Vickynisasi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k clean up, replaced: atau pun → ataupun (2) |
FelixJL111 (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
||
(19 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Vickynisasi''' atau '''Vickinisasi''' adalah sebuah fenomena kebahasaan yang berasal dari gaya berbahasa [[Vicky Prasetyo]], seorang [[pembawa acara]] dan [[pelawak]] berkebangsaan Indonesia. Istilah ini digunakan untuk menunjuk penggunaan bahasa campuran Indonesia-Inggris dan perpaduan kata-kata yang tidak lazim. Fenomena kebahasaan ini sempat populer pada tahun 2012 dan ramai digunakan dalam dunia hiburan sebagai lelucon.<ref>{{Cite web|url=https://www.hipwee.com/hiburan/bangganya-vicky-prasetyo-merusak-bahasa-asing-dengan-ngomong-amburadul-kan-jadi-kitanya-yang-pusing/|title=Bangganya Vicky Prasetyo Rusak Bahasa Asing dengan Ngomong Amburadul. Kan Jadi Kitanya yang Pusing~|last=Fhai|date=2018-02-22|website=Hipwee|language=id-ID|access-date=2019-05-03}}</ref><ref name=":3">"Terjangkit Vickynisasi dan Keinggris-inggrisan" Majalah Nuansa Edisi 2, 2015. http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/Nuansa%202,%202015.pdf</ref>
Meskipun demikian, fenomena ini dipandang tidak hanya sebatas gejala linguistik, tetapi lebih pada gejala sosial. Orang berbahasa dengan gaya Vickynisasi memiliki tujuan prestise, supaya dipandang pintar oleh masyarakat.<ref name=":0">{{Cite web|url=https://republika.co.id/berita/nasional/umum/13/09/11/msy0dk-vickinisasi-termasuk-penyakit-bahasa|title='Vickinisasi' Termasuk Penyakit Bahasa|date=2013-09-11|website=Republika Online|access-date=2019-05-03}}</ref> Vickynisasi adalah sebuah usaha untuk meniru gaya bahasa yang dimiliki oleh kalangan berstatus sosial dan berpendidikan tinggi/[[cendekiawan]], walaupun pada akhirnya gagal mencapai gaya bahasa tersebut dan malah terdengar aneh dan sulit dimengerti.<ref name="merdeka.com">{{Cite
== Sejarah ==
Fenomena kebahasaan Vickynisasi bermula ketika wawancara Vicky Prasetyo sebagai tunangan [[Zaskia Gotik|Zaskia Gothik]] mulai disiarkan di saluran-saluran televisi. Cara dan gaya berbahasa Vicky yang tidak lazim membuat masyarakat ramai memperbincangkannya. Setelah video wawancara tersebut viral di internet, kepopuleran fenomena kebahasaan ini bertambah marak. Fenomena kebahasaan Vickynisasi sempat sangat populer pada tahun 2012 dan ditiru sebagai kelakar baik oleh sesama kalangan selebritas ataupun masyarakat awam.<ref name=":1">{{Cite web|url=https://malangvoice.com/walikan-hingga-vickinisasi-ini-lho-5-bahasa-nyeleneh-ter-populer-di-indonesia/|title=Walikan Hingga Vickinisasi, Ini Lho 5 Bahasa 'Nyeleneh' Ter-populer di Indonesia|last=Arowana|first=Anja|date=2018-04-11|website=MalangVoice|language=en-US|access-date=2019-05-03}}</ref><ref name="Media">{{Cite
Pada tahun 2017, sebuah acara gelar wicara di
== Ciri-ciri ==
Baris 12:
* Mencampurkan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris ([[Campur kode|campur-kode]]), meskipun tidak tepat<ref name=":0" /><ref name="merdeka.com"/>
