Zaid bin Arqam: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
|||
(6 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Noref-bio}}{{Infobox orang}}
'''''Zaid bin Arqam''''' adalah sahabat [[Rasulullah]] dari kalangan [[Anshar]] yang telah memeluk [[Islam]] ketika masih anak-anak. Ketika terjadi [[perang Uhud]], ia bergabung dengan pasukan muslim yang siap berangkat, tetapi keberadaannya diketahui oleh Rasulullah dan dia memulangkannya, karena ia masih sangat muda. Ia sangat sedih dengan larangan Rasulullah ini.▼
'''Zaid bin Arqam''' ([[bahasa Arab]]: زيد بن أرقم) adalah seorang sahabat Nabi Muhammad. Ia berasal dari suku Khazraj dan berasal dari Madinah. Ziad wafat pada tahun 66 Hijriah.<ref>{{Cite book|last=Ibn Hajr, 2|title=Tahdhib al-Tahdhib|pages=235|url-status=live}}</ref>
== Sebuah Peristiwa ==▼
Pada tahun [[5 Hijriah|5 hijriah]] Zaid mengikuti peperangan [[Bani Musthaliq]]. Usai peperangan, ketika masih menetap di [[Muraisi]], sempat terjadi ketegangan antara kaum [[Muhajirin]] dan [[Anshar]], yang dipicu oleh persenggolan ketika mengambil air di mata air, antara [[Jahjah al Ghifary]], orang upahan [[Umar bin Khattab]], dan [[Sinan bin Wabar al Juhanny]], salah seorang sahabat Anshar. Perselisihan ini sendiri sebenarnya telah bisa didamaikan Rasulullah. Tetapi tokoh [[munafiq]], [[Abdullah bin Ubay]] mengomentari peristiwa itu, ia berkata kepada kaumnya, "Inilah yang kalian lakukan, andaikata kalian tidak memberikan harta kalian kepada mereka, tentu mereka akan berpindah ke tempat lain. Demi [[Allah]], jika kita telah kembali ke [[Madinah]], maka penduduknya yang mulia akan benar-benar mengusir penduduknya yang hina."▼
▲
Zaid bin Arqam, yang memang satu kabilah dengan tokoh munafik itu, begitu mendengar ucapan Abdullah bin Ubay ini merasa tidak senang, ia menyampaikan hal itu kepada pamannya, dan pamannya mengabarkannya kepada Rasulullah. [[Umar bin Khaththab]] yang saat itu bersama Rasulullah, meminta dia agar menyuruh [[Abbad bin Bisyr]] membunuh tokoh munafik ini, tetapi dia tidak mengizinkannya.▼
Setelah Abdullah bin Ubay mengetahui bahwa Nabi telah mendengar ucapannya ini, segera saja ia menemui dia dan bersumpah atas nama Allah, bahwa ia tidak mengatakan seperti apa yang disampaikan Zaid. Abdullah bin Ubay adalah salah satu tokoh masyarakat Madinah, dan Zaid bin Arqam hanya seorang pemuda remaja. Karena itu ada sebagian sahabat Anshar yang lebih mempercayai ucapan tokoh munafik itu daripada Zaid. Ia berkata, "Boleh jadi ia (Zaid bin Arqam) hanya menduga-duga saja tentang apa yang dikatakan Abdullah bin Ubay."▼
▲Pada tahun [[5 Hijriah|5 hijriah]] Zaid mengikuti peperangan [[Bani Musthaliq]]. Usai peperangan, ketika masih menetap di [[Muraisi]], sempat terjadi ketegangan antara kaum [[Muhajirin]] dan [[Anshar]], yang dipicu oleh persenggolan ketika mengambil air di mata air, antara [[Jahjah al Ghifary]], orang upahan [[Umar bin Khattab]], dan [[Sinan bin Wabar al Juhanny]], salah seorang sahabat Anshar. Perselisihan ini sendiri sebenarnya telah bisa didamaikan
