Bahasa Rejang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
|||
(43 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox Bahasa
| name=Rejang
|pronunciation = {{IPA|/χəd͡ʒɑːŋ/}}
| nativename=
{{plainlist|
Baris 8 ⟶ 9:
| states=* {{flag|Indonesia}}
----
| region =
'''Tanah Rejang (Taneak Jang)'''
* {{flag|Sumatra Selatan}}▼
* {{flag|Bengkulu}}
** {{Kab singkat|Bengkulu Tengah}}
** {{Kab singkat|Kepahiang}}
** {{Kab singkat|Lebong}}
** {{Kab singkat|Bengkulu Utara}}
** {{Kab singkat|Rejang Lebong}}
** {{Kab singkat|Musi Rawas Utara}}
| ethnicity= [[Suku Rejang|Rejang]]<ref>Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1991. Pengobatan Tradisional Pada Masyarakat Pedesaan Daerah Bengkulu. Hlm. 10</ref>
| speakers = tidak diketahui secara pasti
Baris 19 ⟶ 28:
|ref =<ref>{{Cite web |url=http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/artikel/1285 |title=Kontribusi Kosakata Bahasa Daerah dalam Bahasa Indonesia |access-date=2017-01-12 |archive-date=2012-10-27 |archive-url=https://web.archive.org/web/20121027101358/http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/artikel/1285 |dead-url=yes }}</ref><ref>[BPS. 2010. Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama, dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia. Hasil Sensus Penduduk 2010. Hlm. 37]</ref>
| familycolor=Austronesian
| fam2= <!-- Parameter ini telah usang -->
| ancestor = Proto Rejang
| ancestor2 = Pra-Rejang
| ancestor3 = Rejang Purba<ref>McGinn, Richard. 2009. Out-of-Borneo subgrouping hypothesis for Rejang:
| dia1=Lebong<ref name="Rej">{{Cite book |last=MacGinn |first=Richard |url=http://sealang.com/archives/nusa/pdf/nusa-v14.pdf |title=Outline of Rejang Syntax |date=1982 |publisher=Universitas Atma Jaya |series=NUSA 14 |location=Jakarta}}</ref>
|
|
| dia4=Pesisir
| dia5=Rawas<ref>McGinn, Richard. 2007. Asal Bahasa Rejang</ref>
| minority = {{flag|Indonesia}}
* {{flag|Bengkulu}}
* {{flag|Sumatera Selatan}}
| agency = [[File:Logo of Ministry of Education and Culture of Republic of Indonesia.svg|17px]] Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan
* Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu
| iso3=rej
| lingua=31-MFI-a <ref>Le Répertoire de la linguasphère / The Linguasphere Register{{cite web |url= http://www.linguasphere.info/jr/pdf/index/LS_index_r-s.pdf |title=Linguasphere Index (Language and Communities) |accessdate=2018-11-12 |deadurl=no|df= }}</ref>
Baris 46 ⟶ 53:
| lingname3 = Musi
| linglist4 = rej-keb
| lingname4 =
| linglist5 = rej-pas
| lingname5 = Pasisir
Baris 52 ⟶ 59:
| lingname6 = Rawas
|notice=IPA
|mapcode=Rejang
}}
{{Contains special characters|Rejang}}
'''Bahasa Rejang''' ([[aksara Rejang]]: {{Script|Rejang|ꤸꥇꤾꥇ ꤽꥍꤺꥏ}}, {{trans}} {{lang|rej|''Miling Rêjang''}}; {{Script|Rejang|ꤸꥇꤾꥇ ꥁꥍꤺꥏ}}, {{trans}} {{lang|rej|''Miling Hêjang''}}; [[ejaan lama]]: ''Miling Redjang''; ''Miling Hedjang'') adalah sebuah bahasa yang dituturkan oleh [[suku Rejang]] yang mendiami wilayah bagian barat daya [[Sumatra|Pulau Sumatra]], tepatnya di wilayah pegunungan [[Pegunungan Bukit Barisan|Bukit Barisan]] (secara lokal dikenal sebagai ''Têbo Bêderet'') hingga ke dataran rendah [[sungai Rawas]] di sebelah timur dan daerah pesisir di [[Kabupaten Bengkulu Tengah|Bengkulu Tengah]] dan [[Kabupaten Bengkulu Utara|Bengkulu Utara]] di sebelah barat.
