Ibnu Rusyd: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Zona Tenang (bicara | kontrib) k Menambah Kategori:Ahli Tafsir menggunakan HotCat |
||
(21 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{infobox philosopher
| image = Statue of Averroes in Córdoba, Spain.jpg
| alt = Sebuah patung Ibn Rusyd yang berada di Kordoba, Spanyol dengan pose duduk sambil memegang sebuah buku di tangan kiri.
| caption = Patung Ibn Rusyd di [[Kordoba, Spanyol]]
| name = {{transl|ar|Ibn Rusyd}}<br />{{lang|ar|{{larger|ابن رشد}}}}<br />Averroes
Baris 20 ⟶ 21:
Ibnu Rusyd lahir di [[Kordoba, Spanyol|Kordoba]] dari keluarga yang melahirkan hakim-hakim terkenal; kakeknya adalah ''qadhi al-qudhat'' (hakim kepala) dan ahli hukum terkenal di kota itu. Pada tahun 1169 ia bertemu dengan khalifah [[Abu Yaqub Yusuf]], yang terkesan dengan pengetahuan Ibnu Rusyd. Sang khalifah kemudian mendukung Ibnu Rusyd dan banyak karya Ibnu Rusyd adalah proyek yang ditugaskannya. Ibnu Rusyd juga beberapa kali menjabat sebagai hakim di Sevilla dan Kordoba. Pada 1182, ia ditunjuk sebagai dokter istana dan hakim kepala di Kordoba. Setelah wafatnya Abu Yusuf pada tahun 1184, ia masih berhubungan baik dengan istana, hingga 1195 saat dia dikenai berbagai tuduhan dengan motif politik. Pengadilan lalu memutuskan bahwa ajarannya sesat dan Ibnu Rusyd diasingkan ke [[Lucena]]. Setelah beberapa tahun di pengasingan, istana memanggilnya bertugas kembali, tetapi tidak berlangsung lama karena Ibnu Rusyd wafat.
Ibnu Rusyd adalah pendukung ajaran filsafat [[Aristoteles]] ([[Aristotelianisme]]). Ia berusaha mengembalikan filsafat dunia Islam ke ajaran Aristoteles yang asli. Ia mengkritik corak [[Neoplatonisme]]
Pengaruh Ibnu Rusyd ke dunia Barat jauh lebih besar dibanding dunia Islam. Ibnu Rusyd menulis banyak tafsir terhadap karya-karya Aristoteles, yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Ibrani dan bahasa Latin dan beredar di Eropa. Terjemahan karya-karya Ibnu Rusyd memicu para pemikir Eropa Barat untuk kembali mengkaji karya-karya Aristoteles dan pemikir Yunani lainnya, setelah lama diabaikan sejak jatuhnya kekaisaran Romawi. Pendapat-pendapat Ibnu Rusyd juga menimbulkan kontroversi di dunia Kristen Latin, dan menginspirasi sebuah gerakan filsafat yang disebut [[Averroisme]]. Salah satu doktrinnya yang kontroversial di dunia Barat adalah teori yang disebut "[[kesatuan akal]]" (''unitas intellectus'' dalam bahasa Latin), yang menyatakan bahwa semua manusia bersama-sama memiliki satu akal atau "[[intelek]]". Karya-karyanya dinyatakan sesat oleh Gereja Katolik Roma pada tahun 1270 dan 1277, dan pemikir Kristen [[Thomas Aquinas]] menulis kritik-kritik tajam terhadap doktrin Ibnu Rusyd. Sekalipun demikian, Averroisme tetap memiliki pengikut di dunia Barat hingga abad ke-16.
Baris 26 ⟶ 27:
== Biografi ==
=== Pendidikan dan masa muda ===
[[Berkas:AverroesColor.jpg|jmpl|alt="Ibnu Rusyd sedang duduk dengan sebuah buku tersender di sampingnya"|Ibnu Rusyd dalam sebuah lukisan abad ke-14 karya [[Andrea di Bonaiuto da Firenze|Andrea di Bonaiuto]].]]
