Ibnu Rusyd: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Zona Tenang (bicara | kontrib) k Menambah Kategori:Ahli Tafsir menggunakan HotCat |
|||
(10 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 42:
Sejak perkenalan ini, Ibnu Rusyd memiliki hubungan baik dengan Abu Yaqub Yusuf hingga khalifah tersebut wafat.{{sfn|Arnaldez|1986|p=910}} Ketika sang khalifah mengeluh ke Ibnu Thufail bahwa karya-karya Aristoteles terlalu susah dimenegerti, Ibnu Thufail menyarankan agar Ibnu Rusyd ditugaskan untuk menerangkannya.{{sfn|Fakhry|2001|p=2}}{{sfn|Arnaldez|1986|p=910}} Inilah awal dari proyek besar Ibnu Rusyd menulis tafsir karya-karya Aristoteles.{{sfn|Fakhry|2001|p=2}} Pada tahun 1169, Ibnu Rusyd menulis tafsir Aristoteles pertamanya.{{sfn|Fakhry|2001|p=2}}
Pada tahun yang sama, Ibnu Rusyd diangkat sebagai kadi di [[Sevilla]].{{sfn|Arnaldez|1986|p=910}}{{sfn|Dutton|1994|p=196}} Dua tahun kemudian, ia menjadi kadi di Kordoba, kota kelahirannya.{{sfn|Arnaldez|1986|p=910}}{{sfn|Dutton|1994|p=190}} Tugasnya sebagai kadi adalah memutuskan kasus pengadilan dan memberikan [[fatwa]] atau pendapat hukum sesuai hukum Islam.{{sfn|Dutton|1994|p=196}} Pada saat itu ia semakin aktif menulis, walaupun tugasnya semakin banyak dan mengharuskannya melakukan banyak perjalanan.{{sfn|Arnaldez|1986|p=910}} Kesempatan mengunjungi berbagai tempat ia gunakan untuk melakukan penelitian astronomi.{{sfn|Iskandar|2008|p=1116}} Antara 1169 dan 1179, banyak karyanya yang tercantum keterangan ditulis di Sevilla.{{sfn|Arnaldez|1986|p=910}} Pada tahun 1179 ia kembali menjabat sebagai kadi di Sevilla.{{sfn|Dutton|1994|p=190}} Pada tahun 1182 ia diangkat menjadi dokter istana untuk menggantikan Ibnu Thufail yang telah pensiun.{{sfn|Arnaldez|1986|p=910}} Pada tahun yang sama ia juga diangkat sebagai hakim kepala di Kordoba, jabatan bergengsi yang sebelumnya pernah dipegang oleh kakeknya.{{sfn|Arnaldez|1986|p=910}}{{sfn|Dutton|1994|p=196}}
[[Berkas:The Disgrace of Averroes - Vies Des Savants Illustrés.jpg|jmpl|Walaupun pada sebagian besar hidupnya Ibnu Rusyd didukung pihak kekhalifahan, pada 1195 ia sempat diasingkan oleh Khalifah [[Abu Yusuf Yaqub al-Mansur|Yaqub al-Mansur]].]]
Baris 85:
=== Bukti keberadaan Tuhan ===
[[Berkas:Beauty of Curug Cikaso (cikaso waterfall).jpg|jmpl|Menurut Ibnu Rusyd, bumi dan isinya yang mendukung kehidupan manusia menunjukkan adanya Sang Pencipta yang sengaja mengaturnya demikian.]]
