Abdul Halim (Aleng): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Suyoto14 (bicara | kontrib)
wikifikasi
Tag: gambar rusak VisualEditor-alih pranala ke halaman disambiguasi
cleanup: - fixed infobox;
 
(13 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{rapikan}}
 
{{Infobox person
 
= ''Letnan Kolonel TNI Purnawirawan Abdul Halim'' =
 
 
[[Berkas:Letkol_TNI_Purnawirawan_Abdul_Halim3.jpg|pus|jmpl|580x580px|Letkol TNI Purnawirawan Abdul Halim.<ref name=":0">Foto-Foto Koleksi Pribadi Keluarga.</ref>]]{{Infobox person
| name = Abdul Halim (Aleng )
| image = LetkolLetnan TNI PurnawirawanKolonel Abdul Halim (Aleng).jpg
| caption = Letnan Kolonel TNI Purnawirawan Abdul Halim
| birth_name = Abdul Halim
Baris 12 ⟶ 8:
| birth_place = [[Kutaraja]], [[Banda Aceh]], [[Indonesia]]
| death_date = {{death date and age| 2000|11|26|1923|8|17}}
| death_place = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
| known_for = [[PerjuangannyaPejuang melawanmasa penjajahpenjajahan Jepang dan Belanda di wilayah SumatraSumatera Barat, Salah Satu Pendiri BKR (Badan Keamanan Rakyat) SumatraSumatera Barat, dan tokoh penumpasan PKI di wilayah SumatraSumatera Barat.]]
}}
}}[[Letnan Kolonel]] [[TNI]] [[Purnawirawan]] [[Abdul Halim]] ([[17 Agustus]] [[1923]] – [[26 November]] [[2000]]) atau biasa disapa (Aleng) adalah Putra Matur yang Memimpin pertempuran terhadap pasukan [[Jepang]] di [[Sumatra Barat]], inilah pertempuran pertama di Sumatra Barat dikenal dengan "Pertempuran Sungai Tanang".<ref>{{Cite web|last=Basir|first=H. Nazif|title=Abdul Halim (Aleng)|url=https://bukittinggikota.sikn.go.id/index.php/abdul-halim-aleng|website=bukittinggikota.sikn.go.id|access-date=2022-09-25}}</ref> Ia juga memimpin Operasi Penumpasan Partai Komunis Indonesia ([[PKI]]) Di Baso, dikenal dengan "Peristiwa Baso".
 
[[Letnan Kolonel]] [[TNI]] [[Purnawirawan]] '''Abdul Halim''' ({{lahirmati||17|8|1923||26|11|2000}}) atau '''Aleng''' adalah Putra Matur yang Memimpin pertempuran terhadap pasukan [[Jepang]] di [[Sumatera Barat]], inilah pertempuran pertama di Sumatera Barat dikenal dengan "Pertempuran Sungai Tanang".<ref>{{Cite web|last=Basir|first=H. Nazif|title=Abdul Halim (Aleng)|url=https://bukittinggikota.sikn.go.id/index.php/abdul-halim-aleng|website=bukittinggikota.sikn.go.id|access-date=2022-09-25}}</ref> Ia juga memimpin Operasi Penumpasan Partai Komunis Indonesia ([[PKI]]) Di Baso, dikenal dengan "Peristiwa Baso".
Dengan pangkat Letnan Kolonel, ia Memimpin penyerangan besar-besaran terhadap kedudukan Tentara [[Inggris]] (Sekutu) di [[Padang]], kemudian diangkat sebagai Wakil Ketua [[Delegasi]] lokal [[Indonesia]] di Sumatra Barat untuk menghadapi perundingan lokal "Linggarjati" dan "Renville" dengan pihak [[Belanda]] di [[Padang]]. Memimpin Aksi Bumi Hangus kota [[Bukittinggi]], karena Belanda berusaha masuk ke Bukittinggi.
 
