Suku Minahasa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Nononia01 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(61 revisi perantara oleh 27 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{redirect|Minahasa}}
{{infobox ethnic group|
| group = SukuOrang Minahasa
| image = <table border=0 align="center" style="font-size:90%;">
<table border=0 align="center" style="font-size:90%;">
<tr>
<td>[[Berkas:Sam Ratulangi.jpg|x100px]]</td>
<td>[[Berkas:Alexander andries maramis.jpg|x100px]]</td>
<td>[[Berkas:Maria Walanda Maramis 1999 Indonesia stamp.jpg|x100px]]</td>
</tr>
<tr>
Baris 37 ⟶ 36:
<td>[[Berkas:Wim Umboh.jpg|x100px]]</td>
<td>[[Berkas:Duber RI untuk Filipina Sinyo Harry Sarundajang.jpg|x100px]]</td>
<td>[[Berkas:Once 2Dewa 2005.jpgJPG|x100px]]</td>
</tr>
<tr>
Baris 45 ⟶ 44:
</tr>
</table>
| image_caption =
| poptime =
| region1 = '''{{INA}}''' (Sensus 2010)
| pop1 = 1.237251.177494
| ref1 = <ref>[[#Naim2011|Na'im dan Syaputra (2011)]], hlm. 9</ref><ref>[[#Ananta2015|Ananta et al. (2015)]], hlm. 102.</ref><ref>[[#Naim2011|Na'im dan Syaputra (2011)]], hlm. 40</ref>
| region2 = {{nbsp|8}}[[Sulawesi Utara]]
| pop2 = 1.022.221
| region3 = {{nbsp|8}}[[DKI Jakarta]]
| pop3 = 36.913
| region4 = {{nbsp|8}}[[Sulawesi Tengah]]
| pop4 = 30.572
| region5 = {{nbsp|8}}[[Jawa Barat]]
| pop5 = 30.128
| region6 = {{nbsp|8}}[[Provinsi Papua]]
| pop6 = 21.394
| region7 = {{nbsp|8}}[[Kalimantan Timur]]
| pop7 = 20.413
| langs = [[Bahasa Manado|Manado]], [[Bahasa Tombulu|Tombulu]], [[Bahasa Tondano|Tondano]], [[Bahasa Tonsawang|Tonsawang]], [[Bahasa Tonsea|Tonsea]], [[Bahasa Tontemboan|Tontemboan]], [[Bahasa Indonesia|Indonesia]]
| rels = '''Mayoritas''' <br> [[File:Christian cross.svg|10px]] [[Kristen]] <br> {{small|([[Protestanisme|Protestan]] dan [[Katolik]]),}}<br>'''Minoritas''' dan<br>[[Berkas:Allah-green.svg|15px]] [[Islam]]
| related = [[Orang Bisaya|Bisaya]], [[SukuOrang Gorontalo|Gorontalo]], [[SukuOrang Mongondow|Mongondow]], [[SukuOrang Sangir|Sangir]], [[SukuOrang Toraja|Toraja]]
| region8 = {{nbsp|8}}[[Papua Barat]]
| region9 = {{nbsp|8}}[[Sulawesi Selatan]]
| pop8 = 13.492
| pop9 = 9.295
| region10 = {{nbsp|8}}[[Gorontalo]]
| pop10 = 9.238
| region11 = {{nbsp|8}}[[Maluku Utara]]
| region12 = {{nbsp|8}}[[Kalimantan Selatan]]
| pop11 = 8.986
| pop12 = 1.660
| region13 = {{nbsp|8}}[[Kalimantan Barat]]
| pop13 = 1.407
}}
 
