Kabupaten Sarolangun Bangko: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k stub |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(18 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Kategori:Bekas kabupaten di Indonesia|Sarolangun-Bangko]]
[[Kategori:Bekas kabupaten di Jambi]]
'''Kabupaten Sarolangun Bangko''' adalah sebuah bekas [[kabupaten]] yang pernah didirikan dalam wilayah [[Jambi|Provinsi Jambi]], [[Indonesia]]. Pembentukan Kabupaten Sarolangun Bangko pada tahun 1965 dari hasil pemekaran sebagi wilayah Daerah Tingkat II Merangin. Kabupaten Sarolangun Bangko memiliki wilayah seluas 13.863 km<sup>2</sup> yang terbagi menjadi 9 kecamatan. Ibu kota Kabupaten Sarolangun Bangko terletak di Kecamatan Bangko.
Wilayah Kabupaten Sarolangun Bangko terletak di barat Provinsi Jambi. Sebagian besar wilayahnya adalah [[dataran rendah]], sedangkan sebagian kecil berupa [[dataran tinggi]] dan [[pegunungan]]. Wilayah Kabupaten Sarolangun Bangko dilalui oleh [[Batang Merangin|sungai Merangin]] dan [[Batang Tembesi|sungai Tembesi]]. Kabupaten Sarolangun Bangko secara administratif terbagi menjadi 9 [[kecamatan]]. Struktur pemerintahan di Wilayah Kabupaten Sarolangun Bangko awalnya terdiri dari tiga tingkatan setelah kecamatan yakni [[Marga (Jambi)|marga]], dusun, dan kampung atau kemangkuan. Lalu pada tahun 1991, struktur pemerintahannya terdiri dari kecamatan, [[desa]] dan [[kelurahan]].
[[Penduduk]] di Kabupaten Sarolangun Bangko terdiri dari [[suku Batin]], [[suku Kubu]], [[suku Penghulu]] dan [[suku Pindah]]. Pada tahun 1976, jumlah penduduk di Kabupaten Sarolangun Bangko sebanyak 172.745 jiwa. Jumlah ini menjadi sebanyak 346.909 jiwa pada tahun 1991. Penduduk di Kabupaten Sarolangun Bangko utamanya menuturkan [[bahasa Batin]] dan [[bahasa Penghulu]]. Perekonomian penduduk di Kabupaten Sarolangun Bangko mengutamakan [[hasil hutan]] berupa [[rotan]], [[kayu]] dan [[karet]]. Selain itu, terdapat perkebunan [[kayu manis]] dan [[kelapa sawit]]. Penduduk di Kabupaten Sarolangun Bangko memiliki tradisi [[Doa Padang]] ketika mengangkat [[pemimpin]], dan tari-tarian seperti tari kipas, tari skin dan [[Tari Selampit Delapan|tari selampit delapan]].
Pada tahun 1999, sebagian wilayah Kabupaten Sarolangun Bangko dimekarkan menjadi [[Kabupaten Sarolangun]]. Sisa wilayah Kabupaten Sarolangun Bangko kemudian diubah namanya menjadi [[Kabupaten Merangin]] dan dibentuk sebagai kabupaten baru.
