Soraya Esfandiary-Bakhtiary: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android App section source |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(24 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan) | |||
Baris 4:
| image = Court Portrait by SAKO of Queen Soraya 1953.jpg
| caption = Soraya pada tahun 1953
| succession = [[Daftar pendamping penguasa
| reign = 12 Februari 1951 – 15 Maret 1958
| spouse = {{marriage|[[Mohammad Reza Pahlavi]]<br>|1951|1958|reason=div.}}
Baris 17:
}}
'''Soraya Esfandiary-Bakhtiary''' ({{lang-fa|ثریا اسفندیاری بختیاری|Sorayâ Esfandiâri-Baxtiâri}}; {{lahirmati||22|6|1932||26|10|2001|}}) merupakan [[Daftar pendamping penguasa Iran|Permaisuri Kerajaan Iran]] setelah menikah dengan [[Mohammad Reza Pahlavi|
==Kehidupan awal==
[[Berkas:SorayaBaby.jpg|jmpl|kr|Soraya kecil bersama ibunya, {{circa|1935}}]]
Soraya lahir pada tanggal 22 Juni 1932 di Rumah Sakit Misionaris Inggris di [[Isfahan]],<ref name=bfam/><ref name=lpost1980>{{cite news|title=Earlier Marriages Ended in Divorce. Deposed Syah of Iran|url=https://news.google.com/newspapers?id=Y4lVAAAAIBAJ&sjid=kz8NAAAAIBAJ&pg=3179,3705806&dq=princess+fawzia&hl=en|access-date=16 Juli 2013|newspaper=[[The Leader Post]]|date=29 Juli 1980|agency=AP}}</ref> sebagai anak sulung dan putri tunggal dari [[Khalil Esfandiary-Bakhtiary]] (1901–1983),<ref name=bfam>{{cite web|title=Princess Soraya Esfandiari|url=http://www.bakhtiarifamily.com/soraya.php|publisher=Bakhtiari family|access-date=10 Oktober 2012}}</ref> seorang bangsawan dari suku [[Bakhtiari]] sekaligus duta besar Iran untuk Jerman Barat di era 1950-an, dan Eva Karl, seorang wanita Jerman kelahiran Rusia.<ref name=dar1apr>{{cite news|last=Kadivar|first=Dairus|title=Stardust memories|url=http://www.thefreelibrary.com/Stardust+memories%3a+Darius+Kadivar+recalls+the+story+of+Soraya%2c+the...-a0162302223|access-date=11 Juni 2013|newspaper=The Middle East|date=1 April 2007}}</ref> Soraya memiliki seorang adik laki-laki bernama Bijan (1937–2001).
Keluarga Soraya telah lama berkiprah dalam pemerintahan Iran, termasuk pamannya, [[Sardar Assad]], yang menjadi salah satu tokoh penting dalam [[Revolusi Konstitusional Persia]] pada awal abad ke-20.<ref name="autogenerated1">{{cite news|title=
==Pernikahan==
Pada tahun 1948, Soraya diperkenalkan kepada [[Mohammad Reza Pahlavi|
Pada tanggal 12 Februari 1951, Soraya resmi menikah dengan sang
Meskipun
Sebanyak 1,5 [[ton]] bunga anggrek, tulip, serta anyelir didatangkan khusus dengan pesawat dari [[Belanda]] untuk mempercantik tempat berlangsungnya upacara pernikahan mereka. Di antara hiburan yang ditampilkan di acara tersebut terdapat sirkus berkuda yang berasal dari [[Roma]].<ref>{{cite news|title=Iran's
Soraya kemudian mencurahkan pikirannya tentang dirinya dan Iran dengan menyatakan: "Aku merasa bodoh. Aku hampir tak tahu apa pun mengenai geografi, legenda negaraku; tidak tahu sejarahnya, tidak paham tentang agama Muslim."
