Museum Ranggawarsita: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Paragraf pembuka. |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(15 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan) | |||
Baris 7:
| dissolved =
| location = Jl. Abdul Rahman Saleh No. 1 Kalibanteng Kulon [[Semarang]], [[Jawa Tengah]]
| type =
| visitors =
| director =
Baris 15:
}}
'''Museum Jawa Tengah Ranggawarsita''' atau dikenal sebagai '''Museum Ranggawarsita''' adalah museum
Pada 1983, salah satu gedung pameran telah selesai dibangun. Hal tersebut diikuti dengan peresmian museum oleh [[Soepardjo Rustam]], [[Daftar Gubernur Jawa Tengah|Gubernur Jawa Tengah]] kala itu.
Museum Ranggawarsita memiliki koleksi sebanyak 59.810 buah yang terbagi dalam sepuluh jenis, yang dipamerkan di empat gedung serta satu ruang emas dan ruang audiovisual 3D. Perawatan koleksi juga dilakukan secara berkala dengan menyesuaikan bahan koleksinya. Misalnya, perawatan koleksi besi seperti keris menggunakan bahan alamiah dan bahan kimia. Bahan alamiah tersebut berupa jeruk nipis, sedangkan bahan kimianya berupa [[asam sitrat]].
▲Pada 1983, salah satu gedung pameran telah selesai. Hal tersebut diikuti dengan peresmian museum oleh [[Soepardjo Rustam]], [[Daftar Gubernur Jawa Tengah|Gubernur Jawa Tengah]] kala itu. Pada 1989, dua gedung lainnya telah selesai. Peresmian dilakukan oleh [[Daftar Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia|Menteri Pendidikan dan Kebudayaan]], [[Fuad Hassan (akademisi)|Fuad Hassan]] pada tanggal 5 Juli 1989. {{Inuseuntil|26 Mei 2024}}
== Sejarah ==
[[Berkas:Ranggawarsita, Serat Condrorini, p14, tanpa teks (cropped).jpg|jmpl|241x241px|Ranggawarsita, pujangga dari Keraton Surakarta Hadiningrat.]]
Museum Ranggawarsita terletak di Kota Semarang, tepatnya di Jalan Abdul Rahman Saleh No. 1 [[Kalibanteng Kulon, Semarang Barat, Semarang|Kalibanteng Kulon, Semarang]].<ref>{{Cite web|title=Museum Jawa Tengah Ranggawarsita|url=https://ranggawarsitamuseum.id/|website=|access-date=25 Mei 2024}}</ref> Pembangunan museum ini mulai dirintis pada 1975 melalui projek rehabilitasi dan perluasan museum Jawa Tengah
Pada 5 Juli 1989, Museum Negeri Provinsi Jawa Tengah diresmikan sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi JawaTengah oleh [[Daftar Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia|Menteri Pendidikan dan Kebudayaan]], [[Fuad Hassan (akademisi)|Fuad Hassan]], dengan Surat Keputusan tanggal 2 Desember 1987 Nomor: 0754/0/1987.{{Sfn|Husni, dkk.|1994|p=38}} Pada saat itu pembangunan gedung A dan B sudah selesai.{{Sfn|Griffiths|2012|p=472}} Kemudian, tanggal 4 April 1990, terbit Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 0223/0/1990 tentang Penamaan Museum Negeri Provinsi Jawa Tengah “Ranggawarsita”.{{Sfn|Husni, dkk.|1994|p=38}} Pembangunan gedung D selesai pada tahun 1991.{{Sfn|Griffiths|2012|p=472}} Pada 2002, museum ini mengalami perubahan nama dari Museum Negeri Provinsi Jawa Tengah Ranggawarsita menjadi Museum Jawa Tengah Ranggawarsita. Perubahan nama tersebut dilakukan berdasarkan [[Peraturan Daerah (Indonesia)|Peraturan Daerah]] (Perda) Nomor: 01/2002 yang disertai tujuan baru yaitu membantu menyerap kegiatan budaya masyarakat Semarang dan sekitarnya.{{Sfn|Rakhim|Witasari|2021|p=192–193}} Nama “Ranggawarsita” diambil dari nama seorang [[pujangga]] terakhir [[Keraton Surakarta Hadiningrat]] yaitu [[Ranggawarsita|Raden Ngabehi Ranggawarsita]].<ref name=":0">{{Cite web|title=Profil|url=https://ranggawarsitamuseum.id/about|website=Museum Jawa Tengah Ranggawarsita|access-date=25 Mei 2024}}</ref> Menurut buku ''Direktori Museum-Museum di Indonesia'' yang terbit pada 1994, Museum Ranggawarsita menempati lahan seluas kurang lebih 20.580 m², sedangkan luas bangunan 14.152 m².{{Sfn|Husni, dkk.|1994|p=38}}
== Bangunan dan koleksi ==