Dengan pangkat Letnan Kolonel, ia Memimpin penyerangan besar-besaran terhadap kedudukan Tentara [[Inggris]] (Sekutu) di [[Padang]], kemudian diangkat sebagai Wakil Ketua [[Delegasi]] lokal [[Indonesia]] di Sumatera Barat untuk menghadapi perundingan lokal "Linggarjati" dan "Renville" dengan pihak [[Belanda]] di [[Padang]]. Memimpin Aksi Bumi Hangus kota [[Bukittinggi]], karena Belanda berusaha masuk ke Bukittinggi.
[[Berkas:Rumah_Gadang_kediaman_Letkol_TNI_Purnawirawan_Abdul_Halim_(Aleng)_di_Matur_2.jpg|pus|jmpl|439x439px|Rumah Gadang kediaman Letkol TNI Purnawirawan Abdul Halim (Aleng) di Matur.<ref name=":0" />]]
 
== Riwayat Hidup ==
[[Berkas:Letnal_Kolonel_Abdul_Halim_(Aleng)_Beserta_Istrinya_Eliza_(Les).jpg|jmpl|Letkol TNI Purnawirawan Abdul Halim beserta istrinya Eliza (les).]]
[[Berkas:Rumah Gadang Pasar Matur Suku Caniago.jpg|jmpl|220x220px|Rumah Gadang kediaman Letkol TNI Purnawirawan Abdul Halim (Aleng) di Matur.<ref name=":0">"Rumah Gadang Pasar Matur Suku Caniago". kebudayaan.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2022-11-10</ref>]]
 
[[Abdul Halim (Aleng)]] dilahirkan di [[Kutaraja]], [[Aceh]] pada tanggal [[17 Agustus]] [[1923]]. Ibunya bernama Gamar, kelahiran Matur [[1 Juni]] [[1904]], sedangkan bapaknya adalah seorang pegawai klerk pada PTT di Kutaraja dan [[Sawahlunto]] yang bernama Lakunin kelahiran Matur 1902. Ia menempuh pendidikan umum di [[HIS]] [[Sawahlunto]]; Melanjutkan HIS di PSM Bukittinggi; Pindah ke Adabiah II Padang (tamat 1937). Selain itu ia juga menempuh pendidikan militer dari prajurit sampai dengan Giyu-Syooi ([[Letnan]] II), Sumatora Bo-Ei Sireibu Giyu Gun (Tentara Pembela Tanah Air) di Bukittinggi. Selain berbahasa Indonesia, ia juga menguasai beberapa bahasa lain seperti bahasa Belanda dan bahasa Inggris dengan baik secara lisan maupun tulisan.
 
=== Karir Militer ===
= ''Kehidupan Pribadi'' =
[[Berkas:Letkol_TNI_Purnawirawan_Abdul_Halim_beserta_istrinya_Eliza_(les)Indonesian officers under the Giguyun.jpg|pus|jmpl|Letkol TNI Purnawirawan Abdul Halim beserta(tengah) istrinyasebagai Elizakadet (les).<refmiliter name=":0"''[[Giyugun|Giyūgun]]'' />]]
Pada tahun 1941, [[Abdul Halim (Aleng)]] menjadi seorang guru di [[HIS]] [[Muhammadiyah]], Sumatera Barat sampai dengan bulan Februari 1942, pada tahun yang sama Tentara Jepang menduduki Sumatera Barat sehingga sekolah pun ditutup. Ia mulai bergabung Tentara Pembela Tanah Air (Sumatora Bo-Ei Sireibu Giyu-Gun) pada [[4 Oktober]] [[1944]] di Bukittinggi, sebagai seorang prajurit ia sering ditempatkan di berbagai tempat di pedalaman Sumatera Barat. Pada tanggal [[11 Juli]] [[1945]] ia diangkat sebagai Giyu-Syooi (Letnan II) pada Sumatora Bo-Ei Sireibu Giyu-Gun dan menjabat sebagai Wakil Komandan Seksi pada [[Kompi]] [[Infantri]] di Bukittinggi. Pada tanggal [[22 Agustus]] [[1945]] dengan berakhirnya [[Perang Dunia II]] serta kekalahan Jepang, Giyu-Gun Bukittinggi resmi dibubarkan.<ref name=":1">{{Cite book|last=Halim|first=Abdul|date=1997|title=Riwayat Hidup Letnan Kolonel TNI Purnawirawan Abdul Halim|location=Jakarta|url-status=live}}</ref>
 