==Permaisuri Iran==
Setelah menikah, Soraya memimpin lembaga amal keluarga di Iran.<ref>{{cite book|author=Hammed
Ketika Mohammad Reza berhadapan dengan Perdana Menteri [[Mohammad Mosaddegh]] dari [[Front Nasional (Iran)|Front Nasional]] yang berhaluan kiri, ia sering kali merasa tertekan. Menurut Soraya, sang
Pada bulan Agustus 1953, Soraya menyusul sang
[[Berkas:Soraya Pahlavi 1956 (cropped, retouched).jpg|jmpl|Ratu Soraya pada tahun 1956]]
Setelah Mosaddegh digulingkan dalam sebuah kudeta pada tahun 1953, sang Syah perlahan menemukan kembali keceriaannya.{{Sfn|Milani|2011|p=155–160}} Salah satu kegiatan favorit Soraya dan Mohammad Reza ialah menghadiri pesta topeng, meskipun Soraya sering kali mengeluh karena sang Syah selalu memilih kostum singa—yang merupakan simbol kerajaan—sedangkan acapkali ia ingin berdandan sebagai [[Madame de Pompadour]], idenya selalu dianggap tidak pantas untuk seorang ratu. Akhirnya, ia terpaksa memakai kostum [[Jeanne d'Arc]].{{Sfn|Milani|2011|p=155–160}} Soraya kerap memuji suaminya ketika ia menunjukkan perilaku yang dianggapnya "khas Eropa," namun tidak ragu mengkritiknya saat bersikap "khas [[Oriental]]." {{Sfn|Milani|2011|p=155–160}} Soraya mengungkapkan meski sudah pernah menikah dan "memiliki begitu banyak wanita simpanan sebelum bersamaku, Mohammad Reza sebenarnya sangat pemalu di hadapan wanita ... ia tidak suka memperlihatkan perasaannya" dan memuji matanya yang "ekspresif. Cokelat tua, hampir hitam, kadang tegas, kadang sedih atau lembut, mata itu memancarkan daya tarik dan mencerminkan jiwanya."{{Sfn|Milani|2011|p=155–160}}
Dikarenakan Soraya dibesarkan di Eropa, ia menganggap Iran sebagai negeri yang "asing" baginya. Hal ini membuat sikapnya terhadap rakyat biasa di Iran, seperti yang diungkapkan oleh sejarawan Iran-Amerika [[Abbas Milani]], terlihat seperti [[rasisme]] secara tidak langsung, yang mencerminkan pandangan negatif dan ketidaknyamanannya terhadap rakyat biasa di negara itu. Bagi Soraya, Eropa selalu menjadi standar kesempurnaan untuk segala hal.{{Sfn|Milani|2011|p=155–160}} Soraya menggambarkan tanggung jawabnya sebagai ratu yang harus mengunjungi "rumah sakit, panti asuhan, lembaga amal, kawasan kumuh tanpa atap, dengan aliran air kotor—yang berasal dari pencuci baju, penggembara, dan anjing—mengalir ke rumah-rumah mereka. [Ia harus menyaksikan] kemiskinan dan kondisi memprihatikan: anak-anak dengan penyakit [[rakitis]], wanita yang menderita, serta pria tua yang kelaparan, semuanya terjebak dalam kotoran gang-gang yang tak lagi layak huni, tempat kemiskinan yang nyata merajalela."{{Sfn|Milani|2011|p=155–160}}
Berbeda dengan [[Teheran]] yang menurutnya "kotor", Soraya menuturkan kekagumannya terhadap betapa "menawannya" [[Paris]].{{Sfn|Milani|2011|p=155–160}} Ia mengenang pengalamannya di Paris dengan berkata, "Setiap hari, hatiku terasa cerah. Hidup terasa ringan... rasanya menyenangkan bisa ke bioskop, menikmati segelas limun di teras kafe... sebuah kesenangan yang terlarang."{{Sfn|Milani|2011|p=155–160}} Soraya juga menceritakan betapa bahagianya bersekolah di Eropa, sangat kontras dengan sekolah-sekolah di Iran yang diasosiasikan dengan "seragam abu-abu, ruang kelas yang tercemar oleh kompor yang mengeluarkan asap, serta pelajaran, pekerjaan rumah, dan beban kerja yang membuat kelelahan."{{Sfn|Milani|2011|p=155–160}}
[[Berkas:Mohammadreza pahlavi and soraya esfandiary.jpg|jmpl|kr|Soraya dan Syah Mohammad Reza pada tahun 1953]]
