Reog: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Mengembalikan suntingan oleh 103.129.175.139 (bicara) ke revisi terakhir oleh Shafinas effendi Tag: Pengembalian SWViewer [1.6] |
|||
(386 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{other|Reog (disambiguasi)}}
{{Infobox dance
| name = Reog
| native_name = ꦫꦺꦪꦺꦴꦒ꧀
| native_name_lang = jv
| etymology =
| image = File:Reog ponorogo dalam event eksotika bromo.jpg
| alt =
| caption = Pertunjukan Reog Ponorogo dalam acara Eksotika Bromo di [[Jawa Timur]], [[Indonesia]]
| genre =
| signature =
| instruments = [[Gamelan]]
| inventor =
| year = Abad ke-15
| origin = Masyarakat [[Orang Jawa|Jawa]] di [[Kabupaten Ponorogo]], [[Jawa Timur]], Indonesia
}}
[[Berkas:Reog Ponorogo, Surabaya 2018.jpg|jmpl|250px|Penari Reog Ponorogo]]
'''Reog'''<ref name="KBBI-reog" /> ([[aksara Jawa]]: ꦫꦺꦪꦺꦴꦒ꧀, ''Réyog'') merupakan tarian tradisional dari [[Kabupaten Ponorogo|Ponorogo]], [[Jawa Timur]] dalam arena terbuka yang berfungsi sebagai hiburan rakyat, mengandung unsur [[magis]], penari utama adalah orang berkepala singa dengan hiasan bulu merak, dengan berat topeng mencapai 50–60 kg. Ditambah beberapa penari bertopeng dan ber[[kuda lumping]] dan Reog asli dari Indonesia <ref name="KBBI-reog">{{id}} Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Republik Indonesia {{Cite web|url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/{{urlencode: reog|WIKI}}|title=Arti kata reog pada Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam jaringan|access-date=4 Maret 2020}}</ref>
== Tentang Reog ==
Reog merupakan salah satu seni budaya yang berasal dari [[Jawa Timur]] bagian barat-laut, dan [[Ponorogo]] dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. Gerbang kota Ponorogo dihiasi oleh sosok [[warok]] dan [[gemblak]], dua sosok yang ikut tampil pada saat Reog dipertunjukkan. Reog adalah salah satu budaya daerah di [[Indonesia]] yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau [[mistik]] dan ilmu kebatinan yang kuat.<ref>{{Cite news|title=Monumen Reog Ponorogo, Patung Tertinggi yang Memukau Dunia|url=https://ponorogo.pikiran-rakyat.com/seputar-ponorogo/pr-3136698674/monumen-reog-ponorogo-patung-tertinggi-yang-memukau-dunia|work=[[Pikiran Rakyat]]|language=id|access-date=2023-05-22}}</ref>
Reog Sebuah seni pertunjukan tua yang bertahan dari gempuran zaman. Memiliki nilai seni sekaligus nilai-nilai luhur. Reog Ponorogo adalah bentuk kesenian yang tumbuh berabad-abad lalu. Reog merupakan salah satu seni budaya yang berasal dari Jatim bagian barat-laut dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. Gerbang kota Ponorogo dihiasi oleh sosok warok dan gemblak, dua sosok yang ikut tampil pada saat Reog dipertunjukkan. Reog adalah salah satu budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat.
Tarian tradisional dalam arena terbuka yang berfungsi sebagai hiburan rakyat, mengandung unsur magis, penari utama adalah orang berkepala singa dengan hiasan bulu merak, ditambah beberapa penari bertopeng dan berkuda lumping. Ada dua ragam bentuk reog Ponorogo yang dikenal saat ini, yakni Reog Obyog dan Reog Festival.