Bahasa non-Melayik ini terbagi ke dalam lima dialek: Lebong
| last = Marsden
| first = William
Baris 66 ⟶ 75:
| isbn = }}</ref>
Bahasa Rejang adalah satu dari sembilan bahasa pribumi Bengkulu selain bahasa [[Bahasa Enggano|Enggano]], [[Bahasa Kaur|Kaur]], [[Bahasa Col|Lembak]], [[Bahasa Melayu Bengkulu|Melayu Bengkulu]], [[Bahasa Mukomuko|Mukomuko]], [[Bahasa Nasal|Nasal]], [[Bahasa Pekal|Pekal]], dan [[Bahasa Serawai|Serawai]]. Bahasa ini merupakan bahasa asli bagi di lima dari sepuluh kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu.<ref>{{cite web |url=https://fib.ugm.ac.id/2018/07/vitalitas-bahasa-rejang-melacak-daya-hidup-bahasa-kuno-bengkulu-oleh-mahasiswa-ugm.html |title=Vitalitas Bahasa Rejang: Melacak Daya Hidup Bahasa Kuno Bengkulu oleh Mahasiswa UGM|accessdate=2018-11-04}}</ref><ref>{{cite web |url=https://fib.ugm.ac.id/2018/09/tim-satu-satunya-pkm-penelitian-sosiohumaniora-ugm-berhasil-mengantongi-2-emas-di-pimnas-2018.html|title=Tim Satu-Satunya PKM Penelitian Sosiohumaniora UGM Berhasil Mengantongi 2 Emas di PIMNAS 2018|accessdate=2018-11-04}}</ref>
== Jumlah penutur ==
Tidak ada data yang pasti mengenai jumlah suku Rejang atau penutur bahasanya. Menurut naskah karangan M. Hoesin, [[Daftar Gubernur
| last =
| first = Tim Penyusun
Baris 90 ⟶ 99:
| jfm = }}</ref>
Prof. McGinn (1982) yang meneliti mengenai bahasa Rejang dan mengadakan observasi lapangan di wilayah mukim suku Rejang memprediksi bahwa pada tahun 1982, penutur bahasa Rejang mencapai 200.000 jiwa. Ada pula Ethnologue dan Tryon (1995) memprediksi bahwa suku Rejang berjumlah lebih dari satu juta jiwa dan tergolong sebagai suku besar di Sumatra selain Minangkabau, Aceh, Toba, Dairi, dan Lampung.<ref name="Adelaar">{{cite book
| last = Alexander Adelaar
| first = K.
Baris 113 ⟶ 122:
| zbl = }}</ref> Prediksi ini diragukan keakuratannya. Ethnologue memprediksi setidaknya ada sekitar 350.000 penutur bahasa Rejang pada tahun 2000.<ref>{{cite web |url=https://www.ethnologue.com/language/rej.html|title=Rejang|accessdate=2019-01-03}}</ref> Beberapa sumber lain memperkirakan bahwa populasi Rejang saat ini mencapai lebih kurang 500.000 (setengah juta) jiwa.
