Masjid Jami Tuhfaturroghibin: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menambah informasi |
|||
(26 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox religious building
| infobox_width = 250px
|image=Masjid Jami Tuhfaturroghibin.jpg
|caption=
|building_name=Masjid Jami Tuhfaturroghibin
|location= [[Kota Banjarmasin|Banjarmasin]]
|province= {{flag|Kalimantan Selatan}}
| country = {{flag|Indonesia}}
|geo=
| religious_affiliation = [[Islam]] – [[Sunni]]
|website=
|architect=
|architecture_type=Masjid
|architecture_style=Timur Tengah dan Banjar
|year_completed=
|construction_cost=
|capacity=
|dome_quantity=2
|dome_height_outer=
|dome_dia_outer=
|minaret_quantity=3
|minaret_height=
|materials=Ulin
}}
'''Masjid Jami' Tuhfaturroghibin''' atau lebih populer dengan nama '''Masjid Kanas''' adalah sebuah masjid bersejarah yang berlokasi di kawasan [[Alalak Tengah, Banjarmasin Utara, Banjarmasin|Alalak Tengah]], [[Banjarmasin]], [[Kalimantan Selatan]]. Masjid menjadi khas karena terdapat hiasan buah nenas. Lantaran berarsitektur Timur Tengah campur Banjar, sekilas masjid ini mirip [[Masjid Jami' Banjarmasin|Masjid Jami Sungai Jingah]]. Masjid ini menjadi simbol kebanggaan warga [[Alalak]], warga yang dikenal asli [[Suku Banjar|Banjar]].
Baris 9 ⟶ 31:
Awalnya, masjid ini tidak berlokasi di Alalak Tengah. Dulu, sebelum dibangun, Masjid Kanas sempat didirikan di Desa [[Tatah Masjid, Alalak, Barito Kuala]].
Dari sinilah nama Masjid Kanas diabadikan. Karena jumlah jamaah terus bertambah dan akses menuju kampung dianggap sulit, akhirnya seluruh tokoh dan masyarakat [[Alalak]], kala itu, menyekapati memindahkan masjid dari desa [[Tatah Masjid, Alalak, Barito Kuala|Tatah Masjid]] ke [[Alalak Tengah, Banjarmasin Utara, Banjarmasin|Alalak Tengah]]. Awalnya, lokasi masjid baru itu merupakan areal pemakaman di tepian Sungai Alalak.Bahkan, ketika itu lokasinya dipenuhi rumputan liar dan tumbuhan perdu, serta beberapa pohon mangrove berupa rambai.
Lokasi yang dipilih tepat di berada pertigaan arus sungai, arah [[Marabahan]], [[Kapuas]] dan [[Sungai Kuin|Muara Kuin]] (Barito). Di atas eks kuburan muslim dan waqaf, '''Masjid Kanas''' dibangun gotong royong. "Saat itu, laki-laki dan perempuan turun semua," ujar Abdul Malik Marwan, seorang ulama dan tokoh masyarakat Alalak<ref>[http://www.radarbanjar.com/berita/index.asp?Berita=Utama&id=28439
Diceritakan, saat pemancangan tiang utama masjid inilah yang membikin decak kagum warga [[Alalak]]. Pasalnya, kayu ulin yang begitu besar dan panjang bisa didirikan hanya dengan dua bilah bambu. Teknologi yang digunakan masih sederhana.
Baris 17 ⟶ 39:
Untuk mendapatkan kayu ulin, panitia mencarinya di hutan pedalaman Kalimantan dan diangkut sampan. Karena letak masjid berada di daratan, maka untuk memudahkan pengangkutan, warga membuat sungai kerokan, sebagai landasan mengangkut kayu besar itu.
Alhasil, di ''Saka Dengen'' (sebutan warga untuk anak sungai) perbatasan RT 14 dan 15, Kelurahan [[Alalak Tengah, Banjarmasin Utara, Banjarmasin|Alalak Tengah]], dibuat [[terusan]] menuju masjid. Dengan sungai kecil itu, kayu ulinnya bisa diangkat ke darat dan langsung didirikan
Saat pendirian kayu ulin, hampir semalam suntuk H. Marwan melakukan "tawaf", berkeliling masjid. Dengan ritual khusus, dan dibantu alat ''takal'' dan bambu, ulin sebagai soko guru pun bisa didirikan tegak. Dan proses pembangunan masjid pun dimulai.
Baris 23 ⟶ 45:
Awalnya, masjid ini tidak berkubah bulat. Bentuknya limas lancip. Setelah ada perubahan desain, akhirnya bentuk Masjid Kanas diidentikkan [[Masjid Jami' Banjarmasin|Masjid Jami Sungai Jingah]].
Pada pemanfaatan pertamanya berlangsung sederhana. Lantai masjid diambil dari pasir di [[Pulau Kembang]] yang dipadatkan dan diberi tikar lampit rumbia.