 
[[Abdul Halim (Aleng)]] dilahirkan di [[Kutaraja]], [[Aceh]] pada tanggal [[17 Agustus]] [[1923]]. Ibunya bernama Gamar, kelahiran Matur [[1 Juni]] [[1904]], sedangkan bapaknya adalah seorang pegawai klerk pada PTT di Kutaraja dan [[Sawahlunto]] yang bernama Lakunin kelahiran Matur 1902. Abdul Halim menikah dengan istrinya yaitu Eliza pada tanggal [[19 Januari]] [[1956]]. Pasangan ini dikaruniai empat orang anak, diantaranya Meilihanny, Juanita, Moh. Alwin dan Desi Arryani. Pasangan ini juga dikaruniai 5 orang cucu yaitu Haga Tara Sosrowardoyo, Annisa Indryani beserta suaminya M. Naufal Yugapradana, Rezky Dwimarsya, M. Alvinsyahman dan M. Aldrisyahwira.<ref name=":1">{{Cite book|last=Halim|first=Abdul|date=1997|title=Riwayat Hidup Letnan Kolonel TNI Purnawirawan Abdul Halim|location=Jakarta|url-status=live}}</ref>
 
[[Abdul Halim (Aleng)]] menempuh pendidikan umum di [[HIS]] [[Sawahlunto]]; Melanjutkan HIS di PSM Bukittinggi; Pindah ke Adabiah II Padang (tamat 1937). Selain itu ia juga menempuh pendidikan militer dari prajurit sampai dengan Giyu-Syooi ([[Letnan]] II), Sumatora Bo-Ei Sireibu Giyu Gun (Tentara Pembela Tanah Air) di Bukittinggi. Selain berbahasa Indonesia, ia juga menguasai beberapa bahasa lain seperti bahasa Belanda dan bahasa Inggris dengan baik secara lisan maupun tulisan.
 
 
 
= ''Karir Militer'' =
[[Berkas:Letkol_TNI_Purnawirawan_Abdul_Halim_bersama_dua_orang_temannya.jpg|pus|jmpl|350x350px|Letkol TNI Purnawirawan Abdul Halim bersama dua orang temannya.<ref name=":0" />]]
 
 
Pada tahun 1941, [[Abdul Halim (Aleng)]] menjadi seorang guru di [[HIS]] [[Muhammadiyah]], Sumatra Barat sampai dengan bulan Februari 1942, pada tahun yang sama Tentara Jepang menduduki Sumatra Barat sehingga sekolah pun ditutup. Ia mulai bergabung Tentara Pembela Tanah Air (Sumatora Bo-Ei Sireibu Giyu-Gun) pada [[4 Oktober]] [[1944]] di Bukittinggi, sebagai seorang prajurit ia sering ditempatkan di berbagai tempat di pedalaman Sumatra Barat. Pada tanggal [[11 Juli]] [[1945]] ia diangkat sebagai Giyu-Syooi (Letnan II) pada Sumatora Bo-Ei Sireibu Giyu-Gun dan menjabat sebagai Wakil Komandan Seksi pada [[Kompi]] [[Infantri]] di Bukittinggi. Pada tanggal [[22 Agustus]] [[1945]] dengan berakhirnya [[Perang Dunia II]] serta kekalahan Jepang, Giyu-Gun Bukittinggi resmi dibubarkan.<ref name=":1" />
 
[[Berkas:Perwira_Penghubung_TNI_(Abdul_Halim_alias_Aleng).jpg|pus|jmpl|331x331px|Anggota Misi Militer KTN sedang mengadakan pembicaraan dengan Perwira Penghubung TNI (Abdul Halim alias Aleng) di daerah Sumatra Tengah pada tahun 1947.<ref name=":0" />]]
 
 
Setelah [[Proklamasi Kemerdekaan RI]] serta mulai meletusnya [[Revolusi Nasional Indonesia]] maka pada tanggal [[29 Agustus]] [[1945]], Aleng ikut membentuk Badan Keamanan Rakyat ([[BKR]]) di Bukittinggi yang kemudian menjadi Tentara Keamanan Rakyat ([[TKR]]).
 
Pada tanggal [[20 November]] [[1945]], Aleng memimpin sekelompok anggota TKR untuk menyerang pasukan Jepang di Pabrik Kertas Sungai Tanang, yang berada 9 km dari Bukittinggi. Peristiwa ini terkenal dengan Pertempuran Sungai Tanang dan merupakan pertempuran pertama terhadap pasukan Jepang di SumatraSumatera Barat.<ref name=":1" />
 
Pada akhir bulan November Aleng ditetapkan sebagai Kepala TKR Bukittinggi. Beberapa bulan setelah penetapan tersebut ia kembali ditetapkan dan diangkat menjadi [[Komandan]] [[Batalyon]] II [[resimen]] I [[Divisi]] III TKR Sumatra dengan pangkat [[Mayor]] dan berkedudukan di Bukittinggi.
 
