Pola tidur bersih: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Fitur saranan gambar: 1 gambar ditambahkan. Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Disarankan: tambahkan gambar |
||
(9 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:Nubelson-fernandes.jpg|jmpl|Sleep Hygiene]]
'''Pola tidur bersih''' atau dalam [[Bahasa Inggris]] disebut ''Sleep
== Sejarah ==
Istilah pola tidur bersih atau ''sleep hygiene'' pertama kali diperkenalkan oleh [[Nathaniel Kietman|Nathaniel Kleitman]]. Psikolog [[Peter Hauri]] memperkenalkan konsep dalam tidur bersih ini dalam konteks pengobatan tidur modern melalui bukunya yang terbit tahun 1977.
== Metode ==
Meskipun banyak ahli berbeda pendapat mengenai strategi tidur sehat apa yang sebenarnya paling berpengaruh dalam kesehatan, namun dalam beberapa hal memiliki kesamaan, salah satunya yang dikembangkan oleh ''Division of Sleep Medicine at Harvard University'' mengatakan bahwa ada
=== Mengurangi kafein, alkohol, dan nikotin ===
Kafein dapat ditemukan dalam beberapa bahan minuman dan makanan seperti kopi, teh, coklat, maupun soda. Kandungan kafein dapat menunda waktu dalam tubuh, hal ini berdampak pada berkurangnya waktu tidur bahkan menurunkan tingkat kelelapan tidur yang dapat dinikmati.<ref>{{Cite journal|last=Burke|first=Tina M.|last2=Markwald|first2=Rachel R.|last3=McHill|first3=Andrew W.|last4=Chinoy|first4=Evan D.|last5=Snider|first5=Jesse A.|last6=Bessman|first6=Sara C.|last7=Jung|first7=Christopher M.|last8=O’Neill|first8=John S.|last9=Wright|first9=Kenneth P.|date=2015-09-16|title=Effects of caffeine on the human circadian clock in vivo and in vitro|url=http://stm.sciencemag.org/lookup/doi/10.1126/scitranslmed.aac5125|journal=Science Translational Medicine|language=en|volume=7|issue=305|pages=305ra146–305ra146|doi=10.1126/scitranslmed.aac5125|issn=1946-6234|pmc=PMC4657156|pmid=26378246}}{{Pranala mati|date=November 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
Hal tersebut juga berlaku pada zat [[nikotin]] yang biasa ditemui dalam produk [[rokok]], studi membuktikan bahwa konsumsi nikotin menjelang malam berhubungan sangat signifikan dengan insomnia dan meningkatkan risiko ''persistent insomnia'' lebih dari setahun.<ref>{{Cite journal|last=Jansson-Fröjmark|first=Markus|last2=Evander|first2=Jonas|last3=Alfonsson|first3=Sven|date=2019-02-01|title=Are sleep hygiene practices related to the incidence, persistence and remission of insomnia? Findings from a prospective community study|url=https://doi.org/10.1007/s10865-018-9949-0|journal=Journal of Behavioral Medicine|language=en|volume=42|issue=1|pages=128–138|doi=10.1007/s10865-018-9949-0|issn=1573-3521}}</ref>
Meskipun alkohol banyak diyakini dapat memicu kantuk dalam jangka pendek, namun konsumsi alkohol dalam jangka panjang dan jumlah yang banyak ternyata mampu meningkatkan risiko insomnia maupun tidur yang tak berkualitas,<ref>{{Cite journal|last=MD|first=Michael D. Stein|last2=Peter D. Friedmann MD|first2=MPH|date=2006-02-15|title=Disturbed Sleep and Its Relationship to Alcohol Use|url=https://doi.org/10.1300/J465v26n01_01|journal=Substance Abuse|volume=26|issue=1|pages=1–13|doi=10.1300/J465v26n01_01|issn=0889-7077}}</ref>
=== Ruang tidur yang nyaman ===
Kamar yang gelap, sejuk, dan sunyi dapat membantu terciptanya tidur berkualitas, hal tersebut dapat terbantu dengan penggunaan penutup telinga untuk mencegah kebisingan dari luar, menggunakan
Paparan cahaya telah diidentifikasi memiliki pengaruh negatif baik dalam tidur maupun kesehatan secara umum,<ref>{{Cite journal|last=Chepesiuk Ron|date=2009-01-01|title=Missing the Dark: Health Effects of Light Pollution|url=https://ehp.niehs.nih.gov/doi/10.1289/ehp.117-a20|journal=Environmental Health Perspectives|volume=117|issue=1|pages=A20–A27|doi=10.1289/ehp.117-a20|pmc=PMC2627884|pmid=19165374}}</ref>
=== Rutinitas pra-tidur yang menenangkan ===
Baris 20 ⟶ 24:
=== Tidur terjadwal ===
Waktu tidur yang disarankan bagi orang dewasa adalah 7-8 jam sehari, dan jumlah tidur kurang dari itu diasosiasikan dengan risiko pengurangan kesehatan fisik maupun mental
=== Olahraga teratur ===
Selain keempat hal tersebut, berolahraga di pagi hari, konsumsi air yang cukup, menghindari makan malam, menghindari tidur siang, membiarkan cahaya alam membangunkan, mengalihkan perhatian dari jam dalam kamar (tidak selalu memperhatikan jam untuk mengurangi kegelisahan), membiasakan diri bangun di jam yang sama setiap hari, dan menjadikan hal-hal tersebut sebagai kebiasaan akan dapat menciptakan pengalaman tidur bersih yang menyehatkan.▼