Jumlah koleksi yang ada di Museum Ranggawarsita sebanyak 59.810 buah yang terbagi dalam sepuluh jenis, yaitu [[geologi]], [[biologi]], [[arkeologi]], [[filologi]], historika, [[numismatika]]/[[Heraldik|heraldika]], keramologika, teknologika, etnografika, dan [[seni rupa]]. Sementara, ruang pamer di museum ini dibagi menjadi empat gedung dengan dua lantai, satu ruang emas dan ruang audiovisual 3D.<ref name=":0" />
* Gedung A▼
: Lantai satu gedung A menyimpan wahana Geologi dan Geografi. Diwahana ini menampilkan beberapa jenis bebatuan yang terdapat dibumi, juga batu meteorit yang ditemukan di daerah Mojogedang, Karangayar pada tahun 1984. Zaman dulu, meteorit dipakai untuk campuran pamor keris. Selain bebatuan, juga menulis tentang pembagian zaman yang pernah ada dibumi, beberapa koleksi mineral dan batu alam yang menarik, berbagai batu mulia hingga stalagtit dan stalagmit.<ref>[http://seputarsemarang.com/museum-ronggowarsito-semarang-abdulrahman-saleh-3460/ Seputar Semarang, diakses 7 Feb 2015]</ref>▼
: Lantai dua gedung A, menyajikan wahana tentang Paleontologi (tentang zaman purba), beberapa koleksi yang ada seperti fosil kayu kuno, bebatuan dan masyarakat kuno juga tulang dan bagian-bagian hewan masa silam. Ada juga binatang langka yang diawetkan seperti bajing peluncur, babi hutan, kancil dan burung rajawali.<ref>[http://www.museumindonesia.com/museum/34/1/Museum_Ronggowarsito_Semarang Museum Indonesia, diakses 7 Feb 2015]</ref>▼
▲
▲
* Gedung B▼
:Lantai satu berisikan peninggalan budaya dan kerajinan dari peradaban Hindu Budha, beberapa yang dipamerkan seperti Lingga dan Yoni, arca-arca, Ketongan, kendhi, cermin perunggu, patung dewa, candi-candi yang ada di Jawa Tengah. Juga menampilkan kebudayaan yang bercorak islam dari miniatur [[masjid Agung Demak]] dan Menara Masjid Kudus, fragmen seni hias, bahan terakota, replika kaligrafi, ornamen [[masjid Mantingan]] Jepara, Mustaka masjid Mayong Jepara, salinan Alquran yang ditulis dengan tangan serta cerobong sumur dari Caruban Lasem yang sangat menarik.<ref>{{Cite web |url=http://arkeologi.web.id/articles/permuseuman/61-museum-ronggowarsito-semarang |title=Arkheologi, diakses 7 Feb 2015 |access-date=2015-02-07 |archive-date=2015-01-28 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150128133303/http://arkeologi.web.id/articles/permuseuman/61-museum-ronggowarsito-semarang |dead-url=yes }}</ref>▼
:Lantai dua menyajikan wahana keramik dan batik. Dipamerkan berbagai jenis dan model keramik baik lokal maupun yang berasal dari cina dan Eropa. Tak lupa, macam-macam kerajinan gerabah dan cara pembuatannya diperlihatkan dengan model diorama atau patung. Dibagian batik, dipajang berbagai motif batik yang ada di Jawa Tengah seperti Surakarta, Pekalongan, Lasem dan Banyumasan.▼
▲
▲
* Gedung C▼
:Lantai satu terbagi atas ruang bersejarah perjuangan bersenjata yang terbagi lagi atas koleksi benda-benda yang dipakai ketika zaman pertempuran dan Diorama pernjuangan bangsa Indonesia merebut kemerdekaan. Selain itu, ditampilkan pula diorama pertempuran-pertempuran yang pernah terjadi di Jawa Tengah dan Jogjakarta seperti [[Pertempuran Lima Hari]] Semarang, Peristiwa Palagan Ambarawa, Pemberontakan PKI di Cepu, Serangan Umum 1 maret dan Gerakan Tritura.<ref>[http://www.indonesia.travel/id/destination/568/museum-ronggowarsito Indonesia Travel, diakses 7 Feb 2015]</ref>▼
:Lantai dua terdapat ruang koleksi teknologi dan kerajinan tradisional, teknologi industri dan transportasi, dan beragam model kerajian rumahan.▼
▲
▲
:Lantai dua terbagi atas ruang kesenian yang menampilkan koleksi benda dan peralatan kesenian yang dipisahkan menjadi seni pergelaran (berbagai pengetahuan yang menarik tentang wayang), seni pertunjukan (berbagai kesenian khas Jawa kuda lumping, barongan), dan seni musik .▼
▲
== Perawatan koleksi ==
=== Besi ===
[[Berkas:Lime with lime jelly candy (446341319).jpg|jmpl|263x263px|Jeruk nipis digunakan untuk merawat koleksi dari besi di Museum Ranggawarsita.]]
