Orang Gelaralam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Syf.Ed77 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(77 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Ethnic group |
| group = Orang Ciptagelar<br/>''Urang Ciptagelar'' = Orang Gelaralam
| native_name = ''Urang Gelaralam''<br>ᮅᮛᮀ ᮌᮨᮜᮁᮃᮜᮙ᮪
|native_name =
| image = [[File:Abah Ugi, Ketua Adat Kasepuhan Ciptagelar menikah.jpg|285px]]
|image =
| caption = {{small|Pernikahan Abah Ugi, Ketua Adat [[Kasepuhan Gelaralam]] (''Ciptagelar'').}}
|caption =
| poptime =
| region = [[Jawa Barat]]
| langs = [[Bahasa Sunda|Sunda]] ([[Bahasa Sunda Banten|dialek Banten]])
| rels = [[Islam]], [[Sunda Wiwitan]]<ref>{{Cite news|url=https://www.jpnn.com/news/penganut-sunda-wiwitan-kami-tetap-islam|title=Penganut Sunda Wiwitan: Kami Tetap Islam|work=[[Jawa Pos|JPNN.com]]|access-date=12 April 2022|language=id}}</ref>
|rels = [[Islam]], [[Sunda Wiwitan]]
| related = [[Suku Badui|Badui]]{{•}}[[Suku Sunda|Sunda]]{{•}}[[Suku Banten|Banten]]
| population = 15.795 (2022)<ref>{{Cite news|url=https://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/pr-01277088/tradisi-ciptagelar-di-sukabumi-mampu-pertahankan-kampung-adat-397144|language=id|title=Tradisi Ciptagelar di Sukabumi Mampu Pertahankan Kampung Adat|access-date=12 April 2022|work=[[Pikiran Rakyat|Pikiran-Rakyat.com]]|last=Rayadie|first=Ahmad}}</ref>
|population =
| region1 = [[Kabupaten Sukabumi]]
|image pop1 =
|pop1 = 293<ref>{{cite web|url=https://ciptagelar.info/tentang/|title=Tentang Kasepuhan Ciptagelar|website=ciptagelar.info|access-date=12 April 2022|language=id}}</ref>
}}
'''Orang CiptagelarGelaralam''' ([[bahasa{{lang-su|ᮅᮛᮀ Sunda]]:ᮌᮨᮜᮁᮃᮜᮙ᮪|Urang Gelaralam}}), sebelumnya dikenal sebagai ''Urang 'Ciptagelar'')',<ref>{{Cite web|date=2023-08-14|title=Ulasan Kasepuhan Ciptagelar Sukabumi Menjadi Gelar Alam {{!}} Radar Sukabumi|url=https://radarsukabumi.com/berita-utama/ulasan-kasepuhan-ciptagelar-sukabumi-menjadi-gelar-alam/,%20https://radarsukabumi.com|language=id|access-date=2024-03-31}}</ref> adalah kelompok [[masyarakat adat]] yang merupakan bagian dari sub-etnis [[suku Sunda]] danyang mendiami wilayah sekitar pegunungan [[Gunung Salak|Salak]] dan [[Gunung Halimun|Halimun]],<ref>{{cite web|title=Keunikan Perkampungan Di Lereng Gunung Halimun|url=https://www.kompasiana.com/muhiqaz/keunikan-perkampungan-di-lereng-gunung-halimun|website=www.kompasiana.com|language=id|access-date=12 April 2022}}</ref> tepatnya di [[Kampung AdatKasepuhan CiptagelarGelaralam]], [[Sirnaresmi, Cisolok, Sukabumi|Desa Sirnaresmi]], [[Cisolok, Sukabumi|Kecamatan Cisolok]], [[Kabupaten Sukabumi]] yang wilayahnya berbatasan langsung dengan [[Cilograng, Lebak|Kecamatan Cilograng]], [[Kabupaten Lebak]] di [[Banten]].<ref>{{Cite web|title=Ciptagelar, Kampung Adat Di Sukabumi Yang Teguh Memegang Tradisi|url=https://kumparan.com/kumparantravel/ciptagelar-kampung-adat-di-sukabumi-yang-teguh-memegang-tradisi-1536568917455604881|website=kumparan.com|language=id|access-date=12 April 2022}}</ref>
 