Ibnu Rusyd menulis mengenai bukti keberadaan Tuhan dan sifat-sifatnya di dalam bukunya ''Kitab al-Kasyf 'an Manahij al-Adillah'' ("Buku Pengungkapan Cara-Cara Pembuktian").{{sfn|Hillier|loc=Existence and Attributes of God}}{{sfn|Fakhry|2001|p=74}} Ia meneliti dan mengkritik doktrin-doktrin berbagai kelompok dalam Islam: Kelompok [[Asy'ariyah]], [[Mu'tazilah]], [[Sufi]], dan "Hasyawiyah" (para literalis).{{sfn|Fakhry|2001|p=74}} Ia juga menguji dan mengkritik masing-masing bukti-bukti yang mereka ajukan untuk keberadaan Tuhan.{{sfn|Hillier|loc=Existence and Attributes of God}} Menurut Ibnu Rusyd, ada dua dalil atau argumen untuk keberadaan Tuhan yang ia anggap sahih secara logika dan sesuai dengan Al-Quran, yaitu argumen ''inayah'' ("pemberian [Tuhan]") dan ''<nowiki>ikhtira'</nowiki>'' ("penciptaan").{{sfn|Hillier|loc=Existence and Attributes of God}} Dalam argumen pemberian, ia berpendapat bahwa dunia dan alam semesta terlihat diatur untuk kehidupan dan kemakmuran manusia.{{sfn|Hillier|loc=Existence and Attributes of God}}{{sfn|Fakhry|2001|p=77}} Ia memberi contoh matahari, bulan, sungai-sungai, lautan, dan planet bumi, yang semuanya mendukung kehidupan manusia dan menunjukkan adanya Sang Pencipta yang sengaja mengaturnya demikian.{{sfn|Hillier|loc=Existence and Attributes of God}}{{sfn|Fakhry|2001|p=77}} Argumen ini memiliki sebutan lain, yaitu ''Asbab al-Ghayah'', dan dalil ini termasuk ke dalam metode pembuktian ahli hikmah. Selain itu, ia kuatkan argumen ini dengan pemahamannya pada QS 25:61, "Mahasuci Allah yang menjadikan di langit gugusan bintang-bintang dan Dia juga menjadikan padanya matahari dan bulan yang bersinar." Dalam ''Metafisika''-nya pula, ia menjelaskan tak ada cara bertakwa yang lebih penting daripada mengenal makhluk-Nya agar sampai ke taraf mengenali-Nya dengan sungguh-sungguh.{{sfn|Zarkasyi|Zarkasyi|Prayogo|Da'i|2020|pp=24{{spaced ndash}}25}} Dalam argumen penciptaan, ia berargumen bahwa hal-hal yang ditemukan di dunia, seperti hewan dan tumbuhan, memiliki bentuk dan struktur yang merupakan hasil penciptaan.{{sfn|Hillier|loc=Existence and Attributes of God}} Argumen ini juga dinamakan proposisi ''sababiyah'' (kausalitas), yang bermaksud bahwa tiap keberadaaan makhluk itu bergerak dalam keteraturan. Hal ini menunjukkan adanya Sang Pencipta yang merancangnya, menjadikan semua itu ada, dan mengendalikannya.{{sfn|Hillier|loc=Existence and Attributes of God}}{{sfn|Zarkasyi|Zarkasyi|Prayogo|Da'i|2020|pp=25}} Kedua argumen yang diajukan Ibnu Rusyd ini merupakan [[argumen teleologis]], berbeda dengan argumen Aristoteles maupun kebanyakan ulama Muslim pada masa itu yang cenderung menggunakan [[argumen kosmologis]] untuk membuktikan keberadaan Tuhan.{{sfn|Fakhry|2001|pp=77–78}}
=== Sifat-sifat Tuhan ===
Baris 95:
Pada beberapa abad sebelumnya, terjadi perdebatan di kalangan cendekiawan Muslim tentang apakah [[alam semesta]] selalu ada sejak dahulu (''qadim'') atau memiliki awal mula (''hadits'').{{sfn|Fakhry|2001|p=14}} Pemikir bercorak [[Neoplatonisme]] seperti [[Al-Farabi]] dan [[Ibnu Sina]] berpendapat bahwa alam semesta selalu ada.{{sfn|Fakhry|2001|p=18}} Pendapat ini ditolak oleh ulama dan filsuf dari golongan [[Asy'ariyah]].{{sfn|Fakhry|2001|p=18}} Contohnya, Al-Ghazali menolak pendapat bahwa alam semesta selalu ada dan menyatakan orang yang berpendapat demikian adalah [[kafir]] lewat karyanya ''Tahafut al-Falasifah''nya.{{sfn|Fakhry|2001|p=18}}