[[14]] – [[16 April]] [[1946]], Aleng memimpin Operasi Penumpasan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Baso. Peristiwa ini dikenal dengan “Peristiwa Baso”<ref name=":2">{{Cite book|last=Kartasasmita|first=Ginandjar|date=1980|title=30 Tahun Indonesia Merdeka 1945 – 1949|location=Jakarta|url-status=live}}</ref> yang merupakan [[aksi polisionil]] terbesar yang dilakukan oleh pihak [[tentara]] terhadap unsur – unsur teror dan anti [[revolusi]] di SumatraSumatera Barat. Pada tanggal [[20 Juli]] [[1946]], ia diangkat oleh [[Panglima]] TNI Komandemen [[Sumatra]] sebagai Komandan Resimen I Divisi III [[TRI]] dengan pangkat Letnan Kolonel. Aleng memimpin penyerangan besar-besaran terhadap kedudukan tentara Inggris (Sekutu) di front utara Padang sehari sebelum [[Hari Raya Idul Fitri]] dan memusatkan serangan ke Lapangan Udara Tabing selama semalam suntuk sampai subuh. Disamping sebagai Komandan Resimen I Divisi III TRI, ia juga juga diangkat menjadi Wakil Ketua [[Delegasi]] Lokal Indonesia di SumatraSumatera Barat pada bulan Desember 1946 untuk menghadapi perundingan lokal "Linggar Jati” (Komite Truce) dengan pihak Belanda di Padang.
 
Dengan diselingi pertempuran, Aleng tetap meneruskan perundingan lokal “Linggar Jati” (Komite Truce) dengan pihak Belanda sampai meletusnya [[perang kemerdekaan]] pertama (Clash I). Kemudian ia ditetapkan sebagai Wakil Ketua Delegasi Lokal Pelaksanaan Persetujuan “Renville” di Padang sejak [[4 Agustus]] [[1947]] (Setelah Cease Fire). Dengan ketetapan Panglima TNI Komandemen Sumatra, Aleng diangkat menjadi Kepala Staf Pertempuran Divisi IX TNI dengan pangkat Letnan Kolonel, membawahi bagian-bagian Operasi, Security, Penerangan, Perhubungan dan [[Polisi Militer]]. Pada tanggal [[16 Desember]] [[1948]], ia diangkat sebagai Kepala Staf TNI / Territorial Sumatera Barat dengan pangkat Letnan Kolonel setelah [[Komando]] [[Militer]] [[Sumatra Tengah]] di [[desentralisasi]] menjadi dua Komando terpisah yaitu Komando TNI / Territorial Sumatera Barat dan Komando TNI / Territorial [[Riau]].
[[Berkas:Letnal_Kolonel_Abdul_Halim_(ketiga_dari_kiri)_menjabat_sebagai_Komandan_Resimen_I.jpg|pus|jmpl|319x319px|Letnal Kolonel Abdul Halim (ketiga dari kiri) menjabat sebagai Komandan Resimen I.<ref name=":0" />]]
[[Berkas:Para_Perwira_Divisi_Banteng_meninjau_Front_Timur.jpg|pus|jmpl|326x326px|Para Perwira Divisi Banteng meninjau Front Timur. Terlihat : Kapten Abu Nawas, Mayor Abdul Halim, Mayor Munir Latif. Mayor A. Husein, Mayor Butharuddin, Letnan Jahya Usman.<ref name=":0" />]]
 
Belanda mulai mamasuki Bukittinggi pada tanggal [[22 Desember]] [[1948]] pada saat perang kemerdekaan II / Clash II: [[19 Desember]] [[1948]]. Aleng memimpin Aksi Bumi Hangus Kota Bukittinggi<ref name=":2" /> pada [[21 Desember]] [[1948]]. Ia membentuk Sub.Ko. “A” di Matur pada tanggal [[22 Desember]] [[1948]] dan Menjadi Ka.Staf  Subko “A” TNI / Territorial Sumatera Barat yang berkedudukan di Matur.
 