==Sejarah==
Sejarah ''Urang CiptagelarGelaralam'' dimulai bersamaan dengan didirikannya [[Kampung Adat Ciptagelar]] pada tahun 1368, yang menurut sejarah didirikan oleh pasukan [[Kerajaan Sunda]] yang mendapat perintahdiperintah [[Prabu Siliwangi]] dan dibebaskandibebastugaskan karena Prabu Siliwangi ingin melakukan [[moksa]]. Para prajurit tersebut kemudian dipisahkan menjadi tiga kelompok, dan membentuk desa baru yang saling berhubungan. Salah satunya adalah Kampung Gede yang berfungsi sebagai pusat kasepuhan. Sejak saat itu terbentuklah masyarakat adat yang dikenal dengan sebutan ''Urang CiptagelarGelaralam'' yang saat ini mendiami wilayah Kampung[[Kasepuhan AdatGelaralam]].<ref>{{cite web|url=https://ciptagelar.info/tentang/|title=Tentang Kasepuhan Ciptagelar|website=ciptagelar.info|access-date=12 April 2022|language=id|archive-date=2021-09-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20210928041924/https://ciptagelar.info/tentang/|dead-url=yes}}</ref>
 
==Bahasa==
Bahasa yang digunakan oleh masyarakat Gelaralam adalah [[bahasa Sunda]], tetapi kebanyakan dari mereka juga bisa ber[[bahasa Indonesia]] dengan baik, terkecuali orang tua yang usianya 70 tahun ke atas, diantara mereka ada yang tidak dapat berbahasa Indonesia. Bahasa yang digunakan oleh orang Gelaralam sama dengan [[bahasa Sunda Banten]] pada umumnya, namun mereka bisa membedakan mana kosakata yang halus mana yang kasar, tergantung siapa lawan bicaranya.<ref>{{cite web|title=Buku Budaya Masyarakat Kasepuhan Ciptagelar|url=http://repository.uinbanten.ac.id/4240/1/Buku%20Budaya%20Masyarakat%20Kasepuhan%20Ciptagelar.pdf|website=repository.uinbanten.ac.id|language=id|access-date=12 April 2022}}</ref>
 
==Struktur kepemimpinan==
''Urang Gelaralam'' di Kasepuhan Gelaralam dipimpin oleh seorang [[pemimpin|ketua adat]] yang disebut ''sesepuh girang''. Pemimpin masyarakat Kasepuhan Gelaralam ini diturunkan secara garis keturunan.<ref>{{cite web|url=https://www.mongabay.co.id/2012/09/11/kasepuhan-ciptagelar-dan-gonjang-ganjing-di-taman-firdaus-bagian-2akhir/|title=Kasepuhan Ciptagelar Dan Gonjang-Ganjing Di Taman Firdaus (Bagian 2/Akhir)|language=id|access-date=12 April 2022|website=www.mongabay.co.id}}</ref> Dalam menjalankan tugasnya, ''sesepuh girang'' dibantu oleh beberapa orang yang dalam struktur hierarkisnya yang disebut sebagai ''baris kolot''. ''Baris kolot'' adalah beberapa orang yang dijadikan pembimbing, penasihat serta yang memberikan pertimbangan kepada sesepuh girang berkaitan dengan kepentingan kelompok sosial Kasepuhan Gelaralam. Masing-masing ''baris kolot'' ini mempunyai tanggung jawab sesuai bidangnya.<ref>{{cite web|url=http://disparbud.jabarprov.go.id|title=Struktur Kepemimpinan Di Kasepuhan Ciptagelar|website=disparbud.jabarprov.go.id|access-date=12 April 2022|language=id}}</ref>
 