'''SukuOrang Minahasa''' adalah kelompok etnisetnik yang berasal dari [[Semenanjung Minahasa]] di bagian [[Sulawesi Utara|utara pulau [[Sulawesi]] di [[Indonesia]]. WilayahDaerah-wilayahdaerah administratif tempat bermukim mayoritas orang-orang Minahasa (atau ''Minahasa Raya'') adalah [[Kabupaten Minahasa]], [[Kabupaten Minahasa Selatan]], [[Kabupaten Minahasa Tenggara]], [[Kabupaten Minahasa Utara]], [[Kota Bitung]], [[Kota Manado]], dan [[Kota Tomohon]]. Seluruh kawasandaerah administratif ini terletak di [[Sulawesi Utara|Provinsi Sulawesi Utara]] dan sukuorang Minahasa merupakan sukukelompok bangsaetnik terbesar di provinsi ini.<ref>[[#vanKlinken2007|van Klinken dan Nordholt (2007)]], hlm. 407.</ref> Hal ini juga yang menyebabkan dalam percakapan awam, orang Minahasa sering kali disamakan dengan sebutan ''orang Manado'' yang adalah ibukota Sulawesi Utara.<ref>[[#Renwarin2006|Renwarin (2006)]], hlm. 26.</ref> SukuOrang Minahasa merupakan gabungan dari kelompok-kelompok sub-etnisetnik yaitu [[SukuOrang Bantik|Bantik]], Pasan/Ratahan, Ponosakan, [[Tombulu]], Tondano (Toulour), Tonsawang (Tombatu), [[Tonsea]], dan Tontemboan.<ref>[[#Naim2011|Na'im dan Syaputra (2011)]], hlm. 25.</ref>
 
== Etimologi ==
Baris 72 ⟶ 84:
Sebutan ''Minahasa'' berarti "menjadi satu" dan berasal dari kata pokok ''asa'' yang merupakan kata kerja yang berarti "satu".<ref>[[#Hickson1889|Hickson (1889)]], hlm. 205.</ref> Sebutan ini pertama kali muncul dalam laporan Residen Manado J. D. Schierstein kepada Gubernur Maluku tertanggal 8 Oktober 1789. Laporan tentang perdamaian yang telah dilakukan oleh kelompok sub-etnik Bantik dan Tombulu (Tateli) dalam peristiwa yang dikenang sebagai "Perang Tateli" menggunakan sebutan ''Minhasa'' untuk ''Landraad'' (atau ''Dewan Negeri'' atau juga ''Dewan Daerah'').<ref>[[#Molsbergen1928|Molsbergen (1928)]], hlm. 53.</ref> Nama ini kemudian dipopulerkan oleh penulis-penulis Belanda pada abad ke-19 dan juga orang-orang Minahasa perantauan di Jawa pada awal abad ke-20.<ref>[[#Renwarin2006|Renwarin (2006)]], hlm. 27, 60.</ref> Sebutan-sebutan sebelum munculnya nama Minahasa termasuk antara lain ''Minaesa'' (atau ''Ma'esa'') dan ''Mahasa'', keduanya yang mempunyai arti yang sama dengan Minahasa.<ref>[[#Minahan2012|Minahan (2012)]], hlm. 190.</ref><ref>[[#Wenas2007|Wenas (2007)]], hlm. 13.</ref><ref>[[#Riedel1870|Riedel (1870)]].</ref> Selain itu, nama ''Malesung'' pernah digunakan sebagai sebutan untuk wilayah Minahasa.<ref>[[#Renwarin2006|Renwarin (2006)]], hlm. 39.</ref>
 
== MakiAsal Nihh Bossmula ==
 
[[Berkas:Map of Greater Minahasa Region in North Sulawesi, Indonesia.png|jmpl|kanan|250px|Peta wilayah Minahasa Raya.]]
Baris 80 ⟶ 92:
Daerah Minahasa termasuk salah satu tempat migrasi pertama orang-orang Austronesia ke arah selatan pada akhir milenium ketiga dan kedua SM.<ref>[[#Schouten1983|Schouten (1983)]], hlm. 12-13.</ref> Hipotesis yang diterima secara umum adalah bahwa orang-orang Austronesia awalnya menghuni [[Taiwan]], sebelum bermigrasi dan menempati daerah-daerah di [[Filipina]] utara, Filipina selatan, [[Kalimantan]], dan [[Sulawesi]] sebelum berpisah menjadi kelompok-kelompok dengan satu menuju barat ke [[Jawa]], [[Sumatra]], dan [[Malaysia]], sementara yang lain bergerak ke timur menuju [[Oseania]].<ref>[[#Bellwood1995|Bellwood (1995)]], hlm. 103-114.</ref>
 
