Hari Patriotik 23 Januari 1942: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bot5958 (bicara | kontrib)
k Perbarui referensi situs berita Indonesia
Syf.Ed77 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(15 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 12:
| government_type = Pemerintahan Nasional Indonesia di Gorontalo
| title_representative = Pimpinan Pemerintahan Nasional di Gorontalo (Ketua PPPG)
| representative1 = [[Nani Wartabone|Nani Wartabone]]
| year_representative1 = 1942-1945
| era = [[Perang Kemerdekaan Indonesia]]
Baris 22:
| flag_p1 = Flag of Indonesia.svg
| today =
| image_flag = Bendera Pusaka Gorontalo.png
| image_coat =
}}
'''Hari Patriotik 23 Januari 1942''' yang disebut juga sebagai '''Hari Proklamasi [[Gorontalo]]''' merupakan momen bersejarah [[Suku Gorontalo|rakyatRakyat Gorontalo]] dalam memproklamasikan kemerdekaan [[Indonesia]].<ref>{{Cite web|last=Rizal|first=M.|title=Hikayat Proklamasi Kemerdekaan di Gorontalo pada 1942|url=https://news.detik.com/x/detail/intermeso/20230810/Hikayat-Proklamasi-Kemerdekaan-di-Gorontalo-pada-1942/|website=detikx|access-date=2023-08-11|archive-date=2023-08-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20230811042353/https://news.detik.com/x/detail/intermeso/20230810/Hikayat-Proklamasi-Kemerdekaan-di-Gorontalo-pada-1942/|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite web|date=2022-08-14|title=Gorontalo dan Hari Patriotik 1942|url=https://republika.co.id/share/rgkx8s1025000|website=Republika Online|language=id|access-date=2022-08-16|archive-date=2022-08-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20220816042557/https://republika.co.id/share/rgkx8s1025000|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite web|last=522|title=Gema Proklamasi RI 1942 {{!}} Republika ID|url=https://republika.id/posts/30895/gema-proklamasi-ri-1942|website=republika.id|language=en-US|access-date=2022-08-16|archive-date=2022-10-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20221001140651/https://www.republika.id/posts/30895/gema-proklamasi-ri-1942|dead-url=no}}</ref> Proklamasi ini dilaksanakan tepatnya 3 (tiga) tahun lebih awal dari [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]] di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] tahun [[1945]] oleh [[Soekarno]] dan [[Mohammad Hatta|Moh. Hatta]].<ref>{{Cite news|last=Dyah|first=Erika|title=Hari Patriotik, Waket MPR Ungkap Peran Kemerdekaan Gorontalo untuk RI|url=https://news.detik.com/berita/d-5912786/hari-patriotik-waket-mpr-ungkap-peran-kemerdekaan-gorontalo-untuk-ri|work=[[Detik.com|detikcom]]|language=id-ID|access-date=2022-08-16|archive-date=2022-08-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20220816062322/https://news.detik.com/berita/d-5912786/hari-patriotik-waket-mpr-ungkap-peran-kemerdekaan-gorontalo-untuk-ri|dead-url=no}}</ref>
 
Proklamasi Kemerdekaan Gorontalo dibacakan oleh [[Nani Wartabone]] dan didapingididampingi oleh [[Kusno Danupoyo|Kusno Danupoyo.]]. Keduanya dikenal oleh rakyatRakyat Gorontalo sebagai "Dwi Tunggal" dari tanah [[Sulawesi]].
 
Proklamasi kemerdekaan mengambil tempatdigelar di halaman [[Kantor pos|Kantor Pos]] Gorontalo, diikuti oleh pengibaran [[Bendera Indonesia|bendera merah putih]] sekitar pukul 10 pagi waktu setempat serta menyanyikan lagu [[Indonesia Raya|Indonesia Raya.]].
 
== Peringatan Hari Patriotik ==
Pemerintah daerah pun menetapkan tanggal 23 Januari 1942 sebagai hari patriotik kemerdekaan Gorontalo yang secara otomatis menjadi bagian dari [[Indonesia|Negara Kesatuan Republik Indonesia]] yang wajib diperingati oleh seluruh masyarakat [[Gorontalo]] pada tanggal 23 Januari di setiap tahunnya.
 