Pada bulan Oktober 1954, Mohammad Reza mengungkapkan kekhawatirannya kepada Soraya karena istrinya itu masih belum juga memberinya penerus, seraya mengusulkan agar mereka pergi ke Amerika Serikat untuk menemui dokter kesuburan.{{Sfn|Milani|2011|p=198}} Selama tahun 1954–55, pasangan ini melakukan kunjungan panjang ke Amerika Serikat, yang dimulai pada tanggal 5 Desember 1954.{{Sfn|Milani|2011|p=198}} Setibanya di New York, Soraya bertemu dengan dokter yang meyakinkannya bahwa ketidakmampuannya untuk hamil disebabkan oleh "guncangan, masalah, dan kesulitan selama dua tahun terakhir;" pernyataan sang dokter membuat Soraya merasa lebih baik. Namun, para dokter yang dikunjunginya di Boston, memberitahu Soraya bahwa ia tidak subur dan tidak akan bisa memiliki anak.{{Sfn|Milani|2011|p=199}} Sebagian besar waktu dalam perjalanan mereka dimanfaatkan oleh sang Syah untuk menghibur istrinya, yang begitu terpukul dengan berita itu.{{Sfn|Milani|2011|p=199}} Tanpa menyadari informasi yang diterima Soraya, ''Newsweek'' dengan nada sarkastis menulis, "bahkan ''Syahansyah'' (Raja Segala Raja), Wakil Tuhan, Bayangan Yang Maha Kuasa, dan Pusat Alam Semesta pun pantas berlibur... Mereka [pasangan kekaisaran] menghabiskan musim dingin ini dalam kunjungan pribadi ke AS... pemeriksaan kesehatan di rumah sakit New York, wisata di San Francisco, menari mambo di Hollywood, bermain ski di Sun Valley, serta bermain ski air di Miami Beach."{{Sfn|Milani|2011|p=199}}
Soraya sangat terpikat dengan Hollywood dan menikmati kesempatan untuk bertemu dengan bintang film Amerika Serikat selama ia berada di Los Angeles.{{Sfn|Milani|2011|p=199}} Di kota itu, Soraya bertemu dengan sejumlah bintang favoritnya, seperti [[Grace Kelly]], [[Lauren Bacall]], [[Bob Hope]], [[Esther Williams]], dan [[Humphrey Bogart]].{{Sfn|Milani|2011|p=199}} Sebuah foto yang memperlihatkan Ratu Soraya yang hanya mengenakan bikini saat bermain ski air di Miami, menimbulkan kontroversi besar di Iran. Dia menerima kecaman karena dianggap tidak bermoral sebab pakaian renangnya tidaklah pantas dikenakan oleh seorang Muslim.{{Sfn|Milani|2011|p=199}} Foto itu kemudian dilarang untuk disebarluaskan di Iran untuk meredakan kritik dari para [[ulama]].{{Sfn|Milani|2011|p=199}}
Pada tanggal 12 Februari 1955, pasangan ini berangkat dari Amerika Serikat menuju Britania Raya dengan [[kapal samudra|kapal penumpang]] terkenal, ''Queen Mary''.{{Sfn|Milani|2011|p=200}} Setibanya di [[London]], Mohammad Reza dan istrinya Soraya menghadiri makan malam di [[Istana Buckingham]] bersama [[Ratu Elizabeth II]]; [[Pangeran Philip, Adipati Edinburgh]]; Perdana Menteri Sir [[Winston Churchill]]; dan Menteri Luar Negeri Sir [[Anthony Eden]].{{Sfn|Milani|2011|p=200}} Menjelang akhir perjalanan mereka, pasangan ini berkunjung ke [[Köln]] dan menginap di rumah orang tua Soraya. Mengetahui sang ayah sedang berada di Köln, [[Shahnaz Pahlavi|Putri Shahnaz]], anak sang Syah dari pernikahan pertamanya yang sedang bersekolah di Belgia, juga berkunjung ke kota itu untuk menemui sang ayah. Kehadiran Shahnaz membuatnya merasa cemburu, sehingga ia bertindak begitu memalukan dan meminta sang suami agar menunjukkan cintanya hanya kepada Soraya seorang. Pada akhirnya, suaminya meminta Soraya untuk diam.{{Sfn|Milani|2011|p=200}} Pada tanggal 12 Maret 1955, Soraya dan Mohammad Reza kembali ke Teheran, dan mereka merasa senang melihat ribuan orang berbondong-bondong menyambut kepulangan mereka meskipun cuaca sedang hujan. Mohammad Reza, yang tidak menyukai perdana menterinya, Jenderal [[Fazlollah Zahedi]], merasa puas melihat Zahedi, yang mengidap asam urat, terlihat sangat tidak nyaman berdiri di bawah guyuran hujan untuk menyambutnya di bandara Teheran.{{Sfn|Milani|2011|p=200}}