Reog modern biasanya dipentaskan dalam beberapa acara seperti [[pernikahan]], [[khitanan]], dan hari-hari besar Nasional. Seni Reog Ponorogo terdiri dari beberapa rangkaian 2 sampai 3 tarian pembukaan. Reog obyog Sering pentas di pelataran atau jalan tanpa mengikuti pakem tertentu. Biasanya mengisi acara hajatan, bersih desa, hingga pementasan semata untuk menghibur. Sedangkan Reog Festival sudah mengalami modifikasi dan ditampilkan sesuai pakem dalam acara tahunan Festival Reog yang diadakan Pemerintah Kota Ponorogo sejak 1997. Berdasarkan lokakarya pengusulan ICH UNESCO tanggal 15-16 Februari 2022, Reog Ponorogo masuk Daftar Warisan Budaya Tak benda (WBTb) [[UNESCO]] (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization).<ref>[https://trenggalekpedia.pikiran-rakyat.com/jawa-timur/pr-1653778329/reog-ponorogo-masuk-rekomendasi-usulan-wbtb-indonesia-ke-unesco Reog Ponorogo Masuk Rekomendasi Usulan WBTb Indonesia ke UNESCO]</ref>
== Sejarah ==
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Eerste bedrijf uit een dansvoorstelling waarin een draak met vier ruiters wordt opgevoerd TMnr 10004817.jpg|jmpl|Pertunjukan Reog di Ponorogo pada tahun 1920. Selain Reog, terdapat pula penari kuda kepang, Bujang Ganong, Warok dan Potro.]]
Ada lima versi cerita populer yang berkembang di masyarakat tentang asal usul Reog dan Warok,{{sfn|Timur|1978}} namun salah satu cerita yang paling terkenal adalah cerita tentang pemberontakan [[Ki Ageng Kutu]], seorang abdi kerajaan pada masa [[Bhre Kertabhumi]], Raja [[Majapahit]] terakhir yang berkuasa pada abad ke-15.<ref name="warisan-budaya-takbenda">{{Cite web|url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=28|title=Reog Ponorogo|date=1 Januari 2013|author=|website=Warisan Budaya Takbenda|publisher=Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia|archive-url=https://web.archive.org/web/20200330082131/https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail=&detailTetap=28|archive-date=30 Maret 2020|dead-url=no|access-date=30 Maret 2020}}</ref> [[Ki Ageng Kutu]] murka akan pengaruh kuat dari pihak istri raja [[Majapahit]] yang berasal dari [[Tiongkok]], selain itu juga murka kepada rajanya dalam pemerintahan yang korup, ia pun melihat bahwa kekuasaan Kerajaan [[Majapahit]] akan berakhir. Ia lalu meninggalkan sang raja dan mendirikan perguruan di mana ia mengajar [[seni bela diri]] kepada anak-anak muda, ilmu kekebalan diri, dan ilmu kesempurnaan dengan harapan bahwa anak-anak muda ini akan menjadi bibit dari kebangkitan kerajaan Majapahit kembali. Sadar bahwa pasukannya terlalu kecil untuk melawan pasukan kerajaan maka pesan politis Ki Ageng Kutu disampaikan melalui pertunjukan seni Reog, yang merupakan "sindiran" kepada Raja [[Bhre Kertabhumi|Kertabhumi]] dan kerajaannya. Pagelaran Reog menjadi cara Ki Ageng Kutu membangun perlawanan masyarakat lokal menggunakan kepopuleran Reog.{{sfn|Timur|1978}}<ref name="versi-reog">{{Cite web|url=https://www.liputan6.com/regional/read/3912923/pesan-sakral-di-balik-reog-ponorogo|title=Pesan Sakral di Balik Reog Ponorogo|date=10 Maret 2019|author=|website=Liputan6.com|publisher=|archive-url=https://web.archive.org/web/20200304151429/https://www.liputan6.com/regional/read/3912923/pesan-sakral-di-balik-reog-ponorogo|archive-date=4 Maret 2020|dead-url=no|access-date=4 Maret 2020}}</ref>