Pada hari patriotik di setiap tahunnya, rakyat Gorontalo akan menggelar upacara bendera sebagai bagian dari peringatan pembacaan teks proklamasiProklamasi kemerdekaanKemerdekaan Gorontalo dan berbagai aktifitas napak tilas perjuangan tahun 1942.
 
Peringatan ini pun menjadi simbol penghargaan rakyat Gorontalo yang begitu tinggi terhadap para pendahulu mereka yang rela berkorban demi kemerdekaan tanah air. {{Sejarah Indonesia}}
 
== Proklamasi Sakral di hari Jumat ==
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Gorontalo dilaksanakan pada hari [[Jumat]], [[23 Januari|23]] [[Januari]] [[1942]] [[Masehi|tahun Masehi]], atau tanggal 6 [[Muharram]] 1361 menurut [[Kalender Hijriyah|tahun Hijriyah]] yang dibacakan oleh [[Nani Wartabone]]<ref>{{Cite web|last=Sulindo|first=Redaksi|date=2022-02-05|title=Nani Wartabone: Petani Nasionalis Pemberani dari Gorontalo - Koran Sulindo|url=https://koransulindo.com/nani-wartabone-petani-nasionalis-pemberani-dari-gorontalo/|language=id-ID|access-date=2022-08-16}}</ref> dengan didampingi oleh [[Kusno Danupoyo]].
 
Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Gorontalo ini kemudian terulang pada [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|Jumat, 17 Agustus 1945]] tahun masehi, atau tanggal 9 [[Ramadan]] 1365 [[Kalender Hijriah|Hijriyah]] di Jakarta sebagai [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]] yang dibacakan oleh Dwi Tunggal, [[Soekarno|Bung Karno]] dan [[Mohammad Hatta|Bung Hatta]].
 
== Latar Belakang Peristiwa ==
Peristiwa patriotik 23 Januari 1942 merupakan proses panjang dari perlawanan bangsa Indonesia, khususnya rakyat Gorontalo, SulawesiCelebes.
 
Berawal ketika Pemerintah Belanda merencanakan pembumi hangusan segala aset di daerah jajahan, termasuk aset-aset yang berada di Gorontalo. Propaganda Belanda ini untuk mengantisipasi adanya serbuan tentara Jepang yang akan masuk ke Indonesia saat itu. Hingga akhirnya propaganda Belanda ini pun kemudian diketahui oleh Saripa Rahman Hala, yang sehari-hari bertugas selaku penyelidik pada pemerintahan Belanda.
 
Dilandasi oleh semangat nasionalisme, Saripa kemudian membocorkan informasi ini kepada Kaharu dan Ahmad Hippy, yang akhirnya sampai kepada Kusno Danupoyo yang kemudian sampai pula ke Nani Wartabone.
 
Nani Wartabone sendiri sering menjadi saksi mata bagaimana cengkeraman Belanda begitu merajalela di berbagai wilayah Gorontalo, khususnya di kampung halamannya di Suwawa. Sebagai seorang Petani di desanya, Nani Wartabone sering menyaksikan kekejaman para penjajah Belanda dalam memperlakukan masyarakat kecil di desanya.
 
Karena penderitaan rakyat yang sudah tidak dapat dibendung lagi, Nani Wartabone kemudian tergerak hati nuraninya untuk berjuang melawan para penjajah dan kemudian menyiapkan strategi untuk merebut kekuasaan Belanda di Gorontalo.<ref>{{Cite journal|last=Kulap|first=Mursalat|last2=Warto|first2=Mr.|last3=Joebagio|first3=Hermanu|date=2017-06-06|title=Nationalism of Nani Wartabone: Nation Character Building Foundation of Indonesia|url=http://dx.doi.org/10.18415/ijmmu.v4i3.69|journal=International Journal of Multicultural and Multireligious Understanding|volume=4|issue=3|pages=12|doi=10.18415/ijmmu.v4i3.69|issn=2364-5369|access-date=2022-08-16|archive-date=2023-08-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20230816004005/https://ijmmu.com/index.php/ijmmu/article/view/69|dead-url=no}}</ref>
 