Dengan ketetapan [[Gubernur]] [[Militer]] [[Sumatera Barat]] / Tengah, pada tanggal [[25 Maret]] [[1949]] diangkat menjadi Kepala Staf Militer Sumatera Barat / Tengah dan merangkap menjadi [[Wakil Gubernur]] Militer Daerah Sumatera Barat / Tengah, dengan pangkat Letnan Kolonel.
Dengan diselingi pertempuran, Aleng tetap meneruskan perundingan lokal “Linggar Jati” (Komite Truce) dengan pihak Belanda sampai meletusnya [[perang kemerdekaan]] pertama (Clash I). Kemudian ia ditetapkan sebagai Wakil Ketua Delegasi Lokal Pelaksanaan Persetujuan “Renville” di Padang sejak [[4 Agustus]] [[1947]] (Setelah Cease Fire). Dengan ketetapan Panglima TNI Komandemen Sumatra, Aleng diangkat menjadi Kepala Staf Pertempuran Divisi IX TNI dengan pangkat Letnan Kolonel, membawahi bagian-bagian Operasi, Security, Penerangan, Perhubungan dan [[Polisi Militer]]. Pada tanggal [[16 Desember]] [[1948]], ia diangkat sebagai Kepala Staf TNI / Territorial Sumatra Barat dengan pangkat Letnan Kolonel setelah [[Komando]] [[Militer]] [[Sumatra Tengah]] di [[desentralisasi]] menjadi dua Komando terpisah yaitu Komando TNI / Territorial Sumatra Barat dan Komando TNI / Territorial [[Riau]].
 
Sesudah [[gencatan senjata]] dengan Belanda, Aleng diangkat sebagai Kepala Staf TNI / Territorial Sumatra Tengah pada tanggal [[7 November]] [[1949]] dan merangkap sebagai anggota Komisi Pelaksanaan Persetujuan Roem – Royen di Sumatera Barat.
Belanda mulai mamasuki Bukittinggi pada tanggal [[22 Desember]] [[1948]] pada saat perang kemerdekaan II / Clash II: [[19 Desember]] [[1948]]. Aleng memimpin Aksi Bumi Hangus Kota Bukittinggi<ref name=":2" /> pada [[21 Desember]] [[1948]]. Ia membentuk Sub.Ko. “A” di Matur pada tanggal [[22 Desember]] [[1948]] dan Menjadi Ka.Staf  Subko “A” TNI / Territorial Sumatra Barat yang berkedudukan di Matur.
 
[[Berkas:Pelantikan_Batalyon_IV_di_Matur.jpg|pus|jmpl|347x347px|Pelantikan Batalyon IV di Matur.<ref name=":0" />]]
[[Berkas:Letnan_Kolonel_Abdul_Halim_mengucapkan_pidato_pada_upacara_pelantikan_Batalyon_IV_di_Matur.jpg|pus|jmpl|354x354px|Letnan Kolonel Abdul Halim mengucapkan pidato pada upacara pelantikan Batalyon IV di Matur.<ref name=":0" />]]
 
 
Dengan ketetapan [[Gubernur]] [[Militer]] [[Sumatra Barat]] / Tengah, pada tanggal [[25 Maret]] [[1949]] diangkat menjadi Kepala Staf Militer Sumatra Barat / Tengah dan merangkap menjadi [[Wakil Gubernur]] Militer Daerah Sumatra Barat / Tengah, dengan pangkat Letnan Kolonel.
 
Sesudah [[gencatan senjata]] dengan Belanda, Aleng diangkat sebagai Kepala Staf TNI / Territorial Sumatra Tengah pada tanggal [[7 November]] [[1949]] dan merangkap sebagai anggota Komisi Pelaksanaan Persetujuan Roem – Royen di Sumatra Barat.
 
Pada tanggal [[27 Desember]] [[1949]] (Hari Pengakuan Kedaulatan [[RIS]]), Aleng mengajukan permohonan berhenti dari dinas ketentaraan. Dengan penetapan Presiden Republik Indonesia Serikat ([[RIS]]) tanggal [[3 Maret]] [[1950]], ia diberhentikan dengan hormat sebagai Kepala Staf TNI Sumatra Tengah dengan pangkat Letnan Kolonel dan dikeluarkan dari Dinas Tentara sejak tanggal [[1 Februari]] [[1950]].
 
