Kabupaten Boyolali: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Herryz (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
 
(450 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan)
Baris 1:
{{pp-vandalism|small=yes}}
[[Boyolali]], , ([[bahasa Jawa]]: ''Bayalali'' arti [[harafiah]]: "Lupa dari marabahaya"), adalah sebuah daerah [[kabupaten]] di [[Jawa Tengah]]. Daerah ini adalah penghasil [[susu]] perah.
{{Dati2
<br> [[Ibukota]]: Boyolali kota<br>[[Wilayah]]: 1.015,07 km&sup2;<br>[[Penduduk]]: ~ 1 juta jiwa.<br> jumlah kecamatan:16<br>[[Provinsi]]:[[Jawa Tengah]]<br><br><br>{{msg:stub}}<br><br>-> [[Daftar Daerah Tingkat II]]
|settlement_type = Kabupaten
Kabupaten Boyolali sebagai salah satu dari 35 Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Tengah, terletak aantara 110o 22 ‘ – 110o 50’ Bujur Timur dan 7o 36’ – 7o 71’ Lintang Selatan, dengan ketinggian antara 75 sd 1.500 meter dari permukaan laut dan memiliki jarak bentang:
|nama = Kabupaten Boyolali
- Barat – Timur : 48 KM
|translit_lang1_type = [[Hanacaraka]]
- Utara – Selatan : 54 Km.
|translit_lang1_info = ꦧꦺꦴꦪꦭꦭꦶ
|translit_lang1_type1 = [[Pegon]]
|translit_lang1_info1 = بويالالي
|translit_lang1_type2 = [[Bahasa Jawa|Alfabet Jawa]]
|translit_lang1_info2 = Boyalali
|foto = {{multiple image|border= infobox|total_width= 300|image_style= border:1;
|perrow = 1/2
|image1=Human Mountain (183061861).jpeg
|caption1=<center>[[Gunung Merapi]] dipotret dari [[Gunung Merbabu]]
|image2=Surya Tenggelam di Waduk Cengklik.jpg
|caption2=<center>Waduk Cengklik
|image3=Simetris sawah dari ketinggian.jpg
|caption3=<center> Persawahan Boyolali
}}
|lambang = Seal of Boyolali Regency.svg
|peta = Locator kabupaten boyolali.gif
|koordinat = {{coord|-7.545743|110.610629}}
|propinsi = [[Jawa Tengah]]
|ibukota = [[Boyolali, Boyolali|Boyolali]]
|dasar hukum = UU No. 13/1950
|hari jadi = {{tanggal lahir dan umur|1847|06|5}}
|motto = Boja-lali<br/>{{small|{{jv}} Jangan lupa}}
|semboyan = Boyolali Tersenyum<br/>(Tertib, Elok, Rapi, Sehat, Nyaman untuk Masyarakat)
|julukan = {{hlist|Susu|''[[Selandia Baru|Nieuw Zeeland]] van Java''}}
|kecamatan = 22
|kelurahan = 6
|desa = 261
|kepala daerah = Bupati
|nama kepala daerah = [[Said Hidayat]]
|wakil kepala daerah = Wakil Bupati
|nama wakil kepala daerah = Wahyu Irawan
|nama sekretaris daerah = Wiwis Trisiwi Handayani
|luas = 1015,10
|penduduk = 1110346
|penduduktahun = 30 Juni [[2024]]
|pendudukref = <ref name="DUKCAPIL"/>
|kepadatan = auto
|agama = {{ublist |item_style=white-space;
|98,10% [[Islam]]
|{{Tree list}}
* 1,55% [[Kekristenan]]
** 1,16% [[Protestan]]
** 0,39% [[Katolik]]
{{Tree list/end}}
|0,18% [[Agama Buddha|Buddha]] |0,16% [[Hindu]] |0,01% Kepercayaan<ref name="DUKCAPIL"/>}}
|bahasa = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]], [[bahasa Jawa|Jawa]]
|IPM = {{increase}} 75,41 ([[2023]])<br> <span style="background:Yellow;color:#00726a">&nbsp;tinggi&nbsp;</span><ref name="IPM">{{cite web|url=https://jateng.bps.go.id/indicator/26/2034/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia-menurut-kabupaten-kota-umur-harapan-hidup-hasil-long-form-sp2020-.html|title=Indeks Pembangunan Manusia (Umur Harapan Hidup Hasil Long Form SP2020) 2021-2023|website=www.jateng.bps.go.id|accessdate=4 Oktober 2024}}</ref>
|dau = Rp 1.064.047.626.000,- ([[2020]])<ref>{{cite web|url=http://www.djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2019/09/2.-DAU.pdf |title=Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2020)|accessdate=15 Juni 2021}}</ref>
|kodearea = 0276
|kodepos = [[Daftar kodepos di Indonesia|57300]]
|nomor_polisi = AD
|flora = [[Mawar pager]]
|fauna = [[Sapi|Sapi lokal]]
|web = {{URL|http://www.boyolali.go.id/}}
}}
 
'''Kabupaten Boyolali''' ({{lang-jv|[[Hanacaraka]]: ꦧꦺꦴꦪꦭꦭꦶ, [[Pegon]]: بويالالي|Boyalali}}) adalah sebuah wilayah [[kabupaten]] yang terletak di [[Provinsi]] [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]. Ibu kotanya adalah [[Boyolali, Boyolali|Kecamatan Boyolali]]. Kabupaten ini terletak sekitar 25&nbsp;km sebelah barat [[Kota Surakarta]]. Pada pertengahan 2024, jumlah penduduk kabupaten Boyolali sebanyak 1.110.346 jiwa.<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2024|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=6 Oktober 2024|format=visual}}</ref><ref>{{cite web|url=https://jateng.bps.go.id/statictable/2021/04/09/2249/jumlah-penduduk-menurut-kabupaten-kota-dan-agama-yang-dianut-di-provinsi-jawa-tengah-2020.html|title=Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten Kota dan Agama di Provinsi Jawa Tengah, 2020|publisher=Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah|date=14 April 2021|accessdate=4 Maret 2022|archive-date=2022-09-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20220913152650/https://jateng.bps.go.id/statictable/2021/04/09/2249/jumlah-penduduk-menurut-kabupaten-kota-dan-agama-yang-dianut-di-provinsi-jawa-tengah-2020.html|dead-url=no}}</ref><ref name="BOYOLALI">{{cite web|url=https://boyolalikab.bps.go.id/publication/2021/02/26/e6f91c6c91f03cb27d516218/kabupaten-boyolali-dalam-angka-2021.html|title=Kabupaten Boyolali Dalam Angka 2021|website=www.boyolalikab.bps.go.id|accessdate=15 Juni 2021|format=pdf|pages=8, 54, 125|archive-date=2021-06-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20210616043144/https://boyolalikab.bps.go.id/publication/2021/02/26/e6f91c6c91f03cb27d516218/kabupaten-boyolali-dalam-angka-2021.html|dead-url=no}}</ref>
Adapun yang menjadi batas-batas wilayah Kabupaten Boyolali adalah:
- Sebelah Utara : Kab. Grobogan dan Kab. Semarang.
- Sebelah Timur : Kab. Karanganyar, Kab. Sragen dan Kab. Sukoharjo.
- Sebelah Selatan : Kab. Klaten dan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
- Sebelah Barat : Kab. Magelang dan Kab. Semarang.
 
Kabupaten Boyolali berbatasan dengan [[Kabupaten Semarang]] dan [[Kabupaten Grobogan]] di utara; [[Kabupaten Sragen]], [[Kabupaten Karanganyar]], [[Kabupaten Sukoharjo]], dan [[Kota Surakarta]] di timur; [[Kabupaten Klaten]] dan [[Kabupaten Sleman]] ([[Daerah Istimewa Yogyakarta]]) di selatan; serta [[Kabupaten Magelang]] dan [[Kabupaten Semarang]] di barat. Kabupaten ini termasuk kawasan [[Solo Raya]].
Secara administratif Kabupaten Boyolali terdiri dari 19 Kecamatan yang terbagi menjadi 262 desa dan 5 kelurahan. Dari seluruh desa dan kelurahan yang ada, 224 desa/kelurahan merupakan desa yang berada di dataran rendah atau sekitar 83 persen dari seluruh desa/kelurahan dan selebihnya merupakan desa di dataran tingi.
 
