Kalimantan (provinsi): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
Mommy Debby (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 41:
|year_end = 1957
}}
'''Provinsi Kalimantan'''<ref>{{Cite web |url=http://www.indonesianhistory.info/map/provinces50.html |title=Peta Republic of Indonesia provinces, 1950-55 |access-date=2011-07-23 |archive-date=2012-05-29 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120529065152/http://www.indonesianhistory.info/map/provinces50.html |dead-url=yes }}</ref> adalah nama salah satu provinsi di Indonesia pada masa dahulu yang dibentuk pada [[14 Agustus]] [[1950]] yang beribu kota di Banjarmasin, dengan gubernur pertama dr. [[Moerdjani]] (m. 1950-1953) dan sebagai Kepala Daerah Provinsi adalah [[Mas Subarjo]] (m. 1950-1953). Dalam tahun 1945 wilayah provinsi ini disebut [['''Provinsi Borneo]]'''.<ref>{{Cite web |url=http://www.indonesianhistory.info/map/provinces1945.html |title=Peta Republic of Indonesia provinces, 1945-1950 |access-date=2011-07-23 |archive-date=2011-12-11 |archive-url=https://web.archive.org/web/20111211064622/http://www.indonesianhistory.info/map/provinces1945.html |dead-url=yes }}</ref>
 
Wilayah Provinsi [Administratif] Kalimantan terbagi menjadi 3 [[Karesidenan]]:
Baris 48:
# Karesidenan Kalimantan Timur
 
Pada tahun [[1957]], 3 Karesidenan di Provinsi Kalimantan dimekarkan menjadi tiga provinsi yaitu [[Kalimantan Barat]], [[Kalimantan Timur]] dan [[Kalimantan Selatan]]. Namun Provinsi Kalimantan Selatan (bekas Kalimantan Induk) masih merayakan kelahiran provinsi tersebut sebagai Hari Jadi Provinsi Kalimantan Selatan yang lahir terhitung sejak 14 Agustus 1950.
 
== Sejarah ==
Baris 56:
=== Penguasaan Banjar<ref>{{Cite web |url=http://www.indonesianhistory.info/map/borneoc15-16.html |title=Borneo in the 15th and 16th centuries |access-date=2011-07-05 |archive-date=2013-09-05 |archive-url=https://www.webcitation.org/6JPdFxFZ8?url=http://www.indonesianhistory.info/map/borneoc15-16.html |dead-url=yes }}</ref><ref>{{Cite web |url=http://www.indonesianhistory.info/map/borneo1750.html |title=Borneo, ca 1750 (abad ke-18) |access-date=2011-07-05 |archive-date=2012-06-10 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120610210302/http://www.indonesianhistory.info/map/borneo1750.html |dead-url=yes }}</ref> ===
Sejak abad ke-17, sebagian besar wilayah Kalimantan yaitu dari [[negeri Sambas]] sampai [[negeri Karasikan]] merupakan kerajaan bawahan dari [[Kesultanan Banjar]], tetapi pada akhirnya menyusut menjadi sebagian kecil saja dari wilayah Kalimantan Selatan saat ini karena [[perjanjian]] dengan pihak [[Belanda]].
Kesultanan Banjar membagi wilayah Kalimantan menjadi wilayah-wilayah [[Kota Raja]], [[Negara Agung]], [[Manca Negara]] dan [[Pasisiran]]. Kota [[Martapura, Banjar|Martapura]] ibu kota Kesultanan Banjar sebagai ring pertama merupakan wilayah Kota Raja. Ring kedua daerah luar kota Martapura ([[Daerah Banjar]]) adalah wilayah Negara Agung (daerah inti kerajaan Banjar). Ring ketiga di luar daerah Banjar disebut daerah Manca Negara yaitu kawasan barat sampai daerah Kotawaringin dan di timur sampai daerah Paser. Ring terluar yaitu wilayah di sebelah barat [[Kotawaringin]] sampai ke [[negeri Sambas]] disebut Pasisir Barat, sedangkan Pasisir Timur adalah kawasan di sebelah utara [[negeri Paser]] sampai [[negeri Karasikan]]/[[Banjar]] Kulan]]/[[Maimbung, Sulu]].
 
Dalam Tractaat 13 Agustus 1787 antara [[VOC]] dengan [[Kesultanan Banjar]] yang terdiri atas 36 pasal bahawa kedudukan Kesultanan Banjar sebagai kerajaan pinjaman lebih diperinci lagi, sehingga wilayah Kesultanan Banjar tidak sebesar wilayah sebelumnya. Dalam Tractaat itu dijelaskan bahwa Kesultanan Banjar melepaskan negeri-negeri Paser dengan daerah takluknya; [[Pulau Laut]] beserta sekalian yang berwujud pada dekatnya; [[Tabanio]] beserta dengan pesisirnya, gunung-gunung serta separo dari [[Tanah Dusun|Dusun]], [[Tatas]] (Banjarmasin) dan Dayak-dayaknya dengan [[Mendawai]], [[Sampit]], [[Pembuang]], [[Kotawaringin]]. [[Orang asing]] selain [[orang Eropa]] adalah orang yang bukan anak Banjar. [[Orang Cina]], [[Bugis]], [[Makassar]], [[Mandar]] dan [[Bali]] dalam perjanjian itu dikelompokkan sebagai orang asing dan mereka tunduk pada [[Hukum Kompeni Belanda]]. Dengan demikian kalau orang asing ini melakukan kejahatan, mereka dihukum berdasarkan hukum Kompeni Belanda, meskipun tindakan mereka itu di dalam negeri Kesultanan Banjar. Khusus untuk orang Cina yang telah melakukan perniagaan dengan berniaga dengan orang Banjar dan dalam negeri Kesultanan Banjar. Sedangkan bangsa asing lainnya harus mendapat persetujuan dari [[Kompeni]] Belanda terlebih dahulu.