''Baris kolot'' juga bertugas untuk mengatur sistem [[norma|norma adat]] yang mengatur masyarakat berbasis pada kepercayaan dimana sanksi adat tidak diberikan secara fisik oleh pemimpin dan sesepuh adat, melainkan berupa [[penyakit]] atau [[karma|nasib buruk]] yang akan menimpa. Nilai dan norma adat pelaksanaannya adalah syarat bagi seseorang untuk dapat
mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian dari masyarakat adat Gelaralam.
 
Sistem nilai dan norma adat berlaku sebagai dasar bagi perilaku masyarakat. Jabatan dalam [[adat|sistem adat]] seperti ''rorokan'' dan ''baris kolot'' adalah hal yang diberikan berdasarkan keturunan, hal ini termasuk dalam salah satu sistem norma yang terlaksana hingga
sekarang. Kepercayaan bekerja sebagai sistem penyimpanan bagi pengalaman masa lalu, termasuk pikiran, ingatan, dan interpretasi terhadap suatu peristiwa.<ref>{{cite web|url=https://ejournal3.undip.ac.id/|title=Peran Sesepuh Adat Dan Media Komunitas Masyarakat|language=id|website=ejournal3.undip.ac.id|access-date=12 April 2022}}</ref>
 
==Kebudayaan==
''Urang Gelaralam'' merupakan masyarakat adat yang sangat mengamalkan [[Sunda Wiwitan|ajaran leluhur]] dan norma adat lainnya termasuk juga etika berpakaian masyarakat. Masyarakat Gelaralam mempunyai aturan khusus yaitu menggunakan [[totopong|ikat kepala]] bagi laki-laki dan menggunakan kain yang dililitkan ke pinggang bagi kaum perempuan. Arti dari aturan ini yaitu dalam hidup harus saling terikat dan menjaga kebersihan.<ref>{{Cite news|url=https://priangantimurnews.pikiran-rakyat.com/budaya/pr-1221676307/keunikan-tradisi-kesepuhan-ciptagelar-yang-telah-dijaga-ratusan-tahun|title=Keunikan Tradisi Kesepuhan Ciptagelar yang Telah Dijaga Ratusan Tahun|access-date=12 April 2022|language=id|work=[[Pikiran Rakyat|Pikiran-Rakyat.com]]|last=Anbiyani}}</ref>
 
Kemudian tata cara makan di masyarakat Gelaralam juga masih mempertahankan [[adat|adat istiadat]] yang diwariskan oleh leluhur begitu pula dalam adab makan sehari-hari. tata cara makan yaitu [[piring]] harus diletakkan di bawah, makan tidak boleh sambil berbicara, tidak boleh ada suara ketika menyendok makanan di piring, dan perempuan tidak boleh makan dengan duduk bersilang. Perempuan yang sehari-hari menggunakan kain akan sangat tidak elok dipandang jika duduk bersilang. Selain itu perempuan juga diharapkan dapat berperilaku anggun, lemah lembut, dan sopan.
 
Di Kasepuhan Gelaralam juga para masyarakatnya masih memanfaatkan kebudayaan lama dalam memisahkan [[gabah padi]] yakni dengan menggunakan [[lesung]] dan [[alu]]. Gabah pada padi baru akan dipisahkan pada pagi hari. Kegiatan ini dilakukan oleh perempuan dari Kasepuhan Gelaralam. Warna beras yang ditumbuk dengan lesung dan alu berbeda dengan beras yang digiling. Beras berwarna kecoklatan karena masih terbalut dengan bekatul. Sedangkan, beras yang digiling dengan mesin akan berwarna putih. Memasak beras yang dilakukan oleh ''Urang Gelaralam'' juga masih dengan cara tradisional. Masyarakat Gelaralam tetap mempertahankan memasak nasi dengan cara tradisional. Keberadaan [[kompor gas]] hanya digunakan untuk memasak [[sayuran]] serta lauk pauk. Tentu saja cara tersebut mengacu pada [[kebudayaan Sunda]] setempat yang telah turun-temurun. Alat yang digunakan antara lain adalah [[tungku]] ([[bahasa Sunda|Sunda]]: ''hawu''), [[dandang]] ([[bahasa Sunda|Sunda]]: ''seeng''), [[kukusan]] ([[bahasa Sunda|Sunda]]: ''aseupan''), dan [[kayu bakar]].
 