== Sejarah ==
Kabupaten Boyolali memiliki luas wilayah sebesar 101.510,1 hektar yang terdiri dari 22.119 ha (21,79%) lahan sawah dan 79.371,1 ha (78,21%) bukan lahan sawah.
[[Berkas:Aanval van de colonne Le Bron de Vexela op Dipo Negoro nabij Gawok.jpg|jmpl|220px|ki|Penyerbuan pasukan [[Pangeran Diponegoro]] oleh ''[[kolonel|colonne]]'' [[Joseph le Bron de Vexela]] dekat [[Gawok]] (gambar oleh [[G. Kepper]], 1900).]]
Ditinjau dari sisi penggunaan lahan, luas lahan sawah terbesar berpengairan teknis (23,98%), lainnya berpengairan setengah teknis, sederhana, tadah hujan dan lain-lain.
Sedangkan lahan kering yang digunakan untuk bangunan/pekarangan sebesar 25.023,2 ha (31,52%), tegal/kebun/lading/huma sebesar 30.608,9 ha (38,55%), hutan Negara seluas 14.454,7 ha (18,21%) dan selebihnaya dipergunakan untuk padang gembala, tambak/kolam dan lainnya yang mencapai 11,72% dari total bukan lahan sawah
Kabupaten Boyolali adalah termasuk dalam Sub Daerah Tujuan Wisata (Sub DTW)-A di Jawa Tengah, yaitu terletak di kaki sebelah timur gunung Merapi dan Merbabu sehingga memiliki pemandangan yang indah dan mempesona serta mempunyai Bandara Internasional Adi Sumarmo. Kota Boyolali berjarak +25 km dari Kota Budaya SUrakarta dan merupakan koridor jalur wisata Solo-Selo-Borobudur (SSB).
Boyolali dikenal sebagai kota susu, masyarakatnya ramah-tamah sehingga sesuai dengan motto pembangunan atau julukannya "Boyolali Tersenyum" (Tertib, Elok, Rapi, Sehat, Nyaman untuk Masyarakat). Boyolali menatap masa depan dengan penuh optimisme karena banyak sektor dominan yang sangat potensial.Mendengar nama Boyolali, akan terbayang di benak kita sapi-sapi perah yang melenguh ketika puting susunya diremas-remas. Gambaran itu mudah mampir di pikiran kita karena memang sapi perah dan susu sebagai produknya, menjadi ikon dari daerah ini. Patungnya ada di berbagai sudut kota, dan beberapa produk susu olahan yang telah mengalami proses pasteurisasi, juga bisa dibeli dari penjaja makanan kota itu. Selain susu, Boyolali juga punya ikon lain yang sama populernya, yakni industri kerajinan tembaga. Sentra produksinya di Desa Tumang, Kecamatan Cepogo, yang jaraknya 12 km dari Boyolali kota. Untuk sampai ke sana, kita melewati jalan yang menanjak. Daerah itu berada di lereng Gunung Merbabu. Sebenarnya, selain dua ikon itu, Boyolali punya sumber-sumber popularitas yang juga kuat. Misalnya, kawasan Selo, sebagai daerah wisata untuk para petualang yang ingin menggapai Puncak Merapi. Sebelum dipopulerkan menjadi bagian dari jaringan wisata Solo-Selo-Borobudur, namanya telah menginternasional. Di internet nama itu selalu disebut sebagai daerah peristirahatan sementara bagi para pendaki Gunung Merapi. Di Kabupaten ini juga terdapat Bandara Adisumarmo, Asrama Haji Donohudan, Waduk Kedung Ombo, serta objek-objek wisata yang menarik.
 
=== Asal mula Nama Boyolali ===
Menurut cerita serat Babad Pengging Serat Mataram, nama Boyolali tak disebutkan. Demikian juga pada masa [[Kerajaan Demak Bintoro]] maupun [[Kerajaan Pengging]], nama Boyolali belum dikenal. Menurut legenda nama Boyolali berhubungan dengan ceritera [[Ki Ageng Pandan Arang]] (Bupati Semarang pada abad XVI). Alkisah, Ki Ageng Pandan Arang yang lebih dikenal dengan Tumenggung Notoprojo diramalkan oleh Sunan Kalijogo sebagai Wali penutup menggantikan Syeh Siti Jenar. Oleh Sunan Kalijogo, Ki Ageng Pandan Arang diutus untuk menuju ke Gunung Jabalakat di Tembayat (Klaten) untuk syiar agama Islam.
 
Dalam perjalananannya dari Semarang menuju Tembayat Ki Ageng banyak menemui rintangan dan batu sandungan sebagai ujian. Ki Ageng berjalan cukup jauh meninggalkan anak dan istri ketika berada di sebuah hutan belantara dia dirampok oleh tiga orang yang mengira dia membawa harta benda ternyata dugaan itu keliru maka tempat inilah sekarang dikenal dengan nama [[Salatiga]]. Perjalanan diteruskan hingga sampailah disuatu tempat yang banyak pohon bambu kuning atau bambu Ampel dan tempat inilah sekarang dikenal dengan nama Ampel yang merupakan salah satu kecamatan di Boyolali. Dalam menempuh perjalanan yang jauh ini, Ki Ageng Pandan Arang semakin meninggalkan anak dan istri. Sambil menunggu mereka, Ki Ageng beristirahat di sebuah Batu Besar yang berada di tengah sungai.
 
Dalam istirahatnya Ki Ageng berucap "''Båyå wis lali wong iki''" yang dalam bahasa indonesia artinya "Sudah lupakah orang ini". Dari kata "''Båyå Wis Lali''" maka jadilah nama Boyolali. Batu besar yang berada di Kali Pepe yang membelah kota Boyolali mungkinkah ini tempat beristirahat Ki Ageng Pandan Arang. Mungkin tak ada yang bisa menjawab dan sampai sekarang pun belum pernah ada meneliti tentang keberadaan batu ini. Demikian juga sebuah batu yang cukup besar yang berada di depan Pasar Sunggingan Boyolali, konon menurut masyarakat setempat batu ini dulu adalah tempat untuk beristirahat Nyi Ageng Pandan Arang. Dalam istirahatnya Nyi Ageng mengetuk-ngetukan tongkatnya di batu ini dan batu ini menjadi berlekuk-lekuk mirip sebuah dakon (mainan anak-anak tempo dulu). Karena batu ini mirip dakon, masyarakat disekitar Pasar Sunggingan menyebutnya mBah Dakon dan hingga sekarang batu ini dikeramatkan oleh penduduk dan merekapun tak ada yang berani mengusiknya.{{cn}}
Tapi itu semua tidak membuat para elit politik dan pemerintahan daerah ini berbangga diri. Maklumlah, pada tahun ini dijumpai kasus-kasus gizi buruk di semua kecamatan wilayah yang pernah dipimpin oleh seorang dokter (mantan bupati dr H Djaka Srijanta itu). Jumlahnya tidak main-main, 265 kasus. Dengan kata lain, ada tantangan konkret yang membentang di depan. Ikon-ikon yang dimiliki itu tidaklah cukup untuk membuat berbangga diri. Tantangan itu memang harus dijawab dengan kerja jauh lebih keras dari aparatus birokrasi, para elit politik, bersama dengan warganya.
 
== Pemerintahan ==
Boyolali memiliki luas wilayah 1.015,10 km2, dengan jumlah penduduk 935.768 jiwa. Dengan demikian, tingkat kepadatannya 922 orang/ km2. Sebagian besar penduduknya berusaha di bidang pertanian, khususnya hortikultura. Produknya antara lain cabe, pepaya, jagung, gandung, jahe, kacang tanah. Beberapa produknya dipasarkan hingga ke Thailand dan Jepang.
=== Bupati ===
{{utama|Daftar Bupati Boyolali}}
 
{|class="wikitable" style="text-align:center;"
Persoalan yang serius dihadapi daerah ini adalah kekurangan air di musim kemarau, khususnya di daerah-daerah dataran tinggi, yang juga jadi sentra produksi susu. Boleh jadi, air itu yang menjadi sumber persoalan kemiskinan dan kesehatan yang melanda daerah ini, karena banyak warga harus menjual sebagian kekayaannya guna mendapatkan air bersih itu.
! No.
! colspan="2" | Bupati
! Mulai menjabat
! Akhir menjabat
! colspan="2" | Wakil Bupati
|-
|25
|[[Berkas:Official Portrait of Said Hidayat, Regent of Boyolali.png|100px]]
|Muhammad [[Said Hidayat]]
|2021
|''Petahana''
|[[Berkas:Wahyu Irawan Boyolali.png|100px]]
|Wahyu Irawan
|}
 
=== Dewan Perwakilan ===
Maka wajar bahwa pengadaan air bersih juga menjadi prioritas pemerintah kabupaten, di antara impian-impian lain, yang sebagian telah terealisasi, seperti membangun pasar tradisional yang megah, mengembangkan pariwisata, mempertahankan dan meningkatkan produksi susu lewat peremajaan sapi perah. (21) Suara Merdeka 17-07-2005
{{utama|Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Boyolali}}
Boyolali Tetap Kembangkan Persusuan
{{:Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Boyolali}}
Memasuki wilayah Boyolali, kita akan menjumpai patung-patung sapi belang-blonteng hitam putih, dengan puting-puting susu di bagian bawah tubuhnya, di berbagai tempat. Itu patung sapi perah. Sapi perah memang menjadi ikon dari Kabupaten Boyolali, karena daerah ini merupakan penghasil susu terbesar di Jawa Tengah.
 
