Kekhalifahan Abbasiyah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k Membalikkan revisi 26423881 oleh 112.215.235.33 (bicara) Tag: Pembatalan |
||
(19 revisi perantara oleh 16 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Expand language|langcode=en|otherarticle=Abbasid Caliphate|date=Maret 2024}}
{{infobox former country
| native_name
| conventional_long_name = Kekhalifahan Abbasiyah
| common_name
| continent
| region
| status
| government_type
| life_span
| year_start
| year_end
| p1 = Kekhalifahan Umayyah
| s1 = Kesultanan Utsmaniyah
Baris 17 ⟶ 18:
| s5 = Aghlabiyyah
| s6 = Kekaisaran Mongolia
| image_flag
| flag_caption
| image_map
| image_map_caption
| today
{{flag|Iran}}<br />
{{flag|Arab Saudi}}<br />{{flag|Oman}}<br />{{flag|Bahrain}}<br />{{flag|Lebanon}}<br />
Baris 45 ⟶ 46:
Kekhalifahan Abbasiyah pada masa kejayaannya, sekitar 233/234 [[Hijriah|H]] atau 849 [[Masehi|M]]
| capital = [[Kufah]]<br />{{small|(750–762)}}<br />[[Baghdad]]<br />{{small|(762–796, 809–836, 892–1258)}}<br />[[Ar-Raqqah]]<br />{{small|(796–809)}}<br />[[Samarra]]<br />{{small|(836–892)}}<br />[[Kairo]]<br />{{small|(1261–1517)}}
| common_languages
| religion
| currency
| leader1 = [[As-Saffah]] {{small|(pertama)}}
| year_leader1
| leader2 = [[Al-Musta'shim]] {{small|(Khalifah terakhir di Baghdad)}}
| year_leader2
| leader3 = [[Al-Mutawakkil III]] {{small|(Khalifah terakhir di Kairo)}}
| year_leader3
| title_leader
| footnotes
| image_map2
| image_map2_caption
}}
'''Kekhalifahan Abbasiyah''' ([[Bahasa Arab|Arab]]: الخلافة العباسية, ''al-khilāfah al-‘abbāsīyyah'') atau '''Bani Abbasiyah''' ([[Bahasa Arab|Arab]]: العباسيون, ''al-‘abbāsīyyūn'') adalah [[kekhalifahan]]
Keturunan yang berasal dari Bani Abbasiyah termasuk suku al-Abbasi saat ini banyak bertempat tinggal di [[timur laut]] [[Tikrit]], [[Iraq]] sekarang.
== Pendahuluan ==
Baris 73 ⟶ 74:
Pusat propaganda ada di dua tempat, yaitu Kufah dan Khurasan.<ref name=":0" /> Kufah terhitung negeri baru di wilayah Irak, dan Irak pada masa itu termasuk dalam daerah Persia. Khurasan pun termasuk dalam daerah Persia. Keduanya menjadi pusat perkumpulan rahasia itu sebab Bani Umayah sendiri kuat kedudukannya di kalangan bangsa Arab, sedangkan daulah yang akan berdiri ini hendak berpusat pada Persia, bukan ke Arab. Di kedua negeri itu, banyak orang yang merasa kurang senang jika khalifah tidak dipegang oleh Bani Hasyim, padahal merekalah yang dekat hubungannya dengan Rasul.
Mereka mengangkat 12 orang propagandis.<ref name=":0" /> Kedua belas orang tersebut mengembara di negeri Khurasan, Kufah, Irak, lalu mendatangi Mekah pada musim haji. Mereka mengincar orang yang menentang kezaliman pemerintahan Bani Umayah. Diterangkan pula tentang bagaimana keturunan Bani Hasyim yang asli telah didesak dan dirampas hak turun-temurun yang mereka terima dari Rasul.