Muhammad ibn Ahmad ibn Rusyd lahir pada tahun 1126 [[Kalender Masehi|M]]/520 [[Kalender Hijriyah|H]] di [[Kordoba, Spanyol|Kordoba]], yang ketika itu merupakan wilayah kerajaan [[Murabithun]].{{sfn|Arnaldez|1986|p=909}}{{sfn|Hillier|loc=Biography}} Keluarga Ibnu Rusyd dikenal sebagai tokoh masyarakat di Kordoba, terutama atas peran mereka dalam bidang hukum dan agama. {{sfn|Hillier|loc=Biography}} Kakek Ibnu Rusyd, yang juga bernama Abu al-Walid Muhammad (wafat 1126) menjabat ''[[qadhi]] al-qudhat'' (hakim kepala) di kota tersebut, dan juga merupakan imam [[Masjid Agung Kordoba]].{{sfn|Hillier|loc=Biography}}{{sfn|Arnaldez|1986|p=909}} Ayahnya, Abu al-Qasim Ahmad, juga menjabat sebagai [[kadi]] atau hakim pada masa kekuasaan Murabithun, hingga Kordoba jatuh ke tangan Kekhalifahan [[Muwahidun]].{{sfn|Hillier|loc=Biography}}
Baris 32 ⟶ 33:
=== Karier ===
[[Berkas:Almohad Expansion.png|jmpl|alt="Sebuah peta yang menggambarkan fase ekspansi kekuasaan Kekhalifahan Muwahhidun"|Ibnu Rusyd memegang berbagai jabatan pemerintah di [[Kekhalifahan Muwahhidun]], yang menguasai sebagian wilayah Spanyol dan [[Arab Maghrib|Maghrib]]]]
Pada tahun 1147, gerakan Muwahhidun yang dipimpin oleh [[Ibnu Tumart]] (yang menyebut dirinya sebagai [[al-Mahdi]]) menggulingkan kekuasaan Murabithun di ibu kota [[Marrakesh]], dan tak lama kemudian Al-Andalus juga jatuh ke tangan Muwahhidun.{{sfn|El-Saha|Hadi|2004|p=138}} Setelah berkuasa, gerakan Muwahhidun mendeklarasikan sebuah kekhalifahan. Selain dikenal dengan misinya untuk memurnikan ajaran tauhid atau keesaan Tuhan, Ibnu Tumart dan para pemimpin Muwahhidun juga ingin agar masyarakat umum lebih mengenal syariah atau hukum Islam. Bersamaan dengan ini, pemerintahan Muwahhidun banyak menggalakkan berbagai bidang ilmu seperti filsafat, fikih dan akidah.{{sfn|Rosenthal|2017|loc=Averroës’ Defense Of Philosophy}}
Baris 41 ⟶ 42:
Sejak perkenalan ini, Ibnu Rusyd memiliki hubungan baik dengan Abu Yaqub Yusuf hingga khalifah tersebut wafat.{{sfn|Arnaldez|1986|p=910}} Ketika sang khalifah mengeluh ke Ibnu Thufail bahwa karya-karya Aristoteles terlalu susah dimenegerti, Ibnu Thufail menyarankan agar Ibnu Rusyd ditugaskan untuk menerangkannya.{{sfn|Fakhry|2001|p=2}}{{sfn|Arnaldez|1986|p=910}} Inilah awal dari proyek besar Ibnu Rusyd menulis tafsir karya-karya Aristoteles.{{sfn|Fakhry|2001|p=2}} Pada tahun 1169, Ibnu Rusyd menulis tafsir Aristoteles pertamanya.{{sfn|Fakhry|2001|p=2}}
Pada tahun yang sama, Ibnu Rusyd diangkat sebagai kadi di [[Sevilla]].{{sfn|Arnaldez|1986|p=910}}{{sfn|Dutton|1994|p=196}} Dua tahun kemudian, ia menjadi kadi di Kordoba, kota kelahirannya.{{sfn|Arnaldez|1986|p=910}}{{sfn|Dutton|1994|p=190}} Tugasnya sebagai kadi adalah memutuskan kasus pengadilan dan memberikan [[fatwa]] atau pendapat hukum sesuai hukum Islam.{{sfn|Dutton|1994|p=196}} Pada saat itu ia semakin aktif menulis, walaupun tugasnya semakin banyak dan mengharuskannya melakukan banyak perjalanan.