Terbaru berdasarkan data tahun 2010, populasi Rejang berjumlah 20,6% dari total populasi Provinsi Bengkulu yang berjumlah 1.715.518 jiwa, atau sekitar 353.340 jiwa. Hal ini menjadikan suku Rejang sebagai suku terbesar kedua setelah suku Jawa (22,6%).<ref>{{cite web|url=https://www.radarbengkuluonline.com/2020/09/10/bps-jawa-rejang-serawai-tertinggi/|title=BPS: Jawa, Rejang, Serawai Tertinggi|last=|first=|website=Radar Bengkulu Online|publisher=|accessdate=4 Desember 2020|archive-date=2021-11-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20211116053309/https://www.radarbengkuluonline.com/2020/09/10/bps-jawa-rejang-serawai-tertinggi/|dead-url=yes}}</ref> Meskipun demikian, angka atau persentase ini tidak dapat diterima mentah-mentah bahwa dari seluruh penduduk Bengkulu ada 20,6% penutur bahasa Rejang. Hal ini dikarenakan terjadi pergeseran penggunaan bahasa dalam keluarga Rejang kontemporer, yakni orang tua tidak lagi mengajarkan dan menggunakan bahasa daerahnya, melainkan menggunakan bahasa Melayu. Fenomena alih bahasa ini menyebabkan banyak generasi muda Rejang tak lagi menuturkan bahasa orang tua mereka, yang apabila dibiarkan dapat menjerumuskan bahasa ini keambang kepunahan.<ref>{{Cite news
== Penamaan ==
Dalam bahasa Rejang bahasa ini disebut sebagai ''baso Jang'' (dialek Lebong, Musi, serta Pasisir) atau ''baso Hêjang'' (dialek Kebanagung). Istilah ''Baso Hêjang'' (ꤷꤼꥋ
<ref>Maneechukate, Siriporn . 2014.{{cite web |url= https://media.neliti.com/media/publications/179911-ID-kata-serapan-bahasa-sanskerta-dalam-baha.pdf |title=Kata Serapan Bahasa Sanskerta dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Thai Sebagai Bahan Pengajaran |accessdate=2018-11-09 |deadurl=no|df= }}</ref> Sementara kata ''Jang'' dan ''Hêjang'' bermakna 'Rejang', dengan makna asal yang belum diketahui. Dalam KBBI daring terdapat beberapa definisi atau makna dari kata "rejang". Salah satu di antaranya bermakna ''gerakan yang cepat (tentang lompat, lari)''.<ref>KBBI Daring{{cite web |url= https://kbbi.web.id/rejang-3 |title=rejang-3 |accessdate=2018-11-13 |deadurl=no|df= }}</ref> Apabila dikaitkan dengan pendapat Richard McGinn mengenai asal-usul bahasa Rejang, "rejang" sebagai ''gerakan yang cepat'' kemungkinan menggambarkan proses migrasi nenek moyang Rejang dari daerah sekitar [[Sungai Rajang]], Sarawak. Namun, hal ini hanya sebatas spekulasi saja.
Baris 133 ⟶ 142:
Bahasa Rejang adalah salah satu bahasa dalam [[Rumpun bahasa Austronesia]] dari rumpun yang lebih kecil yaitu Melayu-Polinesia yang beranggotakan ribuan bahasa, oleh karenanya berbagi kesamaan dalam pengucapan, tata kalimat, dan kosakata dengan bahasa-bahasa Austronesia lainnya. Bahasa Rejang tidak berkerabat secara jelas dengan [[Rumpun bahasa Melayu-Polinesia|bahasa-bahasa Melayu-Polinesia]] lainnya di Sumatra. Menurut Ethnologue, bahasa ini merupakan isolat di dalam rumpun Melayu-Polinesia.<ref>Ethnologue{{cite web |url= https://www.ethnologue.com/subgroups/malayo-polynesian |title=Malayo-Polynesian |accessdate=2018-11-12 |deadurl=no|df= }}</ref> Sementara itu MultiTree menganggapnya sebagai bahasa yang belum diklasifikasikan.<ref>MultiTree: A Digital Library of Language Relationships{{cite web |url= http://multitree.org/codes/unmp |title=Unclassified Malayo-Polynesian |accessdate=2018-11-12 |deadurl=no|df= }}</ref> Selain Rejang, bahasa lain dalam keluarga Melayu-Polinesia yang belum diklasifikasikan menurut Ethnologue meliputi Katabaga, Gorap, dan Hukumina.