Dalam pertunjukan Reog ditampilkan topeng berbentuk kepala singa yang dikenal sebagai "[[Singo Barong|Singa Barong]]", raja hutan, yang menjadi simbol untuk Kertabhumi, dan di atasnya ditancapkan bulu-bulu merak hingga menyerupai kipas raksasa yang menyimbolkan pengaruh kuat para rekan Tiongkoknya yang mengatur dari atas segala gerak-geriknya. Jathilan, yang diperankan oleh kelompok penari [[gemblak]] yang menunggangi kuda-kudaan menjadi simbol kekuatan pasukan Kerajaan Majapahit yang menjadi perbandingan kontras dengan kekuatan warok, yang berada dibalik topeng badut merah yang menjadi simbol untuk Ki Ageng Kutu, sendirian dan menopang berat topeng Singa Barong yang mencapai lebih dari 50 kg hanya dengan menggunakan giginya.{{sfn|Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta|1997|p=1-59}}<ref>Kaset video No. 24, 14/7/1991, arsip video milik Josko Petkovic.</ref> Kepopuleran Reog Ki Ageng Kutu akhirnya menyebabkan [[Bhre Kertabhumi]] mengambil tindakan dan menyerang perguruannya, pemberontakan oleh [[warok]] dengan cepat diatasi, dan perguruan dilarang untuk melanjutkan pengajaran akan [[warok]]. Namun murid-murid Ki Ageng Kutu tetap melanjutkannya secara diam-diam. Walaupun begitu, kesenian Reognya sendiri masih diperbolehkan untuk dipentaskan karena sudah menjadi pertunjukan populer di antara masyarakat, namun jalan ceritanya memiliki alur baru di mana ditambahkan karakter-karakter dari cerita rakyat Ponorogo yaitu [[Klono Sewandono]], [[Dewi Songgolangit]], dan [[Sri Genthayu]].<ref name="versi-reog" />
Versi resmi alur cerita Reog Ponorogo kini adalah cerita tentang Raja Ponorogo yang berniat melamar putri [[Kerajaan Daha]], Dewi Ragil Kuning, namun di tengah perjalanan ia dicegat oleh Raja Singa Barong dari Kerajaan Daha. Pasukan Raja Singa Barong terdiri dari merak dan singa, sedangkan dari pihak Kerajaan [[Ponorogo]], Raja Klono dan Wakilnya Bujang Ganong, dikawal oleh [[warok]] (pria berpakaian hitam-hitam dalam tariannya), dan warok ini memiliki ilmu hitam mematikan. Seluruh tariannya merupakan tarian perang antara Kerajaan Daha dan Kerajaan [[Ponorogo]], dan mengadu ilmu hitam antara keduanya, para penari dalam keadaan "kerasukan" saat mementaskan tariannya.{{sfn|Timur|1978}}<ref name="versi-reog" />
Hingga kini masyarakat Ponorogo hanya mengikuti apa yang menjadi warisan leluhur mereka sebagai [[warisan budaya]] yang sangat kaya. Dalam pengalamannya Seni Reog merupakan cipta kreasi manusia yang terbentuk adanya aliran kepercayaan yang ada secara turun temurun dan terjaga. Upacaranya pun menggunakan syarat-syarat yang tidak mudah bagi orang [[awam]] untuk memenuhinya tanpa adanya garis keturunan yang jelas. Mereka menganut garis keturunan parental dan [[hukum adat]] yang masih berlaku.
== Pementasan Seni Reog ==
[[
Reog modern biasanya dipentaskan dalam beberapa acara seperti [[pernikahan]], [[khitanan]], dan hari-hari besar Nasional. Seni Reog Ponorogo terdiri dari beberapa rangkaian 2 sampai 3 tarian pembukaan. Tarian pertama biasanya dibawakan oleh 6–8 pria gagah berani dengan pakaian serba hitam, dengan muka dipoles warna merah. Para penari ini menggambarkan sosok singa yang pemberani. Berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6–8 gadis yang menaiki kuda. Pada Reog tradisional, penari ini biasanya diperankan oleh [[gemblak]], penari laki-laki yang berpakaian wanita. Tarian ini dinamakan tari [[jaran kepang]] atau jathilan, yang harus dibedakan dengan seni tari lain yaitu tari [[kuda lumping]].
Tarian pembukaan lainnya jika ada biasanya berupa tarian oleh anak kecil yang membawakan adegan lucu yang disebut [[Bujang Ganong]] atau Ganongan.
Setelah tarian pembukaan selesai, baru ditampilkan adegan inti yang isinya bergantung kondisi di mana seni Reog ditampilkan. Jika berhubungan dengan pernikahan maka yang ditampilkan adalah adegan percintaan. Untuk hajatan khitanan atau sunatan, biasanya cerita pendekar.
Adegan dalam seni Reog biasanya tidak mengikuti skenario yang tersusun rapi. Di sini selalu ada interaksi antara pemain dan [[dalang]] (biasanya pemimpin rombongan) dan kadang-kadang dengan penonton. Terkadang seorang pemain yang sedang pentas dapat digantikan oleh pemain lain bila pemain tersebut kelelahan. Yang lebih dipentingkan dalam pementasan seni Reog adalah memberikan kepuasan kepada penontonnya.