=== Kecamatan ===
Memang, dari segi kuantitas, sapi potong di kawasan ini lebih banyak jumlahnya, yakni 88.322 ekor (data 2003), peternaknya merata seluruh 19 kecamatan di kabupaten tersebut. Di tingkat Jawa Tengah, Boyolali menduduki ranking ke-4 dalam jumlah sapi potong.
{{utama|Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Boyolali}}
{{:Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Boyolali}}
 
=== Bahasa ===
Sementara itu, jumlah sapi perah 59.193 ekor, peternaknya terkonsentrasi di tujuh kecamatan, yakni di Kecamatan Selo, Ampel, Cepogo, Musuk, Boyolali, Mojosongo, dan Teras. Kecamatan-kecamatan itu termasuk daerah dataran tinggi yang udaranya dingin, karena sapi perah yang dikembangkan di Boyolali saat ini berasal dari wilayah sub-tropis Australia dan Selandia Baru.
{{utama|Bahasa Jawa Surakarta}}
 
Bahasa yang digunakan oleh penduduk di kabupaten Boyolali adalah [[Bahasa Jawa Surakarta]] yang dituturkan oleh seluruh masyarakat Boyalali. Selain itu, karena Kabupaten Boyolali masih termasuk wilayah inti dari kerajaan [[Kasunanan Surakarta]] maka berpengaruh juga dengan percakapan sehari-hari, yaitu dengan memperhatikan etika bahasa atau sering disebut [[unggah-ungguh]], yaitu tingkat tingkat tutur krama madya dan krama inggil untuk menghormati lawan bicara, ciri khas aksen orang Boyolali terdengar medhok namun lembut seperti wayang Janoko dapat dikatakan pula sebagai dialek mataram yang halus. Meskipun tergolong sebagai pengguna bahasa jawa standar, sebenarnya banyak dialek yang digunakan masyarakat dalam komunikasi sehari-hari, sayangnya sampai saat ini belum ada gagasan untuk mengembangkannya ke dalam kamus bahasa Jawa.{{cn}}
Sekalipun secara kuantitas kalah, toh sapi perah dengan susu sebagai produknya, tetap dipilih jadi simbol daerah, karena memang kabupaten ini yang terbesar memproduksi susu dibanding daerah-daerah lain di Jawa Tengah. Di masa lalu, dari usaha sapi perah, para peternak menghasilkan banyak sarjana. "Insinyur susu", demikian sebutan para sarjana yang pendidikannya dibiayai dari hasil susu.
 
== Transportasi ==
Tetapi saat ini produksi susu di Boyolali mengalami tantangan yang serius. Jangankan berkembang, bertahan dalam kondisi saat ini saja sudah merupakan prestasi. Jumlah sapi perah pun menurun dibanding tahun 2002 yang 60.205 ekor.
Wilayah Kabupaten Boyolali dilewati [[jalan nasional]] dan [[Jalan Tol Semarang–Solo|jalan tol]] yang menghubungkan [[Kota Semarang|Semarang]]-[[Kota Surakarta|Surakarta]]. Jalur ini merupakan jalur yang berbukit-bukit, khususnya di utara kota kabupaten sampai kota kecamatan Ampel.
 
Kabupaten Boyolali Juga terhubung [[Jalur Kereta Api Semarang - Solo]] (termasuk percabangan menuju Bandara Adi Soemarmo yang merupakan jalur kereta api yang melewati pinggir [[jalan tol Solo - Semarang]] ) dan Solo - Boyolali Kota. Untuk Stasiun yang masih aktif ialah [[Stasiun Telawa]] dan [[Stasiun Bandara Adi Soemarmo]], untuk koridor Solo - Boyolali Kota ( [[Jalur Kereta Api Purwosari - Boyolali]] ) diperkirakan nonaktif pada masa kependudukan Jepang.
Surutnya perekonomian nasional dianggap sebagai biang keladinya. Karena hal itu mengakibatkan harga bibit ternak unggul menjadi mahal, demikian pula dengan pakan, obat-obatan dan sarana produksi lainnya.
 
Jalan nasional yang menghubungkan kota Boyolali dengan kota [[Klaten]] merupakan jalan yang menghubungkan Boyolali langsung ke [[Daerah Istimewa Yogyakarta|Yogyakarta]]. Selain itu, terdapat jalan kabupaten yang menghubungkan Boyolali dengan kota [[Sragen, Sragen|Sragen]] lewat Kecamatan [[Karanggede, Boyolali|Karanggede]] dan yang menghubungkan Boyolali dengan [[Mungkid, Magelang|Mungkid]], [[Muntilan, Magelang|Muntilan]], dan [[Kota Magelang|Magelang]] melalui "Selo Pass" yang melintasi celah di antara [[Gunung Merapi]] dan [[Gunung Merbabu]].
Di tingkat lokal, penurunan jumlah pasokan susu dari peternak juga dirasakan oleh KUD Persusuan Kecamatan Musuk. Ketua KUD Kecamatan Musuk Mulyono mengemukakan, saat ini rata-rata 25 ribu liter per hari yang masuk ke koperasinya. Masa keemasan memang di era masa pemerintahan Soeharto, bisa mencapai 32 ribu liter per hari.
 
[[Bandar Udara Adi Soemarmo|Bandara Internasional Adi Soemarmo]] secara administratif masuk wilayah Kabupaten Boyolali dan dikelola oleh pemkot Surakarta.
Ada banyak faktor penyebabnya, kata Mulyono. Di masa orde baru dulu, ada kewajiban bagi peternak untuk memasok susu-susu yang diproduksinya ke KUD. Karena, bagaimanapun KUD juga yang berperan mengadakan sapi-sapi perah itu ke para petani. Sementara di sisi pasarnya, ada kewajiban bagi industri pengolah susu untuk menampung susu-susu dari dalam negeri, khususnya lewat KUD.
 
== Pendidikan ==
Perubahan Situasi
{| class="wikitable" style="font-size:90%;width:70%;border:0px;text-align:center;line-height:120%;"
! style="background: #E0FFFF; color: #000080" height="17" | [[Pendidikan formal]]
! style="background: #FFFFFF; color:#000080;" | [[Taman Kanak-kanak|TK]] atau RA
! style="background: #FFFFFF; color:#000080;" | [[sekolah dasar|SD]] atau [[madrasah ibtidaiyah|MI]]
! style="background: #FFFFFF; color:#000080;" | [[sekolah menengah pertama|SMP]] atau [[madrasah tsanawiyah|MTs]]
! style="background: #FFFFFF; color:#000080;" | [[sekolah menengah atas|SMA]] atau [[madrasah aliyah|MA]]
! style="background: #FFFFFF; color:#000080;" | [[sekolah menengah kejuruan|SMK]]
! style="background: #FFFFFF; color:#000080;" | [[Perguruan tinggi]]
! style="background: #FFFFFF; color:#000080;" | [[Sekolah Luar Biasa|Lainnya]]
|- Align="right"
! style="background: #E0FFFF; color: #000080" height="17" | Negeri
| style="background: #FFFFFF; color: black;" | 4
| style="background: #FFFFFF; color: black;" | 603
| style="background: #FFFFFF; color: black;" | 67
| style="background: #FFFFFF; color: black;" | 21
| style="background: #FFFFFF; color: black;" | 9
| style="background: #FFFFFF; color: black;" | 0
| style="background: #FFFFFF; color: black;" | 0
|-
|- Align="right"
! style="background: #E0FFFF; color: #000080" height="17" | Swasta
| style="background: #FFFFFF; color: black;" | 509
| style="background: #FFFFFF; color: black;" | 215
| style="background: #FFFFFF; color: black;" | 70
| style="background: #FFFFFF; color: black;" | 28
| style="background: #FFFFFF; color: black;" | 28
| style="background: #FFFFFF; color: black;" | 2
| style="background: #FFFFFF; color: black;" | 9
|-
|- Align="right"
! style="background: #E0FFFF; color: #000080" height="17" | Total
| style="background: #FFFFFF; color: black;" | '''513'''
| style="background: #FFFFFF; color: black;" | '''818'''
| style="background: #FFFFFF; color: black;" | '''137'''
| style="background: #FFFFFF; color: black;" | '''49'''
| style="background: #FFFFFF; color: black;" | '''37'''
| style="background: #FFFFFF; color: black;" | '''2'''
| style="background: #FFFFFF; color: black;" | '''9'''
|-
| colspan="13" style="text-align:center;font-size:90%;"|<small>Data sekolah di {{PAGENAME}} (2010/2011)<br />'''Sumber:''' Data Pokok Pendidikan (DAPODIK)<ref>[{{Cite web |url=http://boyolali.dapodik.org/rekap.php?ref=sekolah |title=Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) {{PAGENAME}} (2010/2011) |access-date=2011-02-26 |archive-date=2011-02-18 |archive-url=https://web.archive.org/web/20110218213821/http://boyolali.dapodik.org/rekap.php?ref=sekolah |dead-url=yes }} Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) {{PAGENAME}} (2010/2011)]</ref>
|}
 
<!--
Di era reformasi, situasinya berubah. Peternak sapi perah bebas menjual susunya ke pihak mana pun. Mereka praktis mencoba-coba menikmati kondisi yang relatif liberal itu, dengan menjual susu ke agen-agen, yang selanjutnya menyalurkannya entah ke mana.
== Ekonomi ==
=== Peternakan Sapi ===
Boyolali dikenal sebagai ''penghasil susu'', karena merupakan salah satu sentra terbesar penghasil susu sapi segar di Jawa Tengah. Peternakan sapi perah umumnya berada di daerah selatan dan dataran tinggi yang berudara dingin, karena sapi perah yang dikembangkan saat ini berasal dari wilayah sub-stropis Australia dan Selandia Baru. Selain itu susu dapat di olah menjadi keju oleh pabrik keju asal Boyolali yaitu keju Indrakila, didaerah Kecamatan Ampel juga terdapat sentra industri Abon dan Dendeng.
 