Menurut mitologi Minahasa, orang Minahasa adalah keturunan [[Toar dan Lumimuut maki|''Toar'' dan ''Lumimuut'']]. Awalnya, keturunan ''Toar-Lumimuut'' dibagi menjadi tiga kelompok: ''Makarua Siouw'' (dua kali sembilan), ''Makatelu Pitu'' (tiga kali tujuh), dan ''Pasiowan Telu'' (sembilan kali tiga). Populasi mereka berkembang dengan pesat yang mengakibatkan perselisihan di antara kelompok-kelompok ini. Para pemimpin mereka yang bernama ''Tona'as'' kemudian makimemutuskan jgauntuk membunubertemu dan membicarakan hal ini dalam pertemuan di bukit Tonderukan yang adalah salah satu puncak dari [[Gunung Soputan]]. Dalam pertemuan ini, terjadi tiga macam pembagian yang disebut ''Pahasiwohan'' (pembagian wilayah), ''Pinawetengan un Nuwu'' (pembagian bahasa), dan ''Pinawetengan un Posan'' (pembagian ritual). Pada pertemuan itu keturunan dibagi menjadi tiga kelompok bernama Tombulu, Tonsea, dan Tontemboan. Di tempat berlangsungnya pertemuan ini terdapat sebuah batu peringatan yang disebut ''[[Watu Pinawetengan]]'' (atau ''Batu Pembagi'').<ref>[[#Renwarin2006|Renwarin (2006)]], hlm. 61-81.</ref><ref>[[#Wenas2007|Wenas (2007)]], hlm. 8-17.</ref>
 
 
memutuskan untuk bertemu dan membicarakan hal ini dalam pertemuan di bukit Tonderukan yang adalah salah satu puncak dari [[Gunung Soputan]]. Dalam pertemuan ini, terjadi tiga macam pembagian yang disebut ''Pahasiwohan'' (pembagian wilayah), ''Pinawetengan un Nuwu'' (pembagian bahasa), dan ''Pinawetengan un Posan'' (pembagian ritual). Pada pertemuan itu keturunan dibagi menjadi tiga kelompok bernama Tombulu, Tonsea, dan Tontemboan. Di tempat berlangsungnya pertemuan ini terdapat sebuah batu peringatan yang disebut ''[[Watu Pinawetengan]]'' (atau ''Batu Maki
Pembagi'').<ref>[[#Renwarin2006|Renwarin (2006)]], hlm. 61-81.</ref><ref>[[#Wenas2007|Wenas (2007)]], hlm. 8-17.</ref>
 
== Sub-sukuetnik ==
 
[[Berkas:Map of Minahasa Sub-ethnic Groups.png|jmpl|kanan|250px|Estimasi peta wilayah sub-etnisetnik Minahasa.]]
 
{{Lihat pula|SukuOrang Bantik|l1=SukuOrang Bantik|Tombulu|l2=SukuOrang Tombulu|Tonsea|l3=SukuOrang Tonsea}}
 