Adegan terakhir adalah Singa Barong, di mana pelaku memakai topeng berbentuk kepala singa dengan mahkota yang terbuat dari bulu burung [[merak]]. Berat topeng ini bisa mencapai 50–60 kg.<ref name="singo-barong">{{Cite web|url=https://www.solopos.com/reog-ponorogo-merak-reog-seberat-50-kg-pemain-harus-jalani-laku-ini-578786|title=Reog Ponorogo: Merak Reog Seberat 50 Kg, Pemain Harus Jalani Laku Ini|date=21 Februari 2015|editor=Aries Susanto|website=Solopos|publisher=|archive-url=https://web.archive.org/web/20200330082125/https://www.solopos.com/reog-ponorogo-merak-reog-seberat-50-kg-pemain-harus-jalani-laku-ini-578786|archive-date=30 Maret 2020|dead-url=no|access-date=30 Maret 2020}}</ref> Topeng yang berat ini dibawa oleh penarinya dengan gigi. Kemampuan untuk membawakan topeng ini selain diperoleh dengan latihan yang berat, juga dipercaya diperoleh dengan latihan spiritual seperti [[puasa]] dan [[tapa]].
== Tokoh-tokoh dalam seni Reog ==
=== Warok ===
{{Utama|Warok}}
[[Berkas:Warok (1).jpg|jmpl|Warok]]
"Warok" yang berasal dari kata wewarah adalah orang yang mempunyai tekad suci, memberikan tuntunan dan perlindungan tanpa pamrih. Warok adalah ''wong kang sugih wewarah'' (orang yang kaya akan wewarah). Artinya, seseorang menjadi warok karena mampu memberi petunjuk atau pengajaran kepada orang lain tentang hidup yang baik. ''Warok iku wong kang wus purna saka sakabehing laku, lan wus menep ing rasa'' (Warok adalah orang yang sudah sempurna dalam laku hidupnya, dan sampai pada pengendapan batin).<ref name="warok">{{Cite web|url=https://www.antaranews.com/berita/1036722/reog-ponorogo-3-habis-warok-sebagai-karakter-masyarakat-ponorogo|title=Warok sebagai karakter masyarakat Ponorogo|date=30 Agustus 2019|author=Dewanto Samodro|website=ANTARA News|publisher=|archive-url=https://web.archive.org/web/20200304151523/https://www.antaranews.com/berita/1036722/reog-ponorogo-3-habis-warok-sebagai-karakter-masyarakat-ponorogo|archive-date=4 Maret 2020|dead-url=no|access-date=4 Maret 2020}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.vice.com/id_id/article/vb9m8b/relasi-mistis-dan-sensual-rumit-antara-warok-gemblak-di-ponorogo|title=Relasi Mistis dan Sensual Rumit Antara Warok-Gemblak di Ponorogo|date=23 April 2019|author=Muhammad Ishomuddin|website=vice.com|publisher=VICE|archive-url=https://web.archive.org/web/20200304151922/https://www.vice.com/id_id/article/vb9m8b/relasi-mistis-dan-sensual-rumit-antara-warok-gemblak-di-ponorogo|archive-date=4 Maret 2020|dead-url=no|access-date=4 Maret 2020}}</ref>
Warok merupakan karakter/ciri khas dan jiwa masyarakat Ponorogo yang telah mendarah daging sejak dahulu yang diwariskan oleh nenek moyang kepada generasi penerus. Warok merupakan bagian peraga dari kesenian Reog yang tidak terpisahkan dengan peraga yang lain dalam unit kesenian Reog Ponorogo. Warok adalah seorang yang betul-betul menguasai ilmu baik lahir maupun batin.<ref name="warok" /><ref name="tokoh">{{Cite web|url=http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/reog-ponorogo/|title=Reog Ponorogo|date=17 Desember 2015|author=ditindb|website=Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya|publisher=Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia|archive-url=https://web.archive.org/web/20200304151504/https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/reog-ponorogo/|archive-date=4 Maret 2020|dead-url=no|access-date=4 Maret 2020}}</ref>
=== Jathil ===
{{Utama|Jathil}}
[[Berkas:Legendaris, Kuda Lumping.jpg|jmpl|Jathil]]