=== Perindustrian ===
"Tetapi itu hanya berlangsung sekitar setahun. Pada tahun 1999, hampir semua kembali ke koperasi lagi. Alasannya, mereka banyak dibohongi, produk-produk mereka tidak dibayar, dan sebagainya," kata Mulyono.
Banyak terdapat perindustrian di wilayah Boyolali yang dapat menampung tenaga kerja yang potensial. Mayoritas industri yang ada di wilayah Boyolali adalah bergerak dalam bidang tekstil, antara lain PT Sari Warna Asli, PT Safaritex, PT Bupatex, PT Jesi Jason Surja Wibowo dll. Di Kecamatan Ampel misaalnya, telah disediakan Kawasan Industri baru yang luasnya berkisar 272-300 hektare (ha). Kawasan industri Boyolali dirancang untuk industri berbasis TPT terintegrasi, termasuk dilengkapi dengan infrastruktur yang memadai dan fasilitas pusat pelatihan dan inovasi. Kawasan ini difokuskan untuk industri tekstil kering (garmen) karena keterbatasan air.
 
== Pariwisata ==
Tantangan yang lebih serius justru adalah kondisi perdagangan bebas dunia. Karena tidak ada kewajiban bagi pabrik-pabrik susu untuk menerima susu-susu produksi domestik, mereka bisa membuka diri terhadap tawaran dari produsen susu dari berbagai negara. Harganya lebih murah, kualitasnya lebih bagus. Seringkali datang dalam bentuk sudah olahan, yakni susu bubuk. Pihak pabrikan dalam negeri tinggal mengubahnya dalam bentuk yang dikehendaki, atau menambah cita rasa tertentu yang menjadi ciri khas produksinya.
{{tone|yang seperti iklan pada bagian}}
Boyolali terletak di kaki sebelah timur Gunung [[Merapi]] dan Gunung [[Merbabu]] yang memiliki pemandangan sangat indah dan mempesona, sayuran hijau yang luas dan berbukit-bukit serta aktivitas Gunung [[Merapi]] yang terlihat dengan jelas aliran lahar dan asapnya. Jalur [[Keraton Surakarta Hadiningrat|Surakarta]]-[[Boyolali]]-[[Cepogo, Boyolali|Cepogo]]-Selo-Borobudur (SSB) yang melintasi kedua gunung tersebut dipromosikan menjadi jalur wisata menarik yang menjadi pilihan bagi wisatawan baik domestik maupun negara asing dari kota budaya Surakarta menuju Candi Borobudur untuk melintasi Kabupaten [[Boyolali]]. Kecamatan Selo dikenal sebagai daerah peristirahatan sementara bagi para pendaki Gunung [[Merapi]] dan [[Merbabu]] yang mempunyai tempat penjualan cenderamata yang representatif. Kecamatan [[Cepogo]] dan [[Selo]] merupakan sentra penghasil sayuran hijau yang segar dan murah serta pusat kerajinan tembaga di [[Boyolali]].
 
Selain panorama Gunung [[Merapi]] dan [[Merbabu]], kabupaten [[Boyolali]] juga memiliki tempat wisata berupa mata air alami yang mengalir secara terus menerus dan sangat jernih yang dikelola dengan baik menjadi tempat wisata air, kolam renang, kolam pancing dan restoran seperti di [[Tlatar]] (sekitar 7&nbsp;km arah utara kota [[Boyolali]]) dan [[Pengging]] di Kecamatan [[Banyudono]] (sekitar 10&nbsp;km arah timur kota [[Boyolali]]). Kedua tempat wisata air ini memiliki keunikan sendiri-sendiri. Kalau di [[Tlatar]] memiliki keunggulan di mana lokasinya masih sangat luas dan memiliki beberapa pilihan kolam renang berikut tempat mancing dan restoran terapung, maka di Penging memiliki keunggulan di mana dulunya merupakan tempat mandi keluarga Kasunanan Surakarta . Sehingga disekitar [[Pengging]] ini masih dapat ditemukan bangunan-bangunan bersejarah yang unik milik Kasunanan Surakarta. Juga terdapat makam salah seorang pujangga Keraton Surakarta yaitu Raden Ngabehi Yosodipuro. dan masih ada lagi waduk [[sidorejo]] (WKS) yang tak kalah menarik dengan waduk kedung ombo (WKO) yang pasnya terletak dusun sidorjo.desa [[ngleses]].kecamatan juwangi.kab boyolali.dan disini bisa menikmati pemandangan yang luar biasa
Bagaimanapun, industri pengolahan susu dalam negeri harus tetap menjaga keseimbangannya, untuk tetap selamat. Bukan atas dasar nasionalisme, tetapi semata-mata logika pasar.
 
=== Agrowisata ===
Kalau mereka mengabaikan peternak susu domestik, maka jumlah produksi susu mentah secara nasional praktis akan surut. Jika itu terjadi, industri-industri pengolahan susu akan tergantung sepenuhnya dari sumber-sumber di pasar internasional, yang strukturnya bisa jadi oligarkhi (hanya beberapa pemasok). Jika itu terjadi, harga bisa mereka kendalikan.
==== Agrowisata Sapi Perah Cepogo dan Selo ====
Kabupaten [[Boyolali]] terkenal dengan usaha pengembangan sapi perah dan penggemukan sapi. Jarak dari Kabupaten [[Boyolali]] adalah 13&nbsp;km ke arah Barat. Jalan ke [[Cepogo, Cepogo, Boyolali|Cepogo]] menanjak karena topografinya merupakan pegunungan. Hal ini menyebabkan iklim yang dingin sehingga memungkinkan pemeliharaan sapi perah. [[Cepogo, Cepogo, Boyolali|Cepogo]] ditetapkan menjadi lokasi agrowisata sapi perah. Jika ingin lebih ke atas ke dekat puncak Merapi dan Merbabu, di kawasan kecamatan Selo terdapat Desa Wisata Samiran yang juga menjadi basis agrowisata sapi perah di Boyolali.
 
Jika Anda berkunjung ke [[Boyolali]], sempatkanlah datang ke tempat pemerahan sapi yang terletak di Kecamatan [[Cepogo, Cepogo, Boyolali|Cepogo]]. Kondisi kendaraan harus prima karena medan yang menanjak dan jalan yang berkelok-kelok. Anda dapat melihat proses pemerasan susu sapi. Jika ingin mencoba dapat juga berpartisipasi memerah susu sapi dengan tuntunan peternak. Dan yang pasti, Anda dapat meminum susu yang masih segar hasil perasan peternak sapi, sekaligus hasil-hasil olahan susu, seperti keju, yogurt, kerupuk susu, stik susu, dan dodol susu. Keju dengan merek "Meneer" merupakan produksi pabrik keju PT Nedin yang berlokasi di Desa Samiran dan menggunakan susu asli Samiran. Yogurt dengan merek "Mer's Yogurt" juga produksi desa Samiran. Melalui produk-produk tersebut diharapkan dapat menaikkan kembali citra Boyolali sebagai Kota Susu.
Peremajaan Bibit Sapi Unggul
 
==== Agrowisata Sayur Selo ====
Secara konkret, apa yang sesungguhnya mereka harapkan? Edi Nirmolo, seorang anggota DPRD yang mantan Ketua KUD Musuk mengemukakan, saat ini persoalan produktivitas sapi perah yang menurun juga diakibatkan oleh kondisi sapi bersangkutan.
Terletak di kawasan objek wisata Selo, 25&nbsp;km ke arah Barat dari Kabupaten Boyolali. Para pengunjung dapat menikmati dan memetik sendiri aneka ragam sayuran, antara lain: wortel, kol, daun adas, dan lain-lain.
 
==== Agrowisata Padi ====
"Sapi-sapi tersebut sudah keturunan (filial - red.) ketiga atau keempat, dari induknya yang memang unggul. Dengan demikian, produktivitasnya tidak sedahsyat induk aslinya," tuturnya.
Jarak 10&nbsp;km ke arah Timur Kabupaten Boyolali. Agro wisata padi merupakan wahana yang tepat untuk menumbuh-kembangkan kecintaan generasi muda pada padi. Dengan adanya agro wisata padi, generasi muda akan dapat berinteraksi langsung dengan objek wisata.
 
==== Kampung Lele ====
Semakin panjang rantai turunan itu, semakin turun juga produktivitasnya. Jika induk dari turunan-turunan itu bisa menghasilkan 10-11 liter susu per hari, sekarang paling-paling hanya 7 liter , dengan masa produktif selama 4-5 bulan sebelum masa birahi.
kampung lele terletak di Desa Tegalrejo, Kecamatan [[Sawit]]. Kampung lele merupakan usaha kementrian perikanan Indonesia untuk memenuhi target 2015 sebagai penghasil perkanan terbesar. Pembudidayaan ikan lele di Kampung Lele dianggap berhasil memberikan kontribusi bagi ketahanan pangan baik lokal maupun nasional. Bahkan keberhasilan pembudidayaan ikan lele di kampung lele tidak hanya dikenal di skala nasional, melainkan hingga kawasan Asia Tenggara.
 