'''Tokoh yang terlibat'''<gallery>
Berkas:Portrait of Nani Wartabone, Sulawesi Utara Bergolak, p34.jpg|Proklamator [[Nani Wartabone]]
Berkas:Lampung Governor, Kusno Danupojo.jpg|Proklamator, [[Kusno Danupoyo]]
</gallery>Proklamasi Gorontalo merupakan momentum bagi para pejuang kemerdekaan yang saat itu tengah mempersiapkan perlawanan diplomatik hingga kekuatan perang dalam merebut kemerdekaan dari tangan penjajah Belanda. Pada peristiwa bersejarah ini pula dibacakan Naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Gorontalo oleh Nani Wartabone. Nani Wartabone<ref>{{Cite news|date=2022-02-16|title=Biografi Nani Wartabone, Perintis Kemerdekaan Asal Gorontalo yang Merdeka Sebelum Indonesia|url=https://regional.kompas.com/read/2022/02/16/133000878/biografi-nani-wartabone-perintis-kemerdekaan-asal-gorontalo-yang-merdeka|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2022-08-16|editor-last=Ciputra|editor-first=William|first=William|last=Ciputra|archive-date=2023-05-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20230529221345/https://regional.kompas.com/read/2022/02/16/133000878/biografi-nani-wartabone-perintis-kemerdekaan-asal-gorontalo-yang-merdeka|dead-url=no}}</ref> tidak lain merupakan sahabat seperjuangan Soekarno dalam perjuangan memerdekakan Indonesia dari tangan penjajah.
 
== Pembentukan Komite 12 ==
Dalam menghadapi rencana Belanda tersebut kemudian dilangsungkan rapat rahasia di kediaman Kusno Danupoyo. Hasilnya adalah pembentukan Komite Dua Belas<ref>{{Cite web|last=Kahiking|first=Crespo|date=2022-01-19|title=Komite 12 Delapan Puluh Tahun Lalu|url=https://gorontalopost.id/2022/01/19/komite-12-delapan-puluh-tahun-lalu/|website=Harian Gorontalo Post|language=id-ID|access-date=2022-08-16|archive-date=2022-08-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20220816042258/https://gorontalopost.id/2022/01/19/komite-12-delapan-puluh-tahun-lalu/|dead-url=no}}</ref> sebagai wadah perjuangan rakyat Gorontalo untuk lepas dari penjajahan. Komite 12 ini terdiri atas beberapa orang, yaitu:
 
* [[Nani Wartabone]] sebagai Ketua
Baris 74 ⟶ 71:
 
== Proklamasi Kemerdekaan Gorontalo ==
Peristiwa Patriotik 23 Januari 1942 bermula setelah sholat subuh pada hari Jumat, dimana saat itu pasukan Nani Wartabone mulai bergerak masuk ke wilayah pusat pemerintahan Belanda di Gorontalo.
 
Pasukan Wartabone yang dikenal dengan julukan "Pasukan Rimba" akhirnya berhasil menarik simpati masyarakat yang dilaluinya, mulai dari tanah Suwawa, hingga akhirnya berhasil mengajak ribuan orang dari berbagai daerah yang dilaluinya untuk ikut bersama-sama menyerbu pusat kota pemerintahan Belanda. Rakyat Gorontalo kemudian bersatu dan semakin banyak yang ikut dalam rombongan massa pasukan rimba yang dipimpin oleh Nani Wartabone.[[Berkas:Dokumentasi Sejarah Hari Patriotik 23 Januari 1942 atau Proklamasi Gorontalo.png|jmpl|Arsip dokumentasi Sejarah Hari Patriotik 23 Januari 1942 atau Proklamasi Gorontalo]]Pendang Kalengkongan dan Ardani Ali dari unsur Kepolisian lokal pun akhirnya ikut bergabung dengan pasukan rakyat untuk merebut kemerdekaan. Hingga akhirnya mereka tiba di Kota Gorontalo, tepatnya di kompleks pemerintahan kolonial Belanda. Pasukan Rimba bersama rakyat kemudian mulai menguasai markas atau tangsi polisi hingga melakukan penangkapan terhadap para pejabat pemerintah Belanda, orang-orang Belanda, serta aparat Kepolisian Belanda di Gorontalo.
 
