Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20240809)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
 
Baris 83:
Sapfo tampak jelas mengikuti tradisi puisi yang sudah ada di Lesbos dengan diksi, metrum, dan kebiasaan yang khas. Beberapa pendahulunya yang terkenal adalah [[Arion]] and [[Terpandros]].{{sfn|Burn|1960|page=229}} Walaupun begitu, karya Sapfo masih terbilang inovatif; puisinya merupakan salah satu puisi pertama yang memakai unsur "aku" dalam sajaknya (atau dalam kata lain, menulis puisi dengan menggunakan sudut pandang orang tertentu), sementara pujangga-pujangga sebelumnya (seperti [[Homeros]] dan [[Hesiodos]]) lebih menggambarkan diri mereka sebagai "saluran ilham dewata".{{sfn|duBois|1995|p=6}} Puisinya menjelajahi tema jati diri individu dan emosi pribadi seperti hasrat, kecemburuan, dan cinta.{{sfn|duBois|1995|p=7}}
 
Penggalan puisi Sapfo dikenal akan penggunaan bahasanya yang jelas, pemikirannya yang sederhana, gambaran-gambaran yang tajam, dan penggunaan kutipan langsung.{{sfn|Campbell|1967|p=262}} Permainan kata yang tak terduga merupakan ciri khas gayanya.{{sfn|Zellner|2008|p=435}} Contohnya adalah penggunaan kiasan "berjemari mawar" (dialek Aolik: βροδοδάκτυλος atau ''brododáktulos'') dalam penggalan 96: "kini teserlah ia di antara wanita [[Bangsa Lydia|Lidia]] seumpama ketika senja bulan ''berjemari mawar'' mengungguli segala bintang".{{sfn|Rayor|Lardinois|2014|p=66}} Ini merupakan ragam penggunaan kata ''rhododáktulos'' (ῥοδοδᾰ́κτῠλος) dalam puisi Homeros yang mengacu kepada sinar matahari terbit yang tampak seperti "jari". Namun, Sapfo malah menggunakannya dalam konteks Bulan, dan permainan kata semacam ini dianggap tak terduga.{{sfn|Zellner|2008|p=439}} Puisi Sapfo juga sering mengandung [[hiperbolahiperbol]].{{sfn|Zellner|2008|p=438}} Contohnya dapat dilihat dalam penggalan 111: "Sang pengantin pria mendekat seperti Ares[...] Jauh lebih besar daripada seorang lelaki besar".{{sfn|Rayor|Lardinois|2014|p=73}}
 
Leslie Kurke mengelompokkan Sapfo dengan para pujangga [[Yunani Arkais]] ke dalam tradisi ideologi "élite"{{efn|Walaupun kata yang digunakan adalah "élite", kemungkinan besar para pujangga dari zaman Arkais bukan bagian dari kelompok elit.{{sfn|Kurke|2007|p=152}}}} yang sangat menghargai kemewahan (''habrosyne'') dan darah biru. Para pujangga ini berupaya menegaskan bahwa diri mereka dekat dengan dunia para dewa dan pahlawan Yunani serta dengan wilayah Timur yang kaya, khususnya [[Lydia|Lidia]].{{sfn|Kurke|2007|pp=147–148}} Dalam penggalan 2, Sapfo mendeskripsikan Afrodit yang "menuangkan ke dalam cangkir emas nektar yang bercampur secara mewah dengan kesukacitaan",{{sfn|Rayor|Lardinois|2014|p=27}} sementara dalam puisi Tithonus ia secara gamblang mengatakan "Saya cinta kemewahan [''habrosyne'']".{{sfn|Kurke|2007|p=150}}{{efn|Namun, M.L. West berkomentar bahwa yang sebenarnya ingin dikatakan Sapfo bukanlah "kemewahan" ataupun "keelokan", dan menurutnya kata "kemolekan" juga bukan padanan yang sepenuhnya tepat.{{sfn|West|2005|page=7}}}} Menurut Page DuBois, isi puisi Sapfo dan bahasa yang digunakannya menimbulkan kesan keningratan di benak pikiran.{{sfn|duBois|1995|pp=176–7}} Ia juga menandingkan gaya Sapfo yang "berbunga-bunga,[...] dan muluk-muluk" dengan gaya "bersahaja, santun, dan terkendali" yang terejawantahkan dalam karya-karya para pujangga Zaman Klasik terkemudian semisal [[Sophokles|Sofokles]], [[Demosthenes|Demostenes]], dan [[Pindaros]].{{sfn|duBois|1995|pp=176–7}}