku Chalil. ''Gurindam Dua Belas: Gubahan Raja Ali Haji''.</ref>
 
Berikut merupakan isi dari Gurindam Dua Belas:<ref>{{Cite book|last=Pauzi, dkk|date=2019|title=NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL (GURINDAM DUA BELAS), PADA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT SERTA KEPERCAYAANMASYARAKAT TERHADAP HUKUM DALAM CEGAH TANGKAL RADIKALISME DI TANJUNGPINANG KEPULAUAN RIAU|location=Bintan|publisher=STAIN SULTAN ABDURRAHAMAN PRESS|isbn=978-623-90-371-6-1|url-status=live}}</ref>
 
===Gurindam I===
Ini gurindam pasal yang pertama :
 
<em>Ini gurindam pasal yang pertama:</em>
<poem>
Barang siapa tiada memegang agama,
sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.
Barang siapa mengenal yang empat,
maka ia itulah orang yang ma'rifat.
Barang siapa mengenal Allah,
suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.
Baris 16 ⟶ 27:
tahulah ia barang yang teperdaya.
Barang siapa mengenal akhirat,
tahulah Iaia dunia mudarat.
</poem>
<h3>Gurindam II</h3>
 
===Gurindam II===
<em>Ini gurindam pasal yang kedua:</em>
Ini gurindam pasal yang kedua:
<poem>
 
Barang siapa mengenal yang tersebut,
Barang siapa mengenal yang tersebut,
tahulah ia makna takut.
tahulah ia makna takut.
Barang siapa meninggalkan sembahyang,
Barang siapa meninggalkan sembahyang,
seperti rumah tiada bertiang.
seperti rumah tiada bertiang.
Barang siapa meninggalkan puasa,
Barang siapa meninggalkan puasa,
tidaklah mendapat dua termasa.
tidaklah mendapat 2 termasa.
Barang siapa meninggalkan zakat,
Barang siapa meninggalkan zakat,
tiadalah hartanya beroleh berkat.
tiadalah hartanya beroleh berkat.
Barang siapa meninggalkan haji,
Barang siapa meninggalkan haji,
tiadalah ia menyempurnakan janji.
 
</poem>
<h3>===Gurindam III</h3>===
<em>Ini gurindam pasal yang ketiga:</em>
 
<poem>
Apabila terpelihara mata,
sedikitlah cita-cita.
Apabila terpelihara kuping,
khabar yang jahat tiadaiahtiadalah damping.
Apabila terpelihara lidah,
niscaya dapat daripadanya paedahfaedah.
Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan,
daripada segala berat dan ringan.
Baris 49 ⟶ 59:
di situlah banyak orang yang hilang semangat
Hendaklah peliharakan kaki,
daripada berjaianberjalan yang membawa rugi.
 
</poem>
<h3>===Gurindam IV</h3>===
<em>Ini gurindam pasal yang keempat :</em>
 
<poem>
HailHati kerajaan di daiamdalam tubuh,
jikalau lalimdzalim segala anggotapunanggota pun rubuh.
Apabila dengki sudah bertanah,
datanglah daripadanya beberapa anak panah.
Baris 74 ⟶ 84:
Di mana tahu salah diri,
jika tidak orang lain yang berperi.
 
</poem>
<h3>===Gurindam V</h3>===
<em>Ini gurindam pasal yang kelima:</em>
 
<poem>
Jika hendak mengenaimengenal orang berbangsa,
lihat kepada budi dan bahasa,
Jika hendak mengenal orang yang berbahagia,
Baris 90 ⟶ 100:
Jika hendak mengenal orang yang baik perangai,
lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai.
 
</poem>
<h3>===Gurindam VI</h3>===
<em>Ini gurindam pasal yang keenam:</em>
 
<poem>
Cahari olehmu akan sahabat,
yang boleh dijadikan obat.
Cahari olehmu akan guru,
yang boleh tahukan tiap seteru.
Cahari olehmu akan isteri,
yang boleh dimenyerahkan diri.
Cahari olehmu akan kawan,
pilih segala orang yang setiawan.
Cahari olehmu akan abdi,
yang ada baik sedikit budi,
 
</poem>
<h3>===Gurindam VII</h3>===
<em>Ini Gurindam pasal yang ketujuh:</em>
 
<poem>
Apabila banyak berkata-kata,
di situlah jalan masuk dusta.
Apabila banyak berlebih-lebihan suka,
itulah landatanda hampirkan duka.
Apabila kita kurang siasat,
itulah tanda pekerjaan hendak sesat.
Apabila anak tidak dilatih,
I'ikajika besar bapanya letih.
Apabila banyak mencela orang,
itulah tanda dirinya kurang.
Baris 122 ⟶ 132:
Apabila mendengar akan khabar,
menerimanya itu hendaklah sabar.
Apabila menengarmendengar akan aduan,
membicarakannya itu hendaklah cemburuan.
Apabila perkataan yang lemah-lembut,
Baris 130 ⟶ 140:
Apabila pekerjaan yang amat benar,
tidak boleh orang berbuat onar.
 