Pendang Kalengkongan dan Ardani Ali dari unsur Kepolisian lokal pun akhirnya ikut bergabung dengan pasukan rakyat untuk merebut kemerdekaan. Hingga akhirnya mereka tiba di Kota Gorontalo, tepatnya di kompleks pemerintahan kolonial Belanda. Pasukan Rimba bersama rakyat kemudian mulai menguasai markas atau tangsi polisi hingga melakukan penangkapan terhadap para pejabat pemerintah Belanda, orang-orang Belanda, serta aparat Kepolisian Belanda di Gorontalo.
 
Dalam catatan sejarah, operasi perebutan kekuasaan oleh Pasukan Rimba bersama rakyat Gorontalo setidaknya berhasil menangkap 15 orang anggota pemerintah kolonial Belanda. Setibanya di depan Kantor Pos gorontalo, Bendera Merah Putih pun dikibarkan sebagai pertanda Gorontalo telah dibebaskan dari penjajah belanda, bebas dan merdeka, serta menjadi bagian dari Negara Indonesia. Pada momen ini, lagu kebangsaan Indonesia Raya pun turut dinyanyikan oleh seluruh rakyat Gorontalo yang begitu riuh dan ramai memenuhi halaman Kantor Pos, tempat digelarnya proklamasi kemerdekaan tersebut.
Baris 87 ⟶ 82:
 
== Naskah Proklamasi Kemerdekaan Gorontalo ==
[[Berkas:Dokumentasi Sejarah Hari Patriotik 23 Januari 1942 atau Proklamasi Gorontalo.png|jmpl|Arsip dokumentasi Sejarah Hari Patriotik 23 Januari 1942 atau Proklamasi Gorontalo]]
[[Berkas:Bendera Pusaka Gorontalo.png|jmpl|Bendera Pusaka Gorontalo yang dinaikkan pada 23 Januari 1942 oleh O.H. Buluati. Bendera pusaka ini bekas bendera Belanda yang dirobek bagian berwarna biru kemudian dijadikan bendera sangsaka Merah Putih.]]
Pada tanggal 23 Januari 1942, Nani Wartabone membacakan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Gorontalo atau yang dikenal pula dengan Proklamasi Gorontalo. Nani Wartabone didampingi oleh Kusno Danupoyo, membacakan Proklamasi Kemerdekaan, 3 tahun lebih awal sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jakarta. Adapun naskah proklamasi kemerdekaan yang dibacakan pada hari tersebut adalah sebagai berikut:<ref>{{Cite web|date=2022-03-20|title=Goresan Pena Pahlawan Kemerdekaan Gorontalo|url=https://mui.or.id/mui-provinsi/mui-gorontalo/34065/goresan-pena-pahlawan-kemerdekaan-gorontalo/|website=Majelis Ulama Indonesia|language=id-ID|access-date=2022-08-16|archive-date=2022-08-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20220816042556/https://mui.or.id/mui-provinsi/mui-gorontalo/34065/goresan-pena-pahlawan-kemerdekaan-gorontalo/|dead-url=yes}}</ref>
 
''“Pada hari ini tanggal 23 JanuariDjanoeari 1942,''
 
''kita bangsa Indonesia yang berada di sini sudahsoedah merdeka''
 
''bebas lepas dari penjajahanpendjadjahan bangsa manapunmanapoen jugadjuga.''
 
''Bendera kita yaitujaitu Merah-PutihPoetih,''
 
''lagulagoe kebangsaan adalah Indonesia RayaRaja.''
 
''Pemerintahan Belanda sudahsoedah diambil alih oleh Pemerintah Nasional.''
 
''Mari kita menjagamendjaga keamanan dan ketertiban”.''
 
