Agus Salim: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Mengembalikan suntingan oleh 118.136.17.244 (bicara) ke revisi terakhir oleh Crykucibg Tag: Pengembalian |
|||
(42 revisi perantara oleh 30 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox Officeholder
|honorific-prefix = <!-- Hanya gelar kehormatan/kenegaraan (non-akademis) -->
|name = {{PAGENAME}}
|image = Agus Salim, Pekan Buku Indonesia 1954, p246.jpg▼
|honorific-suffix =
|imagesize =▼
▲|image = Agus Salim, Pekan Buku Indonesia 1954, p246.jpg
▲|imagesize =
|office = Menteri Luar Negeri Indonesia ▼
|occupation =
|order = ke-3▼
|primeminister=[[Sutan Syahrir]]▼
▲|order = ke-3
|term_start = 3 Juli 1947▼
|primeminister = [[Amir Sjarifuddin]]<br>[[Mohammad Hatta]]
|term_end = 20 Desember 1949▼
▲|term_start = 3 Juli 1947
|succeeding = ▼
|predecessor = [[Sutan Syahrir]]▼
|
▲|predecessor = [[Sutan Syahrir]]
|office2 = Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia▼
|successor = [[Hamengkubuwana X]] (a.i.)<br>[[Mohammad Roem]]
|order2 =1▼
|
▲|order2 = 1
|term_start2 = 12 Maret 1946▼
|term_end2 = 3 Juli 1947▼
▲|term_start2 = 12 Maret 1946
|succeeding2 = ▼
|predecessor2 = ''Tidak ada, jabatan baru''▼
|
▲|predecessor2 = ''Tidak ada, jabatan baru''
|birth_name = Masyhudul Haq▼
|successor2 = [[Tamsil]]
▲|birth_name = Masyhudul Haq
|birth_place = {{flagicon|Belanda}} [[Koto Gadang]], [[Agam]], [[Sumatra Barat]], [[Hindia Belanda]]▼
|
▲|birth_place =
|death_place = {{flagicon|Indonesia}} [[Jakarta]], [[Indonesia]]▼
|death_date = {{Death date and age|1954|11|4|1884|10|8}}
|party = ▼
|nationality = <!-- Hanya untuk warga negara asing -->
|relations = ▼
|spouse = Zainatun Nahar
|alma_mater = ▼
|
|profession = {{
|religion = <!-- Kosongkan bagian ini; kolom terkait Suku, Agama dan Ras telah dinonaktifkan -->
|signature =
|website =
|footnotes =
}}
== Latar belakang ==
Agus Salim lahir dari pasangan [[Sutan Mohamad Salim|Soetan Salim gelar Soetan Mohamad Salim]] dan Siti Zainab. Jabatan terakhir
Pendidikan dasar ditempuh di [[Europeesche Lagere School]] (ELS), sekolah khusus bagi anak-anak Eropa, kemudian dilanjutkan ke [[
Setelah lulus, Salim bekerja sebagai
Pada tahun 1912-1915, Salim
Kegiatannya dalam bidang jurnalistik terus berlangsung hingga akhirnya pada tahun 1925 beliau menjadi Pemimpin Harian [[Hindia Baroe]] di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]]. Pada tahun 1927 Kemudian mendirikan Surat kabar [[Fadjar Asia]] bersama HOS Tjokroaminoto. Dan selanjutnya sebagai Redaktur [[Harian Moestika]] di [[Kota Yogyakarta]] dan membuka kantor Advies en Informatie Bureau Penerangan Oemoem (AIPO). Karangan beliau banyak di muat di beberapa surat kabar seperti ''Neraca'', Mustika, Fajar Asia Hindia Baru, ''Keng Po'' Dunia Islam, ''Het Licht'', Pujangga Baru Hikmah, Mimbar Agama, ''Moslemse Reveil'', Indonesia Revue. <ref>{{Mukayat, Haji Agus Salim. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1985., hlm48}}</ref> Bersamaan dengan itu ia juga terjun dalam dunia politik sebagai pemimpin [[Sarekat Islam]].,
== Karya tulis ==
Baris 58 ⟶ 61:
* ''Gods Laatste Boodschap''
* ''Jejak Langkah Haji Agus Salim'' (Kumpulan karya Agus Salim yang dikompilasi koleganya, Oktober [[1954]])
* Hoekoem yang ke lima
* Tauhid<ref>Risalah Sidang BPUPKI PPKI. Cetakan Kedua Edisi III, hlm 607</ref>
=== Karya terjemahan ===
Baris 66 ⟶ 71:
== Karier politik ==
Pada tahun
Peran H. Agus Salim pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia antara lain:
*
*
* Menteri Muda Luar Negeri Kabinet
* pembukaan hubungan diplomatik Indonesia dengan negara-negara Arab, terutama Mesir pada tahun (1947)
* [[Menteri Luar Negeri Indonesia|Menteri Luar Negeri]] [[Kabinet Amir Sjarifuddin I]] dan [[Kabinet Amir Sjarifuddin II|Amir Sjarifuddin II]]
* Menteri Luar Negeri [[Kabinet Hatta I]] dan [[Kabinet Hatta II|Hatta II]]
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM President Soekarno tijdens een wandeling met Hadji Agus Salim TMnr 10018810.jpg|jmpl|225px|Presiden [[Sukarno]] dan Agus Salim dalam tahanan Belanda, [[1949]].]]
Di antara tahun 1946-1950 ia laksana bintang cemerlang dalam pergolakan [[politik Indonesia]], sehingga kerap kali digelari "Orang Tua Besar" (''The Grand Old Man''). Ia pun pernah menjabat [[Daftar Menteri Luar Negeri Indonesia|Menteri Luar Negeri Indonesia]] pada [[
Pada tahun [[1952]], ia menjabat Ketua di Dewan Kehormatan [[Persatuan Wartawan Indonesia]]. Biarpun penanya tajam dan kritikannya pedas namun Haji Agus Salim dikenal masih menghormati batas-batas dan menjunjung tinggi [[kode etik jurnalistik]].
Baris 83 ⟶ 88:
Setelah mengundurkan diri dari dunia politik, pada tahun [[1953]] ia mengarang buku dengan judul ''Bagaimana Takdir, Tawakal dan Tauchid harus dipahamkan?'' yang lalu diperbaiki menjadi ''Keterangan Filsafat Tentang Tauchid, Takdir dan Tawakal''.
Ia meninggal dunia pada
== Dalam budaya populer ==
* Dalam film ''[[Tjokroaminoto: Guru Bangsa]]'' (2015), Agus Salim diperankan oleh [[Ibnu Jamil]].
* Dalam film ''[[Moonrise Over Egypt]]'' (2018), Agus Salim diperankan oleh [[Pritt Timothy]].
* Dalam film ''[[Buya Hamka (film)|Buya Hamka]]'' (2023), Agus Salim diperankan oleh [[Pritt Timothy]].
==
<gallery>
Berkas:
The Grand Oldman Agus Salim, Sutan Sjahrir, Charles Tambu, Sumitro Djojohadikusumo dan Soedjatmoko in the UNSC forum.jpg|Agus Salim
</gallery>
== Referensi ==
Baris 129 ⟶ 142:
[[Kategori:Diplomat Indonesia]]
[[Kategori:Penerima Bintang Republik Indonesia Utama]]
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera
|