Dalam makalahnya tahun 2009, McGinn dari [[Universitas Ohio]] mengklasifikasikan bahasa ini ke dalam kelompok [[Bahasa Bidayuh|Bidayuh]] dari keluarga bahasa Dayak Darat yang dituturkan di [[Kalimantan Barat]] dan [[Sarawak]], [[Malaysia]]. Bahasa Bukar-Sadong diduga merupakan kerabat terdekat bahasa Rejang.<ref>McGinn, Richard (2009) "Out-of-Borneo subgrouping hypothesis for Rejangese".{{cite web |url=http://www.ohio.edu/people/mcginn/Out_of_Borneo_Hypothesis.pdf |title=Archived copy |accessdate=2018-11-04 |deadurl=yes |archiveurl=https://web.archive.org/web/20140102191035/http://www.ohio.edu/people/mcginn/Out_of_Borneo_Hypothesis.pdf |archivedate=2014-01-02 |df= }} dalam Adelaar & Pawley, eds, ''Austronesian historical linguistics and culture history''</ref> Ada kemungkinan bahwa bahasa Rejang bekerabat dengan bahasa yang baru saja ditemukan di wilayah [[Kabupaten Kaur|Kaur]], Bengkulu, yakni [[
Berikut adalah perbandingan kosakata numeral bahasa Rejang dengan bahasa-bahasa Austronesia lain yang dituturkan di wilayah sekitarnya:
Baris 150 ⟶ 159:
! 10
|-
! [[Bahasa Proto-Austronesia|
| align=center | *isa
| align=center | *
| align=center | *telu
| align=center | *
| align=center | *lima
| align=center | *enem
Baris 198 ⟶ 207:
| align=center | sepuluh
|-
! [[Bahasa Melayu Bengkulu|Melayu Bengkulu]]
| align=center | satu
| align=center | duo
| align=center | tigo
| align=center | empek/empat
| align=center | limo
| align=center | nam/enem
| align=center | tuju
| align=center | (de)lapan
Baris 210 ⟶ 219:
| align=center | sepulu
|-
! [[Bahasa
| align=center | satu
| align=center | dua
Baris 218 ⟶ 227:
| align=center | enam
| align=center | tujuh
| align=center |
| align=center | sembilan
| align=center | sepuluh
|-
! [[Bahasa Minangkabau|Minangkabau]]
| align=center | ciek/sikok
| align=center | duo
| align=center | tigo
Baris 259 ⟶ 268:
===Persebaran===
Berdasarkan data resmi rilisan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa yang dikelola oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, bahasa Rejang dituturkan di:<ref name="Rej"
#[[Kabupaten Bengkulu Tengah]]
##Desa Kelindang
Baris 310 ⟶ 319:
# dialek '''Kepahiang''' yang dituturkan di wilayah Tebat Karai, Muara Kemumu, Seberang Musi, Bermani Ilir, dan [[Kabupaten Kepahiang|Kepahiang]];
# dialek '''Musi (''Musai'')''' yang dituturkan di sepanjang hulu aliran [[Sungai Musi]] di [[Kabupaten Rejang Lebong]] dan sebagian Kepahiang;
#
Semua dialek terkecuali dialek Pasisir dikategorikan sebagai dialek Rejang Pegunungan.<ref>{{Cite book|title=Sintaksis Bahasa Rejang Dialek Pesisir|last=Afriazi, dkk.|first=Rudi|author2=|publisher=Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan|year=1994|isbn=979-459-495-4|page=3|authorlink=}}</ref>
Baris 345 ⟶ 354:
|--
|'''Dialek Rawas'''
| ''
|}
Baris 506 ⟶ 515:
| êi<br /> mat''êi''|| êi<br /> mat''êi''|| ie<br /> mat''ie''|| êe<br /> mat''êe''|| mati
|-
| êi<br /> kund''êi''|| êi<br /> kund''êi''||
|-
| êu<br /> pis''êu''|| êu<br /> pis''êu''|| uo<br /> pis''uo''|| êa<br /> pis''êa''|| pisau
Baris 1.136 ⟶ 1.145:
== Kosakata ==
=== Pengaruh bahasa lain ===
Dalam perjalanan sejarahnya, bahasa Rejang tak lepas dari pengaruh bahasa lain. Pengaruh tersebut masuk ke dalam bahasa Rejang terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh yang masuk secara langsung umumnya berasal dari bahasa-bahasa di sekitar wilayah penutur bahasa Rejang itu sendiri, yakni dari [[
Selain pengaruh dari bermacam rantai dialek Melayu di sekitar wilayah tuturnya, dewasa ini bahasa Rejang terpapar pengaruh bahasa-bahasa lai terutama bahasa Inggris. Pengaruh ini masuk dan menginfiltrasi bahasa Rejang melalui penyerapan kosakata bahasa Indonesia.