== Proklamasi Sakral di hari Jumat ==
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Gorontalo dilaksanakan pada hari [[Jumat]], [[23 Januari|23]] [[Januari]] [[1942]] [[Masehi|tahun Masehi]], atau tanggal 6 [[Muharram]] 1361 menurut [[Kalender Hijriyah|tahun Hijriyah]] yang dibacakan oleh [[Nani Wartabone]]<ref>{{Cite web|last=Sulindo|first=Redaksi|date=2022-02-05|title=Nani Wartabone: Petani Nasionalis Pemberani dari Gorontalo - Koran Sulindo|url=https://koransulindo.com/nani-wartabone-petani-nasionalis-pemberani-dari-gorontalo/|language=id-ID|access-date=2022-08-16|archive-date=2023-02-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20230208165609/https://koransulindo.com/nani-wartabone-petani-nasionalis-pemberani-dari-gorontalo/|dead-url=no}}</ref> dengan didampingi oleh [[Kusno Danupoyo]].
 
Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Gorontalo ini kemudian terulang pada [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|Jumat, 17 Agustus 1945]] tahun masehi, atau tanggal 9 [[Ramadan]] 1365 [[Kalender Hijriah|Hijriyah]] di Jakarta sebagai [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]] yang dibacakan oleh Dwi Tunggal, [[Soekarno|Bung Karno]] dan [[Mohammad Hatta|Bung Hatta]].
 
== Pasca Proklamasi Kemerdekaan Gorontalo ==
Pada sore hari, di tanggal 23 Januari 1942 dilaksanakan konsolidasi untuk membentuk Pasukan Pengawal Kota yang dipimpin oleh Ibrahim Mohammad. Adapun Kepala Stafnya yang ditunjuk saat itu adalah Ali Baladraf yang anggotanya berasal dari seluruh unsur kepanduan ([[Gerakan Pramuka Indonesia|Pramuka]]).
 
Selanjutnya, Pendang Kalengkongan bertugas untuk memimpin Bagian Keamanan Rakyat dengan anggota yang berasal dari para polisi (Veld Politie dan Stad Politie) yang telah bergabung bersama rakyat Gorontalo dan Pasukan Rimba saat itu juga.
Baris 113 ⟶ 112:
 
== Penyebarluasan Informasi Proklamasi ==
Berita tentang peristiwa 23 Januari 1942 dan berdirinya PPPG di Gorontalo, disebarkan ke berbagai daerah di sekitar Gorontalo. Hal ini dimaksudkan agar dapat membangkitkan semangat perjuangan rakyat di berbagai daerah untuk meraih kemerdekaan.
 
Diutuslah Muhammad Tahir ke Banggai, Ismail Komda ke Ampana, Dai Wartabone ke Una-una dan Ibrahim Usman ke Toli-Toli untuk menyebarluaskan berita tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia di Gorontalo ini.
 
Dalam penyebarluasan informasi ini, turut disampaikan pula bahwa Pemerintahan Nasional telah berdiri setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Gorontalo, dimana Nani Wartabone menjadi Kepala Pemerintahan di Gorontalo sekaligus Panglima Angkatan Perang Indonesia di Gorontalo.
Baris 121 ⟶ 120:
== Testimoni Tokoh Nasional ==
[[Berkas:Nani Wartabone menerima penghargaan dari A.H. Nasution.png|jmpl|Pada tanggal 29 Juni 1958, [[Letnan jenderal|Letnan Jenderal]] [[Abdul Haris Nasution]] selaku [[Kepala Staf TNI Angkatan Darat|KASAD]] pada saat itu memberikan penghargaan kepada [[Nani Wartabone]]]]
[[Berkas:Nani Wartabone bersama A.H. Nasution.jpg|jmpl|Dari kiri ke kanan di depan: [[Brigadir Jenderal|Brigjen]] [[Moestopo|Dr. Moestopo]], [[Brigadir Jenderal|Brigjen]] [[Djatikoesoemo|Djatikusumo]], Residen [[Nani Wartabone]], [[Letnan jenderal|Letjen]] [[Abdul Haris Nasution|A.H. Nasution]], [[Mayor]] [[Nurmathias|Noermathias]], [[Brigadir Jenderal|Brigjen]] [[Gatot Soebroto|Gatot Subroto]]. Sedangkan di belakang terlihat: [[Letnan Kolonel|Letkol]] [[Ahmad Sukendro|Sukendro]] dan [[Letnan Kolonel|Letkol]] Rudi Pringadie]][[Jenderal Besar (Indonesia)|Jenderal Besar]] [[Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat|TNI AD]] [[Abdul Haris Nasution]] pun pada bulan Maret tahun 1986 sempat memberikan testimoni khusus ketika Nani Wartabone wafat, diantaranya sebagai berikut:<ref>{{Cite web|date=2021-01-22|title=Gerakan Patriotik di Gorontalo|url=https://investor.id/opinion/234727/gerakan-patriotik-di-gorontalo|website=investor.id|language=id|access-date=2022-08-16|archive-date=2022-08-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20220816042253/https://investor.id/opinion/234727/gerakan-patriotik-di-gorontalo|dead-url=no}}</ref><ref>Madjalah Angkatan Darat (1958) Penghargaan oleh A.H. Nasution kepada Nani Wartabone. </ref>
 