Setelahnya pada tahun yang sama, sang Syah kembali melakukan penindasan terhadap kaum minoritas [[Baháʼí]] dengan merobohkan kuil-kuil mereka. Diplomat Britania Raya, [[Denis Wright]], menyampaikan protesnya kepada menteri sang Syah, [[Asadollah Alam]], namun tanggapan yang ia terima justru menjelaskan bahwa tindakan Mohammad Reza sebenarnya dilakukan untuk meredakan kemarahan para ulama setelah foto Soraya memakai bikini muncul, yang membuat Ayatollah [[Seyyed Hossein Borujerdi]], salah satu sekutu penting sang Syah, sangat marah.{{Sfn|Milani|2011|p=199}}
==Perceraian==
[[Berkas:Shah lighting cigarette for his wife Sorraya.jpg|jmpl|Syah menyalakan rokok untuk istrinya Soraya]]
Meskipun saat itu pernikahan mereka diiringi dengan hadirnya hujan salju lebat, yang konon dianggap sebagai pertanda baik, pernikahan pasangan ini sudah mulai retak pada awal tahun 1958 karena [[kemandulan]] Soraya yang diduga menjadi penyebabnya. Satu-satunya anak sang Syah, Putri Shahnaz, telah menikah dengan [[Ardeshir Zahedi]], putra dari mantan Perdana Menteri [[Jenderal Fazlollah Zahedi]], seseorang yang Mohammad Reza benci dan telah ia pecat pada tahun 1955.{{Sfn|Milani|2011|p=212–213}} Dia berkata kepada Soraya bahwa, "seorang Zahedi tidak bisa meneruskan dinasti Pahlavi", dan bahwa Soraya harus memberinya seorang putra agar dinasti Pahlavi tetap berlanjut.{{Sfn|Milani|2011|p=213}} Soraya pun telah mencoba berbagai pengobatan di Swiss, Prancis, dan di [[St. Louis]] bersama Dr. [[William Masters]].<ref>{{cite book|first=Thomas|last=Maier|title=Masters of Sex: The Life and Times of William Masters and Virginia Johnson, the Couple Who Taught America How to Love|publisher=Basic Books|year=2013|chapter=6|location=New York|language=en|isbn=9780465044993|oclc=849947577}}</ref> Sang Syah kemudian terpikir untuk mencari istri kedua yang mampu memberinya penerus, namun Soraya menentang gagasan itu.<ref name="autogenerated2">{{cite news|title=Iran Shah Divorces His Childless Queen|newspaper=[[The New York Times]]|date=14 Maret 1958|page=2}}</ref>
Untuk mempertahankan posisinya sebagai Ratu, Soraya bahkan menyarankan sang suami untuk mengubah konstitusi tahun 1909 agar salah satu saudara tiri suaminya bisa menjadi penerusnya, yang kemudian Mohammad Reza tanggapi dengan jawaban bahwa perubahan semacam ini perlu persetujuan dari "Dewan Orang Bijak."{{Sfn|Milani|2011|p=213}} Soraya yang belum pernah membaca konstitusi pun, tidak menyadari bahwa "Dewan Orang Bijak" itu tidak pernah ada—sebenarnya ini merupakan cara sang Syah untuk menunda keputusan sulit, yakni dengan cara berbohong.{{Sfn|Milani|2011|p=213}} Mengingat sang Syah sudah dua kali mengubah konstitusi, ia tentu tahu bahwa tidak ada ketentuan terkait perlunya persetujuan "Dewan Orang Bijak" untuk mengubah konstitusi.{{Sfn|Milani|2011|p=213}} Ibu Syah yang sangat otoriter tidak pernah menyukai Soraya dan terus-menerus menekan sang putra untuk menceraikan istrinya; ia berkata kepada sang putra bahwa sudah menjadi kewajiban sang Syah untuk memiliki seorang putra agar dapat meneruskan dinasti Pahlavi.{{Sfn|Milani|2011|p=213}} Mohammad Reza lalu meyakinkan Soraya untuk pergi dari Iran, seraya berjanji akan memanggil "Dewan Orang Bijak" untuk mengubah konstitusi.{{Sfn|Milani|2011|p=213}} Namun, meski ada janji itu, Soraya merasa jikalau suaminya itu telah berpaling darinya, bahkan sebelum meninggalkan Iran, seorang abdi dalem mengingat bahwa Soraya telah "meninggalkan rumahnya dengan rapi."{{Sfn|Milani|2011|p=213}}