Ibnu Ruysd berusaha untuk mengatasi perselisihan kedua pemikiran tersebut dengan menggunakan konsep waktu. Konsep waktu disepakati bersama oleh kedua kelompok pemikiran tersebut. Alasannya adalah kesepahaman bahwa alam tidak mungkin mendahului waktu.<ref>{{Cite book|last=Nuruddin|first=Muhammad|date=2021|title=Ilmu Maqulat dan Esai-Esai Pilihan Seputar Logika, Kalam dan Filsafat|location=Depok|publisher=Keira|isbn=978-623-7754-24-4|pages=34|url-status=live}}</ref> Ibnu Rusyd menjawab Al-Ghazali di ''Tahafut at-Tahafut''nya. Pertama, ia menyatakan bahwa perbedaan antara dua kubu ini tidak terlalu besar dan tidak seharusnya berakibat tuduhan kafir.{{sfn|Fakhry|2001|p=18}} Ia menyatakan bahwa doktrin Ibnu Sina dan Al-Farabi belum tentu bertentangan dengan Al-Quran. Ia menyebutkan ayat-ayat Al-Quran seperti {{Pranala Quran id|11|7}}, {{Pranala Quran id|41|11}}, {{Pranala Quran id|65|48}} yang menyebutkan ''[[‘Arsy]]'', air dan asap yang telah ada sebelum Allah menciptakan langit dan bumi.{{sfn|Fakhry|2001|p=19}}{{sfn|Hillier|loc=Origin of the World}} Menurut penafsiran Ibnu Rusyd, alam semesta selalu ada, dan saat Allah melakukan penciptaan, Ia memberi bentuk kepada zat-zat yang sudah ada.{{sfn|Fakhry|2001|p=19}} Ibnu Rusyd juga mengkritik ulama yang menafsirkan ayat-ayat tentang penciptaan, topik yang seharusnya merupakan ranah para filsuf.{{sfn|Fakhry|2001|pp=19–20}}
=== Politik ===
Baris 171:
*{{cite book |title=Seratus Muslim Terkemuka |first=Jamil |last=Ahmad |year=2009 |publisher=Pustaka Firdaus |location=[[Jakarta]] |isbn=979-541-172-1 |ref=harv |translator=Tim penerjemah Pustaka Firdaus}}
*{{cite encyclopedia |title=Ibn Rushd|first=Roger|last=Arnaldez | authorlink=Roger Arnaldez|encyclopedia=[[The Encyclopaedia of Islam]], New Edition |volume=Vol. III: H-Iram |date=1986 |publisher=[[Brill Publishers|Brill]] and Luzac & co. | location=[[Leiden]] dan [[London]]| ref=harv|url=https://dx.doi.org/10.1163/1573-3912_islam_COM_0340|editors=B. Lewis, V.L. Menage, Ch. Pellat dan J. Schacht|isbn=90-04-08118-6|pp=909–920|doi=10.1163/1573-3912_islam_COM_0340|language=en}}
*{{cite book |title=Tauhid & Sains: Esai-esai tentang Sejarah dan Filsafat Sains Islam|first=Osman|last=Bakar |year=1994 |publisher=Pustaka Hidayah |location=[[Jakarta]]|ref=harv}}
* {{cite encyclopedia | last = Blue | first = Jennifer | date = 2007 | title= Ibn-Rushd on Moon | encyclopedia = Gazetteer of Planetary Nomenclature | publisher = [[United States Geological Survey|USGS]] | url = https://planetarynames.wr.usgs.gov/Feature/2636 | ref = harv }}
* {{cite journal|first1=Deniz|last1=Belen|first2=Hayrunnisa|last2=Bolay|title=Averroës in The school of Athens: a Renaissance man and his contribution to Western thought and neuroscience|doi=10.1227/01.NEU.0000338262.42326.A1 | journal=Neurosurgery| volume=64 |issue=2 | date=2009 |pages=374–381 |publisher=[[Oxford University Press]]|language=en |ref=harv}}
Baris 191 ⟶ 192:
* {{cite book|ref=harv|last=Wohlman|first=Avital|title=Al-Ghazali, Averroes and the Interpretation of the Qur'an: Common Sense and Philosophy in Islam|url=https://books.google.com/books?id=P0GMAgAAQBAJ|date=4 December 2009|publisher=Routledge|isbn=978-1-135-22444-8|location=London dan New York|language=en}}
* {{cite encyclopedia|title=Averroës|first=Erwin I.J.|last=Rosenthal|encyclopedia=Encyclopædia Britannica|publisher=Encyclopædia Britannica, inc.|date=26 December 2017|url=https://www.britannica.com/biography/Averroes|ref=harv |language=en}}
* {{cite journal|last1=Zarkasyi|first1=Hamid Fahmi|last2=Zarkasyi|first2=Amal Fathullah|last3=Prayogo |first3=Tony Ilham|last4=Da'i|first4=Rahmat Ardi Nur Rifa|title=Ibn Rushd's Intellectual Strategies on Islamic Theology|doi=10.22373/jiif.v20i1.5786|publisher=[[Universitas Islam Negeri Ar-Raniry]]|date=2020|volume=20|issue=1|journal=Jurnal Ilmiah Islam Futura|pp=19-34|url=https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/islamfutura/article/view/5786|ref=harv}}
{{refend}}
Baris 202 ⟶ 204:
[[Kategori:Cendekiawan Muslim]]
[[Kategori:Cendekiawan Al-Andalus]]
[[Kategori:Cendekiawan Muslim Sunni]]
[[Kategori:Muslim]]
[[Kategori:Ahli Tafsir]]
|