Kalimantan (provinsi): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib) |
Mommy Debby (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(42 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox former subdivision
|conventional_long_name =
|native_name =
|common_name = Indonesia
Baris 9:
|region = Asia Tenggara
|p1 = Kalimantan Barat (RIS)
|p2 = Dayak Besar
|p3 = Daerah Banjar
|p4 = Federasi Kalimantan Tenggara
|p5 = Kalimantan Timur (RIS)
|s1 = Kalimantan Barat
|s2 = Kalimantan Timur
|s3 =
|s4 = Kalimantan Tengah
|s5 = Kalimantan Utara
|image_flag =
|image_coat =
|image_map = IndonesiaBorneoProvince.png
|image_map_caption =
|government_type = [[Provinsi]]
|title_leader = Gubernur
|leader1 = [[Pangeran Muhammad Noor]]
|year_leader1 =
|leader2 =
|year_leader2 =
|leader3 = [[Mas Subarjo]]
|year_leader3 =
|leader4 = [[R.T.A. Milono|Raden Tumenggung Arya Milono]]
|year_leader4 =
|capital = [[Banjarmasin]]
|era = [[Perang Dingin]]
|event_start =
|date_start = 14 Agustus
Baris 39 ⟶ 41:
|year_end = 1957
}}
'''Provinsi Kalimantan'''<ref>
Wilayah Provinsi [Administratif] Kalimantan terbagi menjadi 3 [[Karesidenan]]:
Pada tahun [[1957]], Provinsi Kalimantan dimekarkan menjadi tiga provinsi yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Namun Provinsi Kalimantan Selatan (bekas Kalimantan Induk) masih merayakan kelahiran provinsi tersebut sebagai Hari Jadi Provinsi Kalimantan Selatan yang lahir terhitung sejak 14 Agustus 1950.▼
# Karesidenan Kalimantan Barat
# Karesidenan Kalimantan Selatan
# Karesidenan Kalimantan Timur
▲Pada tahun [[1957]], 3 Karesidenan di Provinsi Kalimantan dimekarkan menjadi tiga provinsi yaitu [[Kalimantan Barat]], [[Kalimantan Timur]] dan [[Kalimantan Selatan]]. Namun Provinsi Kalimantan Selatan (bekas Kalimantan Induk) masih merayakan kelahiran provinsi tersebut sebagai Hari Jadi Provinsi Kalimantan Selatan yang lahir terhitung sejak 14 Agustus 1950.
== Sejarah ==
=== Penguasaan Majapahit ===
Pada abad XIV wilayah Kalimantan ditaklukan [[Gajah Mada]]. Setiap negeri yang merupakan sebuah daerah aliran sungai pada masa itu dipimpin seorang yang bergelar [[Sakai]]. Majapahit menempatkan wakilnya [[Maharaja]] [[Suryanata]] (1365) yang menjadi raja [[Kerajaan Negara Dipa|Negara Dipa]] berkedudukan di [[Candi Agung]] ([[Amuntai]]). [[Kerajaan melayu Hindu]], pada masa itu yang terbesar adalah [[Tanjungpura]] (Kalimantan Barat), [[Tanjungnegara]] ([[Negara Dipa]], Kalimantan Selatan) dan [[Tanjung Kute]] (Kalimantan Timur). Ketiga kerajaan tersebut masih meninggalkan jejak-jejak sejarah seperti [[candi]] dan [[yupa]]. Pada masa perkembangan agama [[Islam]] beberapa Kerajaan [[Hindu]] berubah menjadi Kerajaan [[Islam]] yang berciri budaya [[Muslim Melayu]]. Sebelum munculnya agama Islam semua penduduk Kalimantan dikategorikan ber[[budaya Dayak]] yang terdiri dari orang [[Dayak]], [[Melayu Hindu]] dan [[Jawa Hindu]]. Kesultanan Banjar selaku wakil [[Kesultanan Demak]] di Kalimantan mewarisi beberapa wilayah bekas taklukan [[Majapahit]].
=== Penguasaan Banjar<ref>
Sejak abad ke-17, sebagian besar wilayah Kalimantan yaitu dari [[negeri Sambas]] sampai [[negeri Karasikan]] merupakan kerajaan bawahan dari [[Kesultanan Banjar]], tetapi pada akhirnya menyusut menjadi sebagian kecil saja dari wilayah Kalimantan Selatan saat ini karena [[perjanjian]] dengan pihak [[Belanda]].