▲Zaid bin Arqam, yang memang satu kabilah dengan tokoh munafik itu, begitu mendengar ucapan Abdullah bin Ubay ini merasa tidak senang, ia menyampaikan hal itu kepada pamannya, dan pamannya mengabarkannya kepada
Zaid menjadi sedih dengan perkembangan yang terjadi, apa yang dilaporkannya kepada Nabi seolah-olah hanya dugaan dan rekaannya semata. Apalagi Rasulullah sepertinya bisa menerima sumpah yang diucapkan Abdullah bin Ubay. Bagaimanapun juga dirinya masih anak-anak, dan tidak memiliki ketenaran dan kekuasaan seperti halnya Abdullah bin Ubay.▼
▲Setelah Abdullah bin Ubay mengetahui bahwa Nabi telah mendengar ucapannya ini, segera saja ia menemui dia dan bersumpah atas nama Allah, bahwa ia tidak mengatakan seperti apa yang disampaikan Zaid.<ref name=":0" /> Abdullah bin Ubay adalah salah satu tokoh masyarakat Madinah, dan Zaid bin Arqam hanya seorang pemuda remaja. Karena itu ada sebagian sahabat Anshar yang lebih mempercayai ucapan tokoh munafik itu daripada Zaid. Ia berkata, "Boleh jadi ia (Zaid bin Arqam) hanya menduga-duga saja tentang apa yang dikatakan Abdullah bin Ubay."
Dalam beberapa hari berikutnya Zaid bin Arqam mengurung diri di rumah, tidak menghadiri majelis Rasulullah seperti biasanya. Pamannya sampai berkata, "Aku tidak bermaksud agar Rasulullah membencimu dan tidak mempercayaimu lagi!"▼
▲Zaid menjadi sedih dengan perkembangan yang terjadi, apa yang dilaporkannya kepada Nabi seolah-olah hanya dugaan dan rekaannya semata.<ref>{{Cite web|date=2022-10-07|title=Zaid Bin Arqam r.a : Sahabat Yang Diragukan Kejujurannya – Pena Islam|url=https://penaislam.net/zaid-bin-arqam-r-a-sahabat-yang-diragukan-kejujurannya/|language=en-US|access-date=2023-05-27}}</ref> Apalagi Rasulullah sepertinya bisa menerima sumpah yang diucapkan Abdullah bin Ubay. Bagaimanapun juga dirinya masih anak-anak, dan tidak memiliki ketenaran dan kekuasaan seperti halnya Abdullah bin Ubay.
Beberapa waktu kemudian, Allah menurunkan [[Surah Al-Munafiqun|Surah Al Munafiqun]] ayat 1, yang isinya mengabarkan kedustaan yang dilakukan oleh orang-orang munafiq, khususnya Abdullah bin Ubay. Nabi mendatangi Zaid bin Arqam dan dia membacakan wahyu yang baru dia terima, kemudian dia bersabda, "Wahai Zaid, Sesungguhnya [[Allah]] telah membenarkanmu!"▼
▲Dalam beberapa hari berikutnya Zaid bin Arqam mengurung diri di rumah<ref>{{Cite web|title=63. Munafiqoon|url=https://www.iium.edu.my/deed/quran/intro/i063.html|website=www.iium.edu.my|access-date=2023-05-29}}</ref>, tidak menghadiri majelis Rasulullah seperti biasanya. Pamannya sampai berkata, "Aku tidak bermaksud agar Rasulullah membencimu dan tidak mempercayaimu lagi!"
▲Beberapa waktu kemudian, Allah menurunkan [[Surah Al-Munafiqun|Surah Al Munafiqun]]
== Lihat juga ==
* [[Abdullah bin Ubay]]
* [[Surah Al-Munafiqun]] (ayat 1)
* Kaum [[Muhajirin]]
* Kaum [[Anshar]]
== Referensi ==
[[Kategori:Islam]]
[[Kategori:Sahabat Nabi]]
|