Mangkunegara V: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Reverted to revision 15536707 by Maulana Adhi Nugraha (talk)
Tag: Pembatalan
Berdasarkan Sumber KRT Koes Sajid Jayaningrat dan sumber dari https://www.facebook.com/share/p/CxTDtEc3PbS4G8Cb/?mibextid=oFDknk
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(20 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{More citations needed|date=Desember 2020}}{{Infobox royalty|name=Mangkunegara V<br/>{{jav|ꦩꦁꦏꦸꦤꦒꦫ꧇꧕꧇}}|death_place=[[Wonogiri]], Hindia Belanda|issue=25 (semuanya dari selir)|spouse=17 selir berputra|queen=R.Aj. Kusmardinah|image=Portrait of Mangkunegara V.jpg|occupation=|father=[[Mangkunegara IV]]|house=|temple name=|posthumous name=|era dates=|full name=Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Prabu Prangwedana V (5 September 1881–4 Mei 1894)<br/>Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara V (4 Mei 1894–2 Oktober 1896)|title=Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Arya|birth_place=[[Pura Mangkunegaran]], Surakarta, Hindia Belanda|religion=|death_date={{death date and age|1896|10|02|1855|04|16}}|birth_date={{birth date|1855|04|16}}|birth_name=Gusti Raden Mas Sunita|successor=[[Mangkunegara VI]]|predecessor=[[Mangkunegara IV]]|coronation=|reign=1881–1896|succession=[[Mangkunagara|Adipati Mangkunegaran]] ke-5|caption=Potret Mangkunegara V, tanggal tidak diketahui|alt=|mother=R.Ay. Dunuk}}
{{Infobox Officeholder
|honorific-prefix = K.G.P.A.A.
|name = Mangkunegara V
|honorific-suffix =
|image = KGPAA 5 MGR.JPG
|imagesize = 165px
|smallimage =
|caption = Mangkunegara V
|order =
|office = Adipati Mangkunegaran
|term_start = 1881
|term_end = 1896
|vicepresident =
|viceprimeminister =
|deputy =
|lieutenant =
|monarch =
|president =
|primeminister =
|taoiseach =
|chancellor =
|governor =
|governor-general =
|governor_general =
|succeeding =<!-- Diisi apabila baru terpilih dan belum menjabat. Apabila sudah menjabat, isi di bagian predecessor. -->
|predecessor = [[Mangkunegara IV]]
|successor = [[Mangkunegara VI]]
|constituency =
|majority =
|order2 = KGPAA Prabu Prangwedana V<!-- Can be repeated up to eight times by changing the number -->
|office2 =<!-- Can be repeated up to eight times by changing the number -->
|term_start2 = [[5 September]] [[1881]]<!-- Can be repeated up to eight times by changing the number -->
|term_end2 = 4 Mei 1894<!-- Can be repeated up to eight times by changing the number -->
|order3 = KGPAA Mangkunegara V
|term_start3 = 4 Mei 1894
|term_end3 = 2 Oktober 1896
|vicepresident2 =<!-- Can be repeated up to eight times by changing the number -->
|birth_date = [[16 April]] [[1855]] (Senin Legi, 29 Rejeb 1783 tahun Dal, windu Kuntara
|birth_place = [[Kota Surakarta|Surakarta]]
|death_date = [[2 Oktober]] [[1896]] (malam Jumat Legi, 24 Rabingulakir 1826 tahun Jimakir, windu Sengara)
|death_place = [[Hutan Kethu]], [[Wonogiri]]
|restingplace = [[Astana Girilayu]], [[Matesih, Karanganyar|Matesih]], [[Kabupaten Karanganyar|Karanganyar]].
|restingplacecoordinates =
|birthname = Gusti R.M. Sunita
|nationality =
|party =
|otherparty = <!--For additional political affiliations -->
|spouse = '''Padmi''': R.Aj. Kusmardinah (tidak berputra)</br>'''Selir''' berputra: 17 orang
|partner = <!--For those with a domestic partner and not married -->
|relations =
|children = 25 orang (dari 17 selir)
|parents = Ayah: Mangkunegara IV </br>Ibu: R.A. Dunuk (padmi/permaisuri)
|residence = [[Istana Mangkunegaran]]
|alma_mater =
|occupation =
|profession =
|religion = [[Islam]]
|signature =
}}
 