Bila ditilik dari sejarahnya peletakan Buah ''Kanas'' di puncak Masjid (songkol) belum ada. Pada masa itu dipuncaknya dipasang Bintang Bulan. Namun karena suatu hal (ditiup angin kencang), songkol masjid tersebut patah dan jatuh. Sehingga sebagai gantinya dipasanglah Tajau Belanga sumbangan dari H. Jumain yang dipasang terbalik. Setelah itu, ternyata dinilai tidak artistik, sehingga akhirnya disepakati dibuat daun Nenas yang terbuat dari seng tebal dan dipasang menyerupai daun Nanas (Buah Kanas)<ref name="Masjid Kanas">[http://ahmadjumirin.blogspot.com/2008/08/profil-masjid-kanas-jami.html Profil Masjid ''Kanas'' Tuhfaturroghibin]</ref>.▼
Dari sinilah nama Masjid Kanas diabadikan. Dipilihnya nama buah [[Nanas]] pun tidak lepas dari jasa para pendiri dan masyarakat setempat kala itu. Karena songkol dengan simbol Buah Kanas memiliki filosofis yang mendalam, yaitu agar orang yang masuk ke masjid ini hatinya bisa bersih, sebersih nenas menyapu karat. ''Kanas'' diambil dari bahasa Arab , artinya “pembersih”.▼
Di masa pendudukan Jepang, Masjid Kanas konon termasuk tertua keempat, setelah [[Masjid Sultan Suriansyah]], [[Masjid Al Karomah]] Martapura dan [[Masjid Jami' Banjarmasin|Masjid Jami Sei Jingah]]<ref name="Masjid Kanas"></ref>.▼
Sejak berdiri, Masjid Kanas sudah berganti 11 ''kaum'' (penjaga masjid) dan badan pengelola. Di saat masjid dikelola K.H. Jahri Simin dan Abdul Malik Marwan, rehabilitas dan renovasi terus digenjot. Dan, atas bantuan pengusaha Alalak yang sukses di Surabaya, bahan material bangunannya tak pernah putus.
Baris 36 ⟶ 53:
Masjid Kanas terbilang unik. Kubahnya dibuat bulat dan terlihat berundak-undak. Tiang utama terbuat dari kayu ulin berdiameter 40 x 40 meter.
▲Bila ditilik dari sejarahnya peletakan Buah ''[[Kanas]]'' di puncak Masjid (songkol) belum ada. Pada masa itu dipuncaknya dipasang Bintang Bulan. Namun karena suatu hal (ditiup angin kencang), songkol masjid tersebut patah dan jatuh. Sehingga sebagai gantinya dipasanglah Tajau Belanga sumbangan dari H. Jumain yang dipasang terbalik. Setelah itu, ternyata dinilai tidak artistik, sehingga akhirnya disepakati dibuat daun Nenas yang terbuat dari seng tebal dan dipasang menyerupai daun Nanas (Buah Kanas).<ref name="Masjid Kanas">[http://ahmadjumirin.blogspot.com/2008/08/profil-masjid-kanas-jami.html Profil Masjid ''Kanas'' Tuhfaturroghibin]</ref>
▲Dari sinilah nama Masjid Kanas diabadikan. Dipilihnya nama buah [[Nanas]] pun tidak lepas dari jasa para pendiri dan masyarakat setempat kala itu. Karena songkol dengan simbol Buah Kanas memiliki filosofis yang mendalam, yaitu agar orang yang masuk ke masjid ini hatinya bisa bersih, sebersih nenas menyapu karat. ''Kanas'' diambil dari bahasa Arab
▲
Pada awalnya, kubah masjid tidak berbentuk bundaran. Bentuknya limas lancip (tahun [[1934]]). Setelah diadakan perubahan desain pada tahun [[1972]], akhirnya bentuk Masjid Kanas diidentikkan dengan Masjid Jami Sungai Jingah. Hal tersebut dilakuan (perubahan terakhir) pada tahun [[1980]] hingga sekarang.
Masjid ini telah beberapa kali mengalami perbaikan dan rehabilitasi. Termasuk lokasi yang semula di tepi pantai kemudian diundur agak ke belakang hingga ke lokasi sekarang. Demikian pula pengurus masjid, telah beberapa kali mengalami pergantian. Nama "Tuhfaturroghibin" pun sebagai nama resmi masjid ini diambil dari judul sebuah buku karangan ulama besar Syekh [[Muhammad
Pada saat itu, kemudian dilakukan pemilihan kepengurusan yang baru. Akhirnya atas kesepakatan telah dipilih dan ditetapkan Al Muqarram KH. Muhammad Jahri Simin sebagai Ketua Umum hingga sekarang. Atas usaha keras
== Nyaris terbakar ==
Sebuah [[kebakaran]] melanda pemukiman penduduk di kawasan [[Alalak Tengah, Banjarmasin Utara, Banjarmasin|Alalak Tengah]] yang berdekatan dengan '''Masjid Kanas''' pada tanggal [[4 Oktober]] [[2007]] yang menghanguskan puluhan rumah penduduk dan nyaris menghanguskan Masjid Kanas. Untungnya Masjid Kanas hanya mengalami kerusakan yang cukup ringan.<ref>[http://www.kapanlagi.com/h/0000193801.html
== Referensi ==
{{reflist}}
{{Masjid di Indonesia}}
{{DEFAULTSORT:Jami Tuhfaturroghibin}}
[[Kategori:
|