== Pembentukan ==
Kabupaten Sarolangun Bangko dibentuk sebagai daerah tingkat II dalam wilayah [[Jambi|Provinsi Jambi]]. Pembentukannya diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1965.{{Sfn|Nazir, dkk.|1993|p=34}} Wilayah Kabupaten Sarolangun Bangko diperoleh dari pemekaran Daerah Tingkat II Merangin.{{Sfn|Presiden Republik Indonesia|1965|p=2}} Luas wilayahnya adalah 13.863 km<sup>2</sup>.{{Sfn|Presiden Republik Indonesia|1999|p=1}} [[Ibu kota]] Kabupaten Sarolangun Bangko ditetapkan di Kecamatan Bangko.{{Sfn|Presiden Republik Indonesia|1965|p=3}}
== Geografi ==
Wilayah Kabupaten Sarolangun Bangko terletak di barat Provinsi Jambi.{{Sfn|Sutoyo, dkk.|1979|p=1}} Sebagian besar wilayah Kabupaten Sarolangun Bangko merupakan [[dataran rendah]] yang kering.{{Sfn|Margono, Mujilan, dan Chaniago|1984|p=7}} Sedangkan sebagian wilayah lainnya di Kabupaten Sarolangun Bangko terdiri dari [[dataran tinggi]] dan [[pegunungan]].{{Sfn|Sutoyo, dkk.|1979|p=1}} Wilayah pegunungan terletak di bagian selatan Kabupaten Sarolangun Bangko.{{Sfn|Margono, Mujilan, dan Chaniago|1984|p=6}} Kabupaten Sarolangun Bangko dilalui oleh [[Batang Merangin|sungai Merangin]] dan [[Batang Tembesi|sungai Tembesi]].{{Sfn|Margono, Mujilan, dan Chaniago|1984|p=8-9}}
== Wilayah administratif ==
Ketika dibentuk pada tahun 1965, wilayah Kabupaten Sarolangun Bangko terbagi menjadi 9 [[kecamatan]]. Nama-namanya yakni Bangko, Sungai Manau, Tabir, Muara Siau, Jangkat, Sarolangun, Pauh, Batang Asai, dan Sungai Limun.{{Sfn|Presiden Republik Indonesia|1965|p=2}} Pada tahun 1976, wilayah Kabupaten Sarolangun Bangko masih terbagi menjadi 9 kecamatan dan 27 [[Marga (Jambi)|marga]].{{Sfn|Nazir, dkk.|1993|p=10}} Lalu pada tahun 1991, wilayah Kabupaten Sarolangun Bangko terbagi menjadi 9 kecamatan dan 275 [[desa]] dan [[kelurahan]].{{Sfn|Lembaga Pemilihan Umum|1994|p=91-92}}
== Pemerintahan ==
Struktur pemerintahan di Kabupaten Sarolangun Bangko memiliki jenjang hierarki tiga tingkat. Setelah pemerintahan kecamatan terdapat tiga turunan pemerintahan yaitu [[Marga (Jambi)|marga]], dusun, dan kampung atau kemangkuan.{{Sfn|Nazir, dkk.|1993|p=71}} Kepala pemerintahan pada marga di Kabupaten Sarolangun Bangko disebut pasirah.{{Sfn|Nazir, dkk.|1993|p=70}} Pada tahun 1991, pemerintahan di Kabupaten Sarolangun Bangko memiliki dua orang pembantu bupati.{{Sfn|Lembaga Pemilihan Umum|1994|p=91-92}}
== Demografi ==
=== Asal penduduk ===
Wilayah Kabupaten Sarolangun Bangko dihuni oleh [[suku Batin]].{{Sfn|Ja'far, Purwaningsih, dan Zakaria|1993|p=10}} Wilayah suku Batin di Kabupaten Sarolangun Bangko terletak di Kecamatan Jangkat, Pauh, Muara Siau, Bangko, Tabir, dan Muaro Bungo.<ref>{{Cite book|last=Hidayah|first=Zulyani|date=2015|url=https://www.google.co.id/books/edition/Ensiklopedi_Suku_Bangsa_di_Indonesia/w_FCDAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Kabupaten+Sarolangun+Bangko&pg=PA65&printsec=frontcover|title=Ensiklopedia Suku Bangsa di Indonesia|location=Jakarta|publisher=Yayasan Pustaka Obor Indonesia|isbn=978-979-461-929-2|pages=65|url-status=live}}</ref> Suku Batin hidup berdampingan dengan suku Penghulu.