Pola tidur bersih: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 2 sources and tagging 1 as dead.) #IABot (v2.0.9.2
Debsify (bicara | kontrib)
Fitur saranan gambar: 1 gambar ditambahkan.
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Disarankan: tambahkan gambar
 
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Nubelson-fernandes.jpg|jmpl|Sleep Hygiene]]
'''Pola tidur bersih''' atau dalam [[Bahasa Inggris]] disebut ''Sleep Hygiene'' merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kebiasaan tidur yang baik dan menyehatkan, beberapa penelitian ilmiah telah dilakukan guna membangun atau mengembangkan beberapa langkah maupun strategi pola tidur bersih untuk mengatasi berbagai persoalan gangguan tidur seperti [[Insomnia]], [[Jet lag]], maupun perbedaan jadwal shift kerja.<ref name=":0">{{Cite web|url=http://healthysleep.med.harvard.edu/healthy/getting/overcoming/tips|title=Twelve Simple Tips to Improve Your Sleep {{!}} Healthy Sleep|website=healthysleep.med.harvard.edu|access-date=2019-12-10}}</ref>
 
== Sejarah ==
Baris 10 ⟶ 11:
Kafein dapat ditemukan dalam beberapa bahan minuman dan makanan seperti kopi, teh, coklat, maupun soda. Kandungan kafein dapat menunda waktu dalam tubuh, hal ini berdampak pada berkurangnya waktu tidur bahkan menurunkan tingkat kelelapan tidur yang dapat dinikmati.<ref>{{Cite journal|last=Burke|first=Tina M.|last2=Markwald|first2=Rachel R.|last3=McHill|first3=Andrew W.|last4=Chinoy|first4=Evan D.|last5=Snider|first5=Jesse A.|last6=Bessman|first6=Sara C.|last7=Jung|first7=Christopher M.|last8=O’Neill|first8=John S.|last9=Wright|first9=Kenneth P.|date=2015-09-16|title=Effects of caffeine on the human circadian clock in vivo and in vitro|url=http://stm.sciencemag.org/lookup/doi/10.1126/scitranslmed.aac5125|journal=Science Translational Medicine|language=en|volume=7|issue=305|pages=305ra146–305ra146|doi=10.1126/scitranslmed.aac5125|issn=1946-6234|pmc=PMC4657156|pmid=26378246}}{{Pranala mati|date=November 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> Efek konsumsi kafein bahkan dapat dirasakan meskipun telah dikonsumsi di siang atau menjelang sore hari, konsumsi kafein 6 jam sebelum waktu tidur dapat mengurangi waktu tidur sebanyak 1 jam.<ref>{{Cite journal|last=Drake|first=Christopher|last2=Roehrs|first2=Timothy|last3=Shambroom|first3=John|last4=Roth|first4=Thomas|date=2013-11-15|title=Caffeine Effects on Sleep Taken 0, 3, or 6 Hours before Going to Bed|url=http://jcsm.aasm.org/ViewAbstract.aspx?pid=29198|journal=Journal of Clinical Sleep Medicine|language=en|volume=09|issue=11|pages=1195–1200|doi=10.5664/jcsm.3170|issn=1550-9389|pmc=PMC3805807|pmid=24235903|access-date=2019-12-10|archive-date=2019-12-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20191212094326/http://jcsm.aasm.org/viewabstract.aspx?pid=29198|dead-url=yes}}</ref> Menghindari makanan atau minuman mengandung kafein 6 jam sebelum waktu tidur sangat disarankan untuk mendapat manfaat tidur bersih.
 
Hal tersebut juga berlaku pada zat [[nikotin]] yang biasa ditemui dalam produk [[rokok]], studi membuktikan bahwa konsumsi nikotin menjelang malam berhubungan sangat signifikan dengan insomnia dan meningkatkan risiko ''persistent insomnia'' lebih dari setahun.<ref>{{Cite journal|last=Jansson-Fröjmark|first=Markus|last2=Evander|first2=Jonas|last3=Alfonsson|first3=Sven|date=2019-02-01|title=Are sleep hygiene practices related to the incidence, persistence and remission of insomnia? Findings from a prospective community study|url=https://doi.org/10.1007/s10865-018-9949-0|journal=Journal of Behavioral Medicine|language=en|volume=42|issue=1|pages=128–138|doi=10.1007/s10865-018-9949-0|issn=1573-3521}}</ref>
 
Meskipun alkohol banyak diyakini dapat memicu kantuk dalam jangka pendek, namun konsumsi alkohol dalam jangka panjang dan jumlah yang banyak ternyata mampu meningkatkan risiko insomnia maupun tidur yang tak berkualitas,<ref>{{Cite journal|last=MD|first=Michael D. Stein|last2=Peter D. Friedmann MD|first2=MPH|date=2006-02-15|title=Disturbed Sleep and Its Relationship to Alcohol Use|url=https://doi.org/10.1300/J465v26n01_01|journal=Substance Abuse|volume=26|issue=1|pages=1–13|doi=10.1300/J465v26n01_01|issn=0889-7077}}</ref> sama dengan penggunaan zat nikotin, konsumsi alkohol akan mengakibatkan gangguan kurang tidur, dan akan meningkatkan risiko insomnia ketika konsumen berusaha mengurangi atau tak lagi mengonsumsinya.<ref>{{Cite journal|last=Brower|first=Kirk J|date=2003-01-01|title=Insomnia, alcoholism and relapse|url=http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1087079203900050|journal=Sleep Medicine Reviews|volume=7|issue=6|pages=523–539|doi=10.1016/S1087-0792(03)90005-0|issn=1087-0792}}</ref> Sangat disarankan untuk membatasi konsumsi alkohol satu sampai dua kali minum per hari, dan menghindari konsumsi dalam 3 jam sebelum tidur.