Para penyebar Islam Semenanjung Arabia yang merupakan Kekhalifahan Abbasiyah atau Bani Abbasiyah, Keturunan dari Ahlul Bait Sayyidina Hussenin di Pulau Perca pada Abad ke-7 Masehi pada tahun 623 Masehi yakni Syaikh Ushuluddin, Bicitram syah, Sultan Alaudin Mughayat, Sultan Ratu Ngegalang Paksi dari Sultan Ratu Mumelar Paksi anak cucu dari Sayyidina Hussein memiliki tujuan khusus penyebar Islam di Pulau Perca dan mempengaruhi berdirinya kerajaan-kerajaan di pulau tersebut, bukti-bukti penyebaran Islam diantaranya tatanan adat yang masih hidup serta berjalan hingga sekarang, masjid dan makam-makam, sejarah adat dan budaya Islam menumbuhkan cinta tanah air dan memperkuat identitas bangsa.<ref>https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjambi/masuk-dan-berkembangnya-islam-di-sumatera/</ref><ref>https://www.kompas.com/skola/read/2020/06/26/182500369/perkembangan-dan-peninggalan-islam-di-sumatera?page=all</ref>
Baris 149 ⟶ 150:
== Pengaruh Mamluk ==
{{utama|Mamluk}}
Kekhalifahan
Bagaimanapun tentara Mamluk membantu sekaligus menyulitkan kekhalifahan Abbasiyah. karena berbagai kondisi yang ada di umat [[muslim]] saat itu pada akhirnya kekhalifahan ini hanya menjadi simbol dan bahkan tentara Mamluk ini, yang kemudian dikenal dengan ''Bani Mamalik'' berhasil berkuasa, yang pada mulanya mengambil inisiatif merebut kekuasaan kerajaan [[Ayyubiyyah]] yang pada masa itu merupakan kepanjangan tangan dari khilafah Bani Abbas, hal ini disebabkan karena para penguasa Ayyubiyyah waktu itu kurang tegas dalam memimpin kerajaan. Bani Mamalik ini mendirikan kesultanan sendiri di [[Mesir]] dan memindahkan ibu kota dari [[Baghdad]] ke [[Cairo]] setelah berbagai serangan dari tentara [[tartar]] dan kehancuran Baghdad sendiri setelah serangan [[Mongol]] di bawah pimpinan [[Hulagu Khan]]. Walaupun berkuasa Bani Mamalik tetap menyatakan diri berada di bawah kekuasaan (simbolik) kekhalifahan, dimana khalifah Abbasiyyah tetap sebagai kepala negara.
Baris 176 ⟶ 177:
Ada kemungkinan bahwa para khalifah Abbasiyah sudah cukup puas dengan pengakuan nominal dari provinsi-provinsi tertentu, dengan pembayaran upeti itu. Alasannya adalah:
# Mungkin para khalifah tidak cukup kuat untuk membuat mereka tunduk kepadanya,
# Penguasa Bani Abbas lebih
Akibat dari kebijaksanaan yang lebih menekankan pembinaan peradaban dan kebudayaan Islam daripada persoalan politik itu, provinsi-provinsi tertentu di pinggiran mulai lepas dari genggaman penguasa Bani Abbas. Ini bisa terjadi dalam salah satu dari dua cara:
Baris 184 ⟶ 185:
Kecuali Bani Umayyah di Spanyol dan Bani Idrisiyyah di Marokko, provinsi-provinsi itu pada mulanya tetap patuh membayar upeti selama mereka menyaksikan Baghdad stabil dan khalifah mampu mengatasi pergolakan-pergolakan yang muncul. Namun pada saat wibawa khalifah sudah memudar mereka melepaskan diri dari kekuasaan Baghdad. Mereka bukan saja menggerogoti kekuasaan khalifah, tetapi beberapa di antaranya bahkan berusaha menguasai khalifah itu sendiri.
Menurut [[Ibnu Khaldun]], sebenarnya keruntuhan kekuasaan Bani Abbas mulai terlihat sejak awal abad kesembilan. Fenomena ini mungkin bersamaan dengan datangnya pemimpin-pemimpin yang memiliki kekuatan militer di provinsi-provinsi tertentu yang membuat mereka benar-benar independen. Kekuatan militer Abbasiyah waktu itu mulai mengalami kemunduran. Sebagai gantinya, para penguasa Abbasiyah mempekerjakan orang-orang profesional di bidang kemiliteran, khususnya tentara [[Turki]] dengan sistem perbudakan baru seperti diuraikan di atas. Pengangkatan anggota militer Turki ini, dalam perkembangan selanjutnya
Gerakan inilah yang banyak memberikan inspirasi terhadap gerakan politik, di samping persoalan-persoalan keagamaan. Tampaknya, para khalifah tidak sadar akan bahaya politik dari fanatisme kebangsaan dan aliran keagamaan itu, sehingga meskipun dirasakan dalam hampir semua segi kehidupan, seperti dalam kesusasteraan dan karya-karya ilmiah, mereka tidak bersungguh-sungguh menghapuskan fanatisme tersebut, bahkan ada di antara mereka yang justru melibatkan diri dalam konflik kebangsaan dan keagamaan itu.