{{Sfn|Margono, Mujilan, dan Chaniago|1984|p=21}} Di wilayah Kabupaten Sarolangun Bangko, suku Penghulu telah digolongkan sebagai salah satu [[Pribumi|penduduk asli]].<ref name=":0">{{Cite book|last=Melalatoa|first=M. Junus|date=1995|url=https://www.google.co.id/books/edition/Ensiklopedi_Suku_Bangsa_di_Indonesia_Jil/FbGECgAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Kabupaten+Sarolangun+Bangko&pg=PA672&printsec=frontcover|title=Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia Jilid L-Z|location=Jakarta|publisher=Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya|pages=672|url-status=live}}</ref> Kedatangan suku Penghulu ke wilayah Provinsi Jambi karena ketertarikan dalam pencarian [[emas]] di hulu sungai Batang Hari.{{Sfn|Margono, Mujilan, dan Chaniago|1984|p=21}} Penyebaran suku Penghulu di Kecamatan Sungai Manau, Kecamatan Batang Asai, dan Kecamatan Tabir.<ref name=":0" />
Penduduk pendatang di Kabupaten Sarolangun Bangko ialah suku Pondah. Mereka datang dari wilayah [[Sumatera Selatan|Provinsi Sumatera Selatan]] yang berbatasan dengan Provinsi Jambi yakni Kecamatan Rawas dan Kecamatan Rupit I. Setelah berpindah, suku Pondah menetap di wilayah Kecamatan Pauh dan Kecamatan Mendiangin.{{Sfn|Margono, Mujilan, dan Chaniago|1984|p=21}} Selain itu, dalam [[kawasan hutan]] Kabupaten Sarolangun Bangko terdapat [[suku Kubu]] yang hidup secara menyebar.{{Sfn|Ja'far, Purwaningsih, dan Zakaria|1993|p=10}} Suku Kubu yang sama sekali tidak berhubungan dengan suku lain dan menyebar di sekitar Sungai Makalele Air Hitam, Tabir, Limbur, Tembesi, Batang Asai, Sakalodo Jemang, Tanjakan, Merak dan Pemenang.{{Sfn|Margono, Mujilan, dan Chaniago|1984|p=19}} Sedangkan suku Kubu yang terkadang mengadakan pengembaraan dan terkadang menetap dalam wilayah Kabupaten Sarolangun Bangki berada di daerah Tanjung dan Kembang Bungo.{{Sfn|Margono, Mujilan, dan Chaniago|1984|p=20}}
=== Jumlah penduduk ===
Pada tahun 1961, jumlah [[penduduk]] di Kabupaten Sarolangun Bangko sebanyak 111.667 jiwa. Kemudian terjadi [[pertumbuhan penduduk]] hingga tahun 1976 dengan rata-rata sebesar 2,62% per tahun. Jumlah penduduk di Kabupaten Sarolangun Bangko menjadi sebanyak 172.745 jiwa pada tahun 1976.{{Sfn|Margono, Mujilan, dan Chaniago|1984|p=110}} Pada tahun 1983, jumlah penduduk di Kabupaten Sarolangun Bangko sebanyak 256.454. jiwa. Sebanyak 127.988 jiwa adalah [[laki-laki]] dan sebanyak 128.466 jiwa adalah [[perempuan]].{{Sfn|Ja'far, Purwaningsih, dan Zakaria|1993|p=8}} Pada tahun 1991, jumlah penduduk di Kabupaten Sarolangun Bangko sebanyak 346.909 jiwa.{{Sfn|Lembaga Pemilihan Umum|1994|p=91}}
=== Bahasa ===
[[Bahasa]] yang dituturkan oleh penduduk di Kabupaten Sarolangun Bangko yaitu bahasa Batin dan bahasa Penghulu. [[Bahasa Batin]] dituturkan oleh suku Batin, sedangkan bahasa Penghulu dituturkan oleh suku Penghulu.<ref>{{Cite book|last=Muhadjir|date=2000|url=https://www.google.co.id/books/edition/Bahasa_Betawi/NQh2tuWDhnEC?hl=id&gbpv=1&dq=Kabupaten+Sarolangun+Bangko&pg=PA10&printsec=frontcover|title=Bahasa Betawi: Sejarah dan Perkembangannya|location=Jakarta|publisher=Yayasan Obor Indonesia|isbn=979-461-340-1|pages=10-11|url-status=live}}</ref>
