Ubi kayu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
FelixJL111 (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android App section source |
||
(17 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Speciesbox
| genus = Manihot
| species = esculenta
| name = Ubi kayu<br />Singkong<br />Ketela pohon
| fossil_range =
|status =
|status_system =
|status_ref =
| image = Manihot esculenta dsc07325.jpg
| image_caption =
| image2 = Manihot_esculenta_-_Köhler–s_Medizinal-Pflanzen-090.jpg
| authority =[[Heinrich Johann Nepomuk von Crantz|Crantz]]<ref name=POWO>{{cite web |url= https://powo.science.kew.org/taxon/urn:lsid:ipni.org:names:351790-1#synonyms |title= ''Manihot esculenta'' Crantz, Rei Herb. 1: 167 (1766) |date= 2022 |work= [[Plants of the World Online]] |publisher= Board of Trustees of the Royal Botanic Gardens, Kew |access-date= 11 November 2022 |archive-date= 11 November 2022 |archive-url= https://web.archive.org/web/20221111131249/https://powo.science.kew.org/taxon/urn:lsid:ipni.org:names:351790-1#synonyms |url-status= live }}</ref>
| type_species =
| type_species_authority =
| subdivision_ranks =
| subdivision =
|synonyms =
* ''Janipha aipi'' <small>(Pohl) J.Presl</small>
* ''Janipha manihot'' <small>(L.) Kunth</small>
* ''Jatropha aipi'' <small>(Pohl) Göpp.</small>
* ''Jatropha diffusa'' <small>(Pohl) Steud.</small>
* ''Jatropha digitiformis'' <small>(Pohl) Steud.</small>
* ''Jatropha dulcis'' <small>J.F.Gmel.</small>
* ''Jatropha flabellifolia'' <small>(Pohl) Steud.</small>
* ''Jatropha loureiroi'' <small>(Pohl) Steud.</small>
* ''Jatropha manihot'' <small>L.</small>
* ''Jatropha mitis'' <small>Rottb.</small>
* ''Jatropha paniculata'' <small>Ruiz & Pav. ex Pax</small>
* ''Jatropha silvestris'' <small>Vell.</small>
* ''Jatropha stipulata'' <small>Vell.</small>
* ''Mandioca aipi'' <small>(Pohl) Link</small>
* ''Mandioca dulcis'' <small>(J.F.Gmel.) D.Parodi</small>
* ''Mandioca utilissima'' <small>(Pohl) Link</small>
* ''Manihot aipi'' <small>Pohl</small>
* ''Manihot aypi'' <small>Spruce</small>
* ''Manihot cannabina'' <small>Sweet</small>
* ''Manihot diffusa'' <small>Pohl</small>
* ''Manihot digitiformis'' <small>Pohl</small>
* ''Manihot dulcis'' <small>(J.F.Gmel.) Baill.</small>
* ''Manihot edule'' <small>A.Rich.</small>
* ''Manihot edulis'' <small>A.Rich.</small>
* ''Manihot flabellifolia'' <small>Pohl</small>
* ''Manihot flexuosa'' <small>Pax & K.Hoffm.</small>
* ''Manihot loureiroi'' <small>Pohl</small>
* ''Manihot melanobasis'' <small>Müll. Arg.</small>
* ''Manihot sprucei'' <small>Pax</small>
* '''''Manihot utilissima''''' <small>Pohl</small>
|synonyms_ref = <ref name=POWO/>
}}
[[Berkas:Manihot esculenta MHNT.BOT.2004.0.508.jpg|jmpl|''Manihot esculenta'']]
'''Ubi kayu''',
== Deskripsi ==
Baris 9 ⟶ 57:
[[Umbi]] dari ubi kayu merupakan [[sumber energi]] yang kaya karbohidrat, tetapi sangat miskin [[protein]]. Sumber protein yang bagus justru terdapat pada [[daun]] singkong karena mengandung [[asam amino]] [[metionina]].<ref>{{Cite web|title=The Global Cassava Development Strategy|url=https://www.fao.org/3/j1255e/j1255e04.htm|website=www.fao.org|access-date=2023-08-17}}</ref>
== Sejarah dan pengaruh ekonomi ==
Baris 17 ⟶ 63:
[[Berkas:Embrapa news sp of cassava (José Cruz ABr) 25jan2008.jpg|jmpl|Batang ubi kayu. Masa tanam 8 - 10 bulan.]]