Pada tahun 1951, Aleng pernah diminta [[Bung Hatta]] secara pribadi untuk aktif kembali di militer namun ia menolaknya. Pada tahun 1957 Aleng menjadi penasehat pribadi [[Menteri]] [[Veteran]] [[RI]] [[Chaerul Saleh]] selama setahun. Di bulan Oktober di tahun yang sama melalui sebuah surat, Aleng diberi perintah khusus oleh [[Presiden]] [[Soekarno]] / Panglima Tertinggi RI untuk menyatukan negara pada umumnya dan TNI pada khususnya.<ref name=":1" />
 
[[Berkas:Surat_Perintah_kepada_Letkol_Abdul_Halim_untuk_aktif_kembali_menjadi_anggota_TNI_oleh_Presiden_Republik_Indonesia_Soekarno.jpg|pus|jmpl|596x596px|Surat Perintah kepada Letkol Abdul Halim untuk aktif kembali menjadi anggota TNI oleh Presiden Republik Indonesia Soekarno.<ref name=":0" />]]
 
 
Berikut adalah isi surat tersebut yang ber-kop suratkan Presiden Republik Indonesia:
Baris 78 ⟶ 52:
Kemudian pada saat meletusnya peristiwa [[PRRI]] tahun 1958, ia kembali dipanggil oleh Kepala Staf Angkatan Darat secara resmi, namun ia kembali menolaknya karena tidak adanya kecocokan dalam beberapa persyaratan yang diajukan, sehingga ia tidak jadi bertugas kembali dalam formasi TNI.<ref name=":1" />
 
=== Pasca Karir Militer ===
 
==== Karir Sebagai Pengusaha ====
 
= ''Setelah Karir Militernya'' =
 
 
*        '''Karir Sebagai Pengusaha'''
 
Setelah berhenti dari dinas ketentaraannya, Aleng bergerak di bidang perdagangan, ia juga mendirikan beberapa perusahaan diantara lainnya sebagai berikut:
 
Baris 90 ⟶ 60:
# PT. Indo Hinson Garment Factory ([[8 Agustus]] [[1978]], Garment), Aleng mendirikan perusahaan PT. Indo Hinson Garment Factory bersama dengan Hinson Company Ltd.-Hongkong sebuah perusahaan Joint Venture dalam rangka [[penanaman modal asing]] (PMA) dan menjabat sebagai Pemilik Perusahaan. Perusahaan ini bergerak dalam bidang garment dan berlokasi di dalam daerah Bonded Warehouse Indonesia di [[Tanjung Priok]].
# Firma Masupa (1980-1985, Export – Import [[Kopi]]), pada tahun 1980 – 1985 Firma Masupa aktif kembali dan bergerak di bidang eksport kopi dari [[Palembang]]. Aleng pernah menjadi Ketua [[Asosiasi]] Exportie Kopi Indonesia.
# Anggota Delegasi RI ([[23]] – [[24 Agustus]] [[1982]], Perundingan [[Tekstil]]) Ia juga menjadi Anggota Delegasi RI dalam perundingan tekstil dengan [[Amerika Serikat]].<br />
 
==== '''Karir Sebagai Sejarawan''' ====
 
* Penulis dan Penasehat Buku,
*        '''Karir Sebagai Sejarawan'''
-      Penulis dan Penasehat Buku,
 
Aleng menerbitkan sebuah buku berjudul “Sejarah Perjuangan Kemerdekaan RI di [[Minangkabau]]” jilid II bersama 6 orang rekan seperjuangan dalam wadah Badan Pemurnian Sejarah Indonesia Minangkabau (BPSIM). Ia juga menjadi penasehat team penyunting buku “Bunga Rampai Perjuangan dan Pengorbanan” Jilid I - Jilid V dan menjadi ketua team penyusun pada Jilid ke VI.
 
-     * Yayasan Pembela Tanah Air ([[30 Desember]] [[1986]]).
 
# Menjadi salah satu Pendiri Yayasan Pembela Tanah Air (YAPETA) SumatraSumatera Barat dan Anggota Pengurus Yayasan Pembela Tanah Air (YAPETA PUSAT).
# Berdasarkan Surat Keputusan Ketua Badan Pendiri Yapeta Bapak [[Umar Wirahadikusumah]] tertanggal [[1 Oktober]] [[1997]] sebagai Wakil Ketua II Badan Pengurus Umum / Harian Yapeta masa jabatan 1997 – 2002.
-      Nara Sumber Media (TV),
 