SukuOrang Minahasa merupakan gabungan dari beberapa sub-suku atau sub-etnisetnik di daerah Minahasa Raya. Dari antara kelompok-kelompok sub-etnisetnik terdapat empat sub-etnisetnik utama berdasarkan jumlah penduduk dan luas wilayah yaitu Tombulu, Tondano, Tonsea, dan Tontemboan.<ref>[[#Graafland1867|Graafland (1867)]], hlm. 26.</ref><ref>[[#Renwarin2006|Renwarin (2006)]], hlm. 84-86.</ref><ref>[[#Wenas2007|Wenas (2007)]], hlm. 17.</ref> Tulisan Graafland pada abad ke-19 menggunakan nama Tou'mbulu untuk Tombulu, Tou'nsea untuk Tonsea, Toulour untuk Tondano, dan Tounpakewa untuk Tontemboan. Perbedaan sebutan untuk dua nama terakhir karena sebutan Toulour dan Tounpakewa berasal dari Bahasabahasa Tombulu.<ref>[[#Watuseke1987|Watuseke (1987)]], hlm. 553.</ref> Tapi untuk kesemuanya, kata ''tou'' dalam nama-nama tersebut berarti ''orang''. Setiap kelompok sub-etnisetnik ini adalah satu ''pakasa'an'' yang berarti "mereka yang bersatu" karena kesamaan leluhur, adat, dan bahasa.<ref>[[#Renwarin2006|Renwarin (2006)]], hlm. 61.</ref>
 
Dari keempat sub-etnisetnik utama tersebut, ada pendapat bahwa Pakasa'an Tondano tidak muncul bersamaan dengan ketiga pakasa'an lainnya. Hal ini terlihat dari catatan Johann Gerard Friedrich Riedel dalam tulisannya pada tahun 1870 yang menyatakan bahwa awalnya terdapat tiga pakasa'an yaitu Tumbuluk (Tombulu), Tountewoh (Tonsea), dan Toungkimbut (Tontemboan).<ref>[[#Wuysang2014|Wuysang (2014)]], hlm. 65.</ref> Ketiga pakasa'an inilah yang menurut cerita rakyat melakukan pembagian wilayah di Watu Pinawetengan.<ref>[[#Renwarin2006|Renwarin (2006)]], hlm. 77.</ref> Pendapat tentang dari mana asal atau datangnya Pakasa'an Tondano berbeda. Ada yang berpendapat bahwa Pakasa'an Tondano adalah pecahan dari Pakasa'an Tountewoh (Tonsea).<ref>[[#Wenas2007|Wenas (2007)]], hlm. 14.</ref> Tapi ada pendapat lain bahwa Pakasa'an Tondano berasal dari kelompok yang juga ikutserta dalam pertemuan di Watu Pinawetengan yang bernama Tousendangan.<ref>[[#Jasper1916|Jasper (1916)]].</ref> Ada juga yang mencatat nama kelompok asal dari Pakasa'an Tondano adalah Tousingal.<ref>[[#Renwarin2006|Renwarin (2006)]], hlm. 81.</ref>
 
Kelompok-kelompok sub-etnisetnik lainnya adalah Bantik, Pasan/Ratahan, Ponosokan, dan Tonsawang (Tombatu). Sub-etnisetnik Bantik mendiami daerah Kota Manado dan sekitarnya.<ref>[[#Renwarin2006|Renwarin (2006)]], hlm. 93.</ref> Sub-etnisetnik Pasan/Ratahan, Ponosokan, dan Tonsawang mendiami daerah selatan Minahasa Raya.<ref name="Wenas 2007">[[#Wenas2007|Wenas (2007)]], hlm. 20.</ref> Ada juga beberapa kelompok sub-etnisetnik yang diikutsertakan sebagai bagian dari Sukuorang Minahasa yaitu Babontehu, Borgo, dan Siauw. Sub-etnisetnik Babontehu mendiami Pulau Manado Tua dan pulau-pulau sekitarnya. Sub-etnisetnik Borgo adalah turunan orang-orang Minahasa yang kawin dengan orang-orang Eropa seperti Belanda, Portugis, dan Spanyol.<ref>[[#Ananta2015|Ananta (2015)]], hlm. 53.</ref> Sedangkan sub-etnisetnik Siauw adalah mereka yang mendiami Pulau Siauw.<ref>[[#Wenas2007| name="Wenas (2007)]], hlm. 20.<"/ref>
 