[[Berkas:Starr 061212-2345 Manihot esculenta.jpg|jmpl|Buah ubi kayu varietas tertentu.]]
=== Sejarah
''Manihot esculenta'' pertama kali dikenal di [[Amerika Selatan]] kemudian dikembangkan pada masa [[prasejarah]] di [[Brasil]] dan [[Paraguay]], sejak kurang lebih 10 ribu tahun yang lalu. Bentuk-bentuk modern dari spesies yang telah dibudidayakan dapat ditemukan bertumbuh liar di Brasil selatan. Meskipun ada banyak spesies ''Manihot'' yang liar, semua kultivar ''M. esculenta'' dapat dibudidayakan. Walaupun demikian, bukti-bukti arkeologis
Produksi singkong dunia, diperkirakan mencapai 192 juta ton pada tahun [[2004]]. [[Nigeria]] menempati urutan pertama dengan 52,4 juta ton, disusul [[Brasil]] dengan 25,4 juta ton. [[Indonesia]] menempati posisi ketiga dengan 24,1 juta ton, diikuti [[Thailand]] dengan 21,9 juta ton ([[FAO]], [[2004]]<ref>[http://www.fao.org/docrep/007/y5287e/y5287e00.htm FAO. 2004. Global Cassava Market Study, Rome]</ref>) Sebagian besar produksi dihasilkan di Afrika 99,1 juta ton dan 33,2 juta ton di [[Amerika Latin]] dan [[Kepulauan Karibia]].
Baris 28 ⟶ 74:
Butuh waktu lama singkong menyebar ke daerah lain, terutama ke [[Pulau Jawa]]. Diperkirakan singkong kali pertama diperkenalkan di suatu kabupaten di [[Jawa Timur]] pada [[1852]]. “Bupatinya sebagai seorang pegawai negeri harus memberikan contoh dan bertindak sebagai pelopor. Kalau tidak, rakyat tidak akan memercayainya sama sekali,” tulis Pieter Creutzberg dan J.T.M. van Laanen dalam Sejarah Statistik Ekonomi Indonesia.<ref>{{Cite book|last=Creutzberg|first=Pieter|date=1987|url=https://books.google.co.id/books/about/Sejarah_statistik_ekonomi_Indonesia.html?id=pah9QgAACAAJ&redir_esc=y|title=Sejarah Statistik Ekonomi Indonesia|location=Jakarta|publisher=Yayasan Obor Indonesia|url-status=live}}</ref>
Namun hingga [[1876]], sebagaimana dicatat H.J. van Swieten, kontrolir di [[Trenggalek]], dalam buku De Zoete Cassave (''Jatropha janipha'') yang terbit [[1875]], singkong kurang dikenal atau tidak ada sama sekali di beberapa bagian Pulau Jawa, tetapi ditanam besar-besaran di bagian lain. “Bagaimanapun juga, singkong saat ini mempunyai arti yang lebih besar dalam susunan makanan penduduk dibandingkan dengan setengah abad yang lalu,” tulisnya, sebagaimana dikutip Creutzberg dan van Laanen. Sampai sekitar tahun 1875, konsumsi singkong di Jawa masih rendah. Baru pada permulaan abad ke-20, konsumsinya meningkat pesat. Pembudidayaannya juga meluas. Terlebih rakyat diminta memperluas tanaman singkong mereka.<ref>{{
Peningkatan penanaman singkong sejalan dengan pertumbuhan penduduk Pulau Jawa yang pesat. Ditambah lagi produksi padi tertinggal di belakang pertumbuhan penduduk. “Singkong khususnya menjadi sumber pangan tambahan yang disukai,” tulis Marwati Djoened Poesponegoro dan [[Nugroho Notosusanto]] dalam Sejarah Nasional Indonesia V. Hingga saat ini, singkong telah menjadi salah satu bahan pangan yang utama, tidak saja di Indonesia tetapi juga di dunia. Di Indonesia, singkong merupakan makanan pokok ketiga setelah [[padi-padian]] dan [[jagung]].