Kolam pembesaran ikan lele dapat berupa kolam tanah, kolam semen dan kolam tanah dengan dinding dikelilingi oleh karung berisi tanah yang berfungsi agar dinding kolam tidak longsor. Kolam tanah dan kolam yang terbuat dari semen atau kolam permanen memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Kolam tanah dapat membuat daya tahan tubuh kuat, tidak berlemak tetapi mudah mengalami kebocoran karena lele memiliki sifat menggali tanah. Kolam permanen lebih tahan lama untuk penggunaan dalam waktu jangka panjang, tidak mudah bocor dinding-dinding kolam, mudah dalam penanganan dan pembersihan tetapi kolam permanen ikan yang dihasilkan tidak tahan penyakit dan daging berlemak.<ref>{{Cite web |url=http://www.koranjitu.com/lifestyle/destination%20anywhere/destination%20anywhere/detail_berita.php?ID=912 |title=Koran Jitu |access-date=2011-06-10 |archive-date=2012-04-17 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120417062618/http://www.koranjitu.com/lifestyle/destination%20anywhere/destination%20anywhere/detail_berita.php?ID=912 |dead-url=yes }}</ref>
Tetapi, kata Nirmolo, sejelek-sejeleknya produktivitas sapi impor, masih jauh lebih baik dibanding sapi perah lokal. Produk sapi perah lokal rata-rata 5 liter per hari. Masa produksinya pun hanya 2 bulan. "Maka, kalau ditanya apa yang diperlukan untuk mempertahankan produksi susu, maka yang pertama adalah perlu peremajaan bibit sapi perah, khususnya dari New Zaeland yang kami tahu kualitasnya bagus," katanya.
 
=== Tempat wisata ===
Lalu kebutuhan berikutnya adalah ketersediaan air bersih, yang sangat vital untuk produksi sapi perah. Seringkali terjadi, di musim kemarau para peternak terpaksa menjual pedhet (anak sapi - red.) untuk mendapatkan air bersih, yang diperlukan agar sanitasi pada saat proses pemerahan tetap terjaga.
==== Air Terjun Kedung Kayang ====
[[Berkas:Air_Terjun_Kedung_Kayang.jpg|225px|jmpl|Air Terjun Kedung Kayang]]
Objek wisata ini terletak di Desa Klakah yang berjarak 5 kilometer ke arah barat dari Kecamatan [[Selo]]. Daerah wisata ini memiliki pemandangan alam berupa air terjun yang terletak di antara 2 kabupaten, yaitu [[Boyolali]] dan [[Magelang]]. Air Terjun Kedung Kayang yang memiliki ketinggian 30 meter ini masih alami dan belum dieksploitasi besar-besaran, mengingat jalan menuju ke objek wisata tersebut seperti layaknya jalan di daerah perkampungan. Di sekitar objek wisata ini terdapat tanah datar yang cocok untuk area perkemahan. Potensial untuk aktivitas camping, [[Pendakian|hiking]], climbing.
 
Fasilitas yang tersedia berupa penginapan/ homestay, perkemahan, dan warung. Waktu yang paling ramai dikunjungi adalah hari sabtu-minggu dan hari libur nasional terutama bagi pasangan muda-mudi.
Tetap Diprioritaskan
 
==== Waduk Badhe ====
Merespons harapan-harapan itu, Kepala Bappeda Kabupaten Boyolali Robert Andolia Pindongo SH, mengemukakan Pemkab tetap punya perhatian yang sungguh-sungguh untuk mempertahankan dan mengembangkan persususan, lewat keberadaan sapi perah maupun sarana produksi lainnya.
Terletak di Desa Bade Kecamatan [[Klego]] sekitar 40&nbsp;km ke arah utara dari Kota [[Boyolali]] sebagai sarana irigasi bagi pertanian dan perikanan bagi masyarakat sekitar, memiliki pemandangan alam yang mempesona. Failitas yang terdapat disini adalah: rumah makan, wisata air, pemancingan, dan area lomba burung.
 
==== Waduk Cengklik ====
Tentang air bersih, itu memang persoalan masyarakat Boyolali, tidak hanya khas peternak sapi perah. Maka itu, pengadaan air bersih itu menjadi prioritas utama. Untuk itu akan dibangun beberapa sumu artetis di beberapa wilayah dataran tinggi yang sulit air. Antara lain di kawasan lereng Merapi, yakni Wonosegoro.
Objek wisata ini terletak di Desa Ngargorejo dan Sobokerto, Kecamatan [[Ngemplak]] ± 20&nbsp;km, ke arah timur laut Kota [[Boyolali]], Bila dari Bandara [[Adi Sumarmo]] ± 1,5 KM (di sebelah barat bandara tepatnya). waduk dengan luas genangan 300 ha ini dibangun pada zaman Belanda, tujuannya untuk mengairi lahan sawah seluas 1.578 ha, bisa untuk latihan sky air.
 
Letaknya sangat strategis, berdekatan dengan Bandara Adi Sumarmo, [[Asrama Haji Donohudan]], Monumen POPDA, dan Lapangan Golf. Fasilitas: wisata air (water resort), pemancingan (fishing area), rumah makan lesehan (floating restaurant).
"Bagaimanapun ketersediaan air merupakan indikator kesejahteraan. Maka, itu akan diusahakan sekuat tenaga," tutur Robert.
 
==== Waduk Kedung Ombo ====
Selain itu, pihak Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI ) Kabupaten Boyolali akan membangun pabrik pengolahan susu di Desa Winong Kecamatan Boyolali. Pabrik ini bisa menerima sekitar 70 ribu liter susu per hari. Kehadirannya akan merangsang para peternak untuk berproduksi susu.
Objek wisata ini terletak di Desa Wonoharjo, Kecamatan [[Kemusu]], sekitar ± 50&nbsp;km ke arah utara Kota [[Boyolali]] menjanjikan rekreasi hutan dan air yang menyegarkan serta pemancingan. Fasilitas: bumi perkemahan, hutan wisata, tempat pemancingan, rumah makan apung, wisata air.
 
==== Waduk Sidorejo ====
Yang jelas, kata Robert, industri persusuan Boyolali juga merupakan bagian integral dari pengembangan pariwisata di daerah ini, bersama dengan ikon terkenal lainnya, yakni industri kerajinan tembaga di Tumang.
Wisata ini yang terletak di desa Sidorejo, Juwangi, Boyolali. sekitar + 10&nbsp;km ke utara dari (waduk kedung ombo) dan di sini bisa menikmatti pemandangan, air terjun pleret dan menikmati warung makan di atas kincir air raksasa
 
==== Gunung Merapi dan Gunung Merbabu ====
"Kita bayangkan, para wisatawan yang datang dari Solo, hendak ke Borobudur lewat Selo (jalur Solo-Selo-Borobudur -red.), kita tawarkan untuk jalan-jalan juga ke sentra produksi susu dan kerajinan tembaga. Mereka bisa menikmati beragam sajian produk susu, yang sudah dikerjakan di tingkat KUD, atau membeli suvenir kerajinan tembaga dari Cepogo," tutur Robert.
Terletak 25&nbsp;km dari Kota [[Boyolali]] kearah barat. Objek Wisata [[Gunung Merapi]] dan [[Gunung Merbabu]]. Selain itu pemandangan alamnya sangat indah serta panorama alam masih asli. Bagi pecinta alam yang senang berpetualang, jalur pendakian Gunung Merapi via Selo, Boyolali merupakan jalur terpendek untuk mencapai puncak gunung Merapi. Dan untuk ke puncak Merbabu, jalur pendakian Gunung Merbabu via Selo merupakan jalur pendakian yang ramah untuk pendaki pemula.<ref>{{Cite web|last=Watson|first=Sony|date=2023-05-19|title=5 Jalur Pendakian Resmi Gunung Merbabu (Update 2023)|urlhttps://web.archive.org/web/20230818081944/https://napaktilas.net/jalur-pendakian-gunung-merbabu/|language=en-us|access-date=2023-08-26}}</ref> Untuk mencapai puncak Merbabu, pendaki hanya butuh waktu sekitar 8 jam perjalanan saja.
 
Setiap malam 1 Suro diadakan Upacara Tradisional Sedekah Gunung sebagai perwujudan rasa syukur masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Lonjakan wisata pendakian pada menjelang tgl 1 Suro, Tahun Baru, 17 Agustus (Pengibaran Bendera Merah Putih di Puncak [[Gunung Merapi|Merapi]] dan Puncak Merbabu),reog jathilan campursari MEGO MENDUNG ds.Randukuning Lampar Musuk Boyolali
Kecamatan Cepogo terletak di lereng gunung Merbabu, 12km dari Boyolali kota. Daerah ini, merupakan sentra kerajinan tembaga terbesar di Jawa Tengah. Di kecamatan ini terdapat 499 unit usaha kerajinan, yang menghasilkan beberapa produk barang.
 
Fasilitasnya antara lain TIC (Tourism Information Centre) Joglo Merapi I, Home Theatre New Selo, Wall Climbing, Lapangan Tenis, Gedung Diklat, Bungalow Tersenyum, Home Stay, Warung Makan/ Makanan Khas Selo, Souvenir.
Di tahun 70 hingga 80-an, daerah ini banyak memasok kebutuhan alat dapur dari tembaga untuk banyak daerah. Saat ini, Cepogo dengan cerdas mendiversifikasikan produk-produknya menjadi lebih menarik, mulai dari suvenir-suvenir kecil, hingga ornamen artistik, yang dipasang di hotel, gedung pemerintahan hingga jalan-jalan di berbagai kota Indonesia.
 