==== Kata serapan dari bahasa-bahasa Melayu ====
Baris 1.160 ⟶ 1.169:
|style="background-color: #d6e1ec"|dua
|-
|style="background-color: #d1dfdf"|''
|style="background-color: #d6e1ec"|tiga
|-
Baris 1.166 ⟶ 1.175:
|style="background-color: #d6e1ec"|empat
|-
|style="background-color: #d1dfdf"|''
|style="background-color: #d6e1ec"|lima
|-
|style="background-color: #d1dfdf"|''
|style="background-color: #d6e1ec"|enam
|-
|style="background-color: #d1dfdf"|''
|style="background-color: #d6e1ec"|tujuh
|-
|style="background-color: #d1dfdf"|
|style="background-color: #d6e1ec"|delapan
|-
|style="background-color: #d1dfdf"|
|style="background-color: #d6e1ec"|sembilan
|-
|style="background-color: #d1dfdf"|
|style="background-color: #d6e1ec"|sepuluh
|-
Baris 1.196 ⟶ 1.202:
|-
|}
====Pronomina====
=====Pronomina penanya=====
Baris 1.206 ⟶ 1.213:
|-
|style="background-color: #d1dfdf"|
*''jano''ê
*''gen''
|style="background-color: #d6e1ec"|apa
|-
|style="background-color: #d1dfdf"|''
|style="background-color: #d6e1ec"|mana
|-
|style="background-color: #d1dfdf"|''
|style="background-color: #d6e1ec"|kapan
|-
|style="background-color: #d1dfdf"|
*'' |style="background-color: #d6e1ec"|bagaimana
|-▼
|-
|}
Baris 1.228 ⟶ 1.240:
! style="background-color: #f1efef" | Terjemahan
|-
|style="background-color: #d1dfdf"|''
|style="background-color: #d6e1ec"|ini
|-
Baris 1.234 ⟶ 1.246:
|style="background-color: #d6e1ec"|itu
|-
|style="background-color: #d1dfdf"|''pio''
▲*''miyo''
|style="background-color: #d6e1ec"|sini
|-
|style="background-color: #d1dfdf"|''
|style="background-color: #d6e1ec"|sana
|-
Baris 1.250 ⟶ 1.260:
|-
|style="background-color: #d1dfdf"|''uku''
|style="background-color: #d6e1ec"|saya, aku
▲|-
▲|style="background-color: #d1dfdf"|''akau''
▲|style="background-color: #d6e1ec"|aku
|-
|style="background-color: #d1dfdf"|''ko''
|style="background-color: #d6e1ec"|
|-
|style="background-color: #d1dfdf"|''kumu''
|style="background-color: #d6e1ec"|
|-
|style="background-color: #d1dfdf"|''si''
Baris 1.274 ⟶ 1.281:
|-
|style="background-color: #d1dfdf"|
* ''
* ''
|style="background-color: #d6e1ec"|
* mereka itu (jauh dari pembicara)
* mereka ini (dekat dengan pembicara)
|-
|}
Baris 1.286 ⟶ 1.293:
Masyarakat Rejang tidak memiliki riwayat budaya menulis yang panjang. Meskipun ada beberapa tulisan [[aksara Kaganga|aksara Rikung]] dalam bahasa Rejang, bahasa utama yang dipakai dalam menulis adalah bahasa Melayu, yang sejak lama dipandang sebagai bahasa resmi, penghubung komunikasi antarbangsa, dan lebih prestisius. Absennya tradisi menulis yang kuat membuat bahasa Rejang hingga kini masih dianggap sebagai bahasa percakapan saja. Upaya menulis karya seperti buku masih jarang dilakukan. Satu-satunya pengecualian adalah [[Ireak Ca'o]], buku mengenai adat dan tata cara perkawinan yang ditulis oleh [[Kadirman]], yang merupakan satu-satunya buku berbahasa Rejang. Buku tersebut menggunakan [[alfabet Latin]], yang penggunaannya secara aklamasi dan sadar telah diadopsi oleh orang Rejang pada masa Indonesia merdeka. Alfabet yang sama juga dipakai oleh para peneliti seperti Jaspan, McGinn, Voorhoeve, maupun W. Aichele yang mendedikasikan waktu mereka bagi studi mengenai bahasa Rejang.
=== Aksara
{{Main|Aksara Rejang}}
[[Berkas:Rejang alphabet.jpg|jmpl|pus|upright=2.5|Sembilan belas huruf dalam Aksara
Masyarakat daerah pedalaman Sumatra Bagian Selatan sejak lama telah mengenal tulisan. Tulisan mereka secara komunal dikenal sebagai Surat Ulu atau [[Aksara Kaganga|Kaganga]].<ref>{{cite web|title=Surat Ulu, Sekerabat Aksara di Sumatra Bagian Selatan|accessdate=2018-11-05|url=http://www.wacana.co/2010/02/surat-ulu-aksara-kaganga-aksara-rencong-aksara-kerinci-dan-aksara-lampung/}}</ref><ref>{{cite web|title=Surat Ulu: Jejak Tradisi Tulis Lokal|accessdate=2018-11-05|url=http://www.himapes.com/2017/06/surat-ulu-jejak-tradisi-tulis-lokal.html}}</ref> Salah satu varian aksara tersebut adalah aksara
Keberadaannya di Tanah Rejang diperkirakan sudah ada sejak abad ke-12 Masehi, jauh sebelum kedatangan Islam ke kawasan tersebut pada abad ke-18 Masehi. Rikung mulanya ditulis secara tradisional pada bahan-bahan alam terutama bambu dan tanduk kerbau. Dokumen tertua yang selamat (dari kerusakan) dan menggunakan ditulis dalam aksara Rikung berasal dari abad ke-18 Masehi dan umumnya berbahasa Melayu, bahasa yang dipandang sebagai bahasa tinggi kala itu.
Baris 1.683 ⟶ 1.690:
Berikut ini merupakan contoh teks [[Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia]] (Pasal 1) dalam bahasa Rejang beserta terjemahannya sebagai pembanding:
{|class="wikitable" style="font-size: 95%"
| style="background-color: #f1efef"; rowspan=
! width="150"; height="75"; align=center | {{nobold|
|style="background-color: #
|-
! width="150"; height="75"; align=center | {{nobold|
|style="background-color: #d1efef"; width="500"; align=right|''Kêtê tun laher mêrdiko,
|-
! width="150"; height="75"; align=center | {{nobold|Kepahiang}}
|style="background-color: #d1ffff"; width="500"; align=right|''Kêhtê tun laher mêrdiko,
|-
|style="background-color: #f1efef"; colspan=2; align=center | '''Terjemahan'''
Baris 1.708 ⟶ 1.712:
== Referensi ==
{{reflist}}
== Pranala luar ==
|