</poem>
<h3>===Gurindam VIII</h3>===
<em>Ini gurindam pasal yang kedelapan:</em>
 
<poem>
Barang siapa khianat akan dirinya,
apalagi kepada lainnya.
Kepada dirinya ia aniaya,
orang itu jangan engkau percaya.
Lidah yang suka membenarkan dirinya,
daripada yang lain dapat kesalahannya.
Daripada memuji diri hendaklah sabar,
biar dan pada orang datangnya khabar.
Orang yang suka menampakkan jasa,
setengah daripada syariksyirik mengaku kuasa.
Kejahatan diri sembunyikan,
kebalikan diri diamkan.
Keaiban orang jangan dibuka,
keaiban diri hendaklah sangka.
 
</poem>
<h3>===Gurindam IX</h3>===
<em>Ini gurindam pasal yang kesembilan:</em>
 
<poem>
Tahu pekerjaan tak baik, tetapi dikerjakan,
tetapi dikerjakan,
bukannya manusia yaituiah syaitan.
Kejahatan seorang perempuan tua,
itulah iblis punya penggawa.
Kepada segaia hamba-hamba raja,
di situlah syaitan tempatnya manja.
Kebanyakan orang yang muda-muda,
di situlah syaitan tempat berkuda.
Perkumpulan laki-laki dengan perempuan,
di situlah syaitan punya jamuan.
Adapun orang tua yang hemat,
syaitan tak suka membuat sahabat
Jika orang muda kuat berguru,
dengan syaitan jadi berseteru.
 
</poem>
<h3>===Gurindam X</h3>===
<em>Ini gurindam pasal yang kesepuluh:</em>
 
<poem>
Dengan bapa jangan durhaka,
supaya Allah tidak murka.
Dengan ibu hendaklah hormat,
supaya badan dapat selamat.
Dengan anak janganlah lalai,
supaya boleh naik ke tengah balai.
Dengan isteri dan gundik janganlah alpa,
supaya kemaluan jangan menerpa.
Dengan kawan hendaklah adil supaya tangannya jadi kafill.
 
</poem>
<h3>===Gurindam XI</h3>===
<em>Ini gurindam pasal yang kesebelas:</em>
 
<poem>
Hendaklah berjasa,
kepada yang sebangsa.
Hendaklah jadi kepala,
buang perangai yang cela.
Hendaklah memegang amanat,
buanglah khianat.
Hendak marah,
dahulukan hajathujjah.
Hendak dimulai,
jangan melalui.
Hendak ramai,
murahkan perangai.
 
</poem>
<h3>===Gurindam XII</h3>===
 
<em>Ini gurindam pasal yang kedua belas:</em>
Raja muafakat dengan menteri,
<poem>
seperti kebun berpagarkan duri.
Raja muafakat dengan menteri,
Betul hati kepada raja,
seperti kebun berpagarkan duri.
tanda jadi sebarang kerja.
Betul hati kepada raja,
Hukum adil atas rakyat,
tanda jadi sebarang kerja.
tanda raja beroleh inayat.
Hukum adil atas rakyat,
Kasihkan orang yang berilmu,
tanda raja beroleh anayat.
Kasihan orang yang berilmu,
tanda rahmat atas dirimu.
Hormat akan orang yang pandai,
tanda mengenal kasa dan cindai.
Ingatkan dirinya mati,
itulah asal berbuat bakti.
Akhirat itu terlalu nyata,
kepada hati yang tidak buta.
</poem>
 
== Nilai-nilai Gurindam Dua Belas ==
Gurindam 12 karya Raja Ali Haji memiliki nilai-nilai yang sangat tinggi, yaitu merangkum nilai berbagai kehidupan dan sosial budaya masyarakat berupa nilai keagamaan, nilai pergaulan dan sosial, nilai moral, dan nilai pendidikan karakter. Gurindam 12 memiliki ajaran dan tuntunan moral yang berlandaskan agama Islam yang dijadikan wadah oleh Raja Ali Haji melakukan syiar Islam. Gurindam 12 Raja Ali Haji memiliki nilai-nilai seperti (1) nilai religius Islami; (2) tuntunan perilaku dan pengendalian diri; dan (3) pengelolaan pikiran dan perasaan manusia.<ref>{{Cite web|last=Rakhmawati|first=Ani, dkk|title=KUPAS TUNTAS GURINDAM 12:
APRESIASI SASTRA KLASIK SEBAGAI UPAYA MENJAYAKAN BAHASA
DAN SASTRA INDONESIA|url=https://repositori.kemdikbud.go.id/10981/1/KUPAS%20TUNTAS%20GURINDAM%2012.pdf|website=https://repositori.kemdikbud.go.id/|access-date=25 Agustus 2023}}</ref>
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
[[Kategori:Puisi]]
[[Kategori:Raja Ali Haji]]
[[Kategori:KesusasteraanSastra Melayu]]