== Sejarah ==
Baris 106 ⟶ 114:
Setelah [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]] di Jawa, Minahasa termasuk daerah yang cukup awal ikut bergabung dalam republik yang baru dibentuk. Hal ini dapat dilihat dengan terjadinya ''Peristiwa Merah Putih'' pada tanggal 14 Februari 1946 di mana prajurit-prajurit Minahasa dalam ''Koninklijke Nederlands(ch)-Indische Leger'' (KNIL atau ''Tentara Kerajaan Hindia Belanda'') melucuti senjata dari pimpinan militer Belanda kemudian mengibarkan [[Sang Saka Merah Putih]] di tangsi militer Belanda di Teling, Manado.<ref>[[#Leirissa1997|Leirissa (1997)]], hlm. 133.</ref> Di samping itu, orang-orang Minahasa di Jawa bergabung dalam wadah Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS) dan ikutserta dalam [[Revolusi Nasional Indonesia]].
 
Sebuah gerakan yang melibatkan orang-orang Minahasa terjadi pada tahun 1958 yang bernama [[Permesta|Perjuangan Rakyat SemesterSemesta (Permesta)]] yang menentang kebijakan pemerintah Indonesia di Jawa. Salah satu alasan utama dari gerakan ini adalah karena ajang politik dan upaya pembangunan Indonesia terpusat di pulau Jawa, sedangkan sumber-sumber perekonomian negara lebih banyak berasal dari pulau-pulau lain.<ref>[[#Harvey1977|Harvey (1977)]], hlm. 3.</ref><ref>[[#TEMPO2008|TEMPO (2008)]].</ref><ref>[[#Liwe2010|Liwe (2010)]], hlm. 89.</ref>
 
== Agama ==
Baris 122 ⟶ 130:
{{Main|Rumpun bahasa Minahasa|Aksara Malesung|}}
 
Pembagian sub-etnis Minahasa termasuk dari segi bahasa di mana orang-orang dalam satu kelompok sub-etnis mempunyai dan memakai bahasa yang relatif sama. Dengan ini, bahasa-bahasa yang ada di Minahasa terdiri dari Bahasa Bantik, Bahasa Ponosokan, Bahasa Ratahan, [[Bahasa Tombulu]], Bahasa Tondano, [[Bahasa Tonsawang]], [[Bahasa Tonsea]], dan [[Bahasa Tontemboan]].<ref name="Salea 1996">[[#Merrifield1996|Merrifield dan Salea (1996)]], hlm. 2.</ref> Kesemua bahasa-bahasa ini termasuk dalam [[Rumpun bahasa Austronesia]].<ref>[[#Merrifield1996|Merrifield dan Salea (1996)]], hlm. 1.</ref> Berdasarkan kesamaan [[leksikostatistik]], bahasa-bahasa yang termasuk kelompok Minahasa adalah Tombulu, Tondano, Tonsawang, Tonsea, dan Tontemboan. Ketiga bahasa lainnya dimasukkan ke dalam kelompok lain di mana Bahasa Ponosokan dimasukkan ke dalam kelompok Gorontalo-Mongondow dan Bahasa Bantik dan Ratahan dimasukkan ke dalam kelompok Sangihe-Talaud.<ref>[[#Merrifield1996|Merrifield dan name="Salea (1996)]], hlm. 2.<"/ref>
 
