Abu Bakar Aceh: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →Baca pula: clean up, removed stub tag |
→cleanup: - fixed infobox; |
||
(14 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Tone|date=Desember 2021}}
{{Rapikan}}
{{Infobox Tokoh|name=Aboebakar Atjeh|image=Aboebakar Atjeh.jpg|birth_name=Aboebakar|birth_date={{birth date|1909|4|28|df=yes}}|<!--birth_place={{flagicon|Flag of the Aceh Sultanate.png}} [[Kutaradja]], [[Aceh Darussalam]]|death_date={{death date and age|1979|12|17|1909|4|28|df=yes}}-->|nationality= [[Indonesia]]|death_place= [[Jakarta]], [[Indonesia]]|mother=Hajjah Na'in|father=Sjah Abdurrahman|spouse=Soewami<br> ▼
{{Infobox Tokoh
| name = Aboebakar Atjeh
| image = Aboebakar Atjeh.jpg
| birth_name = Aboebakar
▲
| nationality = <!-- Hanya untuk warga negara; atau pihak asing -->
| death_place = [[Jakarta]], Indonesia
| birth_place = Atjeh en Onderhoorigheden, [[Hindia Belanda]]
| death_date = {{death date and age|1979|12|17|1909|4|28}}
| mother = Hajjah Na'in
| father = Sjah Abdurrahman
| spouse = Soewami<br>Soekarti
| children = <!-- Baris ini diisi hanya jumlah anak; hanya nama anak yang secara independen sudah terkenal atau telah memiliki artikelnya di Wikipedia; bila ada rujukan/referensi, uraikan pada artikel -->6
| resting_place = [[TPU Karet Bivak]], [[Jakarta]], Indonesia
| party = {{ubl|{{Parpolicon|Masyumi}}|{{Parpolicon|Golkar}}}}
| occupation = {{hlist|[[Penulis]]|[[Politikus]]|[[Ulama]]}}
}}
Prof. Dr. (HC) KH. '''Aboebakar Atjeh''' (atau '''Abubakar Aceh''' atau '''Abu Bakar Aceh''' atau '''Hadji Aboebakar''') ( {{Lahirmati|[[Kutaradja]], [[Aceh]]|18|04|1909|[[Jakarta]]|17|12|1979
Sebagian versi mengungkapkan ia lahir di [[Kutaradja]], sedangkan versi lain mengungkapkan di Peureumeu, Kabupaten [[Aceh Barat]]. Orangtuanya merupakan pasangan ulama. Ayahnya bernama Sjah Abdurahman, imam Masjid Raya Kutaradja (sekarang lebih sering disebut sebagai [[Masjid Raya Baiturrahman]]). Sedangkan ibunya bernama Hajjah Na'in.
Baris 17 ⟶ 27:
Nama Aboebakar Atjeh masuk dalam buku ''Seratus Tokoh Islam yang Paling Berpengaruh di Indonesia'' yang ditulis oleh Shalahuddin Hamid dan Iskandar Ahza.<ref>{{Cite web|url=https://www.nu.or.id/post/read/39619/haji-abu-bakar-aceh|title=Haji Abu Bakar Aceh|website=www.nu.or.id|language=en|access-date=2020-06-15}}</ref>
== Riwayat
=== Pendidikan ===
Sejak kecil belajar di beberapa dayah terkenal di Aceh, diantaranya dayah Teungku Haji Abdussalam Meuraxa dan dayah Manyang Tuanku Raja Keumala Peulanggahan di Kutaraja (Banda Aceh)
=== Pengalaman ===
Pada masa-masa mudanya aktif di sejumlah ormas dan partai. Pada 1923 aktif di [[Sarekat Islam]] di Aceh Barat. Lalu pada 1924 di [[Muhammadiyah]] dan di [[Partai Masyumi]] sejak 1946. Setelah Pemilu 1955, ia yang dikenal tawadhu dan tidak suka menonjolkan diri itu masuk menjadi [[Daftar anggota Konstituante Republik Indonesia|anggota Konstituante]] mewakili Partai Masyumi.
