Mohammad Natsir: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Aisjahtul Asrijah Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Rahmatdenas (bicara | kontrib) |
||
(12 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 24:
|successor3 = [[Syafruddin Prawiranegara]]
|birth_date = {{birth date|1908|7|17}}
|birth_place = [[Alahan Panjang, Lembah Gumanti, Solok|Alahan Panjang]], [[
|death_date = {{death date and age|1993|2|6|1908|7|17}}
|death_place = [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]], [[Indonesia]]
Baris 30:
|party = {{Parpolicon|Masyumi}} ([[Partai Masyumi (1945)|Masyumi]])
|spouse = {{marriage|Nurnahar|1934|1991|reason=died}}
|children = <!-- Kolom ini diisi hanya jumlah anak; hanya nama anak yang secara independen sudah terkenal atau telah memiliki artikelnya di Wikipedia; bila ada rujukan/referensi, uraikan pada artikel -->6
|profession = [[Politikus]]
|signature =
}}
'''Dr. (H.C.) H. Mohammad Natsir''' ({{lahirmati|[[Alahan Panjang, Lembah Gumanti, Solok|Alahan Panjang]], [[Lembah Gumanti, Solok|Lembah Gumanti]], [[Kabupaten Solok
Natsir lahir dan dibesarkan di [[Kabupaten Solok|Solok]], sebelum akhirnya pindah ke [[Bandung]] untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang [[Sekolah menengah atas|SMA]] dan kemudian mempelajari ilmu Islam secara luas di [[perguruan tinggi]]. Ia terjun ke dunia politik pada pertengahan 1930-an dengan bergabung di partai politik berideologi Islam. Pada 5 September 1950, ia diangkat sebagai Perdana Menteri Indonesia kelima. Setelah mengundurkan diri dari jabatannya pada tanggal 26 April 1951 karena berselisih paham dengan Presiden [[Soekarno]], ia semakin vokal menyuarakan pentingnya peranan [[Islam di Indonesia]]. Natsir kemudian terlibat pemberontakan [[PRRI]], yang membuatnya sempat dipenjara. Setelah dibebaskan pada tahun 1966, Natsir terus mengkritisi pemerintah yang saat itu telah dipimpin [[Soeharto]] hingga membuatnya dicekal.
Baris 44:
[[Berkas:Rumah Kelahiran Natsir.jpg|275px|jmpl|Rumah kelahiran Mohammad Natsir]]
Mohammad Natsir dilahirkan di [[Alahan Panjang, Lembah Gumanti, Solok|Alahan Panjang]], [[Lembah Gumanti, Solok|Lembah Gumanti]], [[Kabupaten Solok
Natsir mulai mengenyam pendidikan di [[Schakelschool|Sekolah Rakyat]] Maninjau selama dua tahun hingga kelas dua, kemudian pindah ke ''[[Hollandsch-Inlandsche School]]'' (HIS) [[Madrasah Adabiyah|Adabiyah]] di [[Kota Padang|Padang]].{{sfn|Lukman Hakiem|2019|pp=7}}{{sfn|Shahab|2008|pp=9{{spaced ndash}}15}} Setelah beberapa bulan, ia pindah lagi ke [[Solok]] dan dititipkan di rumah saudagar yang bernama Haji Musa.{{sfn|Lukman Hakiem|2019|pp=8}} Selain belajar di HIS di Solok pada siang hari, ia juga belajar ilmu agama Islam di Madrasah Diniyah pada malam hari.