Soraya meninggalkan Iran pada bulan Februari dan tempat yang ia tuju tidak lain adalah rumah orang tuanya di [[Köln]], Jerman. Pada awal bulan Maret 1958, Syah mengutus paman Soraya, Senator Sardar Assad, untuk membujuknya kembali ke Iran, namun upaya Syah gagal.<ref>{{cite news|title=Shah's Plea to Queen Held Vain |newspaper=[[The New York Times]]|date=6 March 1958|page=3}}</ref> Soraya menolak tawaran untuk tetap menjadi ratu meskipun suaminya menikah lagi. Dalam memoarnya, Soraya menyebutkan bahwa Syah "secara mendasar memiliki pandangan seperti orang [[Oriental|Timur]]," dan membandingkannya dengan [[Edward VIII|Pangeran Edward, Adipati Windsor]], "yang rela melepaskan takhtanya demi cinta." Baginya, hanya "orang Timur" yang rela mengorbankan cinta demi takhta.{{Sfn|Milani|2011|p=213}} Pada tanggal 5 Maret, Mohammad Reza menghubungi Soraya dan memberitahunya bahwa ia harus menerima keputusannya untuk menikah lagi, kalau tidak dia akan menceraikan Soraya.{{Sfn|Milani|2011|p=214}} Pada tanggal 10 Maret, diadakan pertemuan antara dewan penasihat dan Syah untuk membahas situasi pernikahan mereka yang sulit itu, serta terkait ketiadaan penerus.<ref>{{cite news|title=Iran Decision Pending|newspaper=[[The New York Times]]|date=11 Maret 1958|page=2}}</ref> Empat hari setelahnya, diumumkan bahwa pasangan kerajaan ini akan bercerai. Pernyataan pers dari pemerintah Iran menyebutkan bahwa Soraya telah menyetujui perceraian tersebut, meskipun ia mengklaim bahwa terakhir kali suaminya menghubunginya adalah pada tanggal 5 Maret, dan Soraya tidak diberi tahu sebelumnya mengenai keputusan tersebut.{{Sfn|Milani|2011|p=214}} Menurut ratu berusia 25 tahun itu, perceraian tersebut adalah "pengorbanan atas kebahagiaannya sendiri."<ref name="autogenerated3">"Queen of Iran Accepts Divorce As Sacrifice", ''The New York Times'', 14 Maret 1958, hlm. 4.</ref> Soraya kemudian menuturkan kepada wartawan kalau suaminya tidak ada pilihan lain selain menceraikannya.<ref>"Soraya Arrives for U.S. Holiday", ''The New York Times'', 23 April 1958, hlm. 35.</ref> Duta Besar Inggris untuk Iran mengungkapkan bahwa "Soraya adalah satu-satunya cinta sejati Syah" dan bahwa Syah adalah "seorang pria yang berada di persimpangan dilema," merasa senang akhirnya bisa menikah lagi, tetapi juga tidak sanggup "menghadapi kenyataan" bahwa dia baru saja menceraikan Soraya.{{Sfn|Milani|2011|p=214}}
[[Berkas:Ex keizerin Soraya in Noordwijk, vlnr Prins Byra , Prinses Soraya en haar moeder, Bestanddeelnr 910-5690.jpg|jmpl|kr|Soraya di pantai [[Noordwijk]] setelah perceraiannya pada bulan Agustus 1959]]
Pada tanggal 21 Maret 1958—Hari Tahun Baru Iran, Mohammad Reza, yang diiringi air mata, mengumumkan perceraiannya kepada rakyat Iran melalui pidato yang disiarkan di radio dan televisi; ia juga menegaskan bahwa dirinya tidak akan terburu-buru untuk menikah lagi.
Perceraian ini menjadi sorotan publik dan menginspirasi penulis asal Prancis, [[Françoise Mallet-Joris]], menulis lagu pop berjudul ''Je veux pleurer comme Soraya'' ("Aku Ingin Menangis Seperti Soraya"), yang kemudian menjadi hit. Pernikahan mereka secara resmi berakhir pada tanggal 6 April 1958. Menurut laporan ''[[The New York Times]]'', telah dilakukan negosiasi yang panjang sebelum perceraian, untuk mencoba meyakinkan Ratu Soraya agar mengizinkan suaminya menikah lagi. Namun, Ratu Soraya menolak dengan alasan menjaga kesakralan pernikahan, dan menegaskan bahwa ia "tidak mampu berbagi cinta suaminya dengan wanita lain."<ref name="autogenerated2"/>
