Kerajaan Kandis: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Perbaikan kesalahan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k harusnya yang bukan Yang |
||
(13 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{noref}}
{{Infobox country
| conventional_long_name = Kerajaan Kandis
Baris 9 ⟶ 10:
| s2 = Kerajaan Malayupura
| s3 =
| year_start = {{circa}} [[ditahun 1 SM atau ada yang berpendapat pada abad ke-11 SM]]
| year_end =
| date_start =
Baris 19 ⟶ 20:
| symbol_type =
| image_map = Kerajaan Kandis.png
| image_map_caption = Perkiraan lokasi Kerajaan Kandis berada di [[Sumatera Tengah]] (kini terpecah menjadi bagian timur [[
| capital =
| common_languages = [[Bahasa Malayik Sumatera Utara Kuno]] dan bahasa-bahasa Malayik di Sumatera bagian tengah di sebelah timur.
Baris 37 ⟶ 38:
| today = {{plainlist|
*'''{{flag|Indonesia}}'''
** {{flag|
** {{flag|Jambi}}
** {{flag|Riau}}}}
}}
'''Kerajaan Kandis''' merupakan sebuah [[kerajaan]]
Kerajaan Kandis diperkirakan berdiri sejak
== Sejarah ==
Kerajaan Kandis diperkirakan berdiri sejak abad ke-1 SM, diyakini sebagai kerajaan Minangkabau tertua di [[Sumatera]], serta [[Kepulauan Indonesia|Nusantara]] pada umumnya. Pada abad ke-14 M, di ''Nagarakretagama'' bekas wilayah Kerajaan Kandis masih disebut dengan Kandis, disebut sebagai salah satu wilayah [[Majapahit]] dalam sebuah karya sastra, [[Kakawin Nagarakretagama]] yang ditulis pada tahun [[1365]] oleh oleh [[Empu Prapañca]], seorang bekas pembesar urusan [[Buddhisme|agama Buddha]] di istana Majapahit.<ref>{{cite web|url=https://bppiindonesianheritagetrust.org/direktori_view.php?p=7|title=Saujana Trowulan|publisher=Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI)|access-date=27 November 2020}}</ref><ref name="Saptono, Nanang">{{cite journal|title=Permukiman Kuna Di Kawasan Way Sekampung (Lampung) Pada Masa Śriwijaya|language=id|trans-title=Ancient Settlements in Way Sekampung during the Srivijaya era|journal=AMERTA, Research and Archaeology Development Journal, Balai Arkeologi Bandung|url=https://jurnalarkeologi.kemdikbud.go.id/index.php/amerta/article/view/391/248|volume=31|issue=2|year=2013}}</ref>
Kerajaan ini diperkirakan berdiri pada 1 Sebelum Masehi, mendahului berdirinya kerajaan Moloyou atau [[Dharmasraya]] di Sumatra Tengah.{{subjektif}}{{butuh rujukan}}Dua tokoh yang sering disebut sebagai raja kerajaan ini adalah [[Datuk Perpatih Nan Sebatang]] dan [[Datuk Katumanggungan]]. {{subjektif}}{{butuh rujukan}}▼
▲Kerajaan ini diperkirakan berdiri pada abad ke-1 Sebelum Masehi, artinya mendahului berdirinya kerajaan Moloyou atau [[Dharmasraya]] di Sumatra Tengah.{{subjektif}}{{butuh rujukan}}Dua tokoh yang sering disebut sebagai raja kerajaan ini adalah [[Datuk Perpatih Nan Sebatang]] dan [[Datuk Katumanggungan]]. {{subjektif}}{{butuh rujukan}}
Maharaja Diraja, pendiri kerajaan ini, sesampainya di Bukit Bakau membangun sebuah istana yang megah yang dinamakan dengan [[Istana Dhamna]]{{Yang mana}}.{{subjektif}}{{butuh rujukan}}
Baris 66 ⟶ 69:
Dengan berdirinya kerajaan-kerajaan baru, maka mulailah terjadi perebutan wilayah kekuasaan yang akhirnya timbul peperangan antar kerajaan. Kerajaan Koto Alang memerangi [[kerajaan Kancil Putih]], setelah itu kerajaan Kandis memerangi kerajaan Koto Alang dan dikalahkan oleh Kandis. Kerajaan Koto Alang tidak mau diperintah oleh Kandis, sehingga Raja Aur Kuning pindah ke daerah Jambi, sedangkan Patih dan Temenggung pindah ke Merapi. {{subjektif}}{{butuh rujukan}}
Kepindahan Raja Aur Kuning ke daerah Jambi menyebabkan Sungai yang mengalir di samping [[kerajaan Koto Alang]] diberi nama Sungai Salo, artinya Raja Bukak Selo (buka sila) karena kalah dalam peperangan. Sedangkan Patih dan Temenggung lari ke [[Gunung Marapi]] ([[
Tidak lama kemudian, pembesar-pembesar kerajaan Kandis mati terbunuh diserang oleh Raja Sintong dari Cina belakang, dengan ekspedisinya dikenal dengan ekspedisi Sintong. Tempat berlabuhnya kapal Raja Sintong, dinamakan dengan Sintonga. Setelah mengalahkan Kandis, Raja Sintong beserta prajuritnya melanjutkan perjalanan ke Jambi. Setelah kalah perang pemuka kerajaan Kandis berkumpul di Bukit Bakar, kecemasan akan serangan musuh, maka mereka sepakat untuk menyembunyikan Istana Dhamna dengan melakukan sumpah. Sejak itulah Istana Dhamna hilang, dan mereka memindahkan pusat kerajaan Kandis ke Dusun Tuo (Teluk Kuantan sekarang).{{subjektif}}{{butuh rujukan}}
|