Jathil adalah prajurit berkuda dan merupakan salah satu tokoh dalam seni Reog. Jathilan merupakan tarian yang menggambarkan ketangkasan prajurit berkuda yang sedang berlatih di atas kuda. Tarian ini dibawakan oleh penari di mana antara penari yang satu dengan yang lainnya saling berpasangan. Ketangkasan dan kepiawaian dalam berperang di atas kuda ditunjukkan dengan ekspresi atau semangat sang penari.<ref name="tokoh" /><ref>{{Cite web|url=https://www.merdeka.com/peristiwa/mengenal-falsafah-dan-sejarah-reog-ponorogo.html|title=Mengenal falsafah dan sejarah Reog Ponorogo|author=Imam Mubarok|date=21 Oktober 2014|website=Merdeka.com|publisher=|archive-url=https://web.archive.org/web/20200304151449/https://www.merdeka.com/peristiwa/mengenal-falsafah-dan-sejarah-reog-ponorogo.html|archive-date=4 Maret 2020|dead-url=no|access-date=4 Maret 2020}}</ref>
Jathil ini pada mulanya ditarikan oleh [[gemblak]], laki-laki yang halus, berparas tampan atau mirip dengan wanita yang cantik.<ref>{{Cite web|url=https://beritajatim.com/gaya-hidup/dalam-sejarah-penari-jathil-adalah-laki-laki/|title=Dalam Sejarah, Penari Jathil Adalah Laki-Laki|author=Endra Dwiono|date=29 Agustus 2019|website=Berita Jatim|publisher=|archive-url=https://web.archive.org/web/20200304151452/https://beritajatim.com/gaya-hidup/dalam-sejarah-penari-jathil-adalah-laki-laki/|archive-date=4 Maret 2020|dead-url=no|access-date=4 Maret 2020}}</ref> Gerak tarinya pun lebih cenderung feminin. Sejak tahun 1980-an ketika tim kesenian Reog Ponorogo hendak dikirim ke Jakarta untuk pembukaan PRJ (Pekan Raya Jakarta), penari jathilan diganti oleh para penari putri dengan alasan lebih feminin. Ciri-ciri kesan gerak tari Jathilan pada kesenian Reog Ponorogo lebih cenderung pada halus, lincah, dan cekatan. Hal ini didukung oleh pola ritmis gerak tari yang silih berganti antara irama ''mlaku'' (lugu) dan irama ''ngracik''.<ref name="intersections">{{Cite web|url=http://intersections.anu.edu.au/issue2/Oetomo.html|title=Talks on Reyog Ponorogo - Intersections : gender, history and culture in the Asian context|date=02 Mei 1999|website=intersections.anu.edu.au|publisher=Perth, W.A: Murdoch University, School of Asian Studies|archive-url=https://web.archive.org/web/20200304151451/http://intersections.anu.edu.au/issue2/Oetomo.html|archive-date=4 Maret 2020|dead-url=no|access-date=4 Maret 2020}}</ref>
Saat ini Mestro Jathilan adalah Wenas Sudirman Paju yang masih aktif memperagakan tari Jathilan Lanang atau laki-laki dan Jathilan Pakem.
=== Bujang Ganong ===
{{Utama|Bujang Ganong}}
[[Berkas:Bujang Ganong di lapangan.jpg|jmpl|Bujang Ganong]]
Bujang Ganong atau Patih Pujangga Anom adalah salah satu tokoh yang energik, kocak sekaligus mempunyai keahlian dalam seni bela diri sehingga di setiap penampilannya senantiasa diperagakan oleh 2 orang pada umumnya yang selalu ditunggu-tunggu oleh penonton khususnya anak-anak. Bujang Ganong menggambarkan sosok seorang patih muda yang meskipun secara fisik cenderung buruk rupa, tetapi ia cekatan, berkemauan keras, cerdik, jenaka, dan sakti.<ref name="tokoh" /> Topeng Bujang Ganong berwarna merah menyala dengan khas mata yang melotot, hidung yang besar, dan gigi yang menonjol. Topeng tersebut terbuat dari kayu [[dadap]], sedangkan rambut pada topengnya terbuat dari ekor [[kuda]].<ref>{{Cite web|url=https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-3898567/cerita-di-balik-perajin-topeng-ganongan-di-ponorogo|title=Cerita di Balik Perajin Topeng Ganongan di Ponorogo|author=Charolin Pebrianti|date=5 Maret 2018|website=detikNews|publisher=|archive-url=https://web.archive.org/web/20200308063450/https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-3898567/cerita-di-balik-perajin-topeng-ganongan-di-ponorogo|archive-date=8 Maret 2020|dead-url=no|access-date=8 Maret 2020}}</ref>
Saat ini Maestro Bujang Ganong adalah Hartono Leke Pakunden yang menciptakan pakem tari Bujang Ganong serta masih aktif memperagakan tari Bujang Ganong dan membuat topeng Bujang Ganong maupun peralatan Reog.