Kesultanan Banjar membagi wilayah Kalimantan menjadi wilayah-wilayah [[Kota Raja]], [[Negara Agung]], [[Manca Negara]] dan [[Pasisiran]]. Kota [[Martapura, Banjar|Martapura]]
Dalam Tractaat 13 Agustus 1787 antara [[VOC]] dengan [[Kesultanan Banjar]] yang terdiri atas 36 pasal bahawa kedudukan Kesultanan Banjar sebagai kerajaan pinjaman lebih diperinci lagi, sehingga wilayah Kesultanan Banjar tidak sebesar wilayah sebelumnya. Dalam Tractaat itu dijelaskan bahwa Kesultanan Banjar melepaskan negeri-negeri Paser dengan daerah takluknya; [[Pulau Laut]] beserta sekalian yang berwujud pada dekatnya; [[Tabanio]] beserta dengan pesisirnya, gunung-gunung serta separo dari [[Tanah Dusun|Dusun]], [[Tatas]] (Banjarmasin) dan Dayak-dayaknya dengan [[Mendawai]], [[Sampit]], [[Pembuang]], [[Kotawaringin]]. [[Orang asing]] selain [[orang Eropa]] adalah orang yang bukan anak Banjar. [[Orang Cina]], [[Bugis]], [[Makassar]], [[Mandar]] dan [[Bali]] dalam perjanjian itu dikelompokkan sebagai orang asing dan mereka tunduk pada [[Hukum Kompeni Belanda]]. Dengan demikian kalau orang asing ini melakukan kejahatan, mereka dihukum berdasarkan hukum Kompeni Belanda, meskipun tindakan mereka itu di dalam negeri Kesultanan Banjar. Khusus untuk orang Cina yang telah melakukan perniagaan dengan berniaga dengan orang Banjar dan dalam negeri Kesultanan Banjar. Sedangkan bangsa asing lainnya harus mendapat persetujuan dari [[Kompeni]] Belanda terlebih dahulu.
Dalam [[Perjanjian Karang Intan]] pada masa pemerintahan [[Pangeran Nata Dilaga]] ([[Susuhunan Nata Alam]]) (1808-1825), Kesultanan Banjar menyerahkan beberapa wilayah taklukannya kepada [[Hindia Belanda]] diantaranya wilayah [[Kesultanan Berau|Berau]], [[Kesultanan Kutai|Kutai]], [[Kesultanan Pasir|Paser]], [[Kerajaan Pagatan|Pagatan]] dan [[Kesultanan Kotawaringin|Kotawaringin]].<ref>{{nl}} {{cite book|pages=9|url=http://books.google.co.id/books?id=zTwsAAAAYAAJ&dq=aroeng%20van%20pagattan&pg=PA9#v=onepage&q=aroeng%20van%20pagattan&f=false|title=De bandjermasinsche krijg van 1859-1863: met portretten, platen en een terreinkaart|volume=1|first=Willem Adriaan|last=van Rees|publisher=D. A. Thieme|year=1865}}</ref><ref>{{en}} (1846){{cite book|pages=506|url=http://books.google.com/books?id=3ZRCAAAAYAAJ&dq=Banjirmassin&hl=id&pg=PA506#v=onepage&q=Banjirmassin&f=false|title=The Chinese repository|volume=15|editor=Elijah Coleman Bridgman, Samuel Wells Williams}}</ref>
Daerah lainnya yang diserahkan [[Sultan Banten]] kepada Belanda adalah [[Kerajaan Landak|Landak]] dan [[Kerajaan Sukadana|Sukadana]] (sebagian besar Kalbar). Wilayah inti Kesultanan Banjar saja yang belum jatuh dalam gengaman Belanda sampai tahun [[1860]]. Selanjutnya pada abad ke-19, Belanda mengakui berdirinya kerajaan-kerajaan (daerah distrik) yang langsung diperintah kepala [[bumiputera]] yang tunduk di bawah kekuasaan Belanda ([[Indirect Bestuur]]).