{{sfn|Lukman Hakiem|2019|pp=9}}{{sfn|Ma'mur|1995|p=29}}<ref name="ReferenceA"/> Tiga tahun kemudian, ia kembali pindah ke HIS di Padang bersama kakaknya. Pada tahun 1923, ia melanjutkan pendidikannya di ''[[Meer Uitgebreid Lager Onderwijs]]'' (MULO) lalu ikut bergabung dengan perhimpunan-perhimpunan pemuda seperti ''Pandu Nationale Islamietische Pavinderij'' dan ''[[Jong Islamieten Bond]]''.{{sfn|Lukman Hakiem|2019|pp=11{{spaced ndash}}12}}<ref name="ReferenceA"/><ref name="ReferenceB">{{harvnb|Dzulfikriddin|2010|pp=19{{spaced ndash}}20}}</ref> Setelah lulus dari MULO, ia pindah ke [[Bandung]] untuk belajar di ''[[Algemeene Middelbare School]]'' (AMS) hingga tamat pada tahun 1930.<ref name="ReferenceA"/><ref name="ReferenceB"/> Dari tahun 1928 sampai 1932, ia menjadi ketua ''Jong Islamieten Bond'' (JIB) Bandung.<ref name="ReferenceC">{{harvnb|Luth|1999|pp=23{{spaced ndash}}24}}</ref> Ia juga menjadi pengajar setelah memperoleh pelatihan guru selama dua tahun di [[perguruan tinggi]]. Ia yang telah mendapatkan pendidikan [[Islam di
Pada 20 Oktober 1934, Natsir menikah dengan Nurnahar di Bandung.{{sfn|Lukman Hakiem|2019|pp=49{{spaced ndash}}50}}<ref name="luth27"/> Dari pernikahan tersebut, Natsir dikaruniai enam anak.{{sfn|Lukman Hakiem|2019|pp=54{{spaced ndash}}55}}{{sfn|Ma'mur|1995|p=30}} Natsir juga diketahui menguasai berbagai bahasa, seperti [[Bahasa Inggris|Inggris]], [[Bahasa Belanda|Belanda]], [[Bahasa Prancis|Prancis]], [[Bahasa Jerman|Jerman]], [[Bahasa Arab|Arab]], dan [[Bahasa Esperanto|Esperanto]].{{sfn|Ma'mur|1995|p=30}} Natsir juga memiliki kesamaan hobi dan memiliki kedekatan dengan [[Douwes Dekker]], yakni bermain musik. Natsir suka memainkan [[biola]] dan Dekker suka bermain [[gitar]]. Mohammad Natsir juga sering berbicara dalam bahasa Belanda dengan Dekker dan sering membicarakan musik klasik [[Ludwig van Beethoven]] dan tulisan karya [[Boris Leonidovich Pasternak]], novelis kenamaan [[Rusia]] pada masa itu. Kedekatannya dengan Dekker, menyebabkan Dekker mau masuk [[Masyumi]]. Ide-ide Natsir dengan Dekker tentang perjuangan, [[demokrasi]], dan keadilan dinilai sehaluan dengan Natsir.{{sfn|Setiadi dkk.|2012|pp=150-151}}
Baris 79:
Dunia Islam mengakui Mohammad Natsir sebagai pahlawan yang melintasi batas bangsa dan negara. Bruce Lawrence menyebutkan bahwa Natsir merupakan politisi yang paling menonjol mendukung pembaruan Islam.{{sfn|Ma'mur|1995|p=36}} Pada tahun [[1957]], ia menerima bintang ''Nichan Istikhar'' (Grand Gordon) dari Raja Tunisia, [[Lamine Bey]] atas jasanya membantu perjuangan kemerdekaan rakyat [[Afrika Utara]]. Penghargaan internasional lainnya yaitu ''[[Penghargaan Internasional Raja Faisal|Jaa-izatul Malik Faisal al-Alamiyah]]'' pada tahun 1980, dan penghargaan dari beberapa ulama dan pemikir terkenal seperti Syekh Abul Hasan Ali an-Nadwi dan [[Abul A'la Maududi]].