=== Klono Sewandono ===
{{Utama|Klono Sewandono}}
[[Berkas:Klono Sewandono dengan pecutnya.jpg|jmpl|190x190px|Raja Prabu Klono Sewandono]]
Klono Sewandono atau Raja Klono adalah seorang raja sakti mandraguna yang memiliki pusaka andalan berupa [[cemeti]] yang sangat ampuh dengan sebutan Pecut Samandiman ke mana saja pergi sang Raja yang tampan dan masih muda ini selalu membawa pusaka tersebut.<ref name="warisan-budaya-takbenda" /> Pusaka tersebut digunakan untuk melindungi dirinya. Kegagahan sang Raja digambarkan dalam gerak tari yang lincah serta berwibawa, dalam suatu kisah Prabu Klono Sewandono berhasil menciptakan kesenian indah hasil dari daya ciptanya untuk menuruti permintaan Putri (kekasihnya). Karena sang Raja dalam keadaan mabuk asmara maka gerakan tariannya pun kadang menggambarkan seorang yang sedang kasmaran.<ref name="tokoh" />
=== Singo Barong ===
{{Utama|Singo Barong|Topeng dadak merak}}
[[Berkas:Reog Ponorogo - Singo Barong.jpg|jmpl|Raja Prabu Singo Barong]]
Singo Barong adalah tokoh dan penari berkepala macan dengan hiasan merak dan paling dominan dalam kesenian Reog Ponorogo. Bagian-bagian [[Dadak merak|topengnya]] antara lain; kepala harimau (''caplokan''), terbuat dari kerangka kayu, bambu, rotan ditutup dengan kulit macan gembong/[[harimau jawa]]. Dadak merak, kerangka terbuat dari bambu dan rotan sebagai tempat menata bulu merak untuk menggambarkan seekor merak sedang mengembangkan bulunya dan menggigit untaian manik-manik.<ref name="singo-barong" /><ref>{{Cite web|url=https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=3870|title=Kerajinan Pembuatan Kelengkapan Reog Ponorogo|date=1 Januari 2013|author=|website=Warisan Budaya Takbenda|publisher=Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia|archive-url=https://web.archive.org/web/20200330082142/https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail=&detailCatat=3870|archive-date=30 Maret 2020|dead-url=no|access-date=30 Maret 2020}}</ref> ''Krakap'' terbuat dari kain beledu warna hitam disulam dengan ''monte'', merupakan aksesori dan tempat menuliskan identitas grup Reog.<ref name="tokoh" /> [[Dadak merak]] ini berukuran panjang sekitar 2,25 meter, lebar sekitar 2,30 meter, dan beratnya mencapai 80 kilogram.<ref name="singo-barong" />
Saat ini Maestro Pembarong adalah Pembarong saudara Kembar Yakni Wondo Babadan dan Wandi Cokromenggalan, Wondo dan Wandi menciptakan tarian Merak Tarung atau dadak merak kembar sehingga dapat diperagakan lebih dari satu Singo Barong, Meski usianya lebih 70 tahun masih aktif memperagakan tarian Barongan.
== Penyebaran ==
Dalam data ''Lembaga Arsip Reyog Ponorogo'', Reog dapat ditemukan di berbagai negara seperti di Amerika Serikat, Australia, Jerman, Arab Saudi, Lebanon, Suriname, Hongkong, Makau, Taiwan, Korea, Jepang, Singapura, Filipina, Brunei Darussalam dan Malaysia. Reog yang ada di Malaysia telah ada lebih dari 100 tahun dan keberadaannya terbanyak di luar Indonesia.<ref>https://www.facebook.com/arsipreyog/photos/a.1505674966421991/1573554592967361/</ref>
== Kontroversi ==
[[Berkas:Barongan2.jpeg|kiri|219x219px|jmpl|Foto tari [[tari Barongan|Barongan]] di situs web resmi Malaysia, yang memicu kontroversi.]]