Perawatan koleksi untuk media besi di Museum Ranggawarsita terutama [[keris]] menggunakan dua cara, yaitu dengan bahan alamiah dan bahan kimia. Bahan alamiah yang sering dipakai adalah [[jeruk nipis]] yang dicampur sabun colek.{{Sfn|Arfa|2020|p=243}} Sementara itu, bahan kimia yang digunakan untuk koleksi besi adalah [[asam sitrat]].{{Sfn|Arfa|2020|p=244}} Selain perawatan dengan menggunakan dua bahan tersebut, keris juga diberi [[parfum]] atau minyak wangi supaya harum. Penggunaan parfum hanya secukupnya saja dan menghindari parfum yang kental seperti [[Wewangian dari rusa kesturi|misik]] hitam karena membuat besi dan sarungnya menjadi lengket.{{Sfn|Arfa|2020|p=244}}
=== Kain dan kertas ===
Untuk koleksi kain dan kertas, perawatan yang dilakukan adalah dengan melakukan kegiatan [[fumigasi]]. Fumigasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengasapi bahan pustaka dengan menggunakan uap atau gas peracun untuk membasmi serangga atau jamur yang menyerang. Kegiatan fumigasi dilakukan di sebuah ruangan tersendiri sehingga tidak membutuhkan banyak waktu. Biasanya memakan waktu satu minggu. Adapun obat yang digunakan untuk fumigasi yaitu [[timol]] dan [[etanol]].{{Sfn|Arfa|2020|p=244}}
=== Batu ===
Pembersihan koleksi media batu rutin dilakukan setahun sekali untuk koleksi yang ada di luar ruangan. Sementara, koleksi yang disimpan di dalam ruangan dibersihkan setiap tiga semester sekali atau 1,5 tahun sekali. Pembersihan juga dapat dilakukan menjelang momen-momen tertentu seperti ketika akan pameran. Biasanya, pembersihan dilakukan ketika memasuki akhir [[musim hujan]]. Hal ini karena sejumlah koleksi dari batu yang ditempatkan di ruang terbuka tersebut lumutnya akan semakin menebal ketika musim hujan, sehingga ketika musim hujan selesai lumut yang menempel di koleksi segera dibersihkan.{{Sfn|Arfa|2020|p=245}}
== Referensi ==
Baris 49 ⟶ 65:
=== Daftar pustaka ===
* {{Cite journal|last=Arfa|first=Mecca|year=2020|title=Strategi Konservasi Koleksi Museum Ranggawarsita Semarang|url=https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/anuva/article/view/8074|journal=ANUVA|volume=4|issue=2|doi=10.14710/anuva.4.2.241-246|issn=2598-3040|ref=harv}}
* {{Cite journal|last=Griffiths|first=Arlo|year=2012|title=The epigraphical collection of Museum Ranggawarsita in Semarang (Central Java, Indonesia)|url=https://brill.com/view/journals/bki/168/4/article-p472_4.xml?ebody=abstract%2Fexcerpt|journal=Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde|volume=168|issue=4|doi=10.1163/22134379-90003553|issn=2213-4379|ref=harv}}
Baris 57 ⟶ 75:
{{Museum terkenal di Indonesia|state=collapsed}}
[[Kategori:Museum di Semarang|Ranggawarsita]]
|