{{sfn|Arnaldez|1986|p=910}} Kesempatan mengunjungi berbagai tempat ia gunakan untuk melakukan penelitian astronomi.{{sfn|Iskandar|2008|p=1116}} Antara 1169 dan 1179, banyak karyanya yang tercantum keterangan ditulis di Sevilla.{{sfn|Arnaldez|1986|p=910}} Pada tahun 1179 ia kembali menjabat sebagai kadi di Sevilla.{{sfn|Dutton|1994|p=190}} Pada tahun 1182 ia diangkat menjadi dokter istana untuk menggantikan Ibnu Thufail yang telah pensiun.{{sfn|Arnaldez|1986|p=910}} Pada tahun yang sama ia juga diangkat sebagai hakim kepala di Kordoba, jabatan bergengsi yang sebelumnya pernah dipegang oleh kakeknya.{{sfn|Arnaldez|1986|p=910}}{{sfn|Dutton|1994|p=196}}
[[Berkas:The Disgrace of Averroes - Vies Des Savants Illustrés.jpg|jmpl|Walaupun pada sebagian besar hidupnya Ibnu Rusyd didukung pihak kekhalifahan, pada 1195 ia sempat diasingkan oleh Khalifah [[Abu Yusuf Yaqub al-Mansur|Yaqub al-Mansur]].]]
Baris 84 ⟶ 85:
=== Bukti keberadaan Tuhan ===
[[Berkas:Beauty of Curug Cikaso (cikaso waterfall).jpg|jmpl|Menurut Ibnu Rusyd, bumi dan isinya yang mendukung kehidupan manusia menunjukkan adanya Sang Pencipta yang sengaja mengaturnya demikian.]]
Ibnu Rusyd menulis mengenai bukti keberadaan Tuhan dan sifat-sifatnya di dalam bukunya ''Kitab al-Kasyf 'an Manahij al-Adillah'' ("Buku Pengungkapan Cara-Cara Pembuktian").{{sfn|Hillier|loc=Existence and Attributes of God}}{{sfn|Fakhry|2001|p=74}} Ia meneliti dan mengkritik doktrin-doktrin berbagai kelompok dalam Islam: Kelompok [[Asy'ariyah]], [[Mu'tazilah]], [[Sufi]], dan "Hasyawiyah" (para literalis).{{sfn|Fakhry|2001|p=74}} Ia juga menguji dan mengkritik masing-masing bukti-bukti yang mereka ajukan untuk keberadaan Tuhan.{{sfn|Hillier|loc=Existence and Attributes of God}} Menurut Ibnu Rusyd, ada dua dalil atau argumen untuk keberadaan Tuhan yang ia anggap sahih secara logika dan sesuai dengan Al-Quran, yaitu argumen ''inayah'' ("pemberian [Tuhan]") dan ''<nowiki>ikhtira'</nowiki>'' ("penciptaan").{{sfn|Hillier|loc=Existence and Attributes of God}} Dalam argumen pemberian, ia berpendapat bahwa dunia dan alam semesta terlihat diatur untuk kehidupan dan kemakmuran manusia.{{sfn|Hillier|loc=Existence and Attributes of God}}{{sfn|Fakhry|2001|p=77}} Ia memberi contoh matahari, bulan, sungai-sungai, lautan, dan planet bumi, yang semuanya mendukung kehidupan manusia dan menunjukkan adanya Sang Pencipta yang sengaja mengaturnya demikian.{{sfn|Hillier|loc=Existence and Attributes of God}}{{sfn|Fakhry|2001|p=77}} Argumen ini memiliki sebutan lain, yaitu ''Asbab al-Ghayah'', dan dalil ini termasuk ke dalam metode pembuktian ahli hikmah. Selain itu, ia kuatkan argumen ini dengan pemahamannya pada QS 25:61, "Mahasuci Allah yang menjadikan di langit gugusan bintang-bintang dan Dia juga menjadikan padanya matahari dan bulan yang bersinar." Dalam ''Metafisika''-nya pula, ia menjelaskan tak ada cara bertakwa yang lebih penting daripada mengenal makhluk-Nya agar sampai ke taraf mengenali-Nya dengan sungguh-sungguh.