Baris 291 ⟶ 292:
Setiap dinasti atau rezim mengalami fase-fase yang dikenal dengan fase pendirian, fase pembangunan dan kemajuan, fase kemunduran dan kehancuran. Akan tetapi durasi dari masing-masing fase itu berbeda-beda karena bergantung pada kemampuan penyelenggara pemerintahan yang bersangkutan. Pada masa pemerintahan, masing-masing memiliki berbagai kemajuan dari beberapa bidang, diantaranya bidang politik, bidang ekonomi, bidang social-budaya. Pada masing-masing bidang memiliki kelebihan dan kekurangan.
===
Sebagai sebuah dinasti, kekhalifahan Bani Abbasiyah yang berkuasa lebih dari lima abad, telah banyak memberikan sumbangan positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam. Dari sekitar 37 orang khalifah yang pernah berkuasa, terdapat beberapa orang khalifah yang benar-benar memliki kepedulian untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam, serta berbagai bidang lainnya, seperti bidang-bidang sosial dan budaya.
Baris 303 ⟶ 304:
Di masa Bani Abbassiyah berkembang corak kebudayaan, yang berasal dari beberapa bangsa. Apa yang terjadi dalam unsur bangsa, terjadi pula dalam unsur kebudayaan. Dalam masa sekarang ini berkembang empat unsur kebudayaan yang mempengaruhi kehidupan akal/rasio yaitu Kebudayaan Persia, Kebudayaan Yunani, Kebudayaan Hindi dan Kebudayaan Arab dan berkembangnya ilmu pengetahuan.
====
Masuknya Islam ke dalam kebudayaan Arab terjadi dengan dua jalan utama, yaitu :
Baris 311 ⟶ 312:
b. Jalan Bahasa, Jazirah Arabia adalah sumber bahasa Arab, bahasa terkaya diantara rumpun bahasa samy dan tempat lahirnya Islam.
====
Pesatnya perkembangan kebudayaan Persia dan Turki di zaman ini karena 2 faktor, yaitu :
Baris 319 ⟶ 320:
b. Pemindahan ibukota
====
Peranan orang India dalam membentuk kebudayaan Islam terjadi dengan dua cara:
Baris 326 ⟶ 327:
b. Secara tak langsung,penyaluran kebudayaan India ke dalam kebudayaan Islam lewat kebudayaan Persia.
====
Sebelum dan sesudah Islam, terkenallah di Timur beberapa kota yang menjadi pusat kehidupan kebudayaan Yunani. Yang paling termasyur diantaranya adalah :
Baris 504 ⟶ 505:
# Tarikh Islamy, Imam [[Ibnu Khaldun]].
# Al-Bidaayah Wan Nihaayah, Imam [[Ibnu Katsir]].
# Tarikh Asr Al-Khilafah Abbasiyyah, [[Dr. Yusuf Al-Ish]], Disusun oleh [[Darul Fikr]] [[Damascuss]]
# Tarikh Daulah Abbasiyyah, Disusun Oleh Tim Penyusun [[Universitas Imam Muhammad Bin Su'ud Al-Islamiyyah]] [[Riyadh]]
# Ad Daulah Al Abbasiyyah ,[[Syaikh Muhammad Al Khudhari]] Terbitan [[Maktabah At-Tauqifiyyah]] [[Kairo]]
# https://id-ikmaluddinfurqon.blogspot.com/2023/05/materi.pai.sejarah.masa.keemasan.islam.era.daulah.abbasiyah.html
== Lihat pula ==
|