'''Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara V''' (MN V) adalah penguasa kelima Kadipaten [[Praja Mangkunegaran]] yang bertakhta relatif singkat (1881-1896). Nama lahirnya adalah '''Gusti R.M. Sunita''', putra kedua dari [[Mangkunegara IV|MN IV]] dengan permaisuri kedua, R.A. Dunuk (Kg.B.R.Ay. Adipati Arya MN IV)<ref>Soemahatmaka et al., 1973; hal. 171.</ref><!--Dari beberapa sumber tulisan Mangkunegara V disebutkan tidak memiliki putra mahkota, padahal ia memiliki putra dan putri tetapi masih remaja dan belum ada yang diangkat sebagai putra mahkota.--> Kakak kandung laki-lakinya, G.R.M. Prabu Sudibya, yang disiapkan oleh MN IV untuk menggantikannya sebagai pemegang takhta ternyata wafat pada usia remaja, sehingga Sunita-lah yang kemudian dipersiapkan sebagai pewaris takhta.
 
Mangkunegara V digantikan oleh adik kandungnya, G.R.M. Suyitna, sebagai [[Mangkunegara VI]], mengingat putranya tertua belum mencapai kedewasaan pada saat wafatnya.<!--
Pemerintahan MN V diwarnai dengan kesulitan keuangan karena suramnya situasi perdagangan [[gula]] [[tebu]], komoditas yang menjadi andalan pemasukan ekonomi Praja. Sedemikian parahnya, sehingga Praja harus berhutang kepada pemerintah Hindia Belanda dan hutang ini tidak terbayarkan hingga wafatnya, pada tahun 1896. Meskipun demikian, MN V dikenal menyukai kesenian, sehingga pada masa pemerintahannya tercipta beberapa tarian Jawa klasik gaya Mangkunegaran yang populer dan masih dipergelarkan hingga saat ini.
 
Mangkunegara V digantikan oleh adik kandungnya, G.R.M. Suyitna, sebagai [[Mangkunegara VI]], mengingat putranya tertua belum mencapai kedewasaan pada saat wafatnya.
<!--
Dari putra-putranya yang potensial menggantikan kedudukannya ada dua yakni [[KPH.Suryakusuma]] sebagai putra sulung Mangkunegara V dengan nama kecil BRM Samekto dan [[RMA. Suryasuparta]]. Kedua putra '''Mangkunegara V''' pada fakta sejarah tidak menggantikan ayahnya sebagai [[Mangkunegara VI]] karena tahta kemudian jatuh kepada adik '''Mangkunegara V''' yaitu RM.Suyitno yang menggantikan kakaknya menjadi [[Mangkunegara VI]]. -->
 
Baris 71 ⟶ 10:
Pemerintahan Mangkunegara V tergolong relatif singkat dan beberapa catatan yang dapat ditulis mengenai pemerintahannya adalah sekitar masalah meneruskan usaha bisnis Praja yang telah dirintis oleh ayah dan pendahulunya yakni [[Mangkunegara IV]].
 