Wisata susur sungai dan air terjur di lereng timur Merbabu mulai menjadi favorit di Boyolali, jalur susur sungai yang dimulai dari samping situs sejarah Makam dan Masjid Ki Ageng Pantaran yang berlokasi di Desa Candisari, Kecamatan Ampel, menempuh perjalanan sekitar 1 jam hingga persimpangan sungai (tempuran) di kaki bukit Ogal Agil. Di sebelah utara tempuran (sebelah kanan) terdapat air terjun, dan bila perjalanan diteruskan ke kanan hingga hulu sungai yang bernama Semuncar akan menemui 4 air terjun yang indah. Petualangan susur sungai ke Semuncar melalui medan alami tetapi masih memungkinkan pemula untuk sampai hulu. Perjalanan ke kiri tempuran akan menuju hulu yang bernama Sipendok. Perjalanan ke Sipendok disarankan untuk petualang yang sudah berpengalaman. Mitos-mitos terkait dengan Semuncar dan Sipendok masih kuat pada masyarakat sekitarnya. Bukit Ogal Agil juga dipercaya masyarakat setempat sebagai bukit dalam legenda Baru Klinting. Daerah Semuncar dan Sipendok merupakan daerah sumber air bagi masyarakat Ampel, sehingga pengunjung diharuskan menjaga lingkungan dan menghormati alam.
Jejaknya ada di mana-mana. Termasuk di luar negeri. Nilai ekspor dari kerajinan tembaga dari kecamatan ini 60.481 dolar Amerika (tahun 2003). Jumlah yang tidak sedikit. (21) Suara Mereka 17-07-2005
 
==== Umbul Tlatar ====
Pasar Tradisional Jadi Prioritas
[[Umbul Tlatar]] Terletak di Dukuh [[Tlatar]], Desa Kebonbimo, Kecamatan [[Boyolali]] dengan jarak tempuh dari kota kira-kira 4&nbsp;km ke arah utara. Nuansa pesona alam terhampar dengan latar belakang budaya desa dan air yang melimpah, aroma kelezatan masakan ikan air tawar yang disajikan baik secara goreng maupun bakar sambil memancing dan duduk santai sungguh merupakan rekreasi menyegarkan di Objek Wisata [[Tlatar]].
Jika daerah-daerah lain tergila-gila berusaha membangun mal-mal di era otonomi daerah ini, tidak demikian halnya dengan Kabupaten Boyolali. Ada tiga pasar yang berdiri megah saat ini. Yakni Pasar Pengging yang menelan biaya Rp 9 miliar, Pasar Ampel dengan biaya pembangunannya Rp 11 miliar dan Pasar Sunggingan (Kecamatan) Boyolali yang menghabiskan biaya Rp 12,6 miliar. Pasar Pengging saat ini telah termanfaatkan.
 
Pemandian ini adalah pemandian untuk keluarga dengan sumber air berasal dari mata air. Ada 2 buah pemandian de, yaitu Pemandian Umbul Pengilon dan Pemandian Umbul Asem. Selain itu ada beberapa kolam renang rekreasi, termasuk kolam renang berstandar olimpiade.
Kepala Bappeda Boyolali Robert Andolia Pindongo SH mengemukakan, pembangunan pasar-pasar tersebut pada hakekatnya untuk lebih meningkatkan pertumbuhaan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Boyolali pada tahun 2004 berkisar 5-6 %, tentu angka itu diharapkan akan meningkat lagi di tahun-tahun mendatang, sebagai konsekuensi aktivitas ekonomi yang meningkat pula.
 
Setiap dua hari menjelang bulan Puasa diadakan even Padusan. Upacara Padusan ini juga diselenggarakan di Umbul [[Pengging]] dan Pantaran. Acara ini bertujuan untuk menyucikan diri sebelum melaksanakan ibadah puasa.
Pembangunan itu, kata dia, merupakan pengejawantahan dari Renstra 200-2005, yang pada dasarnya menekankan empat sektor -yakni sektor pertanian, perindustrian, pariwisata dan koperasi- untuk meningkatkan kesejahteraan warga kabupaten. Peningkatan lapangan kerja menjadi salah satu prioritasnya.
 
Fasilitas yang tersedia: rumah makan lesehan, pemancingan, kios cenderamata, kolam renang anak dan dewasa, taman wisata air, lapangan woodball, panggung hiburan setiap menjelang bulan Puasa
Sekalipun terkenal dengan ikon kerajinan tembaga dan sapi perah, Robert mengemukakan, sumbangan terbesar dari PDRB tetaplah berasal dari bidang pertanian. Di tahun 2003, PDRB (berdasarkan harga berlaku) di daerah ini mencapai Rp 1,043 triliun. Dari sisi proporsi, sumbangan sektor pertanian menyumbang 39,74%. Angka itu antara lain berasal dri sub sektor tanaman pangan 23,24% dan sub sektor peternakan 13,05%.
 
==== Pemandian Umbul Pengging ====
Di bidang pertanian Kabupaten Boyolali memang terkenal sebagai salah satu sentra hortikultura (sayuran dan buah-buahan) di Jawa Tengah. Pepaya, cabai, jagung, adalah produk unggulan daerah ini. Pepaya bahkan menempati ranking pertama se Jateng.
[[Umbul Pengging]] terletak di [[Banyudono, Boyolali|Banyudono]], merupakan wahana wisata kreasi air. Penging memiliki keunggulan di mana dulunya merupakan tempat mandi keluarga Kasunanan Surakarta (Pemandian Tirto Marto). Sehingga disekitar [[Pengging]] ini masih dapat ditemukan bangunan-bangunan bersejarah yang unik milik Kasunanan Surakarta. Juga terdapat makam salah seorang pujangga Keraton Surakarta yaitu Raden Ngabehi Yosodipuro.
 
=== Wisata Budaya ===
Fakta dan data itu menjadi dasar penting untuk penciptaan pasar produksi. Maka dibuatlah pasar tradisional yang tergolong megah untuk sebutan "tradisional". Di bidang pertanian
==== Sedekah Gunung ====
Upacara ini diselenggarakan di Desa Lencoh, Kecamatan Selo setiap malam 1 Suro. Acara ini merupakan prosesi persembahan kepala kerbau dan sesaji ke kawah gunung [[Merapi]] sebagai tanda syukur masyarakat Selo dan sekitarnya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
 
Upacara ini dimeriahkan dengan tarian dan atraksi oleh masyarakat setempat. Waktu pelaksanaan mulai jam 22:00 sampai 24:00 dan diakhiri dengan kirab potongan kepala kerbau serta gunungan nasi jagung sebagai sesaji yang diletakkan di Pasar Bubrah.Terdapat tiga acara utama selama prosesi upacara berlangsung, yaitu kirab sirah ''maeso'' atau kepala kerbau, kirab saji Gunung [[Merapi]] serta kirab ratusan obor. Kirab ratusan obor menjadi daya tarik lebih karena baru diadakan pada tahun 2010.
Pembangunan pasar maka akan memudahkan pelayanan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Masyarakat menjadi nyaman dalam memenuhi kebutuhan. Dampaknya, semakin banyak uang yang beredar di Boyolali.
 
Tradisi ini bermula dari ritual tolak bala yang dilakukan Pakubuwono X dari Kasunanan Surakarta dengan menumbalkan seekor kerbau ke Gunung [[Merapi]]. Seiring waktu, kini warga hanya menumbalkan bagian kepalanya saja.
Di sisi lain, keberadaan pasar juga akan bisa mengembangkan perekonomian di sekitarnya. ''Kalau kondisi pasar tidak memenuhi persyaratan atau kurang layak maka warga akan melarikan uangnya ke kota lain untuk berbelanja,'' kata dia.
 
==== Kirab budaya ====
Tapi pembangunan pasar tradisional yang megah itu bukan tanpa kritik. Salah satu kritik itu datang dari Ketua DPRD Saptoto, berkaitan dengan skala yang besar dari pasar itu. Sekalipun Dewan juga menyetujui anggaran pembangunannya, sikap objektif perlu dikedepankan untuk kepentingan bersama.
Tradisi ini berada di desa Samiran kecamatan Selo kabupaten Boyolali. dilaksanakan setiap tanggal 2 sura. dimulai dari pelataran gua raja, yang menurut legenda dahulu kala gua itu dijadikan tempat peristirahatan pangeran Diponegoro. Kirab dimulai dengan pengambilan air suci barokah yang berada di kawasan gua raja dan diarak beserta iring-iringan tumpeng-tumpeng hasil bumi dari kawasan sekitar Selo. Ribuan warga desa Samiran ikut serta mengiring arak-arakan tumpen beserta air tersebut, dengan mengenakan pakaian adat, untuk menuju ke pesanggrahan Kebo Kanigoro.sesampainya di Kebokanigoro, air suci barokah dari Guaraja di satukan dengan air perwita sari air yang diambil dari kawasan pesangrahan Kebo Kanigoro.
 