{{sfn|Zarkasyi|Zarkasyi|Prayogo|Da'i|2020|pp=24{{spaced ndash}}25}} Dalam argumen penciptaan, ia berargumen bahwa hal-hal yang ditemukan di dunia, seperti hewan dan tumbuhan, memiliki bentuk dan struktur yang merupakan hasil penciptaan.{{sfn|Hillier|loc=Existence and Attributes of God}} Argumen ini juga dinamakan proposisi ''sababiyah'' (kausalitas), yang bermaksud bahwa tiap keberadaaan makhluk itu bergerak dalam keteraturan. Hal ini menunjukkan adanya Sang Pencipta yang merancangnya, menjadikan semua itu ada, dan mengendalikannya.{{sfn|Hillier|loc=Existence and Attributes of God}}{{sfn|Zarkasyi|Zarkasyi|Prayogo|Da'i|2020|pp=25}} Kedua argumen yang diajukan Ibnu Rusyd ini merupakan [[argumen teleologis]], berbeda dengan argumen Aristoteles maupun kebanyakan ulama Muslim pada masa itu yang cenderung menggunakan [[argumen kosmologis]] untuk membuktikan keberadaan Tuhan.{{sfn|Fakhry|2001|pp=77–78}}
=== Sifat-sifat Tuhan ===
Baris 94 ⟶ 95:
Pada beberapa abad sebelumnya, terjadi perdebatan di kalangan cendekiawan Muslim tentang apakah [[alam semesta]] selalu ada sejak dahulu (''qadim'') atau memiliki awal mula (''hadits'').{{sfn|Fakhry|2001|p=14}} Pemikir bercorak [[Neoplatonisme]] seperti [[Al-Farabi]] dan [[Ibnu Sina]] berpendapat bahwa alam semesta selalu ada.{{sfn|Fakhry|2001|p=18}} Pendapat ini ditolak oleh ulama dan filsuf dari golongan [[Asy'ariyah]].{{sfn|Fakhry|2001|p=18}} Contohnya, Al-Ghazali menolak pendapat bahwa alam semesta selalu ada dan menyatakan orang yang berpendapat demikian adalah [[kafir]] lewat karyanya ''Tahafut al-Falasifah''nya.{{sfn|Fakhry|2001|p=18}}
Ibnu Ruysd berusaha untuk mengatasi perselisihan kedua pemikiran tersebut dengan menggunakan konsep waktu. Konsep waktu disepakati bersama oleh kedua kelompok pemikiran tersebut. Alasannya adalah kesepahaman bahwa alam tidak mungkin mendahului waktu.<ref>{{Cite book|last=Nuruddin|first=Muhammad|date=2021|title=Ilmu Maqulat dan Esai-Esai Pilihan Seputar Logika, Kalam dan Filsafat|location=Depok|publisher=Keira|isbn=978-623-7754-24-4|pages=34|url-status=live}}</ref> Ibnu Rusyd menjawab Al-Ghazali di ''Tahafut at-Tahafut''nya. Pertama, ia menyatakan bahwa perbedaan antara dua kubu ini tidak terlalu besar dan tidak seharusnya berakibat tuduhan kafir.{{sfn|Fakhry|2001|p=18}} Ia menyatakan bahwa doktrin Ibnu Sina dan Al-Farabi belum tentu bertentangan dengan Al-Quran. Ia menyebutkan ayat-ayat Al-Quran seperti {{Pranala Quran id|11|7}}, {{Pranala Quran id|41|11}}, {{Pranala Quran id|65|48}} yang menyebutkan ''[[‘Arsy]]'', air dan asap yang telah ada sebelum Allah menciptakan langit dan bumi.{{sfn|Fakhry|2001|p=19}}{{sfn|Hillier|loc=Origin of the World}} Menurut penafsiran Ibnu Rusyd, alam semesta selalu ada, dan saat Allah melakukan penciptaan, Ia memberi bentuk kepada zat-zat yang sudah ada.{{sfn|Fakhry|2001|p=19}} Ibnu Rusyd juga mengkritik ulama yang menafsirkan ayat-ayat tentang penciptaan, topik yang seharusnya merupakan ranah para filsuf.{{sfn|Fakhry|2001|pp=19–20}}