Tarian sejenis Reog Ponorogo yang ditarikan di [[Malaysia]] dinamakan [[Tari Barongan]] tetapi memiliki unsur [[Islam]].<ref>{{Cite web|url=https://news.okezone.com/read/2007/11/29/1/64543/tarian-barongan-malaysia-atau-reog-ponorogo|title=Tarian Barongan Malaysia atau Reog Ponorogo?|date=29 November 2007|author=Ismoko Widjaja|website=Okezone News|publisher=|archive-url=https://web.archive.org/web/20200304152050/https://news.okezone.com/read/2007/11/29/1/64543/tarian-barongan-malaysia-atau-reog-ponorogo|archive-date=4 Maret 2020|dead-url=no|access-date=4 Maret 2020}}</ref> Tarian ini juga menggunakan topeng [[dadak merak]], yaitu topeng berkepala harimau yang di atasnya terdapat bulu-bulu merak. Deskripsi dan foto tarian ini ditampilkan dalam situs web resmi [[Kementerian Kebudayaan Kesenian dan Warisan Malaysia]].<ref>{{Cite web|url=http://www.heritage.gov.my/kekkwa/viewbudaya.php?id=469|title=Tarian Barongan|date=2007|author=|website=Kementerian Kebudayaan, Kesenian dan Warisan Malaysia|publisher=|archive-url=https://web.archive.org/web/20071124100902/http://www.heritage.gov.my/kekkwa/viewbudaya.php?id=469|archive-date=24 November 2007|dead-url=yes|access-date=12 Maret 2020}}</ref>
Kontroversi timbul karena pada topeng dadak merak di situs web resmi tersebut terdapat tulisan "Malaysia",<ref>{{Cite web|url=https://www.antaranews.com/berita/84265/soal-klaim-reog-bupati-ponorogo-akan-lawan-malaysia|title=Soal Klaim Reog, Bupati Ponorogo Akan Lawan Malaysia|date=22 November 2007|author=|website=ANTARA News|publisher=|archive-url=https://web.archive.org/web/20200304152104/https://www.antaranews.com/berita/84265/soal-klaim-reog-bupati-ponorogo-akan-lawan-malaysia|archive-date=4 Maret 2020|dead-url=no|access-date=4 Maret 2020}}</ref> dan diakui sebagai warisan masyarakat [[keturunan Jawa]] yang banyak terdapat di [[Batu Pahat]], [[Johor]] dan [[Selangor]], [[Malaysia]]. Hal ini memicu protes berbagai pihak di [[Indonesia]], termasuk seniman Reog asal Ponorogo yang menyatakan bahwa hak cipta kesenian Reog telah dicatatkan dengan nomor 026377 tertanggal 11 Februari 2004, dan dengan demikian diketahui oleh [[Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia]].<ref name="detiknews-1">{{Cite web|url=https://news.detik.com/berita/d-856592/mirip-tari-reog-pemerintah-akan-teliti-tari-barongan-malaysia|title=Mirip Tari Reog, Pemerintah Akan Teliti Tari Barongan Malaysia|date=23 November 2007|author=|website=detikNews|publisher=|archive-url=https://web.archive.org/web/20200304152302/https://news.detik.com/berita/d-856592/mirip-tari-reog-pemerintah-akan-teliti-tari-barongan-malaysia|archive-date=4 Maret 2020|dead-url=no|access-date=4 Maret 2020}}</ref> Ditemukan pula informasi bahwa dadak merak yang terlihat di situs web resmi tersebut adalah buatan perajin Ponorogo.<ref>{{Cite web|url=https://www.liputan6.com/news/read/416067/terusik-lagi-klaim-negeri-jiran|title=Terusik Lagi Klaim Negeri Jiran|date=26 Juni 2012|author=|website=Liputan6.com|publisher=|archive-url=https://web.archive.org/web/20200304152156/https://www.liputan6.com/news/read/416067/terusik-lagi-klaim-negeri-jiran|archive-date=4 Maret 2020|dead-url=no|access-date=4 Maret 2020}}</ref> Ribuan [[seniman Reog]] sempat ber[[demonstrasi]] di depan [[Kedutaan Malaysia]] di [[Jakarta]].<ref>{{Cite web|url=http://www.metrotvnews.com/berita.asp?id=49824|title=Ribuan Seniman Reog Demo di Kedutaan Malaysia|date=29 November 2007|author=|website=Metrotvnews|publisher=|archive-url=https://web.archive.org/web/20080603200338/http://www.metrotvnews.com/berita.asp?id=49824|archive-date=3 Juni 2008|dead-url=yes|access-date=4 Maret 2020}}</ref> Pemerintah Indonesia menyatakan akan meneliti lebih lanjut hal tersebut.<ref name="detiknews-1" />