==== Sadranan ====
Persoalan yang terjadi agaknya baru diketahui ketika pasar itu sudah dipakai, yakni Pasar Pengging. Di sana transaksi yang diterima pedagang cenderung berkurang, karena jumlah pedagang bertambah banyak.
Sadranan yaitu suatu tradisi masyarakat untuk membersihkan makam leluhur dan ziarah kubur dengan prosesi penyampaian doa dan kenduri yang dilaksanakan oleh warga setempat berujud aneka makanan dan nasi tumpeng.Tradisi ini dilaksanakan setiap tahun pada pertengahan bulan Ruwah (penanggalan jawa) menjelang datangnya bulan Ramadan.Selain mengirim doa kepada para leluhur dan sanak keluarga yang telah meninggal, Sadranan bertujuan juga untuk melestarikan budaya peninggalan nenek moyang yang sudah berlangsung turun-temurun.
 
Acara diawali dengan bersih-bersih makam pada pagi hari. Dengan bermodalkan cangkul dan sabit, masyarakat membersihkan rumput-rumput yang tumbuh di sekitar makam. Setelah selesai mereka pulang dan kembali ke pemakaman sambil membawa tenong yang berisi makanan dan buah-buahan.Sebelum kendurenan sadranan dimulai, warga membaca tahlil dan dzikir, berdoa bersama kepada Tuhan Yang Maha Esa. Setelah selesai berdoa dilanjutkan dengan makan bersama. Sadranan tidak hanya diikuti oleh orang dewasa, anak-anak pun ikut berpartisipasi sehingga suasana menjadi meriah.
Komitmen memang cukup mahal harganya. Mungkin ada kehendak untuk menjadikan pasar tradisional di Indonesia seperti pasar-pasar tradisional di kawasan Asia lainnya. Jepang misalnya, pasar tradisionalnya nyaman sekali untuk dikunjungi.
 
==== Ngalap Berkah Paringan Apem Kukus Keong Emas ====
Pusat Pertumbuhan
Dilaksanakan di kawasan wisata [[Pengging]] di lingkungan Makam Astana luhur R. Ng. Yosodipuro pada hari Jum'at pertengahan bulan Sapar. R. Ng. Yosodipuro adalah seorang Pujangga [[Keraton Surakarta Hadiningrat|Kasunanan Surakarta Hadiningrat]]. Karena kearifannya sering kali rakyat [[Pengging]] memohon petunjuk termasuk pada saat petani meminta bantuannya untuk mengatasi serangan hama keong mas.
 
Atas petunjuk R. Ng Yosodipuro para petani mengambil keong mas tersebut kemudian dimasak dengan cara dikukus. Sebelumnya keong tersebut dibalut dengan janus yang dibentuk seperti keong mas. Setiap kali panen padi janur bekas balutan keong mas tersbut digunakan untuk membuat apem kukus. Apem kukus itu kemudian dibagi-bagikan pada petani sebagi wujud syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang diberikan dan juga berkurangnya hama keong. Tradisi bagi-bagi apem akhirnya terus berkembang hingga berjalan sampai sekarang.
Terinspirasi oleh kesuksesan Kabupaten Sukoharjo membangun kawasan Solo Baru, sebagai pusat pertumbuhan, rupanya Boyolali pun ingin mencobanya.
 
Upacara ini merupakan tradisi berebut makanan dengan perwujudan menerima pembagian kue terbungkus janur yang telah didukung dengan mantra dan do'a oleh Kyai ulama yang berlokasi di makam Astono luhur R. Ng. Yosodipuro pada malam Jum'at pertengahan bulan Sapar dan dibagikan pada Jum'at siang setelah salat jum'at. Bagi masyarakat yang percaya jika berhasil mendapatkan apem maka diyakini akan mendatangkan berkat.
Yang dijadikan pusat orientasi adalah sama, yakni Kota Solo. Maka, yang akan dijadikan kawasan pusat pertumbuhan itu adalah wilayah di perbatasan Boyolali - Solo, yakni Ngemplak.
 
==== Kawasan Pengging ====
Ada banyak hal yang bisa digapai secara simultan jika daerah itu bisa tumbuh seperti Solo Baru, kata Robert. Kawasan itu bisa jadi salah satu daya tarik investasi, daya tarik pariwisata, sekaligus jadi model daerah-daerah lain untuk berkembang
===== Pemandian Tirto Marto =====
Pemandian [[Umbul Pengging|Tirto Marto]] terletak di Desa Dukuh, Kecamatan [[Banyudono, Boyolali|Banyudono]] dengan jarak tempuh dari kota [[Boyolali]] adalah 12&nbsp;km. Pemandian ini dahulu digunakan oleh Raja [[Keraton Surakarta Hadiningrat|Kasunanan Surakarta Hadiningrat]] [[Pakubuwana X|SSDISKS Susuhunan Pakubuwana X]] beserta kerabatnya. Di dalam pemandian ini terdapat tiga buah umbul, yaitu Umbul Penganten, Umbul Ngabean, dan Umbul Duda.
 
Sekarang, di pemandian ini sering digunakan oleh peziarah untuk mengadakan ritual yang disebut Ritual Kungkum. Ritual Kungkum adalah ritual merendam diri peziarah di dalam air sebatas leher yang dimulai mulai pukul 24.00–03.00 wib pada malam Jum'at. Selain ritual tersebut ada juga Even Padusan yang dilaksanakan 2 (dua) hari menjelang bulan puasa.
 
===== Masjid Cipto Mulyo =====
Masjid Cipto Mulyo adalah Masjid Peninggalan [[Pakubuwana X|SSDISKS Susuhunan Pakubuwana X]]. Terletak di Kawasan Wisata Pengging Kecamatan Banyudono. Lokasi wisata ini dapat dijangkau dengan kendaraan pribadi dan kendaraan umum dengan jarak kurang lebih 1,5&nbsp;km dari Jalan Raya Surakarta -Semarang. Dari pusat kota Boyolali, lokasi wisata ini berjarak kurang lebih 15&nbsp;km.
 
===== Umbul Sungsang =====
Umbul Sungsang adalah tempat untuk ritual Kungkum (berendam dalam air sambil menunggu hasil Sanggaran di makam R. Ng. Yosodipuro)
 
===== Pengging Fair =====
[[Pengging]] fair adalah salah satu acara dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI yang diselenggarakan di Desa [[Pengging]], Kec. [[Banyudono]] dengan menampilkan pasar malam dan festival seni budaya. Acara ini dilaksanakan selama seminggu dan diadakan sekali dalam satu tahun.
 
Pasar Malam dimeriahkan oleh pedagang baik lokal maupun luar daerah yang menjajakan dagangannya selama Festival berlangsung. Festival budaya diadakan oleh masyarakat setempat seperti karnaval dan hiburan seni. Karnaval dilaksanakan disepanjang jalan Pasar [[Pengging]] diteruskan oleh drum band, reog, dan barongsai. Hiburan seni menampilkan campursari, band remaja, dan wayang kulit semalam suntuk.
 
Jika Anda berkunjung ke [[Boyolali]] pada bulan Agustus, sempatkanlah untuk menyaksikan [[Pengging]] fair.
 
===== Makam R. Ng. Yosodipuro =====
R. Ng. Yosodipuro adalah seorang Pujangga Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Dengan jarak tempuh dari kota 12&nbsp;km, makam ini setiap malam Jumat Pahing diadakan Upacara Sanggaran. Masih disekitar Makam R. Ng. Yosodipuro,Upacara Ngalap Berkah Paringan Apem Keong Emas ini dilaksanakan, pada pertengahan Bulan Sapar.
 
Upacara ini merupakan tradisi berebut apem (makanan khas yang terbuat dari tepung beras) yang terbungkus janur (daun kelapa yang masih muda) dan telah didoakan oleh Kyai/ Ulama dan dibagikan pada Jumat siang setelah Sholat Jumat.
 
Ada Masjid peninggalan Sunan Paku Buwana X.
 
===== Legenda Bandung Bandawasa =====
Di zaman dahulu, terdapat Kerajaan [[Pengging]] yang bersamaan dengan Kerajaan Boko di Prambanan. Kerajaan [[Pengging]] yang dipimpin oleh Prabu Damar Moyo yang arif bijaksana, yang mempunyai putra bernama Bandung Bandawasa (Bandung Bondowoso). [[Bandung Bondowoso]] ini yang terkait dalam Legenda [[Rara Jonggrang]] dan [[Candi Prambanan]].<ref>{{Cite web |url=http://www.gonjangganjing.com/legenda/legenda-candi-prambanan/ |title=Legenda Candi Prambanan |access-date=2011-06-10 |archive-date=2012-01-19 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120119061537/http://www.gonjangganjing.com/legenda/legenda-candi-prambanan/ |dead-url=yes }}</ref> Dalam Babad Prambanan, selain Pengging, beberapa daerah di Boyolali juga disebutkan, misalkan Slembi yang hingga pada zaman Mataram Islam dikenal sebagai salah satu gerbang Mataram. Dalam
 
==== Pesanggrahan Pracimoharjo ====
Merupakan petilasan [[Sri Susuhunan Paku Buwono X]] sebagai objek wisata minat khusus/ ziarah, Terletak di Desa [[Paras, Cepogo, Boyolali|Paras]], Kecamatan [[Cepogo]].
 
