Kaharingan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ~cite |
→Basarah / Sembahyang / Ibadah: Perbaikan kesalahan pengetikan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 139:
==='''Basarah / Sembahyang / Ibadah'''===
Istilah persembahyangan dalam agama Kaharingan yang sering terdengar di kalangan suku Dayak adalah '''Basarah''', khususnya suku Dayak di [[Kalimantan Tengah]]. Basarah artinya berserah diri kepada Ranying Hatalla (Tuhan). Terdapat 3 macam Basarah, yakni:
* '''Basarah umum''', yaitu ibadah wajib bagi umat Kaharingan yang diadakan rutin setiap hari
* '''Basarah keluarga''', biasanya dilakukan oleh sebuah keluarga, pelaksaannya bisa di rumah maupun tempat tertentu yang disesuaikan dengan keadaan yang terjadi, misalnya basarah kawin adat (pernikahan), basarah syukuran, basarah Bayar Hajat, basarah di tempat orang yang meninggal, dan sebagainya. Pelaksanaan Basarah keluarga mempunyai syarat yang sama dengan Basarah umum.
* '''Basarah perorangan''', yaitu
Dalam melaksanakan Basarah umum dan Basarah keluarga, sarana persembahyangan yang
# [[Sangku Tambak]], sejenis wadah/mangkok yang terbuat dari tembaga atau kuningan (''mirip seperti wadah [[Sasanggan]] dalam adat Banjar)''. Sangku Tambak diletakan di atas meja dan di tengah-tengah orang yang beribadah.
Baris 163:
# Parapen, yaitu perapian yang berisi dupa, kemenyan, dan kayu gaharu yang dibakar, yang nantinya digunakan untuk mensucikan Sangku Tambak beserta isinya.
Adapun kidung suci yang di nyanyikan saat Basarah
* Kandayu Manyarah Sangku Tambak Raja
* Kandayu Mantang Kayu Erang
* Kandayu Parawei, dan
* Kandayu Mambuwur Behas Hambaruan.
Basarah
Setelah Manggaru Sangku, kemudian dilanjutkan dengan do'a Tamparan Basarah(memulai Basarah) yang dipimpin oleh Mantir Basarah, setelah itu dilanjut dengan melantunkan Kandayu Manyarah Sangku Tambak Raja yang dinyanyikan secara massal. Tahapan selanjutnya adalah pembacaan kitab suci Panaturan oleh Mantir Basarah, disusul dengan menyanyikan Kandayu Mantang Kayu Erang bersama-sama. Di pertengahan basarah, tibalah saatnya mendengarkan Pandehen(wejangan/ceramah) dari Mantir Basarah yang berlandaskan isi dari kitab suci Panaturan maupun peristiwa dalam kehidupan sehari-hari, lalu dilanjutkan dengan menyanyikan Kandayu Parawei bersama-sama. Mendekati akhir peribadahan, Mantir Basarah akan memimpin do'a penutup Basarah, lalu mengucapkan Sahey sebanyak 3 kali di akhir do'a. ''Sahey'' adalah mantra penutup do'a dalam agama Kaharingan, memiliki makna yang sama dengan "Amin" dalam agama lain.
|