Telah sejak lama olahraga teratur disarankan bukan hanya untuk membentuk kebugaran tubuh namun juga penawar dari berbagai gangguan dan penyakit seperti [[kegemukan]],<ref>{{Cite journal|last=Casazza|first=Krista|last2=Fontaine|first2=Kevin R.|last3=Astrup|first3=Arne|last4=Birch|first4=Leann L.|last5=Brown|first5=Andrew W.|last6=Bohan Brown|first6=Michelle M.|last7=Durant|first7=Nefertiti|last8=Dutton|first8=Gareth|last9=Foster|first9=E. Michael|date=2013-01-31|title=Myths, Presumptions, and Facts about Obesity|url=http://www.nejm.org/doi/10.1056/NEJMsa1208051|journal=New England Journal of Medicine|language=en|volume=368|issue=5|pages=446–454|doi=10.1056/NEJMsa1208051|issn=0028-4793|pmc=PMC3606061|pmid=23363498}}</ref> [[diabetes melitus tipe 2]],<ref>{{Cite journal|last=Cappuccio|first=F. P.|last2=D'Elia|first2=L.|last3=Strazzullo|first3=P.|last4=Miller|first4=M. A.|date=2010-02-01|title=Quantity and Quality of Sleep and Incidence of Type 2 Diabetes: A systematic review and meta-analysis|url=http://care.diabetesjournals.org/cgi/doi/10.2337/dc09-1124|journal=Diabetes Care|language=en|volume=33|issue=2|pages=414–420|doi=10.2337/dc09-1124|issn=0149-5992}}</ref> [[penyakit kardiovaskular]], [[Depresi (psikologi)|depresi]],<ref>{{Cite journal|last=Rethorst|first=Chad D.|last2=Trivedi|first2=Madhukar H.|date=2013-05|title=Evidence-Based Recommendations for the Prescription of Exercise for Major Depressive Disorder:|url=http://insights.ovid.com/crossref?an=00131746-201305000-00004|journal=Journal of Psychiatric Practice|language=en|volume=19|issue=3|pages=204–212|doi=10.1097/01.pra.0000430504.16952.3e|issn=1538-1145}}</ref> maupun gangguan tidur [[insomnia]].<ref>{{Cite journal|last=Passos|first=Gs|last2=Poyares|first2=Dl|last3=Santana|first3=Mg|last4=Tufik|first4=S|last5=Mello|first5=Mt|date=2012-06-12|title=Is exercise an alternative treatment for chronic insomnia?|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3370319/?report=classic|journal=Clinics|volume=67|issue=6|pages=653–659|doi=10.6061/clinics/2012(06)17|pmc=PMC3370319|pmid=22760906}}</ref> Penyakit-penyakit tersebut (kegemukan, diabetes tipe 2, penyakit kardiovaskular, depresi, dan kecelakaan) yang menjadi isu di tengah kesehatan masyarakat juga salah satunya dipicu oleh tidur yang tak cukup (kurang dari 7-8 jam per hari) dan tak berkualitas. Padahal tidur cukup dan berkualitas serta diiringi dengan kegiatan fisik yang mencukupi sangat bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran, khususnya pada pasien yang mengalami gangguan tidur.<ref>{{Cite journal|last=Baron|first=Kelly Glazer|last2=Reid|first2=Kathryn J.|last3=Zee|first3=Phyllis C.|date=2013-08-15|title=Exercise to Improve Sleep in Insomnia: Exploration of the Bidirectional Effects|url=http://jcsm.aasm.org/ViewAbstract.aspx?pid=29078|journal=Journal of Clinical Sleep Medicine|language=en|volume=09|issue=08|pages=819–824|doi=10.5664/jcsm.2930|issn=1550-9389|pmc=PMC3716674|pmid=23946713|access-date=2019-12-14|archive-date=2019-12-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20191210193634/http://jcsm.aasm.org/viewabstract.aspx?pid=29078|dead-url=yes}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Mork|first=P. J.|last2=Vik|first2=K. L.|last3=Moe|first3=B.|last4=Lier|first4=R.|last5=Bardal|first5=E. M.|last6=Nilsen|first6=T. I. L.|date=2014-12-01|title=Sleep problems, exercise and obesity and risk of chronic musculoskeletal pain: The Norwegian HUNT study|url=https://academic.oup.com/eurpub/article-lookup/doi/10.1093/eurpub/ckt198|journal=The European Journal of Public Health|language=en|volume=24|issue=6|pages=924–929|doi=10.1093/eurpub/ckt198|issn=1101-1262}}</ref>
[[Organisasi Kesehatan Dunia]] / WHO menyarankan setiap orang dewasa (18-64 tahun) melakukan olahraga intensitas sedang selama 150 menit per minggu, atau olahraga dengan intensitas tinggi selama 75 menit.<ref>{{Cite web|url=https://www.who.int/dietphysicalactivity/factsheet_adults/en/|title=WHO {{!}} Physical Activity and Adults|website=WHO|access-date=2019-12-14}}</ref> Durasi olahraga tersebut tidak dilakukan secara non-stop namun dapat dibagi dalam beberapa hari, Asosiasi Dokter Jantung Amerika atau ''American Heart Association'' (AHA) menyarankan olahraga intensitas sedang sebaiknya dilakukan minimal selama 5 hari dalam seminggu, dan dalam sehari minimal 30 menit, sedangkan olahraga dengan intesitas tinggi sebaiknya dilakukan selama 3 hari dalam seminggu, dan dalam sehari minimal 25 menit.<ref>{{Cite web|url=https://www.heart.org/en/healthy-living/fitness/fitness-basics/aha-recs-for-physical-activity-in-adults|title=American Heart Association Recommendations for Physical Activity in Adults and Kids|website=www.heart.org|language=en|access-date=2019-12-14}}</ref>
▲Selain
== Referensi ==
<references />
[[Kategori:Psikologi]]
[[Kategori:Kesehatan]]
|