Pada masa sebelum kemerdekaan, zaman pendudukan Jepang, dan zaman setelah proklamasi,
mendirikan [[Muhammadiyah Setelah Proklamasi Kemerdekaan ia menjadi pegawai pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (1945). Kemudian ia menjabat Kepala Perpustakaan Islam Kementerian Agama di Yogyakarta (1946), anggota pemimpin Partai Masyumi di Yogyakarta (1946), dan menjadi Pegawai Tinggi pada Departemen (Kementerian) Agama Republik Indonesia (1947 – 1955). Pada tahun 1950, ia menjadi pimpinan editor majalah mimbar agama, majalah resmi Departemen Agama. Pada tahun 1948 bersama menteri agama waktu itu [[Masjkur|KH Masjkur]], ia memelopori gagasan penulisan Al-Qur’an Pusaka. Al-Qur’an tersebut berukauran 65 x 120 cm dan kini disimpan di Masjid Baitur Rahim, Istana Negara, Jakarta.
Baris 37 ⟶ 49:
Pengalamannya dalam menulis buku tentang KH. Wahid Hasyim tersebut dimulai pada waktu [[Daftar Menteri Agama Indonesia|Menteri Agama]] [[Masjkur|KH Masjkur]], pengganti Kiai Wahid, menggelar acara peringatan setahun wafatnya KH. Wahid Hasyim dengan menyerahkan lukisan tentang KH. Wahid Hasyim kepada Nyonya Solehah, sang istri KH. Wahid Hasyim yang juga ibunda dari [[Abdurrahman Wahid]]. Kemudian dibentuklah panitia peringatan yang salah satunya berbentuk penerbitan biografi KH. Wahid Hasyim. Dan Aboebakar Atjeh selaku Kepala Bagian Penerbitan Kementerian Agama ditunjuk sebagai penulis.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=a71mDwAAQBAJ&pg=PA70&lpg=PA70&dq=Aboebakar+Atjeh+tokoh+NU&source=bl&ots=TnzysqeQVM&sig=ACfU3U3VFZT07Ga2KpM9B6Ek8VGwTQ4xgQ&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjYu5jz8YPqAhVZXSsKHfJ-D3AQ6AEwBHoECAoQAQ#v=onepage&q=Aboebakar%20Atjeh%20tokoh%20NU&f=false|title=Ijtihad Politik Ulama ; Sejarah NU 1952-1967|last=Fealy|first=Greg|date=2012-01-01|publisher=Lkis Pelangi Aksara|isbn=978-979-3381-00-8|language=id}}</ref>
Aboebakar Atjeh dikenal tekun menggarap penulisan biografi tersebut. Ia bekerja siang dan malam menghubungi para
Setelah setahun mengumpulkan semuanya, ia mulai menulis, hingga menjadi buku seperti sekarang. Buku ini menunjukkan keluasan dan kedalaman pengetahuan Aboebakar tentang pesantren dan dunia ulama. Kedekatan dan keakrabannya dengan kalangan reformis-modernis selama di [[Yogyakarta]], tidak menghalanginya juga untuk membangun suasana harmonis dengan komunitas pesantren. Dalam sejumlah tulisannya, Aboebakar menunjukkan kekagumannya dan bahkan menimba banyak dari tradisi keilmuan pesantren.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=8IcQyA9G0vIC&pg=PT132&lpg=PT132&dq=Aboebakar+Atjeh+tokoh+NU&source=bl&ots=WF-TBOYjO8&sig=ACfU3U2N5X-MrGD5vJGbLmqOPBWs3-MHjQ&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjYu5jz8YPqAhVZXSsKHfJ-D3AQ6AEwCHoECAgQAQ#v=onepage&q=Aboebakar%20Atjeh%20tokoh%20NU&f=false|title=Persatuan Islam: Islamic Reform in Twentieth Century Indonesia|last=Federspiel|first=Howard M.|date=2009|publisher=Equinox Publishing|isbn=978-602-8397-47-6|language=en}}</ref>
Baris 43 ⟶ 55:
Dalam satu tulisannya, “Kebangkitan Dunia Baru Islam di Indonesia”, untuk satu bab buku terjemahan Stoddard, Dunia Baru Islam (1966), ia menunjukkan kontribusi masing-masing, yang reformis-modernis-tradisi maupun Kaum Tua-Kaum Muda, bagi kemerdekaan Indonesia. Semua tulisan diarahkan pada pendekatan rekonsiliasi, titik temu dan pencarian sintesis-sintesis baru bagi kemajuan dan pengumpulan kekuatan bangsa ini. Isi tulisan macam ini tidak kita temukan pada sejumlah sarjana Indonesia didikan Amerika, Eropa maupun Australia, yang selalu mencari titik lemah pada komunitas pesantren, pengumpulan titik kelemahan bangsa ini, serta penonjolan titik-titik tengkar di antara berbagai komponen bangsa ini.<ref>{{Cite book|url=https://catalogue.nla.gov.au/Record/7425220|title=Sejarah Syiah di Nusantara|last=Abubakar Aceh|last2=Santosa|first2=Kholid O.|date=2017|publisher=Sega Arsy|edition=Cetakan pertama|location=Cisaranten Kulon, Bandung}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/mkn/mengenal-lebih-dekat-kh-hasyim-asyari/|title=MENGENAL LEBIH DEKAT KH HASYIM ASY’ARI|last=juniawandahlan|date=2016-10-04|website=Museum Kebangkitan Nasional|language=en-US|access-date=2020-06-15}}</ref>
== Kehidupan
=== Keluarga ===
Aboebakar Atjeh memiliki dua orang istri, yaitu Soewami dan Soekarti. Pernikahannya dengan Soewami tidak dikaruniai anak, sedangkan pernikahannya dengan Soekarti dikaruniai 6 (enam) orang anak. Keenam anak tersebut adalah:
Baris 54 ⟶ 66:
# Farhan A. (meninggal 2004)<ref>{{Cite book|url=http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,13-id,39619-lang,id-c,tokoh-t,Haji%20Abu%20Bakar%20Aceh-.phpx|title=Haji Abu Bakar Aceh|date=10}}</ref>
==
Beberapa karya tulis Aboebakar Atjeh:
* Aceh dalam sejarah kebudayaan, sastra & kesenian<ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books/about/Aceh_dalam_sejarah_kebudayaan_sastra_kes.html?id=miY7nQAACAAJ&redir_esc=y|title=Aceh dalam sejarah kebudayaan, sastra & kesenian H. Aboebakar Atjeh|last=Aceh|first=Abubakar|date=1970|publisher=Alma'arif|language=id}}</ref>
Baris 84 ⟶ 96:
* Wasiat Ibn Arabi <ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=B4cHkAEACAAJ&dq=inauthor:%22Abubakar+Aceh%22&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwil5PG_7oPqAhUEdCsKHUm_DmY4ChDoAQhfMAg|title=Wasiat Ibn Arabi|last=Aceh|first=Abubakar|date=2016|publisher=Sega Arsy|language=id}}</ref>
* Mutiara Achlak <ref>{{Cite book|url=https://books.google.co.id/books?id=qpMgAAAAMAAJ&dq=inauthor:%22Abubakar+Aceh%22&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwilr4-q7YPqAhVFVH0KHdqyCk4Q6AEIajAJ|title=Mutiara achlak: filsafat dan pendidikan budi pekerti menurut adjaran al-Qurän|last=Aceh|first=Abubakar|date=1963|publisher=Bulan Bintang|language=id}}</ref>
* dan lain-lain.<ref>{{Cite journal|last=Kaifahmi|first=Luthfi|date=2018-03-14|title=PEMIKIRAN TASAWUF DAN TAREKAT PERSPEKTIF ABOEBAKAR ATJEH TAHUN 1948-1977|url=http://e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2870/|language=en|publisher=IAIN SALATIGA}}</ref>
== Referensi ==
{{Reflist}}
== Baca pula ==
Baris 110 ⟶ 119:
[[Kategori:Ulama Aceh]]
[[Kategori:Tokoh Muhammadiyah]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Politikus asal Aceh]]
[[Kategori:Politikus Partai Golongan Karya]]
|