<ref>{{Cite web|date=2014-11-28|title=Akar Sejarah Singkong|url=https://historia.id/kultur/articles/akar-sejarah-singkong-6kYav|website=Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia|language=id-ID|access-date=2023-05-16}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Shobari|first=Ahmad|last2=Taqy|first2=Gusti Naufal|date=2020|title=Pemanfaatan Hasil Lokal Kp. Poncol untuk Pengembangan Usaha Rumahan (Pembuatan Keripik Singkong)|url=https://pkm.uika-bogor.ac.id/index.php/ABDIDOS/article/view/580|journal=Abdi Dosen : Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat|volume=4|issue=2|pages=133-13}}</ref>
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM In Tapioca Fabriek Kedoeng Kawoeng Tjikalahang van de firma Goan Goan en Co wordt cassave gedroogd Java TMnr 10011274.jpg|kiri|jmpl|Pabrik [[Tapioka]] Kedung Kawung Cikalahang milik firma Goan Goan & Co, [[Cirebon]], [[Jawa Barat]] (tahun tidak diketahui)]]
Hindia Belanda pernah menjadi salah satu pengekspor dan penghasil tepung [[tapioka]] terbesar di dunia. Di Jawa banyak sekali didirikan pabrik-pabrik pengolahan singkong untuk dijadikan tepung tapioka. Seperti dalam buku ''Handbook of the Netherlands East Indies'', pada tahun [[1928]] tercatat 21,9% produksi tapioka diekspor ke [[Amerika Serikat]], 16,7% ke [[Inggris]], 8,4% ke [[Jepang]], lalu 7% dikirim ke [[Belanda]], [[Jerman]], [[Belgia]], [[Denmark]] dan [[Norwegia]]. Biasanya tepung olahan singkong tersebut dimanfaatkan sebagai bahan baku [[lem]] dan [[permen karet]], industri [[tekstil]] dan [[furniture]].<ref>{{
== Pengolahan ==
Umbi singkong dapat dimakan mentah. Kandungan utamanya adalah [[pati]] dengan sedikit [[glukosa]] sehingga rasanya sedikit manis. Pada keadaan tertentu, terutama bila teroksidasi, akan terbentuk [[glukosida]] racun yang selanjutnya membentuk [[asam sianida]] (HCN). Sianida ini akan memberikan rasa pahit. [[Umbi]] yang rasanya manis menghasilkan paling sedikit 20 mg HCN per kilogram umbi segar, dan 50 kali lebih banyak pada umbi yang rasanya pahit. Proses pemasakan dapat secara efektif menurunkan kadar racun.{{cn}}
Dari pati umbi ini dibuat [[tepung]] [[tapioka]] ([[kanji]]).
Baris 115 ⟶ 161:
Beberapa varietas unggul singkong yang telah dilepas oleh Kementrian Pertanian antara lain Adira 1, Adira 2, Adira 4, Malang 1, Malang 2, Darul Hidayah, Malang 4 maupun Malang 6.
==
Nama "ubi kayu" dan "ketela pohon" dipakai dalam [[bahasa Melayu]] secara luas. Nama "ketela" secara [[etimologi]] berasal dari kata "castilla" (dibaca "kastilya"), karena tanaman ini dibawa oleh orang Portugis dan [[Kerajaan Kastilia|Castilla]] (Spanyol).{{cn}}
Dalam bahasa lokal, [[bahasa Jawa]] menyebutnya ''Telo'', [[bahasa Sangihe]] ''bungkahe'', bahasa [[Toli-Toli|Tolitoli]] dan Gorontalo ''kasubi'', dan [[bahasa Sunda]] ''sampeu''.
== Produksi sedunia ==
Baris 235 ⟶ 208:
* [[Singkong keju]]
* [[Tape]]
* Tepung [[Tapioka]]
== Referensi ==
|