Dinasti Theodosianus: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Perubahan kosmetik tanda baca |
TheKrakenz (bicara | kontrib) Penambahan Media Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android App full source |
||
(2 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[File:Disco de Teodosio.jpg|thumb|Salinan Missorium Theodosius I]]
'''Dinasti Theodosianus''' adalah salah satu [[dinasti]] terpenting dalam sejarah [[Kekaisaran Romawi]] yang memerintah dari akhir abad ke-4 hingga abad ke-5 Masehi. Dinasti ini dinamai dari pendirinya, [[Theodosius I|Kaisar Theodosius I]], yang menjadi kaisar [[Kekaisaran Romawi Timur]] pada tahun 379 dan kemudian memerintah seluruh Kekaisaran Romawi dari tahun 392 hingga kematiannya pada tahun 395. Dinasti ini menandai masa peralihan penting dalam sejarah Romawi, termasuk pembagian permanen Kekaisaran Romawi menjadi bagian Barat dan Timur, serta semakin mendominasinya [[agama Kristen]] dalam kehidupan politik dan sosial kekaisaran.
==Latar
Pada akhir abad ke-4 Masehi, [[Kekaisaran Romawi]] tengah mengalami tekanan internal dan eksternal yang besar. Ancaman dari bangsa barbar di perbatasan, krisis ekonomi, dan perpecahan politik antara [[Kekaisaran Romawi Barat]] dan [[Kekaisaran Romawi Timur|Timur]] semakin memperburuk stabilitas kekaisaran. Dalam konteks ini, [[Theodosius I]] naik tahta dan memainkan peran penting dalam mengonsolidasikan kekuasaan serta memantapkan posisi [[Kekristenan]] sebagai agama resmi kekaisaran.
==Naiknya
[[Theodosius I]] dilahirkan sekitar tahun 347 di [[Spanyol]] dan berasal dari keluarga bangsawan militer. Ia diangkat menjadi [[Kaisar Romawi Timur]] oleh [[Gratianus|Kaisar Gratianus]] pada tahun 379 setelah kematian [[Valens|Kaisar Valens]] dalam [[Pertempuran Adrianopel]]. Theodosius segera menghadapi tugas yang menantang: menghadapi invasi [[Goth]] dan menstabilkan bagian timur kekaisaran. Ia berhasil mencapai perdamaian dengan Goth pada tahun 382, yang memungkinkan bangsa Goth menetap sebagai federasi dalam wilayah Romawi, sebuah langkah yang akan memiliki konsekuensi jangka panjang.
====Konsolidasi Kekuasaan====
Pada tahun 392, setelah kematian [[Valentinianus II|Kaisar Valentinianus II]] di Barat, Theodosius menjadi penguasa tunggal [[Kekaisaran Romawi]]. Ia adalah kaisar terakhir yang berhasil menyatukan kembali wilayah [[Kekaisaran Romawi Barat]] dan Timur di bawah satu kekuasaan. Salah satu kebijakan pentingnya adalah mempromosikan agama Kristen, dan pada tahun 380 ia mengeluarkan ''[[Edik Tesalonika]]'', yang menetapkan [[Kekristenan Nicea]] sebagai agama resmi negara. Theodosius juga menindak keras berbagai praktik [[paganisme]], mempercepat proses kristenisasi kekaisaran.
====Pembagian Kekaisaran====
Setelah kematiannya pada tahun 395, [[Kekaisaran Romawi]] dibagi menjadi dua secara permanen antara kedua putranya: [[Arcadius]], yang memerintah [[Kekaisaran Romawi Timur]], dan [[Honorius (kaisar)|Honorius]], yang memerintah [[Kekaisaran Romawi Barat]]. Pembagian ini dianggap sebagai momen penting dalam sejarah Romawi, karena dua bagian kekaisaran ini akan berkembang dengan jalur yang sangat berbeda.