==== Makam Ki Ageng Pantaran ====
Di Pantaran Desa Candisari Kecamatan [[Ampel]]. Jarak tempuh dari kota 17&nbsp;km. Makam ini cukup potensial sebagai tempat ziarah, karena terdapat Petilasan Ki Kebo Kanigoro, petilasan Syeh Maulana Malik Ibrahim Maghribi, Petilasan Ki Ageng Pantaran. Pengunjung dapat menikmati pemandangan alam di kaki gunung [[Merbabu]] dan air terjun Semuncar dan Sipendok. Setiap tanggal 20 Suro diadakan event upacara tradisional Buka Luwur. Fasilitas: Bangsal tempat tirakat, Bukit Perkemahan Indraprasta.
 
==== Makam Prabu Handayaningrat ====
Objek wisata ini terletak di dukuh Malang, desa [[Dukuh, Banyudono, Boyolali|Dukuh]], kecamatan [[Banyudono, Boyolali|Banyudono]]. Makam ini merupakan trah dari majapahit. Prabu Handayaningrat adalah ayah [[Ki Ageng Pengging|Ki Ageng Kebo Kenanga]] dan Ki Ageng Kebo Kanigara (Kebo Kanigoro), dan beberapa anak lainnya ([http://en.rodovid.org/wk/Person:26351 referensi]). Prabu Handayaningrat dikenal dengan nama [[Ki Ageng Pengging Sepuh]]. Dalam cerita fiksi [[Nagasasra dan Sabukinten|Nagasasra Sabukinten]] karya [[Singgih Hadi Mintardja|S. H. Mintardja]], tokoh fiktif [[Mahesa Jenar]] merupakan murid [[Ki Ageng Pengging Sepuh]].
 
==== Makam Ki Ageng Kebo Kenanga ====
Objek wisata ini terletak di dukuh [[Pengging]], desa Jembungan, kecamatan [[Banyudono]]. Banyak oranga yang berkunjung dengan berbagai tujuan. Ki Ageng Kebo Kenanga dikenal sebagai [[Ki Ageng Pengging]]. [[Joko Tingkir]] yang kemudian menjadi Sultan Hadiwijaya pendiri Kasultanan Pajang adalah putra Ki Ageng Kebo Kenanga. Kebo Kenongo berteman dengan [[Syekh Siti Jenar]], dan kemudian terlibat dalam konflik dengan Kasultanan Demak, sebagaimana diceritakan dalam [[Babad Tanah Jawi]].
 
==== Petilasan Kebo Kanigara ====
Petilasan ini berlokasi di Dukuh [[Pojok, Nogosari, Boyolali|Pojok]], Desa Samiran, Kecamatan Selo. Lokasi ini dipercaya sebagai lokasi [[Kyai Kebo Kanigara]] (Kebo Kanigoro) melakukan serangkaian semadi. Setiap malam jumat petilasan ini sering dikunjungi para peziarah. Setiap 1 Muharam ([[Tahun Baru Jawa|1 Suro]]) ada ritual Mapag Tanggal yang diselengarakan masyarakat Desa Samiran.
 
==== Gunung Tugel dan Makam Ki Ageng Singaprana ====
Objek wisata ini terletak di Desa [[Nglembu, Sambi, Boyolali|Nglembu]], Kecamatan Sambi, sekitar ± 15&nbsp;km ke arah timur laut Kota [[Boyolali]]. Lokasi ini lebih dekat ditempuh dari kota kecamatan [[Simo, Boyolali|Simo]] yang berjarak hanya sekitar 3&nbsp;km dari pusat kota. Tempat ini menjanjikan rekreasi perbukitan dan ratusan tangga menuju makam Ki Ageng Singaprana (Singoprono) di puncak Gunung Tugel. Objek Wisata Khasanah yang di kunjungi setiap malam Jumat dan malam Selasa Kliwon, Lokasi Makam Ki Ageng Singoprono yang menarik dengan letaknya yang sangat indah. Fasilitas: Bumi Perkemahan, Hutan Wisata, Tempat Menyepi dan Tempat Berdoa di puncak Gunung Tugel. Nama [[Ki Ageng Singaprana]] dan penamaan daerah Simo disebutkan ketika [[Sunan Kudus]] hendak menemui [[Ki Ageng Pengging]] ketika terjadi konflik antara [[Kesultanan Demak]] dan Pengging ([http://eprints.ums.ac.id/17411/2/BAB_I.pdf rujukan]).
 
==== Candi Lawang ====
[[Candi Lawang]] merupakan candi Hindu abad ke-9. Namanya berasal dari kata 'lawang' dalam bahasa Jawa yang berarti 'pintu'. Candi ini sangat mencolok bentuk pintunya. Candi ini juga masih berbentuk susunan batu candi, beberapa di antaranya masih direnovasi. Seperti candi Hindu pada umumnya, candi Lawang juga menghadap ke barat. Di bilik utama ada yoni tanpa lingga. Yoninya pun unik karena memiliki saluran berlubang sebagai tempat keluarnya air. Mirip dengan yang ada di [[Candi Merak]]. Di sekeliling candi tidak ditemukan arca maupun relief. Yang ada hanya batu berornamen. Sekitar candi tersebar bebatuan yang belum disusun. Candi ini tepat berada di belakang rumah. Sepertinya keberadaan candi ini sudah diketahui sejak dulu.
 
Candi Lawang terletak di Dusun Gedangan, Kec. [[Cepogo, Boyolali|Cepogo]], Kab. [[Boyolali, Boyolali|Boyolali]], Jawa Tengah. Dari Jogja menuju kota [[Boyolali]] bisa ditempuh selama 1,5 jam menggunakan sepeda motor. Rute yang paling singkat adalah Jogja-Klaten-[[Boyolali]] tanpa perlu melewati Kartasura. Untuk menuju Kec. [[Cepogo, Boyolali|Cepogo]], arahkan kendaraan ke jalur menuju Ketep Pass. Sedangkan untuk menuju Candi Lawang, alangkah baiknya kalau bertanya kepada warga. Memang terdapat beberapa papan penunjuk ke arah candi. Namun perlu bantuan warga untuk sampai ke lokasi.
 
==== Museum Hamong Wardoyo ====
Museum ini terletak di Jalan Raya Surakarta-Semarang dan menjadi salah satu destinasi wisata sejarah yang baru di Boyolali. Nama [[R. Hamong Wardoyo]] sendiri diambil dari nama bupati Boyolali ke-10 yang memimpin pada 1947. Museum ini berisi beberapa koleksi bersejarah, serta kisah berdirinya kabupaten Boyolali. Uniknya, bangunan atap museum mirip dengan piramida namun dibuat dari kaca. Ruangan museum pun didominasi ornamen-ornamen dari kayu. Selain itu, tangga penghubung antara lantai satu dengan lantai dua museum bergaya spiral atau memutar. Di sepanjang selasar tangga, pengunjung bisa menikmati sajian foto-foto suasana Kabupaten Boyolali dalam berbagai sudut dan momen.<ref>[https://www.boyolali.go.id/detail/3784/menikmati-wisata-edukasi-di-museum] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190225162331/https://www.boyolali.go.id/detail/3784/menikmati-wisata-edukasi-di-museum|date=2019-02-25}} Menikmati Wisata Edukasi Di Museum R Hamong Wardoyo</ref>
 
==== Situs bersejarah lainnya ====
Masih banyak situs bersejarah lainnya di [[Boyolali]], antara lain [[Candi Sari]], Situs Candi, [[Situs Sumur Songo]], Situs Petirtaan, Situs Musuk, Petirtaan Semboja, Petirtaan Sendang Pitu, [[Candi Kunthi]], Petirtaan Lerep, dan Petirtaan Kalitelon. Sayangnya dapat dibilang tidak terawat.
 
== Kuliner Khas ==
makanan khas Boyolali, adalah:
* Soto Daging Bening (Soto Boyolali)
* Sambal Lethok/sambal tumpang
* Jenang Pecel
* Dodol Susu
* Tahu Susu
* Mentho
* Jadah Bakar
 
== Julukan ==
* '''Susu'''
Dikenal sebagai ''penghasil susu'', Boyolali terdapat banyak patung-patung sapi di sejumlah sudut kota.
* '''nieuw Zeeland van Java'''
Boyolali bisa disebut pula ''[[nieuw Zeeland van Java]]'' Belanda menyebut nieuw Zeeland untuk negara New Zealand. Boyolali dikarenakan mirip dengan [[Selandia Baru]] terkenal sebagai negara produsen susu dan daging sapi, begitupula dengan Boyolali yang merupakan produsen susu terbesar di [[Pulau Jawa]]. Boyolali juga dikenal sebagai pusat daging sapi lokal, dengan ampel sebagai tempat pemotongan hewan serta pusat produsen berbagai macam abon abon [[Sapi|sapi.]]
* '''Boyolali Tersenyum'''
Boyolali memiliki slogan pembangunan ''Boyolali Tersenyum'' (Tertib, Elok, Rapi, Sehat, Nyaman untuk Masyarakat). -->
 
== Referensi ==
{{reflist|2}}
 
== Pranala luar ==
{{Kabupaten Boyolali}}
{{Solo Raya}}
{{Jawa Tengah}}
{{Authority control}}
 
[[Kategori:Kabupaten Boyolali| ]]
[[Kategori:Kabupaten di Jawa Tengah|Boyolali]]
[[Kategori:Kabupaten di Indonesia|Boyolali]]