Montro: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tahun berdiri
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(17 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox dance
Montro merupakan salah satu bentuk seni shalawatan dan bentuk gerakan tari dengan berbagai ornamen instrumen pengiring terdiri 4 buah rebana,1 kendang batangan, 1 kendang ketipung, kempul, gong, dan 6 orang pelantun lagu dan seorang maca kandha selanjutnya menjadi satu dalam kelompok tari dan syair lagu sebagai irama bunyi. Seni Budaya Indonesia ini tercipta dalam kemasyarakatan sebagai kebiasaan yang dilakukan tiap terjadinya peristiwa. Yogyakarta merupakan kota keraton klasik sangat kental pada tradisi yang sulit dipengaruhi dunia luar. Salah satu kekentalan budaya Bantul adalah seni montro sukalestari dari dusun Kauman Pleret yang jika diartikan dalam bahasa jawa sebagai bunga mentimun dan terkenal dengan nama gending montro. Seni ini menggaungkan hari-hari besar ummat Islam seperti halnya dakwah peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Seni yang dikembangkan dalam Montro ini, adalah alunan-alunan lagu dan singir slawatan yang diilhami pengaruh iringan wayang orang kraton Yogyakarta dengan maca kanda.<ref>{{Cite web|url=https://properti.kompas.com/read/2009/04/15/20154339/montro.projo.taman.sari.akan.diajarkan.di.sekolah|title=Montro Projo Taman Sari Akan Diajarkan di Sekolah|last=Media|first=Kompas Cyber|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2019-09-21}}</ref>
| name = Sholawat Montro
| native_name = Montro
| native_name_lang = jv
| etymology =
| image = Kesenian Sholawat Montro.jpg
| image_size = 300px
| alt =
| caption = Kesenian Sholawat Montro di [[Museum Purbakala Pleret]]
| genre =
| signature =
| instruments =
| inventor =
| origin = [[Kabupaten Bantul]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta]], [[Indonesia]]
}}
'''Montro''' ([[Hanacaraka]]: ꦩꦺꦴꦤ꧀ꦠꦿꦺꦴ) atau '''Kesenian Sholawat Montro''' adalah kesenian khas [[Kabupaten Bantul]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta]]. Kesenian ini pertama kali ditemukan di [[Pleret, Bantul|Kauman, Pleret]] dan diciptakan oleh [[Kanjeng Pangeran Yudhonegoro]], atau menantu dari [[Hamengkubuwono VIII|Sultan Hamengkubuwono VIII]]. Kesenian ini berisi sekelompok penampil dan pengiring musik yang semuanya [[laki-laki]], mereka menyanyikan [[pujian|puji-pujian]] kepada [[Allah SWT]] dan [[Nabi Muhammad SAW]] dengan cara [[bernyanyi|nembang]], diiringi musik tradisional [[gamelan]] dan [[terbangan]]. Kesenian ini muncul pada 11 April 1939.
 
==Asal-usul==
Sholawat Montro di temukan di daerah [[Pleret, Bantul|Kauman, Kecamatan Pleret]], [[Kabupaten Bantul]], [[Daerah Istimewa Yogyakarta]]. Pencipta kesenian ini ialah [[KPH Yudhonegoro|Kanjeng Pangeran Yudhanegara]], salah satu menantu [[Hamengkubuwono VIII|Sultan Hamengkubuwono VIII]] yang kebetulan juga menjadi panglima laut [[Hindia Belanda]]. Kesenian ini pada mulanya hanya berkembang di lingkungan [[kraton]] untuk memperingati [[Maulid Nabi]]. Namun, seiring dengan perkembangannya, kesenian ini akhirnya berkembang menjadi [[kesenian|kesenian rakyat]].
 
==Perkembangan==
Sampai saat ini kesenian ini masih ada dan berkembang di daerah [[Pleret, Bantul|Kauman, Pleret]], [[Kabupaten Bantul]]. Ada 2 generasi montro yaitu generasi tua (orang-orang dewasa/tua) dan generasi muda (anak-anak). Kesenian ini sering ditampilkan setiap ada [[festival|event]] kebudayaan di [[Yogyakarta]] sebagai [[ikon|icon]] [[Kabupaten Bantul]]. Dan dengan kepemimpinan seorang Maestro kesenian Montro, yaitu H. Suratijan, kesenian ini masih bertahan sampai sekarang dan berkembang menjadi 2 versi, yaitu versi lama dan kreasi baru.<ref>{{Cite journal|last=Sutantri|first=Sintia Catur|date=2018-08-10|title=Diplomasi Kebudayaan Indonesia dalam Proses Pengusulan Pencak Silat sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO|url=http://dx.doi.org/10.34010/jipsi.v8i1.876|journal=Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi|volume=8|issue=1|doi=10.34010/jipsi.v8i1.876|issn=2581-1541}}</ref>
 
==Urutan & Jumlah Penari Kesenian Montro==
Kesenian ini diawali dengan pembacaan ''kandha'', yaitu semacam salam pembuka kepada pemirsa yang disampaikan oleh seorang [[dalang]]. Prosesi kemudian dilanjutkan dengan pembacaan [[shalawat|lagu shalawatan]] dalam [[bahasa Arab]] yang dilafalkan seperti [[bahasa Jawa]]. Pembacaan syair shalawatan ini dinyanyikan dengan diiringi [[musik]] dan [[tarian]]. Alat musik yang digunakan ialah beberapa [[rebana]] dalam berbagai ukuran dengan fungsi nada masing-masing (ada yang berfungsi sebagai [[kendang]], [[gong]], [[kempul]], dan lain-lain). Sementara itu, tarian yang mengiringi dilakukan dengan duduk dan berdiri, sambil sedikit jalan. Pertunjukan kesenian ini dipimpin seorang dalang dan diiringi para [[vokal]] dan penabuh yang duduk disekitar [[dalang]]. Para penari biasanya dilakukan 8-10 orang melakukan tarian dan terkadang juga melakukan sautan secara serempak.
 
== Rujukan ==
<references />
 
== Pranala luar ==
* [https://www.youtube.com/watch?v=lnSRFjE41b8 Montro]
* [https://www.antaranews.com/video/3698316/pecahkan-rekor-muri-bantul-pentaskan-tarian-montro Rekor MURI dari Tari Montro]
 
{{Tarian di wilayah pulau Jawa|state=autocollapse}}
{{Musik dan lagu daerah di Indonesia |state=collapsed}}
[[Kategori:Budaya tak benda]]
[[Kategori:Budaya Indonesia]]