Astasila: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
bold atthasila |
||
(5 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Untuk|gelar perempuan monastik Theravāda di Indonesia|Aṭṭhasīlanī}}{{Buddhisme|dhamma}}
'''Astasila
Penjelasan mengenai Astasila dapat dijumpai dalam Dhammika Sutta yang merupakan salah satu bagian dari [[Sutta Nipāta]].{{sfn |Tachibana |1992 |p=65}}
Baris 28:
=== Pengambilan sila ===
Astasila biasanya diamalkan pada hari-hari [[upawasa|''uposatha'']]. Oleh karena itu, delapan sila ini pun sering juga disebut uposathasila. Astasila ini biasanya dibacakan pada saat puja bakti di hari-hari uposatha atau saat umat hendak menjalankan delapan sila ini di hari-hari lain. Ritual pembacaan Astasila ini kurang lebih mirip dengan ritual pembacaan pancasila, tetapi terdapat beberapa perbedaan dalam bacaannya. Biasanya seorang pandita atau salah satu umat awam yang hendak mengamalkan delapan sila (''para [[upasaka
{{blockquote |
Kemudian, biksu tersebut akan menjawab sebagai berikut:
{{blockquote |
Setelah itu, para upasaka dan upasika menjawab dengan kalimat
{{blockquote|
Sesudah itu, biksu tersebut membacakan ayat-ayat [[Tisarana]] per kalimatnya yang kemudian diikuti oleh para upasaka dan upasika per kalimatnya.
{{blockquote|
Seusai pembacaan ''Tisarana'' terlengkapi, biksu akan berkata sebagai berikut:
{{blockquote |
Kemudian, para upasaka dan upasika menjawabnya dengan kalimat
{{blockquote|
Kemudian, biksu tersebut menutup ritual pembacaan Astasila dengan mengucapkan kalimat berikut
{{blockquote|
Kemudian, diakhiri dengan jawaban dari para upasaka dan upasika yaitu
== Referensi ==
|