Dampak pandemi Covid-19 terhadap industri makanan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8.6 |
Fitur saranan gambar: 1 gambar ditambahkan. |
||
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{COVID-19 pandemic sidebar|expanded=dampak}}
[[Berkas:Paarl RSA COVID19 panic shopping.jpg|jmpl|Rak makanan yang terlihat kosong karena produksi menurun.]]
Penyakit koronavirus 2019 ([[COVID-19]]) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh [[Koronavirus sindrom pernapasan akut berat 2|SARS-CoV-2]], salah satu jenis [[koronavirus]] yang diketahui pertama kali ditemukan dan menyebar di Wuhan, [[Tiongkok]] pada Desember 2019. Virus ini menyerang saluran pernapasan manusia yang ditandai dengan batuk, sesak napas hingga [[demam]] tinggi. Namun, terdapat sebagian besar orang yang terinfeksi tetapi tidak mengalami gejala-gejala tertentu sehingga tidak menyadari bahwa telah tertular Covid-19. Hal tersebut sangat ditentukan oleh kekebalan tubuh yang dimiliki setiap orang. Usia juga menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi individu dapat terjangkit virus Covid-19 atau tidak. Berdasarkan hasil analisis, individu pada usia yang relatif muda atau bahkan anak-anak cenderung sulit tertular karena memiliki sisitem imun yang masih cukup baik, sedangkan individu pada usia 45 tahun keatas cenderung lebih mudah untuk terinfeksi dikarenakan sistem imun yang menurun seiring dengan bertambahnya usia.{{Sfn|Prakoso|2020|p=2}}
Baris 5 ⟶ 6:
Penerapan kebijakan PSBB oleh pemerintah memberikan dampak yang sangat besar terhadap penurunan kegiatan [[ekonomi]] dimasyarakat terutama pada industri makanan. Industri makanan mengalami penurunan dalam hal penjualan makanan dan minuman karena masyarakat di anjurkan untuk tetap berada dirumah dan mereka cenderung menahan diri untuk melakukan konsumsi yang berlebihan dan memilih untuk berhemat selama masa PSBB. Adanya penurunan permintaan makanan dan minuman membuat harga kebutuhan pokok seperti ayam, telur, dan [[beras]] menjadi menurun secara drastis. Hal ini menyebabkan sejumlah pengusaha dalam sektor industri makanan membuat keputusan dengan menutup usahanya dan sebagian karyawannya dirumahkan atau melakukan pemutusan hubungan kerja karena beban operasional semakin lama semakin bertambah yang tetap berjalan seperti biaya sewa tempat,listrik maupun gaji karyawan sementara perusahaan beroperasi sehingga tidak ada pemasukan. Untuk sebagian [[Wirausahawan|pengusaha]] yang memiliki modal yang besar masih mampu bertahan untuk beberapa waktu kedepan.{{Sfn|Prakoso|2020|p=2-3}}
Pandemi Covid-19 menimbulkan [[krisis]] yang sangat besar untuk bisnis perhotelan dan industri makanan dan minuman seperti hotel, [[Rumah makan|restoran]], dan bar. Banyaknya restoran yang terpaksa tutup karena kebijakan ''[[Karantina wilayah|lockdown]]'' dan pembatasan [[interaksi sosial]] pada awal tahun 2020. Hal ini juga mempengaruhi kondisi konsumen yang cenderung menghindari interaksi dengan orang lain di tempat umum.{{Sfn|Kim dan Lee|2020|p=1}}
Indonesia masih berada pada tahap penyesuaian terhadap pandemi Covid-19. Meskipun [[Indonesia]] mengalami peningkatan dalam hal tantangan terhadap penanganan kesehatan manusia, Indonesia juga mengalami berbagai macam dampak akibat Covid-19 yaitu salah satunya pada hampir seluruh sektor bisnis yang berkaitan dengan ''food and beverages'' terkena dampak dari pandemi Covid-19. Bisnis seperti [[Rumah makan|restoran]] menjadi sektor terparah pertama dan disusul oleh sektor restoran cepat saji dan layanan pesan antar.{{Sfn|Kurniawan, Wahyu dan Nurbaya|2020|p=22}}