Dari rumah orang tuanya di Jerman, Soraya menyampaikan kepada rakyat Iran, "Karena Sri Baginda Kaisar Mohammad Reza Syah Pahlavi menganggap penting bahwa penerus takhta harus berasal dari garis keturunan laki-laki secara langsung dari generasi ke generasi, maka dengan sangat menyesal, demi masa depan Negara dan kesejahteraan rakyat, serta mengikuti keinginan Sri Baginda Kaisar, saya rela mengorbankan kebahagiaan saya dan menyetujui untuk berpisah dari Sri Baginda Kaisar.<ref name="autogenerated3"/> Setelah bercerai, Soraya menerima imbalan dari sang Syah yang memberikannya sebuah [[griya tawang]] di Paris senilai [[US$]]3 juta, serta tunjangan bulanan sebesar US$7.000 (yang tetap dibayarkan hingga Revolusi Islam menggulingkan Mohammad Reza pada tahun 1979). Selain itu, Soraya juga mendapatkan sejumlah barang mewah lainnya, seperti [[Rolls-Royce Phantom IV]] keluaran tahun 1958, [[Mercedes-Benz 300 SL]], batu rubi [[Bulgari]], bros [[Van Cleef & Arpels]], dan cincin platinum dari [[Harry Winston]] yang dihiasi berlian seberat 22,37 karat yang terjual seharga US$838.350 setelah ia meninggal dunia.{{Sfn|Milani|2011|p=214}}
Setelah bercerai, Syah pernah berkata kepada seorang wartawan yang bertanya mengenai perasaannya terhadap mantan Ratu, bahwa "tak ada yang bisa membawa obor lebih lama daripada saya." Ia juga tertarik untuk menikahi [[Putri Maria Gabriella dari Savoia]], putri mantan raja Italia, [[Umberto II]]. Menanggapi rumor yang beredar mengenai perkawinan antara "seorang penguasa Muslim dan seorang putri Katolik," surat kabar Vatikan, ''[[L'Osservatore Romano]]'', menganggap hubungan tersebut sangatlah berbahaya.<ref>{{cite news|first=Paul|last=Hofmann|title=Pope Bans Marriage of Princess to Shah|newspaper=[[The New York Times]]|date=24 Februari 1959|page=1}}</ref>
==Karier sebagai pemeran==
Setelah bercerai dari Mohammad Reza, Soraya sempat tinggal sejenak di [[München]], dan juga sempat menjalin hubungan dengan sutradara [[Maximilian Schell]] dan pewaris industri [[Gunter Sachs]]. Setelah itu, Soraya pindah ke Prancis dan memulai karier sebagai pemeran dengan menggunakan nama depannya saja, namun kariernya itu tak berlangsung lama. Awalnya, diumumkan bahwa Soraya akan memerankan [[Yekaterina yang Agung]] dalam sebuah film karya [[Dino De Laurentiis]] yang mengisahkan tentang permaisuri Rusia itu, tetapi proyek tersebut tidak terlaksana.<ref>"Soraya Taking Screen Role", ''The New York Times'', 8 October 1963, hlm. 48.</ref> Sebagai gantinya, ia membintangi film [[I tre volti|''I tre volti'' (''Si Tiga Wajah'')]]<ref>{{IMDb title|0058681|I tre volti}}</ref> sekaligus menjalin hubungan dengan sang sutradara [[Franco Indovina]] (1932–1972).<ref>{{cite web|url = http://www.hello-magazine.com/royalty/2001/10/25/princesssoraya|title=Princess Soraya, ex-wife of the Shah of Iran, dies in Paris|access-date=27 Juni 2008|date=25 Oktober 2001|publisher=[[Hello! (majalah)|Hello!]] Magazine}}</ref> Setelahnya, ia memerankan karakter bernama Soraya dalam sebuah film Inggris berjudul ''[[She (film tahun 1965)|She]]'' (1965).<ref>{{IMDb title|id=0059710|title=She}}</ref> Setelah kematian Indovina dalam sebuah kecelakaan pesawat, ia menghabiskan sisa hidupnya di Eropa dan mengidap depresi, yang dikisahkannya dalam [[memoar]]nya yang terbit pada tahun 1991, ''Le Palais des solitudes'' (Istana Kesunyian).
==Tahun-tahun terakhir di Paris==
Selama tahun-tahun terakhir hidupnya, Soraya menetap di Paris, tepatnya di rumah 46 [[Avenue Montaigne]]. Sesekali ia juga menghadiri acara sosial, seperti pesta yang diselenggarakan oleh [[Keluarga de La Rochefoucauld|Duchesse de La Rochefoucauld]]. Temannya yang juga merupakan penyelenggara acara, Massimo Gargia, berusaha menghiburnya dan mengenalkannya dengan orang-orang muda. Selain itu, Soraya merupakan pelanggan setia penata rambut Alexandre Zouari dan juga suka menghabiskan waktu luang di bar serta lobi Hotel [[Plaza Athénée]] yang berada di seberang apartemennya. Ia sering ditemani oleh mantan dayang sekaligus sahabat setianya, Madame Chamrizad Firouzabadian, serta seorang teman lainnya, yaitu sosialita Paris bernama Lily Claire Sarran.