Dalam rumpun bahasa Minahasa, bahasa Tombulu, Tondano, dan Tonsea mempunyai kesamaan leksikal yang cukup tinggi di mana kesamaan antara ketiga bahasa ini antara 89%-90%. Kemudian disusul oleh Bahasa Tontemboan yang mempunyai kesamaan dengan ketiga bahasa sebelumnya antara 73%-83%. Bahasa Tonsawang merupakan bahasa yang paling rendah kesamaannya dengan bahasa-bahasa lain dalam rumpun bahasa Minahasa dengan kesamaan antara 54%-65%. Hal ini mungkin disebabkan karena daerah sub-etnis Tonsawang lebih terisolasi dibandingkan dengan daerah sub-etnis lainnya dan juga karena penutur bahasa ini berjumlah paling sedikit.<ref>[[#Merrifield1996|Merrifield dan Salea (1996)]], hlm. 11, 13.</ref>
Baris 175 ⟶ 183:
Salah satu orang Minahasa yang dikenal secara nasional di Indonesia adalah [[Sam Ratulangi|Gerungan Saul Samuel Jacob (Sam) Ratulangi]]. [[Pahlawan Nasional Indonesia]] dan peraih gelar doktor dari [[Universitas Zurich]] ikut andil dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Sebelum Indonesia merdeka, ia memperjuangkan konsep nasionalisme Indonesia. Ratulangi termasuk dalam keanggotaan [[Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia|Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)]] dan diangkat menjadi [[gubernur]] pertama [[Sulawesi|Provinsi Sulawesi]]. Dua pahlawan nasional asal Minahasa lainnya yang bermarga Maramis adalah [[Maria Walanda Maramis]] beserta keponakannya [[Alexander Andries Maramis|Alexander Andries Maramis (A. A.) Maramis]]. Maria berjuang untuk mengembangkan keadaan wanita pada awal abad ke-20 di antaranya dengan mendirikan Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunannya (PIKAT). Sedangkan Alex ikutserta dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia sebagai anggota [[Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia|Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)]] dan kemudian menjadi [[Daftar Menteri Keuangan Indonesia|Menteri Keuangan]] serta duta besar Indonesia di beberapa negara.
 
Pahlawan nasional asal Minahasa lainnya yang juga ikutserta dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia adalah [[B.W. Lapian|Bernard Wilhelm (B. W.) Lapian]] yang terlibat dalam ''Peristiwa Merah Putih'' di Manado pada tahun 1946, tokoh geologi [[Arie Frederik Lasut]] yang dibunuh oleh tentara Belanda pada tahun 1949, [[Robert Wolter Mongisidi]] yang berjuang di Sulawesi Selatan dan juga dibunuh oleh Belanda, dan [[L.N. Palar|Lambertus Nicodemus (Babe) Palar]] yang memperjuangkan kedaulatan Indonesia di [[Perserikatan Bangsa-Bangsa|Perserikatan Bangsa-Bangsa]]. [[Pierre Tendean]] adalah [[Pahlawan Revolusi Indonesia]] yang terbunuh dalam peristiwa [[Gerakan 30 September]].
 
Kakak beradik [[Alex Mendur]] dan [[Frans Mendur]], dan kakak beradik Justus Umbas dan Frans "Nyong" Umbas, dan juga Alex Mamusung, Oscar Ganda, dan Malvin Jacob adalah pemuda-pemuda Minahasa yang tergabung dalam Kebaktian Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS). Merekalah yang mendirikan [[Indonesia Press Photo Service|Indonesia Press Photo Service (IPPHOS)]] pada tahun 1946 yang merekam saat-saat berharga terkait perjuangan kemerdekaan Indonesia. Yang paling berharga dari semuanya adalah foto-foto upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 yang diambil oleh Frans Mendur.
 
Terdapat juga orang Minahasa yang turut serta dalam perjuangan militer untuk kemerdekaan. Di antaranya [[Alex Evert Kawilarang]] yang menjadi Panglima ''Tentara Territorium'' di SumatraSumatera Utara (sekarang [[Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan|Kodam I/Bukit Barisan]]), Jawa Barat (sekarang [[Komando Daerah Militer III/Siliwangi|Kodam III/Siliwangi]]), dan Sulawesi Selatan (sekarang [[Komando Daerah Militer XIV/Hasanuddin|Kodam XIV/Hasanuddin]]). Selain Kawilarang, orang-orang Minahasa yang berada di Jawa dan ikutsertaikut serta dalam pergolakan kemerdekaan di antaranya [[Adolf Gustaaf Lembong]] yang sempat berperang gerilya melawan [[Jepang]] di Filipina, [[Daan Mogot|Elias Daniel (Daan) Mogot]] yang adalah salah satu pendiri [[Akademi Militer Tangerang]] yang gugur dalam [[Pertempuran Lengkong]], [[Ventje Sumual|Herman Nicolas Ventje Sumual]] yang menjadi salah satu pemimpin sektor penyerangan dalam [[Serangan Umum 1 Maret 1949]], dan [[Joop Warouw|Jacob Frederick ("Joop)" Warouw]] yang terlibat [[Pertempuran Surabaya]].
 