=== Krisis keuangan Mangkunegaran ===
Dalam masa pemerintahannya, pabrik-pabrik gula milik Praja (PG Colomadu dan PG Tasikmadu) mengalami defisit anggaran dan keberlangsungan industri gula. Mangkunegara V tahun 1885 berusaha mencari pinjaman kepada [[Belanda]] melalui Residen Surakarta tetapi ditolak. Penolakan ini didasarkan karena Mangkunegara V tidak memberi kepastian penghentian model pengurusan keuangan yang salah urus. Belanda mengusulkan soal keuangan diserahkan kepada suatu komisi yang diangkat oleh Residen setelah dirundingkan dengan Mangkunegara V. Dalam komisi ini Belanda juga mengusulkan agar asisten Residen masuk dalam komisi bersama dengan para keturunan Mangkunegara II, III, IV, dan V dalam suatu kepanitiaan{{citation needed}}.
Pemerintahan Mangkunegara V diwarnai dengan kesulitan keuangan. Krisis keuangan muncul karena beberapa sebab, seperti: abdi dalem yang sibuk memperkaya diri dan hutang yang menumpuk. Selain itu, pembatasan ekspor gula ke Eropa turut menjadi faktor krisis keuangan Mangkunegaran.<ref>{{Cite journal|last=Witasari|first=Nina|date=2019-12-20|title=New Forestry Politics of Mangkunegara VII, 1911-1942|url=https://eudl.eu/doi/10.4108/eai.18-7-2019.2290451|doi=10.4108/eai.18-7-2019.2290451|isbn=978-1-63190-215-4}}</ref>
 
Krisis keuangan Mangkunegaran juga disebabkan oleh lemahnya pengawasan Mangkunegara terhadap urusan istana. Mangkunegara V yang meneyerahkan segala urusan istana kepada kepala urusan istana Pangeran Gondoatmojo mengakibatkan pengelolaan uang yang tidak bertanggungjawab serta lemahnya pengawasan keuangan yang mengakibatkan banyak pejabat istana yang korupsi.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Alifatur Rosyida|first=Aprilia|date=2017|title=Politik Efisiensi Anggaran Mangkunegara VI Tahun 1911-1915|url=https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/avatara/article/view/17774|journal=Avatara, e-journal Pendidikan Sejarah|publisher=Universitas Negeri Surabaya|volume=5|issue=1|pages=1448}}</ref>
Komisi itu dinamakan Dewan Pengawas yang mengatur urusan keuangan, tanah dan barang barang milik Mangkunegaran. Mangkunegara V menolak adanya komisi tersebut karena pada hakikatnya Belanda mencampuri urusan dan mengawasi Mangkunegaran dalam urusan keuangan. Mangkunegara V didukung oleh patihnya, Raden Tumenggung Jaya Sarosa, yang sudah menjabat patih sejak Mangkunegara IV.
Masa pemerintahan Mangkunegara V berakhir 2 Oktober 1896 karena ia meninggal setelah mengalami kecelakaan di [[Hutan Kethu]], [[Wonogiri]], dalam usia 41 tahun.
 
Dalam masa pemerintahannya, pabrik-pabrik gula milik Praja (PG Colomadu dan PG Tasikmadu) mengalami defisit anggaran dan keberlangsungan industri gula. Krisis finansial dunia sejak 1880-an dan merebaknya penyakit sereh di perkebunan tebu menjadi penyebab industri gula mengalami kesulitan.<ref>{{Cite journal|last=Rantikah|first=Rantikah|date=2021|title=Dinamika Pabrik Gula Tasikmadu di Mangkunegaran Tahun 1917-1935|url=https://journal.uny.ac.id/index.php/mozaik/article/view/45618|journal=Mozaik: Kajian Ilmu Sejarah|language=id|volume=12|issue=2|pages=117|doi=10.21831/moz.v12i2.45618|issn=2808-9308}}</ref> Hasil perkebunan Mangkunegaran yang berorientasi ekspor mengakibatkan harga jual produk perkebunan mengikuti harga pasar dunia. Krisis finansial dunia yang mengakibatkan harga jual hasil perkebunan mengalami fluktuasi sehingga mengakibatkan politik ekonomi proteksi di Eropa yang menyebabkan hasil produksi perkebunan Mangkunegaran tidak terjual secara maksimal. Gaya hidup mewah anggota keluarga raja juga memperburuk kondisi krisis keuangan Mangkunegaran. Krisis keuangan ini juga berdampak terhadap penggajian para pegawai yang tak digaji selama sembilan bulan.<ref name=":0" />
Dalam berbagai literatur{{who}} disebutkan bahwa sebelum mangkatnya, Mangkunegara V tidak menunjuk calon penggantinya sehingga ditunjuklah K.P.H. Dayaningrat, adik kandungnya sebagai pengganti atas persetujuan dan arahan dari ibunda, G.R.Ay. Dunuk{{citation needed}}. Kedua putra laki-lakinya dari permaisuri: BRM. Suryakusuma dan BRM. Suryasuparta pada saat itu belum memasuki masa remaja. KPH. Dayaningrat mengemban tugas menyelamatkan keuangan kerajaan yang terjebak dalam hutang kepada Kerajaan Belanda.
 