=== Perekonomian ===
Sekitar 86% lahan di Kabupaten Sarolangun Bangko merupakan [[hutan]]. Penggarapan [[lahan]] hanya dilakukan pada sekitar 13,3% dari luas wilayahnya.{{Sfn|Margono, Mujilan, dan Chaniago|1984|p=8}} Penghasilan utama di Kabupaten Sarolangun Bangko diperoleh melalui produk [[kayu]], [[rotan]] dan [[karet]] yang diproduksi melalui [[pertanaman tunggal]]. Produk-produk ini dihasilkan pada kawasan dataran rendah yang kering di Kabupaten Sarolangun Bangko.{{Sfn|Margono, Mujilan, dan Chaniago|1984|p=7}} Suku Kubu di Kabupaten Sarolangun Bangko hidup secara [[nomaden]]. Mereka memenuhi kebutuhan hidup langsung dari alam dengan berburu dan meramu.<ref>{{Cite book|last=Gardjito, M., Ayuningsih, F., dan Chayatinufus, C.|date=2017|url=https://www.google.co.id/books/edition/Kuliner_Jambi_Telusuri_Jejak_Melayu_Seda/Ld88DwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Kabupaten+Sarolangun+Bangko&pg=PA27&printsec=frontcover|title=Kuliner Jambi: Telusuri Jejak Melayu, Sedap Meresap dalam Kalbu|location=Jakarta|publisher=Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama|isbn=978-602-03-7525-0|pages=27|url-status=live}}</ref>
Kabupaten Sarolangun Bangko berhasil mengembangkan perkebunan [[kayu manis]] selama pelaksanaan [[Rencana Pembangunan Lima Tahun|Pembangunan Lima Tahun]].{{Sfn|Nazir, dkk.|1993|p=80}} Pada tahun 1991, Kabupaten Sarolangun Bangko mengembangkan perkebunan [[kelapa sawit]] melalui rintisan perusahaan bernama Sari Aditya Loka. Luas perkebunan intinya adalah 5.000 ha dan perkebunan plasmanya seluas 27.000 ha.<ref>{{Cite book|date=2008|url=https://www.google.co.id/books/edition/Belajar_dari_Bungo_mengelola_sumberdaya/QS_PTmC5qAMC?hl=id&gbpv=1&dq=Kabupaten+Sarolangun+Bangko&pg=PA45&printsec=frontcover|title=Belajar dari Bungo: Mengelola Sumber Daya Alam di Era Desentralisasi|location=[[Kota Bogor|Bogor]]|publisher=Center for International Forestry Research|isbn=978-979-1412-47-6|editor-last=Adnan, H., dkk.|pages=45|url-status=live}}</ref>
=== Tradisi dan kebudayaan ===
==== Doa Padang ====
Masyarakat di Kabupaten Sarolangun Bangko mengadakan Doa Padang yang dilaksanakan tiap pengangkatan seorang depati dan penghulu. Doa Padang merupakan kegiatan menghanguskan 100 butir [[beras]] dan pemotongan seekor [[kerbau]]. Tujuan dari Doa Padang ialah permintaan keselamatan dari arwah [[leluhur]] kepada [[pemimpin]] dan [[rakyat]] di Kabupaten Sarolangun Bangko.{{Sfn|Sutoyo, dkk.|1979|p=39}}
==== Tari-tarian ====
Di wilayah Kabupaten Sarolangun Bangko telah ada beberapa [[tari]] yang menjadi [[tradisi]]. Tari-tarian ini ialah tari kipas, tari skin dan [[Tari Selampit Delapan|tari selampit delapan]].{{Sfn|Sutoyo, dkk.|1979|p=94-95}}
== Pemekaran ==
{{Multiple image
| direction = horizontal
| total_width = 300
| image1 = Lokasi Jambi Kabupaten Sarolangun.svg
| image2 = Lokasi Jambi Kabupaten Merangin.svg
| caption1 = [[Kabupaten Sarolangun]]
| caption2 = [[Kabupaten Merangin]]
| caption_align = center
| footer = Kabupaten Sarolangun (gambar kiri) dan Kabupaten Merangin (gambar kanan) merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Sarolangun Bangko menjadi dua [[kabupaten]] baru.