* ''“Dengan pimpinan Nani Wartabone dan kawan-kawan menggeser kekuasaan Belanda dengan gilang gemilang, adalah hari yang pantas dicatat di dalam rangkaian ukiran sejarah perjuangan fisik, dan perlu kiranya diketahui oleh seluruh warga negara Indonesia, agar sesuatu yang berharga di tubuh Ibu Pertiwi ini tidak hilang ditelan waktu begitu saja.''
Baris 132 ⟶ 131:
 
== Lihat Pula ==
 
* [[Nani Wartabone]]
* [[Kusno Danupoyo]]
Baris 143 ⟶ 141:
* [[Adat istiadat Gorontalo]]
* [[Kesultanan Gorontalo]]
* [[Gorontalo|Provinsi Gorontalo]]
* [[Kota Gorontalo]]
* [[Komando Resor Militer 133|Korem 133 / Nani Watabone]]
* [[Komando Daerah MiliterKodam XIII/Merdeka|Kodam 13 / Merdeka]]
* [[Masakan Gorontalo]]
 
Baris 155 ⟶ 153:
# Hercahyani, D., 2008. ''Sejarah pembentukan Gorontalo dari Kabupaten menjadi propinsi 1953-2000'' (Doctoral dissertation, Universitas Indonesia. Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya).
# Kulap, M., 2017. Developing The Cultural Literacy of Local History of Gorontalo Students Through The Learning Materials “Nani Wartabone And January 23, 1942 Events in Gorontalo”.
# Kulap, M., Warto, M. and Joebagio, H., 2017. Nationalism of Nani Wartabone: Nation Character Building Foundation of Indonesia. ''International Journal of Multicultural and Multireligious Understanding'', ''4''(3), pp.&nbsp;12–21.
# Kimura, E., 2007. Marginality and opportunity in the periphery: The emergence of Gorontalo province in North Sulawesi. ''Indonesia'', (84), pp.&nbsp;71–95.
# Isla, M., 2019. ''Kajian Patung Monumen Perjuangan Nani Wartabone Melalui Latar Belakang Dan Visualisasinya'' (Doctoral dissertation, Universitas Komputer Indonesia).
# Al-Rasyid, H.H. and Saprillah, S., 2018. THE NATIONALITY MOVEMENT IN GORONTALO. ''Analisa: Journal of Social Science and Religion'', ''3''(02), pp.&nbsp;279–295.
# Damis, M., 2019. DAERAH GORONTALO DALAM PERUBAHAN POLITIK NASIONAL. ''HOLISTIK, Journal Of Social and Culture''.
# Nuralia, L. and Imadudin, I., 2010. ''Kisah Perjuangan Pahlawan Indonesia''. Ruang Kata.
Baris 166 ⟶ 164:
<references />
{{Sejarah Indonesia navbox}}
 
[[Kategori:Gorontalo]]
[[Kategori:Hindia Belanda dalam tahun 1942]]
Baris 173 ⟶ 172:
[[Kategori:Sejarah Indonesia menurut periode]]
[[Kategori:Indonesia dalam tahun 1942]]
[[Kategori:Perang Kemerdekaankemerdekaan]]
[[Kategori:Perang Kemerdekaan Indonesia]]
[[Kategori:Dampak Perang Dunia II]]
[[Kategori:Peristiwa 1942]]
[[Kategori:Kebangkitan Nasional Indonesia]]