==Penerus Dinasti Theodosianus==
====Arcadius dan Kekaisaran Romawi Timur====
[[Arcadius]] menjadi kaisar di Timur setelah kematian [[Theodosius I]]. Pemerintahannya ditandai oleh pengaruh besar dari pejabat istana dan penasihat-penasihat kuat, termasuk '''Eutropius''' dan [[Aelia Eudoxia]]. Arcadius sendiri digambarkan sebagai penguasa yang lemah, namun [[Kekaisaran Romawi Timur]] tetap relatif stabil di bawah pengawasannya, meskipun menghadapi ancaman dari Goth dan bangsa-bangsa lain di perbatasan.
====Honorius dan Kekaisaran Romawi Barat====
Di Barat, kekuasaan dipegang oleh [[Honorius (kaisar)|Honorius]], yang saat itu masih seorang anak kecil, dan pemerintahan kekaisaran sebenarnya dijalankan oleh seorang jenderal bernama '''Stilicho'''. Masa pemerintahan Honorius ditandai oleh invasi barbar yang terus-menerus dan semakin melemahnya kekaisaran Barat. Pada tahun 410, peristiwa besar terjadi ketika Roma dijarah oleh [[bangsa Visigoth]] di bawah pimpinan [[Alarik]], sebuah momen yang sering dianggap sebagai salah satu tanda keruntuhan [[Kekaisaran Romawi Barat]].
====Pulcheria dan Theodosius II====
Di [[Kekaisaran Romawi Timur]], setelah kematian [[Arcadius]] pada tahun 408, putranya [[Theodosius II]] naik tahta sebagai seorang anak kecil, dan pemerintahan efektif dipegang oleh saudara perempuannya, '''Aelia Pulcheria'''. Pemerintahan Theodosius II terkenal karena pengesahan [[Kodeks Theodosianus]], kumpulan undang-undang yang penting bagi sistem [[hukum Romawi]]. Theodosius II juga menghadapi ancaman militer dari [[Hun]] di bawah [[Attila]], meskipun berhasil mempertahankan stabilitas kekaisaran Timur.
==Akhir Dinasti Theodosianus==
Dinasti Theodosianus berakhir di bagian Barat dengan kematian [[Valentinianus III]] pada tahun 455, yang merupakan cicit dari [[Theodosius I]]. [[Kekaisaran Romawi Barat]] runtuh tidak lama setelah itu, dengan penobatan [[Romulus Augustulus]] sebagai kaisar terakhir pada tahun 476. Di Timur, dinasti ini berakhir dengan kematian [[Marcianus]] pada tahun 457, yang merupakan kaisar terakhir dari garis penerus dinasti Theodosianus.
==Garis Keturunan Dinasti Theodosianus==
Berikut ini adalah beberapa kaisar penting dari Dinasti Theodosianus:
# [[Theodosius I]] (379–395) – Kaisar yang menyatukan kembali Kekaisaran Romawi.
# [[Arcadius]] (395–408) – Kaisar Romawi Timur.
# [[Honorius (kaisar)|Honorius]] (395–423) – Kaisar Romawi Barat.
# [[Theodosius II]] (408–450) – Kaisar Romawi Timur, dikenal dengan Kodeks Theodosianus.
# [[Valentinianus III]] (425–455) – Kaisar Romawi Barat.
# [[Marcianus]] (450–457) – Kaisar Romawi Timur, pengganti Theodosius II.
== Referensi ==
{{reflist}}
* [[Roger C. Blockley]]: ''The dynasty of Theodosius.'' In: [[Averil Cameron]] u. a. (Hrsg.): ''[[The Cambridge Ancient History]].'' 2. Auflage. Bd. 13, Cambridge 1998, S. 111–137.
* Anja Busch: ''Die Frauen der theodosianischen Dynastie. Macht und Repräsentation kaiserlicher Frauen im 5. Jahrhundert.'' Steiner, Stuttgart 2015, ISBN 978-3-515-11044-0.
|