Pada tahun 1979, Soraya menulis surat untuk Mohammad Reza yang sedang sekarat akibat kanker di [[Panama]], menuturkan bahwa ia masih mencintainya dan berharap dapat menemuinya sekali lagi.{{Sfn|Milani|2011|p=430–431}} Surat-surat yang ditulis Soraya itu sangat menyentuh hati Mohammad Reza, yang dalam balasannya mengatakan bahwa dia juga masih mencintai dan ingin bertemu dengannya, tetapi menekankan kalau sang istri [[Farah Pahlavi|Farah]] tidak boleh ada di sana; hal ini menjadi sulit karena Farah selalu mendampingi mantan Syah yang terbaring sekarat.{{Sfn|Milani|2011|p=430–431}} Pada tahun 1980, sudah disepakati bahwa Soraya akan pergi menemui Mohammad Reza di [[Kairo]], tetapi ia berpulang sebelum Soraya sempat pergi menemuinya. Dari peristiwa ini, Milani menganggap bahwa hubungan mereka adalah contoh nyata dari "pasangan yang tidak ditakdirkan bersama."{{Sfn|Milani|2011|p=430–431}}
==Kematian==
[[Berkas:Soraya-Mutter Erde fec.jpg|jmpl|{{center|Makam Soraya Esfandiary-Bakhtiary di München, yang merupakan makam kelima di Blok 143, tepat di depan Blok 149}}]]
Soraya meninggal pada tanggal 25 Oktober 2001 di apartemennya di [[Paris]], Prancis pada usia 69 tahun; penyebab kematiannya tidak disebutkan.<ref name=bpost26oct>{{cite news|title=Soraya, the second wife of Shah of Iran, dies|url=http://www.thefreelibrary.com/Soraya%2c+the+second+wife+of+Shah+of+Iran%2c+dies.-a079470137|access-date=11 Juni 2013|newspaper=The Birmingham Post|date=26 Oktober 2001}}</ref><ref name=wp25oc>{{cite news|title=Wife of Former Shah of Iran Dies|url=https://www.washingtonpost.com/wp-srv/aponline/20011025/aponline212922_000.htm|archive-url=https://web.archive.org/web/20130921073729/http://www.washingtonpost.com/wp-srv/aponline/20011025/aponline212922_000.htm|url-status=dead|archive-date=21 September 2013|access-date=16 Juli 2013|newspaper=The Washington Post|date=25 Oktober 2001|agency=AP|location=Paris}}</ref> Mengetahui kepergian sang kakak, adik laki-lakinya, Bijan, dengan sedih berkata, "Setelah dia pergi, aku tidak memiliki siapa pun lagi untuk diajak berbicara."<ref>{{cite web|url=http://www.avairan.com/bijan-nimrooz.htm|title=Article Written By Dr Abbassi For Nimrooz Newspaper|publisher=Avairan|access-date=16 Agustus 2010|archive-date=7 Juli 2011|archive-url=https://web.archive.org/web/20110707195317/http://www.avairan.com/bijan-nimrooz.htm|url-status=dead}}</ref><ref>{{cite web|url=http://www.iranian.com/CyrusKadivar/2002/June/Soraya/index.html|title=Soraya Esfandiari, Cyrus Kadivar|publisher=The Iranian|access-date=16 Agustus 2010|date=Juni 2002}}</ref> Bijan meninggal seminggu setelahnya.<ref>[http://www.bakhtiarifamily.com/soraya.php Bakhtiari family website - Soraya Esfandiari Bakhtiari]</ref><ref name=zoe6apr/>
Pemakamannya diadakan di [[Katedral Amerika di Paris]] pada tanggal 6 November 2001, dan dihadiri oleh Putri [[Ashraf Pahlavi]], Pangeran [[Gholam Reza Pahlavi]], pasangan [[Henri d'Orléans (1933–2019)|Comte]] dan [[Micaëla Cousiño Quiñones de León|Comtesse de Paris]], pasangan [[Vittorio Emanuele dari Savoia|Pangeran]] dan [[Marina, Putri Napoli|Putri Napoli]], Pangeran Michel dari Orléans, serta [[Ira von Fürstenberg|Putri Ira von Fürstenberg]]. Ia kemudian dikebumikan di [[Westfriedhof]] Blok 143 di [[München]], bersama dengan orang tua dan adiknya.<ref>{{cite web|url=https://www.angelfire.com/de/verenasroyalty/Royalnews2001b.html|title=Royal News 2001|publisher=Angelfire|date=14 Desember 2001|access-date=16 Agustus 2010}}</ref>