Pada akhirnya Mangkunegara V memutuskan untuk meminta bantuan kepada pemerintah Hindia Belanda. Pemerintah langsung menanggapi permintaan itu dengan membentuk sebuah komisi yang diberi nama ''Raad vam Toezicht Belasmet de Regeling van de Mangkoenegorosche Landen en Bezettingen''. Sebuah dewan pengawas yang mengatur urusan keuangan, tanah, dan barang-barang milik Mangkunegaran. Komisi ini memiliki hak untuk mencampuri segala urusan keuangan dan pengelolaan usaha-usaha milik Mangkunegaran.<ref name=":0" />
== Pembinaan kesenian ==
 
Kesenian, terutama seni tari, di Istana Mangkunegaran pada masa MN V mengalami perkembangan yang pesat, di tengah lesunya perekonomian. MN V sangat menyukai seni pertunjukan, terutama tari, dan didukung oleh para pelatih tari dan koreografer handal sejak masa MN IV. Banyak tari-tarian klasik gaya Surakarta-Mangkunegaran yang populer di era modern diciptakan pada masa pemerintahan MN V. Beberapa tarian klasik yang diciptakan pada masa pemerintahan MN V adalah Tari ''Gatutkaca Gandrung'', Tari ''Gatutkaca Dadungawuk'', dan Tari ''Srimpi Mandrarini''. Kesenian [[Langendriyan]] juga dikembangkan pada masa MN V.
=== Pembinaan kesenian ===
Kesenian, terutama seni tari, di Istana Mangkunegaran pada masa MNMangkunegara V mengalami perkembangan yang pesat, di tengah lesunya perekonomian. MNMangkunegara V sangat menyukai seni pertunjukan, terutama tari, dan didukung oleh para pelatih tari dan koreografer handal sejak masa MN IV. Banyak tari-tarian klasik gaya Surakarta-Mangkunegaran yang populer dipada era modern diciptakan pada masa pemerintahan MNMangkunegara V. Beberapa tarian klasik yang diciptakan pada masa pemerintahan MNMangkunegara V adalah Tari ''Gatutkaca Gandrung'', Tari ''Gatutkaca Dadungawuk'', dan Tari ''Srimpi Mandrarini''. Kesenian [[Langendriyan]] juga dikembangkan pada masa MNMangkunegara V.
<!--Panggung kesenian [[Jawa]] pada masa Mangkunegara V mengalami kemerosotan yang diakibatkan oleh berkurangnya pendanaan yang mengalir dari Istana ke Panggung sebagai akibat dari kemunduran
karena adanya kemerosotan keuangan kerajaan sebagai akibat menurunnya
produksi gula dengan munculnya komoditi gula bit di pasaran Eropa (Ricklefs,1991).{{fact}}
Pada masa pemerintahanya, Mangkunegara V sangat mementingkan perkembangan dalam bidang seni. -->Kesenian ''Wayang Wong'' gaya Surakarta yang diciptakan oleh [[Pangeran Sambernyawa]]{{fact}} dan memuncak dalam zaman [[Mangkunegara IV]] sedikit menggelepar sebelum akhirnya seorang Tionghoa bernama Gam Kang dengan restu Mangkunegara V (1895) mendirikan Grup Wayang Orang profesional di luar Istana yang pertama di Surakarta dengan nama Wayang Wong Sriwedari.{{fact}}
 