Pada akhir November 2007, [[Duta Besar Malaysia untuk Indonesia]] [[Datuk]] [[Zainal Abidin Muhammad Zain]] menyatakan bahwa Pemerintah Malaysia tidak akan berani mengklaim Reog Ponorogo sebagai budaya asli negara itu. Reog yang disebut "Barongan" di Malaysia dapat dijumpai di Johor dan Selangor, karena dibawa oleh [[masyarakat Jawa]] yang merantau ke negeri tersebut sebelum negara Indonesia dibentuk, menjadikan [[imigran]] itu tidak termasuk sebagai warga negara Indonesia.<ref>{{Cite web|url=http://www.sinarharapan.co.id/berita/0711/29/lua03.html|title=Malaysia Membantah Mengklaim Reog|date=29 November 2007|author=|website=Sinar Harapan|publisher=|archive-url=https://web.archive.org/web/20080502142804/http://www.sinarharapan.co.id/berita/0711/29/lua03.html|archive-date=2 Mei 2008|dead-url=yes|access-date=4 Maret 2020}}</ref>
Jumlah prestasi tingkat nasional dan internasional yang diraih grup Reog Ponorogo memperoleh apresiasi mantan [[Gubernur DKI Jakarta]], Basuki Tjahaja Purnama. Bahkan ke depan Reog Ponorogo akan didaftarkan ke [[UNESCO]] sebagai [[warisan budaya dunia]].
Menurut Gubernur Jakarta, selama ini komunitas Reog Ponorogo yang ada di Jakarta sering kali mengharumkan nama Pemprov DKI dengan beragam prestasi dan gelar juara, baik tingkat nasional maupun internasional. Karena itu, Basuki berencana untuk bekerjasama dengan [[Taman Mini Indonesia Indah]] (TMII) agar Komunitas Reog Ponorogo di Jakarta dimasukan ke dalam agenda tahunan.
== Lihat pula ==
* [[Festival Nasional Reog Ponorogo]]
== Referensi ==
{{Reflist}}
'''Bibliografi'''
{{refbegin}}
* {{Citation|title=Reog di Jawa Timur|last=Timur|first=Sunarto|date=1978|publisher=Proyek Sasana Budaya Depdikbud|location=Jakarta|url=https://onesearch.id/Record/IOS4151.JABAR-01090000015008}}
* {{Citation|title=Laporan Penelitian Jarahnitra|last=Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta|date=1997|chapter=Drama Tradisional Reog: Suatu Kajian Sistem Pengetahuan Dan Religi|pages=1-59|publisher=Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan|location=Yogyakarta|issn=0854-3178}}
{{refend}}
== Bacaan lanjutan ==
* {{Citation|title=Asal-usul Reog Ponorogo|last=Rahimsyah|first=M. B.|last2=Tasrif|first2=Mahmudi|last3=Hidayat|first3=Kidh|date=1990|location=Surabaya|publisher=Karya Anda|language=id|oclc=464303655}}
* {{Citation|last=Asmoro|first=Achmad|title=Pasang Surut Dominasi Islam terhadap Kesenian Reog Ponorogo|year=2013|publisher=Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung|url=http://garuda.ristekdikti.go.id/documents/detail/149675}}{{Pranala mati|date=Maret 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
==
{{commons category|Reog}}
* {{Wiktionary-inline|reog}}
* {{en}} [https://web.archive.org/web/20090303192743/http://www.eastjava.com/books/glorious/html/ponorogo.html Asal usul Reog Ponorogo]
* [https://www.youtube.com/watch?v=b7ZPrQbWgVM Video Reog Ponorogo di Festival Nasional Reog Ponorogo]
{{Reog Ponorogo|state=expanded}}{{Tarian Indonesia}}{{Topik Ponorogo|state=autocollapse}}
{{Hubungan Indonesia dengan Malaysia|state=autocollapse}}
[[Kategori:
[[Kategori:Budaya Indonesia]]
[[Kategori:Budaya Jawa]]
[[Kategori:Kesenian Barongan]]
[[Kategori:Kabupaten Ponorogo]]
[[Kategori:Tarian dari Jawa]]
[[Kategori:Tarian dari Jawa Timur]]
[[Kategori:Tari di Indonesia]]
|