=== Politik ===
Baris 170 ⟶ 171:
*{{cite book |title=Seratus Muslim Terkemuka |first=Jamil |last=Ahmad |year=2009 |publisher=Pustaka Firdaus |location=[[Jakarta]] |isbn=979-541-172-1 |ref=harv |translator=Tim penerjemah Pustaka Firdaus}}
*{{cite encyclopedia |title=Ibn Rushd|first=Roger|last=Arnaldez | authorlink=Roger Arnaldez|encyclopedia=[[The Encyclopaedia of Islam]], New Edition |volume=Vol. III: H-Iram |date=1986 |publisher=[[Brill Publishers|Brill]] and Luzac & co. | location=[[Leiden]] dan [[London]]| ref=harv|url=https://dx.doi.org/10.1163/1573-3912_islam_COM_0340|editors=B. Lewis, V.L. Menage, Ch. Pellat dan J. Schacht|isbn=90-04-08118-6|pp=909–920|doi=10.1163/1573-3912_islam_COM_0340|language=en}}
*{{cite book |title=Tauhid & Sains: Esai-esai tentang Sejarah dan Filsafat Sains Islam|first=Osman|last=Bakar |year=1994 |publisher=Pustaka Hidayah |location=[[Jakarta]]|ref=harv}}
* {{cite encyclopedia | last = Blue | first = Jennifer | date = 2007 | title= Ibn-Rushd on Moon | encyclopedia = Gazetteer of Planetary Nomenclature | publisher = [[United States Geological Survey|USGS]] | url = https://planetarynames.wr.usgs.gov/Feature/2636 | ref = harv }}
* {{cite journal|first1=Deniz|last1=Belen|first2=Hayrunnisa|last2=Bolay|title=Averroës in The school of Athens: a Renaissance man and his contribution to Western thought and neuroscience|doi=10.1227/01.NEU.0000338262.42326.A1 | journal=Neurosurgery| volume=64 |issue=2 | date=2009 |pages=374–381 |publisher=[[Oxford University Press]]|language=en |ref=harv}}
Baris 190 ⟶ 192:
* {{cite book|ref=harv|last=Wohlman|first=Avital|title=Al-Ghazali, Averroes and the Interpretation of the Qur'an: Common Sense and Philosophy in Islam|url=https://books.google.com/books?id=P0GMAgAAQBAJ|date=4 December 2009|publisher=Routledge|isbn=978-1-135-22444-8|location=London dan New York|language=en}}
* {{cite encyclopedia|title=Averroës|first=Erwin I.J.|last=Rosenthal|encyclopedia=Encyclopædia Britannica|publisher=Encyclopædia Britannica, inc.|date=26 December 2017|url=https://www.britannica.com/biography/Averroes|ref=harv |language=en}}
* {{cite journal|last1=Zarkasyi|first1=Hamid Fahmi|last2=Zarkasyi|first2=Amal Fathullah|last3=Prayogo |first3=Tony Ilham|last4=Da'i|first4=Rahmat Ardi Nur Rifa|title=Ibn Rushd's Intellectual Strategies on Islamic Theology|doi=10.22373/jiif.v20i1.5786|publisher=[[Universitas Islam Negeri Ar-Raniry]]|date=2020|volume=20|issue=1|journal=Jurnal Ilmiah Islam Futura|pp=19-34|url=https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/islamfutura/article/view/5786|ref=harv}}
{{refend}}
Baris 201 ⟶ 204:
[[Kategori:Cendekiawan Muslim]]
[[Kategori:Cendekiawan Al-Andalus]]
[[Kategori:Cendekiawan Muslim Sunni]]
[[Kategori:Muslim]]
[[Kategori:Ahli Tafsir]]
|