Sejak kepergiannya, terdapat beberapa wanita yang mengaku-aku sebagai anak haramnya, yang kabarnya lahir pada tahun 1962. Namun, menurut informasi dari surat kabar mingguan berbahasa Persia, ''Nimrooz'', hingga saat ini, tidak ada klaim yang dapat dibuktikan.<ref>{{cite web|url=http://www.avairan.com/prinsesssoraya1.htm|title=Tabarzadi|publisher=Avairan|access-date=16 Agustus 2010|archive-date=30 Juni 2010|archive-url=https://web.archive.org/web/20100630030820/http://www.avairan.com/prinsesssoraya1.htm|url-status=dead}}</ref> Selain itu, surat kabar tersebut juga menerbitkan sebuah artikel pada tahun 2001 yang tanpa bukti menyebutkan bahwa Putri Soraya dan saudaranya mungkin telah dibunuh.<ref>{{cite web|url=http://www.avairan.com/bijan-nimrooz.htm|title=Online.net Hébergement Mutualisé Professionnel|publisher=Avairan|access-date=16 Agustus 2010|archive-date=7 Juli 2011|archive-url=https://web.archive.org/web/20110707195317/http://www.avairan.com/bijan-nimrooz.htm|url-status=dead}}</ref> Barang-barangnya kemudian dilelang di Paris pada tahun 2002 dengan total penjualan lebih dari $8,3 juta.<ref name=zoe6apr>{{cite news|author=Irene Zoeck|title=Fortune of Shah's former wife goes to German state|url=https://www.telegraph.co.uk/news/worldnews/middleeast/iran/1426783/Fortune-of-Shahs-former-wife-goes-to-German-state.html|access-date=16 Juli 2013|newspaper=The Telegraph|date=6 April 2003|location=Munich}}</ref>
==Tinggalan sejarah==
[[Berkas:Soraya Esfandiary Bakhtiari (cropped).JPG|jmpl|Patung Soraya karya [[Renato Signorini]] pada tahun 1955]]
Perceraian Soraya dari Syah menginspirasi penulis asal Prancis [[Françoise Mallet-Jorris]] untuk menciptakan lagu berjudul "''Je veux pleurer comme Soraya''" (Saya Ingin Menangis Seperti Soraya).<ref name=dar1apr/><ref name=wp25oc/> Sebagai bentuk penghormatan kepada sang mantan ratu, seorang pembudidaya mawar asal Prancis menciptakan varietas bunga matahari yang diberinya nama "Empress Soraya."<ref>{{cite news|title=Empress Soraya rose|newspaper=[[The New York Times]]|date=17 Juni 1958|page=29}}</ref>
Pada tahun 2003, ditayangkan sebuah film televisi Italia-Jerman yang mengisahkan kehidupan sang putri, berjudul ''{{ill|Soraya (film)|it|3=Soraya (miniserie televisiva)|lt=Soraya}}'', yang dibintangi oleh [[Anna Valle]] sebagai Soraya dan [[Erol Sander]] sebagai Syah.<ref name=khaleej09>{{cite news|title=Making Sense of Iran|url=http://www.thefreelibrary.com/Making+Sense+of+Iran.-a0208925464|access-date=19 Juli 2013|newspaper=Khaleej Times|date=3 Oktober 2009}}</ref> [[Mathilda May]], aktris asal Prancis, muncul sebagai Putri [[Shams Pahlavi]], saudara perempuan Syah.<ref>{{IMDb title|id=0348076|title=Soraya}}</ref>
==Filmografi==
{| class="wikitable sortable"
|+Film dan televisi
|-
! Tahun
! Judul
! Peran
! class="unsortable" | Catatan
|-
|1953
| ''Zwischen Glück und Krone''
| Diri sendiri
| Rekaman arsip
|-
| 1965
| ''[[I tre volti]]''
| Diri sendiri/Linda/Ny. Melville
|
|-
| 1965
| ''[[She (film 1965)|She]]''
| Soraya
|
|-
|| 1998
| ''Legenden''
| Diri sendiri
| Episode: "Soraya"
|}
==Catatan==
{{Reflist
| colwidth = 30em
| refs =
}}
==Daftar pustaka==
*{{cite book|first=Abbas|last=Milani|title=The Syah|year=2011|location=New York|publisher=Palgrave Macmillan|isbn=9780230115620|oclc=123159743|language=en}}
==Pranala luar==
{{Portal|Iran|Biography|Politics}}
{{commons|Soraya Esfandiary Bakhtiary}}
*[http://cremeriedeparis.com/princesssoraya/ Princess Soraya
*{{IMDb name|0814735}}
Baris 69 ⟶ 155:
|-
{{S-vac|last=[[Fawzia dari Mesir]]}}
{{s-ttl|title=[[
{{s-vac|next=[[Farah Pahlavi|Farah Diba]]}}
{{s-end}}
|