}}
Pada tahun 1999, Kabupaten Sarolangun Bangko dimekarkan menjadi sebagian wilayahnya menjadi kabupaten baru yakni [[Kabupaten Sarolangun]]. Sisa wilayah Kabupaten Sarolangun Bangko kemudian diubah namanya dan dibentuk menjadi kabupaten baru bernama [[Kabupaten Merangin]].{{Sfn|Presiden Republik Indonesia|1999|p=3}} Pemekaran ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Undang-undang ini diterbitkan pada tanggal 12 Oktober 1999.<ref>{{Cite book|last=Sutaryono, dkk.|date=2012|url=https://repository.stpn.ac.id/236/1/Monografi%20sistematis%2051-84.pdf|title=Kebijakan, Konflik, dan Perjuangan Agraria Indonesia Awal Abad 21|location=Sleman|publisher=Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Sekolah Tinggi Pertanahan Nasiona|isbn=978-602-7894-03-7|editor-last=Luthf|editor-first=Ahmad Nashih|pages=46-47|chapter=Perjuangan untuk Menjadi Bagian dari Proses Perubahan Agraria yang Menguntungkan (Studi Kasus Perkebunan Sawit di Kabupaten Sarolangun, Jambi)|url-status=live}}</ref>
== Referensi ==
=== Catatan kaki ===
{{Reflist}}
=== Daftar pustaka ===
* {{Cite book|last=Ja'far, Purwaningsih, N. E., dan Zakaria, I.|date=1993|url=https://repositori.kemdikbud.go.id/7716/1/DAPUR%20DAN%20ALAT%20ALAT%20MEMASAK%20TRADISIONAL%20DAERAH%20JAMBI.pdf|title=Dapur dan Alat-Alat Memasak Tradisional Daerah Jambi|publisher=Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional|ref={{sfnref|Ja'far, Purwaningsih, dan Zakaria|1993}}|url-status=live}}
* {{Cite book|last=Sekretariat Umum Lembaga Pemilihan Umum|date=1994|url=https://www.google.co.id/books/edition/Pemilihan_umum_1992_dari_daerah_ke_daera/khWOAAAAMAAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Lembaga+Pemilihan+Umum+Sarolangun+Bangko+1994&pg=PA92&printsec=frontcover|title=Pemilihan Umum 1992 dari Daerah ke Daerah|publisher=Lembaga Pemilihan Umum|ref={{sfnref|Lembaga Pemilihan Umum|1994}}|url-status=live}}
* {{Cite book|last=Margono, H., Mujilan dan Chaniago, J. R.|date=1984|url=https://repositori.kemdikbud.go.id/13365/1/Sejarah%20sosial%20jambi.pdf|title=Sejarah Sosial Jambi: Jambi sebagai Kota Dagang|location=Jakarta|publisher=Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional|editor-last=Sjafei, S., Kutoyo, S., dan Kartadarmadja, M. S.|ref={{sfnref|Margono, Mujilan, dan Chaniago|1984}}|url-status=live}}
* {{Cite book|last=Nazir, M., dkk.|date=1993|url=https://repositori.kemdikbud.go.id/12842/1/Sejarah%20pengaruh%20pelita%20terhadap%20kehidupan%20masyarakat%20pedesaan%20daerah%20jambi.pdf|title=Sejarah Pengaruh Pelita terhadap Kehidupan Masyarakat Pedesaan di Daerah Jambi|location=Jakarta|publisher=Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional|editor-last=Ghazali|editor-first=Zulfikar|ref={{sfnref|Nazir, dkk.|1993}}|url-status=live}}
* {{Cite news|last=Presiden Republik Indonesia|date=1965|title=Undang-undang (UU) Nomor 7 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Sarolangun-Bangko Dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung Dengan Mengubah Undang-Undang No. 12 tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten Di Propinsi Sumatera Tengah|url=https://peraturan.bpk.go.id/Details/49991/uu-no-7-tahun-1965|work=Database Peraturan BPK|ref={{sfnref|Presiden Republik Indonesia|1965}}}}
* {{Cite news|last=Presiden Republik Indonesia|date=1999|title=Penjelasan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Muaro Jambi, dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur|url=https://bphn.go.id/data/documents/99uu054.pdf|work=Badan Pembinaan Hukum Nasional|ref={{sfnref|Presiden Republik Indonesia|1999}}}}
* {{Cite book|last=Sutoyo, S., dkk.|date=1979|url=https://repositori.kemdikbud.go.id/7432/1/SEJARAH%20KEBANGKITAN%20NASIONAL%20DAERAH%20JAMBI.pdf|title=Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Jambi|publisher=Pusat Penelitian dan Budaya, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|ref={{sfnref|Sutoyo, dkk.|1979}}|url-status=live}}
|