Kemudian juga listrik yang digunakan oleh masyarakat Gelaralam berasal dari masyarakat Gelaralam sendiri. Kasepuhan Gelaralam tidak teraliri listrik dari [[PLN]] tetapi dengan alat mikrohidro. Mikrohidro digerakkan menggunakan air untuk mengaliri listrik di kawasan Kasepuhan Gelaralam.<ref>{{cite web|url=https://www.mongabay.co.id/2020/04/07/belajar-dari-kasepuhan-ciptagelar-panen-energi-dari-air-dan-matahari/|title=Belajar Dari Kasepuhan Ciptagelar, Panen Energi Dari Air Dan Matahari|website=www.mongabay.co.id|language=id|access-date=12 April 2022}}</ref>
 
Kemudian terdapat upacara ''[[seren taun]]'' yang dimaksudkan untuk menghormati leluhur dan sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen padi yang telah dilakukan. Berbagai pertunjukan seni budaya masyarakat yang ditampilkan dalam perayaan ini. Acara ''seren taun'' biasanya berlangsung selama 3 hari 2 malam.<ref>{{Cite news|url=https://travel.detik.com/cerita-perjalanan/d-5380228/8-budaya-unik-dalam-kasepuhan-ciptagelar-sukabumi|title=8 Budaya Unik dalam Kasepuhan Ciptagelar Sukabumi|work=[[Detik.com|detikcom]]|access-date=12 April 2022|language=id}}</ref>
 
==Kepercayaan==
Masyarakat Gelaralam umumnya beragama [[Islam]],<ref>{{cite web|url=https://medium.com/nekropolis/piring-suguhan-yang-berjajar-di-kasepuhan-ciptagelar|website=medium.com|title=Piring Suguhan Yang Berjajar Di Kasepuhan Ciptagelar|access-date=12 April 2022|language=id}}</ref> dengan kepercayaan lokal seperti [[Sunda Wiwitan]] yang masih bercampur didalamnya.<ref>{{cite web|url=https://beritagar.id/artikel-amp/berita/masyarakat-sunda-wiwitan-terusir-dari-tanahnya-sendiri|title=Masyarakat Sunda Wiwitan Terusir Dari Tanahnya Sendiri|language=id|website=beritagar.id|access-date=12 April 2022|archive-date=2022-09-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20220914105517/https://beritagar.id/artikel-amp/berita/masyarakat-sunda-wiwitan-terusir-dari-tanahnya-sendiri|dead-url=yes}}</ref> Kasepuhan Gelaralam juga dikenal sebagai ''Kasepuhan Islam Ciptagelar (Gelaralam)'' yang berarti tetua adat serta sebagian besar masyarakatnya menganut agama Islam.<ref>{{cite web|url=https://alif.id/read/ren-muhammad/menjelajahi-kasepuhan-islam-ciptagelar-b211262p/|title=Menjelajahi Kasepuhan Islam Ciptagelar|website=alif.id|language=id|access-date=12 April 2022}}</ref>
 
==Referensi==
{{Reflist}}
{{Suku-stub}}
 
[[Kategori:Kelompok etnik di Indonesia]]
[[Kategori:Suku bangsa di Jawa Barat]]
[[Kategori:Suku Sunda]]
[[Kategori:Kabuyutan Sunda]]