Baris 15 ⟶ 16:
==== Ireland ====
Sehari setelah pengumuman McDonald's, sebagian besar kedai seperti kedai
kopi Costa Coffee dan restoran cepat saji Subway mengumumkan bahwa akan menutup gerai yang ada di [[Republik Irlandia|Irlandia]], begitu pula perusahaan [[donat]] Krispy Kreme mengenai satu gerai Irlandia di [[Dublin]]. Adapun restoran cepat saji Irlandia, Supermac's telah mengumumkan pada hari yang sama dengan penutupan Costa dan Subway bahwa akan menutup semua restorannya pada tanggal 26 Maret.{{Sfn|RTE|2020}} == Dampak pada UMKM ==
Baris 22 ⟶ 25:
Berdasarkan penjelasan dari Kementerian Koperasi dan UMKM [[Indonesia]] bahwa koperasi atau UMKM yang bergerak pada bidang jasa dan produksi merupakan sektor yangpaling terdampak pada pandemi Covid-19. Sebagian besar pihak koperasi merasakan turunnya penjualan, kekurangan modal, dan terhambatnya distribusi barang. Sementara itu sektor UMKM yang paling terguncang selama pandemi Covid-19 adalah pada sektor industri makanan dan minuman serta [[industri]] kreatif dan pertanian.{{Sfn|Amri|2020|p=125}}
Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh P2E [[Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia|LIPI]], didapatkan bahwa dampak penurunan ekonomi terhadap UMKM yang bergerak dalam usaha makanan dan minuman mikro mencapai 27%, sedangkan dampak terhadap usaha kecil [[makanan]] dan minuman sebesar 1.77% dan usaha menengah sebesar 0.07%. Hal ini menggambarkan bahwa pandemi Covid-19 sangat berpengaruh dalam menurunkan perkembangan UMKM khusunya pada sektor [[Makanan|kuliner]] atau makanan dan minuman, sehingga diperlukan strategi yang harus dilakukan agar dapat meminimalisir penurunan tersebut.{{Sfn|Aryansah, Mirani dan Martina|2020|p=324-325}}
Dampak pandemi Covid-19 juga membuat banyak UMKM Rumah Makan di daerah sekitaran kampus tidak bertahan lama. Pemilik UMKM tersebut menutup usahanya dengan alasan kalah bersaing dengan warung makan lainnya atau sepi pengunjung apalagi dengan adanya pandemi Covid-19 dimana tempat [[Beribadahnya|beribadah]], kerja, kuliah dan [[sekolah]] harus dilakukan di rumah. Selain itu konsumen yang membeli makanan atau minuman dilarang makan dan diminum di tempat rumah makan. Hal ini yang menyebabkan pendapatan UMKM menurun drastis.{{Sfn|Fatimah dan Tyas|2020|p=246}}
Baris 30 ⟶ 33:
== Strategi penjualan ==
[[Strategi]] bisnis dalam penjualan sangat dibutuhkan oleh setiap penjual atau perusahaan yang bergerak di sektor industri makanan dan minuman. Media yang paling tepat untuk memasarkan produk makanan dan minuman di masa pandemi Covid-19 ini adalah melalui [[media elektronik]] atau [[Media sosial|sosial media.]] Adanya jarak antara produsen dan konsumen atau tidak bertemu secara langsung pada satu tempat membuat penggunaan media elektronik menjadi semakin digemari dan memiliki jangkauan pemasaran yang sangat luas.{{Sfn|Rosmadi|2021|p=124}}
Dalam kondisi pandemi seperti ini, banyak strategi yang dapat ditempuh oleh UMKM dalam sektor industri makanan untuk tetap bertahan. Bentuk strategi yang dapat dilakukan, antara lain dengan memperadakan [[logo]] [[halal]] pada kemasan untuk memberikan tanda bahwa makanan tersebut bersih, kualitas terjaga dan aman untuk dikonsumsi. Hal ini juga dapat meningkatkan penjualan di Indonesia karena sebagian besar penduduk di Indonesia beragama [[Islam]]. Bentuk strategi yang lain adalah dengan melakukan transaksi pembelian produk secara daring untuk memudahkan pembeli dalam memilih serta membeli barang dengan nyaman.{{Sfn|Kamila|2020|p=38}}
|