== Wafat ==
Kesenian ''Wayang Wong'' gaya Surakarta yang diciptakan oleh [[Pangeran Sambernyawa]]{{fact}} dan memuncak dalam zaman [[Mangkunegara IV]] sedikit menggelepar sebelum akhirnya seorang Tionghoa bernama '''Gam Kang''' dengan restu Mangkunegara V (1895) mendirikan Grup Wayang Orang profesional di luar Istana yang pertama di Surakarta dengan nama '''Wayang Wong Sriwedari'''.{{fact}}
Mangkunegara V didukung oleh patihnya, Raden Tumenggung Jaya Sarosa, yang sudah menjabat patih sejak Mangkunegara IV.
Masa pemerintahan Mangkunegara V berakhir 2 Oktober 1896 karena ia meninggal setelah mengalami kecelakaan di [[Hutan Kethu]], [[Wonogiri]], dalam usia 41 tahun.
 
Dalam berbagai literatur{{who}} disebutkan bahwa sebelum mangkatnya, Mangkunegara V tidak menunjuk calon penggantinya sehingga ditunjuklah K.P.H. Dayaningrat, adik kandungnya sebagai pengganti atas persetujuan dan arahan dari ibunda, G.R.Ay. Dunuk{{citation needed}}. Kedua putra laki-lakinya dari permaisuri: BRM. Suryakusuma dan BRM. Suryasuparta pada saat itu belum memasuki masa remaja. KPH. Dayaningrat mengemban tugas menyelamatkan keuangan kerajaan yang terjebak dalam hutang kepada Kerajaan Belanda.
== Bintang Jasa Mangkunegara V ==
 
Mangkunegara V adalah pemegang bintang Singa Netherlands
 
== Putra-putri Mangkunegara V ==
 
#=== B.R.Aj. Sutikah, menikah dengan R.M.P. Gondokusumo ===
# K.P.A. Suryokusumo, menikah dengan B.R.Aj. Catharina Bertha
# B.R.Aj. Samekti
Baris 116 ⟶ 58:
# B.R.M. Suryosubandoro
# B.R.M. Suryosumasto
# B.R.Aj. Kartapraja
 
== Catatan kaki ==
{{reflist}}
== Rujukan ==
{{reflist}}
== Bacaan lanjut ==
# Soemahatmaka et al. 1973. Pratelan Para Darah Dalem Soewarg Kangdjeng Goesti Pangeran Adipati Arja Mangkoenagara I. hing Soerakarta Hadiningrat: Asalsilah Djilid I. Istana Mangkunegaran. Surakarta.
# Suryasuparta. 1916. ''Cariyos Kêkesahan saking Tanah Jawi dhatêng Nagari Walandi''. Seri dari: ''Serie uitgaven door bemiddeling der Commissie voor de Volkslectuur''. Jenis: Cetakan, Bhs. Jawa, Hrf. Jawa, Bentuk: Gancaran, Jml.hal. 234, No.Rec. 530.
# Jayang Gêni. 1935. ''Cariyos Lêlampahanipun Ki Padmasusastra Dhatêng Nagari Nèdêrlan''. Jml.hal. 31, No.Rec. 249.
# http://www.persee.fr/web/revues/home/prescript/article/arch_0044-8613_1982_num_24_1_1771
# httphttps://webcacheweb.googleusercontentarchive.comorg/search?q=cache:boVPC0rBQRkJweb/20180902161054/http://en.rodovid.org/wk/Person:26116+Mangkunegara+V&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id
# http://gondosuputran.blogspot.com/2007/03/legiun-mangkunegaran.html
# Wasino. 2008. ''Kapitalisme Bumi Putra: Perubahan Masyarakat Mangkunegaran''. LKiS.´Jakarta. ISBN 979-1283-11-7. ISBN 13: 978-979-1283-11-3.
Baris 136 ⟶ 79:
 
{{DEFAULTSORT:Mangkunegara 05}}
[[Kategori:Istana MangkunegaranMangkunegara]]
[[Kategori:Tokoh dari Surakarta]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]