Pada tahun 1980, Natsir dianugerahi penghargaan ''[[Penghargaan Internasional Raja Faisal|Faisal Award]]'' dari [[Fahd dari Arab Saudi|Raja Fahd Arab Saudi]] melalui Yayasan Raja Faisal di [[Riyadh]], [[Arab Saudi]]. Ia juga memperoleh gelar doktor [[Honoris Causa|kehormatan]] di bidang [[politik Islam]] dari Universitas Islam Libanon pada tahun 1967. Pada tahun 1991, ia memperoleh dua gelar kehormatan, yaitu dalam bidang sastra dari [[Universitas Kebangsaan Malaysia]] dan dalam bidang pemikiran Islam dari [[Universitas Sains Malaysia]].<ref name="luth27">{{harvnb|Luth|1999|p=27}}</ref> Pemerintah Indonesia baru menghormatinya setelah 15 tahun kematiannya, pada 10 November 2008 Natsir dinyatakan sebagai [[pahlawan nasional Indonesia]].{{sfn|Tempo 2008,
Reporter Ramadhian Fadillah melaporkan bahwasanya ia tokoh sederhana sepanjang zaman. Ia juga melaporkan bahwa Natsir "tak punya baju bagus, jasnya bertambal. Dia dikenang sebagai menteri yang tak punya rumah dan menolak diberi hadiah mobil mewah."{{sfn|Fadillah 2013, Mengenang M Natsir}}{{efn|Dalam satu referensi, dikatakan bahwa mobil mewah tersebut oleh pengusaha {{harv|Adam|2009|pp=72-76}}.}} [[George McTurnan Kahin]] -pengajar di [[Universitas Cornell]]- mendapat info dari [[Agus Salim]] bahwa ada staf dari [[Kementerian Penerangan Republik Indonesia|Kementerian Penerangan]] yang hendak mengumpulkan uang untuk Natsir supaya berpakaian lebih layak. Apalagi, [[kemeja]]nya cuma dua setel dan sudah ''butut'' pula. Sewaktu dia mundur sebagai Perdana Menteri pada Maret 1951, sekretarisnya -Maria Ulfa, menyerahkan padanya sisa dana taktis dengan banyak [[saldo]] yang sebenarnya juga hak Perdana Menteri. Natsir menolak, dan dana itu dilimpahkan ke [[koperasi karyawan]] tanpa sepeser dia ambil.{{sfn|Shahab|2008|pp=47-49}} Natsir dikatakan menolak mobil [[Chevrolet Impala]]. Padahal, di rumahnya dia hanya memiliki mobil tua, [[DeSoto|De Soto]] yang dia beli sendiri untuk mengantar-jemput anak-anaknya.{{sfn|Adam|2009|pp=72-76}} Sebelum dia pindah ke Jalan Jawa, dia berpindah ke Jalan Pegangsaan Timur yang ada di Jakarta. Maka, dikarenakannya ia ikut dalam [[PRRI]], dia masuk penjara satu ke penjara lain selama 1960-66, dan keluarganya kehilangan rumah di Jalan Jawa dan Mobil De Soto tersebut. Hartanya diambil pemerintah.{{sfn|Shahab|2008|pp=47-49}}
Baris 235:
}}
* {{cite news
|title =
|url = http://www.tempointeraktif.com/hg/nusa/2008/11/05/brk,20081105-144156,id.html
|language = Indonesia
Baris 268:
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
[[Kategori:Ideolog Indonesia]]
[[Kategori:
[[Kategori:Wartawan Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Hindia Belanda]]
[[Kategori:Politikus Partai Masyumi]]
[[Kategori:Politikus Minangkabau]]
[[Kategori:Cerdik Pandai Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh
[[Kategori:Tokoh dari Solok]]
[[Kategori:Tokoh
[[Kategori:Ninik Mamak Minangkabau]]
[[Kategori:
[[Kategori:Ulama Minangkabau]]
[[Kategori:
[[Kategori:Penulis politik]]
[[Kategori:Tokoh Petisi 50]]
[[Kategori:Penandatangan Petisi 50]]
[[Kategori:
[[Kategori:Perdana Menteri Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Indonesia]]
|