* Narasumber Media (televisi),
Pada tanggal [[29 Maret]] Aleng muncul dalam tayangan khusus bersama dengan [[Amir Machmud]], Subadio Sastrosastomo, Kolonel Saleh A.D. dari pusat sejarah [[ABRI]] selama 1 Jam di Televisi Republik Indonesia ([[TVRI]]). Pada tanggal [[25 Juli]] setiap hari, 10 hari berturut – turut selama 5 menit wajah Aleng muncul di Televisi Surya Citra Televisi ([[SCTV]]) dalam rangka [[HUT]] Negara ke-50. Pada tanggal 10 dan 17 Agustus Profil Aleng muncul selama 1/2 jam di TVRI sebagai Pejuang Kemerdekaan dalam rangka HUT Negara ke-52.
-      Pembimbing Mahasiswa Sejarah dan Aktif Menghadiri Seminar-Seminar.[[Berkas:Letnan_Kolonel_Abdul_Halim_bersama_dengan_Presiden_Soeharto_beserta_Mr.T.M.Hasan.jpg|pus|jmpl|524x524px]]
[[Berkas:Letnan_Kolonel_Abdul_Halim_bersama_dengan_Presiden_Soeharto_beserta_Mr.T.M.Hasan_2.jpg|pus|jmpl|526x526px|Letnan Kolonel Abdul Halim bersama dengan Presiden Soeharto beserta Mr.T.M.Hasan, bekas Wakil Ketua Pemerintah Darurat Republik Indonesia sewaktu diundang ke Istana Merdeka dalam rangka memperingati pemerintah darurat tersebut didirikan tepat 40 (5 windu) yang lalu. Letnan Kolonel Abdul Halim dalam hal ini adalah Ketua Panitianya. Disamping itu hadir juga ex Menteri Agama K.H.Masykur, ex Panglima Tentara Territorial Sumatra, ex Kepala Staf Angkatan Udara, masing-masing Jenderal Hidayat dan Komodore Udara Suyono.<ref name=":0" />]]
 
Pada tanggal [[29 Maret]] Aleng muncul dalam tayangan khusus bersama dengan [[Amir Machmud]], [[Subadio Sastrosatomo|Subadio Sastrosastomo]], Kolonel Saleh A.D. dari pusat sejarah [[ABRI]] selama 1 Jam di Televisi Republik Indonesia ([[TVRI]]). Pada tanggal [[25 Juli]] setiap hari, 10 hari berturut – turut selama 5 menit wajah Aleng muncul di Televisi Surya Citra Televisi ([[SCTV]]) dalam rangka [[HUT]] Negara ke-50. Pada tanggal 10 dan 17 Agustus Profil Aleng muncul selama 1/2 jam di TVRI sebagai Pejuang Kemerdekaan dalam rangka HUT Negara ke-52.
*        '''Karir Sebagai Anggota Pimpinan Pusat Legiun Veteran RI (PP [[LVRI]]) Tahun 1979 – 2000 (Meninggal Dunia)'''
 
* Pembimbing Mahasiswa Sejarah dan Aktif Menghadiri Seminar-Seminar.
 
==== '''Karir Sebagai Anggota Pimpinan Pusat Legiun Veteran RI (PP [[LVRI]]) Tahun 1979 – 2000 (Meninggal Dunia)''' ====
Di tahun 1979 pada tanggal [[27 Januari]] berdasarkan keputusan Presiden, ia diangkat sebagai anggota Pimpinan Pusat Legiun Veteran RI (PPLVRI) dan memegang jabatan sebagai Kepala Bagian Usaha-Usaha Swasta Bidang EKUIN.
 
Baris 116 ⟶ 86:
Selama menjadi Legiun Veteran RI (PP LVRI) Aleng pernah memegang jabatan sebagai berikut:
 
-        * Kepala Bagian Usaha-Usaha Swasta Bidang EKUIN (1979 – 1983)
* Kepala Bagian Kesra Umum (1984 – 1988)
* Kepala Bagian Administrasi Kesejahteraan (1988 – 1993)
* Kepala Bagian Sejarah Perjuangan (1993 – 1998)
* Kepala Bagian Sejarah Perjuangan (1998 – 2003 tidak selesai)
 
[[Abdul Halim (Aleng)]] meninggal dunia pada tanggal [[26 November]] [[2000]] dan dimakamkan di [[Taman Makam Pahlawan]], KaliBata, [[Jakarta Selatan]]. D.K.I. [[Jakarta]].
-         Kepala Bagian Kesra Umum (1984 – 1988)
 
== Kehidupan Pribadi ==
-         Kepala Bagian Administrasi Kesejahteraan (1988 – 1993)
Abdul Halim menikah dengan istrinya yaitu Eliza pada tanggal [[19 Januari]] [[1956]]. Pasangan ini dikaruniai empat orang anak, diantaranya Meilihanny, Juanita, Moh. Alwin dan Desi Arryani. Pasangan ini juga dikaruniai 5 orang cucu yaitu Haga Tara Sosrowardoyo, Annisa Indryani beserta suaminya M. Naufal Yugapradana, Rezky Dwimarsya, M. Alvinsyahman dan M. Aldrisyahwira.<ref name=":1" />
 
== Tanda Jasa ==
-         Kepala Bagian Sejarah Perjuangan (1993 – 1998)
 
-         Kepala Bagian Sejarah Perjuangan (1998 – 2003 tidak selesai)
 
[[Abdul Halim (Aleng)]] meninggal dunia pada tanggal [[26 November]] [[2000]] dan dimakamkan di [[Taman Makam Pahlawan]], Kali Bata, [[Jakarta Selatan]]. D.K.I. [[Jakarta]].
 