Baris 59 ⟶ 66:
=== Penguasaan Hindia Belanda ===
* Residen dan Gubernur
Berikut adalah daftar nama-nama residen dan gubernur yang berkedudukan di [[pulau Tatas|Tatas]]/Banjarmasin:<ref>{{Cite web |url=http://eprints.lib.ui.ac.id/12976/1/82338-T6811-Politik%20dan-TOC.pdf |title=Salinan arsip |access-date=2011-07-05 |archive-date=2012-01-18 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120118065114/http://eprints.lib.ui.ac.id/12976/1/82338-T6811-Politik%20dan-TOC.pdf |dead-url=yes }}</ref><ref name="Almanak 22">{{nl}} {{cite book|pages=83|url= http://books.google.co.id/books?id=7FVVAAAAcAAJ&dq=Pangerang%20%D0%92%D0%B0%D1%88%D0%B5%20Anom%20Mangkoe%20Boemie%20Kentjana&hl=id&pg=PA83#v=onepage&q=Pangerang%20%D0%92%D0%B0%D1%88%D0%B5%20Anom%20Mangkoe%20Boemie%20Kentjana&f=false|title=Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar|first=Landsdrukkerij (Batavia)|last=Landsdrukkerij (Batavia)|publisher=Lands Drukkery|year=1849|volume=22}}</ref>
# [[Jan van Suchtelen]] (1747-1752), [[residen Belanda]] di [[Banjarmasin]]
# [[Bernard te Lintelo]] (1752-1757), [[residen Belanda di Banjarmasin]]
# [[R. Ringholm]] (1757-1764), residen Belanda di Banjarmasin
# [[L.W. de Lile]] (1760-1764), residen Belanda di Banjarmasin
# [[Willem Adriaan Palm]] (1764-1777), residen Belanda di Banjarmasin
# [[Piter Waalbek]] (1777-1784), residen Belanda di Banjarmasin
# [[Barend van der Worm]] (1784-1787), [[residen Belanda
# [[Alexander Hare]] (1811), [[komisioner residen Inggris di Banjarmasin]]
# [[C. L. Hartmann]] (1832). [[Resident ter Zuid en Oostkust Borneo]] ([[BANJERMASSING]]).
|pages= 68
|url= https://books.google.co.id/books?id=5VJVAAAAcAAJ&pg=PA68&dq=C.+L.+Hartmann+.+Resident+ter+Zuid+en+Oostkust+Borneo.&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjb8NDklp3gAhXOeX0KHUVUBLQQ6AEIKzAA#v=onepage&q=C.%20L.%20Hartmann%20.%20Resident%20ter%20Zuid%20en%20Oostkust%20Borneo.&f=false
|title= [[Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar]]
|author= [[Landsdrukkerij]] ([[Batavia]])
|location= Batavia
|publisher= Lands Drukkery
|year=1832
|volume=8}}</ref>
#
|pages=67
|url= http://books.google.co.id/books?id=31RVAAAAcAAJ&dq=Adam%20Alwasjik%20Billah%20%2C%20%D0%B3%D0%B0%D1%88%D0%B5%D0%BD%D0%B8%D1%8F%E2%80%98%3A%20ze%20Marmpocm.&hl=id&pg=PA67#v=onepage&q=Adam%20Alwasjik%20Billah%20,%20%D0%B3%D0%B0%D1%88%D0%B5%D0%BD%D0%B8%D1%8F%E2%80%98:%20ze%20Marmpocm.&f=false
Baris 96 ⟶ 103:
* [[Dependensi Borneo|GOUVERNEMENT VAN BORNEo EN ONDERHOORIGHEDEN]]
# [[J. G. A. Gallois]] ([[Jacobus Gerardus Arnoldus Gallois]]), [[waarnemend resident]].<ref name="Almanak 21"/>
# [[I.N. Nieuwen Huyzen]] (1860), residen Belanda di Banjarmasin
# [[Gustave Verspyck|G. M. Verspijck]] (1861), residen Belanda di Banjarmasin.<ref name="Almanak 34">{{nl}} {{cite book|pages=133|url=https://books.google.co.id/books?id=elRVAAAAcAAJ&vq=G.%20M.%20Verspijck&dq=K%C3%ADai%20Radhen%20Mas%20Wiero%20Yocdo&hl=id&pg=PA131#v=snippet&q=G.%20M.%20Verspijck&f=false|title=Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar|first=Landsdrukkerij (Batavia)|last=Landsdrukkerij (Batavia)|publisher=Lands Drukkery|year=1861|volume=34}}</ref>
Baris 107 ⟶ 115:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Groepsportret tijdens een officiële gebeurtenis Bandjermasin TMnr 60051432.jpg|jmpl|ka|250px|Pegawai Kantor Gubernur Borneo di Banjarmasin]]