=== Militer ===
Baris 189 ⟶ 197:
Selain A. A. Maramis, beberapa orang Minahasa lainnya juga pernah menjabat sebagai menteri nasional di antaranya [[Freddy Jaques Inkiriwang|Freddy Jaques (F. J.) Inkiriwang]] sebagai [[Daftar Menteri Perindustrian Indonesia|Menteri Perindustrian]], [[Frits Laoh]] sebagai [[Daftar Menteri Perhubungan Indonesia|Menteri Perhubungan]], [[Herling Laoh]] sebagai [[Daftar Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Indonesia|Menteri Pekerjaan Umum]] dan Menteri Perhubungan, [[Gustaaf Adolf Maengkom|Gustaaf Adolf (G. A.) Maengkom]] sebagai [[Daftar Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia|Menteri Kehakiman]], [[E.E. Mangindaan|Evert Ernest (E. E.) Mangindaan]] sebagai Menteri Perhubungan, [[Arnold Mononutu]] sebagai [[Daftar Menteri Penerangan Indonesia|Menteri Penerangan]], [[W.J. Rumambi|Wilhelm Johannis Rumambi]] juga sebagai Menteri Penerangan, dan [[Theo L. Sambuaga|Theo Leo Sambuaga]] sebagai [[Daftar Menteri Perumahan Rakyat Indonesia|Menteri Perumahan Rakyat dan Permukiman]].
 
=== WanitaPerempuan-wanitaperempuan pelopor ===
 
Beberapa wanita asal Minahasa (atau ''[[Wewene Minahasa]]'') telah menjadi pelopor dalam berbagai bidang. [[Marie Thomas]] adalah wanita pertama yang lulus dari ''[[School tot Opleiding van Indische Artsen]]'' (STOVIA atau ''Sekolah Pendidikan Dokter Hindia''). Selain Maria, [[Anna Warouw]] juga adalah lulusan STOVIA, tepatnya lulusan wanita kedua. Sedangkan di jajaran [[Kepolisian Negara Republik Indonesia|Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri)]], [[Jeanne Mandagi]] adalah wanita pertama yang diangkat sebagai jenderal. Selain itu, [[Augustine Magdalena Waworuntu]] adalah salah satu wanita pertama di Indonesia yang menjabat sebagai wali kota. Ia menjadi [[Daftar Wali Kota Manado|Wali Kota Manado]] pada tahun 1950.
Baris 195 ⟶ 203:
=== Seni dan olah raga ===
 
Beberapa seniman terkenal dari Minahasa termasuk penyanyi [[Pinkan Mambo]], [[Once Mekel]], [[Pance Pondaag]], dan [[Maya Rumantir]], dan pemeran [[Lidya Kandou]], [[Rima Melati]], dan [[Anna Tairas]]. Juga terdapat sutradara [[Frank Rorimpandey]] dan [[Wim Umboh]]. Di arena olah raga, khususnya bulutangkis, terdapat beberapa orang Minahasa yang berprestasi mewakili Indonesia di ajang bulutangkis dunia yaitu [[Flandy Limpele]], [[Liliyana Natsir]], [[Greysia Polii]], dan [[Rosiana Tendean]]. Di olah raga sepak bola, skuat [[tim nasional sepak bola Indonesia]] pernah diisi nama-nama pemain dari etnis Minahasa seperti [[Jendri Pitoy]], [[Ferry Rotinsulu]], [[Ronny Pasla]] dan [[Francis Wawengkang|Francis Wewengkang]], juga [[Erents Alberth Mangindaan]] yang pernah menjadi pelatih ''Skuat Garuda'' di tahun 1966–1970.
 
