Candi Ceto: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8.6
Dhanuxz (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(4 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{coord|7|35|44|S|111|9|29|E|display=title}}
{{Infobox cagar budaya
| Name = Candi Cethocetu
| Image = [[Berkas:Ceto tampak depan.jpg|200px]]
| caption = Tampak depan Candi Cetho
Baris 15:
| map_location= Kabupaten Karanganyar#Jawa Tengah
| map_caption = Lokasi {{PAGENAME}} di [[Karanganyar]], [[Jawa Tengah]]
| coordinates = {{coord|-7.5955924595539876924463|111.155404215741382182358}}
}}
'''Candi Ceto''' ([[hanacaraka]]: ꦕꦼꦛ, ejaan [[bahasa Jawa]] latin: ''cethå'') merupakan [[candi]] bercorak [[agama Hindu]] yang diduga kuat dibangun pada masa-masa akhir era [[Majapahit]] (abad ke-15 Masehi). Lokasi candi berada di lereng [[Gunung Lawu]] pada ketinggian 1496 m di atas permukaan laut,<ref name="board">Sumber: papan informasi di lokasi candi</ref> dan secara administratif berada di Dusun Ceto, Desa [[Gumeng, Jenawi, Karanganyar|Gumeng]], [[Jenawi, Karanganyar|Kecamatan Jenawi]], [[Kabupaten Karanganyar]], [[Jawa Tengah]].<ref>{{cite web|url=https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/candi-cetho-candi-peruwatan-agama-hindu/|title=Candi Cetho, Candi Peruwatan Agama Hindu|publisher=Indonesia Kaya|accessdate=19 September 2021}}</ref>
Baris 25:
 
== Riwayat kompleks percandian ==
[[Berkas:Candi Cetho.jpg|jmpl|200px|ka|Gapura Candi Ceto]]
Ketika ditemukan keadaan candi ini merupakan reruntuhan batu pada 14 teras/punden bertingkat, memanjang dari barat (paling rendah) ke timur, meskipun pada saat ini tinggal 13 teras, dan pemugaran dilakukan pada sembilan teras saja. Strukturnya yang berteras-teras ("[[punden berundak]]") memunculkan dugaan akan [[sinkretisme]] kultur asli nusantara dengan Hinduisme. Dugaan ini diperkuat oleh aspek [[ikonografi]]. Bentuk tubuh manusia pada relief-relief menyerupai [[wayang kulit]], dengan wajah tampak samping tetapi tubuh cenderung tampak depan. Penggambaran serupa, yang menunjukkan ciri periode sejarah Hindu-Buddha akhir, ditemukan di Candi Sukuh.
 
Pemugaran pada akhir 1970-an yang dilakukan sepihak oleh Sudjono Humardani, asisten pribadi [[Suharto]] (presiden kedua Indonesia), mengubah banyak struktur asli candi meskipun konsep punden berundak tetap dipertahankan. Pemugaran ini banyak dikritik oleh para pakar [[arkeologi]], mengingat bahwa pemugaran situs purbakala tidak dapat dilakukan tanpa studi yang mendalam. Beberapa objek baru hasil pemugaran yang dianggap tidak asli adalah gapura megah pada bagian depan kompleks, bangunan-bangunan dari kayu tempat pertapaan, patung-patung yang dinisbatkan sebagai [[Sabdapalon]], [[Sabdapalon|Nayagenggong]], [[Brawijaya V]], serta ''phallus'', dan bangunan kubus pada bagian puncak punden.
 
Selanjutnya, Bupati Karanganyar periode 2003—20082003–2008, [[Rina Iriani]], dengan alasan untuk menyemarakkan gairah keberagamaan di sekitar candi, menempatkan arca [[Dewi Saraswati]], sumbangan dari [[Kabupaten Gianyar]], pada bagian timur kompleks candi, pada punden lebih tinggi daripada bangunan kubus.
 
== Susunan bangunan ==
Baris 70 ⟶ 69:
[[Kategori:Cagar budaya peringkat nasional]]
[[Kategori:Situs cagar budaya di Indonesia]]
[[Kategori:Cagar budaya Indonesia di Jawa Tengah]]
[[Kategori:Jenawi, Karanganyar]]