== Suku Bangsa ==
<center>
{| class="wikitable"
|--
|+ '''Komposisi Sukubangsa Pribumi di Borneo tahun 1930<br>( Volkstelling 1930 , Deel 5 Borneo en Celebes )
|--
! Suku Bangsa
! 1930
! Prosentase
|--
|Total
|align=right |2,017,100
|align=right |100%
|--
|Dayak
|align=right |651,400
|align=right | %
|--
|Banjar
|align=right |813,000
|align=right | %
|--
|Jawa
|align=right |69,300
|align=right | %
|--
|Sumatra
|align=right |313,500
|align=right | %
|--
|Celebes, etc
|align=right |109,800
|align=right | %
|--
|Lainnya
|align=right |60,200
|align=right | %
|}
</center>
== Kegubernuran Borneo ==
Sejak tahun 1938, wilayah Kalimantan yang dikuasai oleh [[Hindia Belanda]] ditetapkan sebagai Kegubernuran Borneo. Pemerintahan administratif Kegubernuran Borneo dipimpin oleh seorang [[gubernur]] dengan ibu kota di [[Banjarmasin]].<ref>{{Cite book|last=Achmad, Y., dkk.|date=1981|url=https://repositori.kemdikbud.go.id/13021/1/SEJARAH%20PERLAWANAN%20TERHADAP%20IMPERIALISME%20DAN%20KOLONIALISME%20DI%20KALBAR.pdf|title=Sejarah Perlawanan terhadap Imperialisme dan Kolonialisme di Kalimantan Barat|location=Jakarta|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nasional|editor-last=Kutoyo, S., dan Kartadarmadja, M. S.|pages=74-75|url-status=live}}</ref> [[Dr.]] [[A. Haga]] menjadi Gubernur Borneo sejak tahun 1938 hingga 1942. Wakil Borneo-Belanda (Kalimantan) di Volksrad sebelum tahun 1935 ialah [[Pangeran Muhammad Ali]]. Ia kemudian digantikan anaknya yaitu [[Pangeran Muhammad Noor]] ([[1935]]-[[1939]]). Kemudian diganti lagi oleh [[Tadjuddin Noor]] ([[1939]]-[[1945]]).
=== Penguasaan Jepang ===
[[Berkas:1943 World War II Japanese Aeronautical Map of Borneo - Geographicus - Borneo12-wwii-1943.jpg|jmpl|ka|Peta [[pendudukan Borneo Britania oleh Jepang|pendudukan Borneo]] pada 1943 oleh Jepang pada [[Perang Dunia II]] dengan label ditulis dalam [[karakter Jepang]].]]Pada tanggal 18 Maret 1942, [[Pangeran Musa Ardi Kesuma]] diberi kekuasaan sebagai [[Ridzie]] oleh pasukan Jepang. Kekuasaan ini meliputi pemerintahan sipil untuk wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.<ref>{{Cite book|last=Saleh|first=M. idwar|date=1982|url=https://repositori.kemdikbud.go.id/23334/1/BANJARMASIN.pdf|title=Banjarmasih: Sejarah Singkat mengenai Bangkit dan Berkembangnya Kota Banjarmasin serta Wilayah Sekitarnya sampai dengan Tahun 1950|location=Jakarta|publisher=Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|pages=58|url-status=live|lay-url=https://repositori.kemdikbud.go.id/23334/}}</ref>
=== Penguasaan NICA dan Masa Republik Indonesia Serikat ===
Setelah mengambil alih Kalimantan dari tangan [[Jepang]], [[NICA]] mendesak [[kaum Federal]] Kalimantan untuk segera mendirikan [[Negara Kalimantan]] menyusul [[Negara Indonesia Timur]] yang telah berdiri. Maka dibentuklah [[Dewan Kalimantan Barat]] tanggal [[28 Oktober]] 1946, yang menjadi [[Daerah Istimewa Kalimantan Barat]] pada tanggal [[27 Mei]] 1947; dengan [[Kepala Daerah]], [[Sultan]] [[Hamid II]] dari [[Kesultanan Pontianak]] dengan pangkat [[Mayor Jenderal]]. Wilayahnya terdiri atas 13 kerajaan sebagai [[swapraja]].