== Galeri gambar ==
Baris 203 ⟶ 211:
Berkas:Rumah Minahasa Sulawesi Utara.JPG|Rumah panggung tradisional Minahasa di [[TMII|Taman Mini, Jakarta]]
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Alfurse graven op Minahasa Celebes TMnr 60042777.jpg|[[Waruga]], Kubur batu leluhur orang Minahasa sampai abad ke-19. Foto:KITLV (sebelum 1920)
Berkas:PrasastiPinawetengan.jpg‎jpg| [[Watu Pinawetengan]]
Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Een Minahassa priesteres met hoofdtooi TMnr 10006020.jpg|jmpl|Pendeta perempuan Tonaas Walian.
</gallery>
Baris 211 ⟶ 219:
* [[Mapalus]]
* [[Marga Minahasa]]
* [[Daftar tokoh Minahasa|Daftar Tokoh Minahasa]]
 
== Referensi ==
Baris 219 ⟶ 228:
 
{{refbegin|32em}}
 
* {{cite book
| title = Demography of Indonesia's Ethnicity
Baris 271 ⟶ 279:
| year = 2010
| orig-year = 2003
| url = http://pustaka.kebudayaan.kemdikbud.go.id/index.php?p=show_detail&id=7335&keywords=
| pages = 382–383
| isbn = 978-979-16071-1-7
Baris 334 ⟶ 342:
}}
 
* {{citeCite news
| title = Mengenal Tarian Perang Kabasaran dari Minahasa
| url = https://www.merdeka.com/peristiwa/mengenal-tarian-perang-kabasaran-dari-minahasa.html
Baris 342 ⟶ 350:
| publisher = Merdeka
| ref = Lasut2016
| language = id
| work = [[Merdeka.com]]
}}
 
Baris 382 ⟶ 392:
* {{cite book
| title = Ethnic Groups of South Asia and the Pacific
| url = https://archive.org/details/ethnicgroupsofso0000mina
| trans-title = Suku-Suku Bangsa di Asia Selatan dan Pasifik
| language = Inggris
Baris 433 ⟶ 444:
| publisher = Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Sulawesi Utara
| ref = Poluan2020
| access-date = 2020-07-18
| archive-date = 2020-07-18
| archive-url = https://web.archive.org/web/20200718061550/https://lpmpsulawesiutara.kemdikbud.go.id/kolintang-kesenian-tradisional-kebudayaan-sulawesi-utara/
| dead-url = yes
}}
 
Baris 478 ⟶ 493:
}}
 
* {{citeCite news
| title = Herman Nicolas 'Ventje' Sumual: Lelaki di Balik Permesta
| url = https://majalah.tempo.co/read/memoar/126571/herman-nicolas-ventje-sumual-lelaki-di-balik-permesta
| publisher = TEMPO
| date = {{date|2008-03-10}}
| access-date = {{date|2020-06-05}}
| ref = TEMPO2008
|last = Administrator
}}
|language = id
|work = [[Tempo.co]]
}}
* {{cite journal
Baris 535 ⟶ 553:
| ref = Wuysang2014
}}
 
{{refend}}
 
Baris 542 ⟶ 559:
* {{url|https://www.minahasa.net/id.php|Minahasa.net}}
 
[[Kategori:Minahasa|Kelompok etnik di Sulawesi Utara|Minahasa]]
[[Kategori:SukuOrang bangsaMinahasa| di Indonesia|Minahasa]]
[[Kategori:Suku bangsa di Sulawesi Utara|Minahasa]]
[[Kategori:Sulawesi Utara]]