[[Berkas:Rapat_Badan_Paripurna_Pusat_LVRI_Ke_2,_VI_Tahun_1991._Jakarta,_21_–_22_Mei_1991_1.jpg|pus|jmpl|307x307px]]
[[Berkas:Rapat_Badan_Paripurna_Pusat_LVRI_Ke_2,_VI_Tahun_1991._Jakarta,_21_–_22_Mei_1991_2.jpg|pus|jmpl|386x386px]]
[[Berkas:Rapat_Badan_Paripurna_Pusat_LVRI_Ke_2,_VI_Tahun_1991._Jakarta,_21_–_22_Mei_1991_3.jpg|pus|jmpl|389x389px]]
[[Berkas:Rapat_Badan_Paripurna_Pusat_LVRI_Ke_2,_VI_Tahun_1991._Jakarta,_21_–_22_Mei_1991_4.jpg|pus|jmpl|448x448px|Rapat Badan Paripurna Pusat LVRI Ke 2 / VI Tahun 1991.  Jakarta, 21 – 22 Mei 1991.]]
 
= ''Tanda Jasa'' =
[[Abdul Halim (Aleng)]] tertanggal [[27 Juni]] [[1978]] disamping tercatat sebagai anggota Pepabri, ia juga diakui sebagai [[Veteran]] Pejuang Kemerdekaan R.I. dan memiliki tanda – tanda jasa sebagai berikut:<ref name=":1" />
 
1.#      Satya Lencana Perang Kemerdekaan ke-1.
# Satya Lencana Perang Kemerdekaan ke-2.
 
# Tanda Jasa Pahlawan ([[Bintang Gerilya]]).
2.      Satya Lencana Perang Kemerdekaan ke-2.
# [[Bintang Sewindu Angkatan Perang Republik Indonesia|Satya Lencana BKR cikal bakal TNI.]]
 
# Bintang Legiun Veteran R.I.
3.      Tanda Jasa Pahlawan (Bintang Gerilya).
# Tuah Sakato sebagai Jasawan Sumatera Barat.
 
4.      Satya Lencana BKR cikal bakal TNI.
 
5.      Bintang Legiun Veteran R.I.
 
6.      Tuah Sakato sebagai Jasawan Sumatra Barat.
 
== Referensi ==
[[Berkas:Penyerahan_tanda_jasa_“Tuah_Sakato”_sebagai_sejarawan_Sumatra_Barat_kepada_Letkol_TNI_Purnawirawan_Abdul_Halim_oleh_Gubernur_Sumatra_Barat_Hasan_Basri_Durin.jpg|pus|jmpl|293x293px|Penyerahan tanda jasa “Tuah Sakato” sebagai sejarawan Sumatra Barat kepada Letkol TNI Purnawirawan Abdul Halim oleh Gubernur Sumatra Barat Hasan Basri Durin.<ref name=":0" />]]
{{reflist}}
[[Berkas:Tugu_Perjuangan,_Sub_Komando_A_Terirorial_Sumatra_Barat_(Banteng),_Komandan_Letkol_Abdul_Halim.jpg|pus|jmpl|296x296px|Tugu Perjuangan, Sub Komando A Terirorial Sumatra Barat (Banteng), Komandan Letkol Abdul Halim/Kepala Staf TNI Sumatra Tengah/Barat. Lokasi Tugu berada di Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Sumatra Barat.<ref name=":0" />]]
 
[[Kategori:Tokoh TNI]]
= ''Referensi'' =
[[Kategori:Tokoh militer Indonesia]]
<references />
[[Kategori:Tokoh militer Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh Minangkabau]]
[[Kategori:Tokoh dari Banda Aceh]]
[[Kategori:Tokoh Angkatan 45]]
[[Kategori:Penerima Bintang Gerilya]]
[[Kategori:Penerima Bintang Sewindu APRI]]