[[Dewan Dayak Besar]] dibentuk tanggal [[7 Desember]] 1946, dan selanjutnya tanggal [[8 Januari]] 1947 dibentuk [[Dewan Pagatan]], [[Dewan Pulau Laut]] dan [[Dewan Cantung Sampanahan]] yang bergabung menjadi [[Federasi Kalimantan Tenggara]]. Kemudian tanggal [[18 Februari]] 1947 dibentuk [[Dewan Pasir]] dan [[Federasi Kalimantan Timur]], yang akhirnya pada tanggal [[26 Agustus]] 1947 bergabung menjadi [[Dewan Kalimantan Timur]]. Selanjutnya [[Daerah Kalimantan Timur]] menjadi [[Daerah Istimewa Kalimantan Timur]] dengan Kepala Daerah, [[Aji]] [[Sultan Parikesit]] dari [[Kesultanan Kutai]] dengan pangkat [[Kolonel]]. [[Daerah Banjar]] yang sudah terjepit daerah federal akhirnya dibentuk [[Dewan Banjar]] tanggal [[14 Januari]] 1948.<ref name="Sejarah Daerah Kalimantan Selatan">{{cite book
| pages= 118
| url= https://books.google.co.id/books?id=vwB8CgAAQBAJ&pg=PA109&lpg=PA109&dq=aidan+sinaga&source=bl&ots=jL50xgTq2v&sig=ACfU3U1dgoCPKSZnEiGI2XSH4Tz2iwBgFQ&hl=jv&sa=X&ved=2ahUKEwi71-HW98XpAhX27HMBHSCQCzAQ6AEwDnoECAoQAQ&fbclid=IwAR2GO1b8qYEVqcb8HfGRYwDi73b_AA8VVvbPN1yxe0tQp2NjB2v6Pkgw-0A#v=onepage&q=aidan%20sinaga&f=false
| title= Sejarah Daerah Kalimantan Selatan
| author= Direktorat Jenderal Kebudayaan
| contribution= Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah
| publisher= Direktorat Jenderal Kebudayaan
| year=1997
| volume=
}}</ref>
[[Gubernur]] Borneo (dinamakan Kalimantan tahun 1950) dalam pemerintahan Pemerintah RI di Yogyakarta, yaitu [[Pangeran Muhammad Noor]], mengirim [[Cilik Riwut]] dan [[Hasan Basry]] dalam misi perjuangan mempertahankan kemerdekaan untuk menghadapi kekuatan NICA. Pada tanggal [[17 Mei]] 1949, Letkol [[Hasan Basry]] selaku [[Gubernur Tentara ALRI Wilayah IV Pertahanan Kalimantan]] memproklamirkan sebuah [[Proklamasi Kalimantan]] yang isinya bahwa "Daerah Kalimantan Selatan" (daerah-daerah di luar Daerah Istimewa Kalimantan Barat dan Daerah Istimewa Kalimantan Timur) tetap sebagai bagian tak terpisahkan dari Negara [[Republik Indonesia]] yang telah diproklamasikan tanggal [[17 Agustus]] 1945. Pemerintah Gubernur Militer ini merupakan upaya tandingan terhadap terbentuknya [[Dewan Banjar]] yang didirikan Belanda.
Pada masa [[Republik Indonesia Serikat]], Kalimantan menjadi beberapa daerah yaitu
# [[Daerah Istimewa Kalimantan Barat]]
# [[Daerah Istimewa Kalimantan Timur]]
# [[Daerah Dayak Besar]]
# [[Daerah Banjar]]
# [[Federasi Kalimantan Tenggara]]
Baris 134 ⟶ 188:
<onlyinclude>
Mulai dari 1945-1957 gubernur mengepalai provinsi [[Kalimantan]]
{{
Pembentukan kembali provinsi Kalimantan tanggal [[14 Agustus]] 1950 sesudah bubarnya [[RIS]], diperingati sebagai Hari Jadi Provinsi Kalimantan Selatan (dahulu bernama provinsi Kalimantan, salah satu provinsi pertama).
|