* Membentuk istilah-istilah baru yang kurang tepat<ref name=":0" /> atau kesalahan kolokasi<ref name=":2">{{Cite web|url=https://news.solopos.com/read/20130915/496/447478/demam-vickynisasi-pakar-bahasa-hingga-psikolog-bicara-soal-vicky-prasetyo|title=DEMAM VICKYNISASI : Pakar Bahasa Hingga Psikolog Bicara Soal Vicky Prasetyo|last=Media|first=Solopos Digital|website=Solopos.com|language=id|access-date=2019-05-03|archive-date=2019-05-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20190503195749/https://news.solopos.com/read/20130915/496/447478/demam-vickynisasi-pakar-bahasa-hingga-psikolog-bicara-soal-vicky-prasetyo|dead-url=yes}}</ref>
* [[
* Tata bahasa, urutan kata, struktur sintaksis dan semantik yang sulit dipahami<ref name=":2" /><ref>{{Cite
=== Contoh ===
Beberapa contoh kata-kata yang umumnya dicap sebagai Vickynisasi:<ref>{{Cite
* ''Twenty ninth my age''
Baris 28:
== Tanggapan ==
Gejala Vickynisasi menuai banyak tanggapan negatif.<ref name=":3" /> Berbagai pakar bahasa, budayawan dan sastrawan angkat bicara tentang fenomena ini. Budayawan [[Goenawan Mohamad]] disebut sebagai yang memberi nama fenomena kebahasaan ini sebagai ”''vickinisasi''”. Ia memandang fenomena ini sebagai puncak gunung es dari gejala kemalasan berbahasa, baik menelaah maupun menerjemahkan kata asing. Penyair [[Sitok Srengenge]] berpendapat bahwa gaya berbahasa tersebut tak jauh berbeda dari gaya bahasa para pejabat yang ingin tampak intelek tetapi sebenarnya ''amburadul''. Memiliki pendapat yang serupa, sutradara [[Iman Brotoseno]] menyebut gaya bahasa seperti Vicky sebenarnya sudah lama diterapkan di dunia politik.<ref name="Media"/> [[Fadli Zon]] menuliskan dalam opininya bahwa gejala vickynisasi ini merupakan peringatan terhadap kondisi bahasa Indonesia yang memprihatinkan.<ref>Zon, Fadli. "Bahasa Jati Diri Bangsa" dalam ''Gema Indonesia Raya'', Edisi 30, tahun 2013. http://partaigerindra.or.id/uploads/gir/GIR30.pdf {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190417231536/http://partaigerindra.or.id/uploads/gir/GIR30.pdf |date=2019-04-17 }}</ref> Sementara itu, Sugiyono (Kepala Pusat Pengembangan dan Perlindungan Badan Bahasa Kemendikbud) berpendapat bahwa fenomena Vickynisasi bisa hilang begitu saja dan tidak perlu melarang atau membatasi.<ref name=":0" />
Tidak hanya dalam dunia linguistik, Vickynisasi juga mendapat tanggapan dari bidang pencitraan merek atau ''branding''. Pakar pencitraan mengklasifikasikan model pencitraan diri yang ''ngasal'' atau sembarangan sebagai pencitraan vickynisasi atau "''Vickynisasi branding''". Model pencitraan ini adalah fenomena pencitraan yang asal-asalan dan menghalalkan segala cara demi mendapatkan kemasyhuran instan, sehingga model pencitraan ini tidak peduli akan nilai muatan, kualitas pribadi ataupun prestasi.<ref>{{Cite book|title=NGETOP ITU GAMPANG 40 Hari Langsung Tenar|url=https://books.google.co.id/books?id=gxdQDwAAQBAJ&pg=PA18&dq=vickynisasi&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjRxIOSgYDiAhUMfysKHSgFDdQQ6AEIKDAA#v=onepage&q=vickynisasi&f=false|publisher=Elex Media Komputindo|date=2014-03-25|isbn=9786020236308|language=id|last=Sujana}}</ref>
Baris 46:
[[Kategori:Bahasa gaul]]
[[Kategori:Bahasa Indonesia]]
[[Kategori:Neologisme tahun 2010-an]]
|