Gereja Kristen Injili di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
Baris 8:
 
== Sejarah ==
Di awali dengan hati yang mengasihi jiwa-jiwa yang terhilang dan suatu wujud ketaatan kepada Amanat Agung, hamba-Nya Fredik Lumban Tobing melakukan misi penginjilan kepada Suku Serawai – Bengkulu Selatan, sejak tahun 1954. Pada saat yang sama badan misi WEGWEC telah masuk di wilayah Serawai, salah satu strategi Pekabaran Injil yang dilakukan adalah dengan memuridkan bapak Fredik Lumban Tobing, yang kemudian begerak memberitakan Injil di wilayah itu. Pelayanan Sakramen [[Baptisan]] perdana, menandai lahirnya '''GEKISIA''' pada 16 Agustus 1964, dilayankan kepada 12 orang dewasa, oleh bapak Fredik Lumban Tobing, di Dusun Suka Negeri, Warga Anak Dusun Tinggi – Manna, [[Kabupaten Bengkulu Selatan|Bengkulu Selatan]].
 
Semula disebut Gereja Kristen Injili di Sumatera Bagian Selatan, disingkat GEKISUS dimulai di dusun Sukanegri, Marga Anak Dusun Tinggi, Manna – Bengkulu Selatan, [[Bengkulu|provinsi Bengkulu]]. Sebelum menjadi sebuah lembaga yang disebut GEKISUS di tempat ibadah yang disebut Balai Ibadat di Palak Bengkerung, kelompok orang Kristen telah memliki gagasan nama lembaga yang akan dibangun, diungkapkan oleh FL. Tobing, bahwa “Tahun 1966 pula, GKISS (Gereja Kristen Injili Sumatera Selatan) secara resmi di ganti dalam singkatan yang sama artinya yaitu GEKISUS (Gereja Kristen Injili di Sumatera Selatan). Jadi GEKISUS lahir dari hasil misi penginjilan murni terhadap Suku Serawai di Suka Negeri, Bengkulu Selatan. Orang-orang yang sudah dibaptis mulai melakukan ibadah di suatu tempat yang sangat sederhana, suatu bangunan beratap daun rumbia, dinding dari gedek dan beralaskan tanah, yang dinamakan Balai Ibadat, di kelurahan Palak Bengkerung – Kabupaten Manna. Dari tempat itulah dimulai perkembangan '''GEKISIA''' ke seluruh wilayah Bengkulu dan menyebar ke Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi, menuju ke arah Indonesia bagian Timur.