Teuku Nyak Arif: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(34 revisi perantara oleh 22 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox officeholder
{{Kotak info Gubernur
|name = Teuku Nyak Arif
|lived =
|image = Tnarief.jpg
|image_size =
|image_upright =
|caption = Teuku Nyak Arief
|office = Gubernur Aceh{{!}}Residen Aceh
|order = ke-1
|term_start = 3 Oktober 1945
|predecessor = ''Tidak ada; jabatan baru''
|term_end = 1946
|successor = Teuku Daud Syah<br>(sebagai Gubernur Aceh)
|predecessor = ''TidakJabatan ada; jabatan baru''dibentuk
|successor = Teuku Daud Syah<br> {{small|(sebagaiSebagai Gubernur Aceh Darussalam)}}
|nickname = Max
|office2 = Kepala Sagi Mukim XXVII
|term_start2 = 1911
|term_end2 = 1946
|predecessor2 = [[Teuku Nyak Banta]]
|successor2 =
|office3 = Anggota Dewan Rakyat Aceh
|term_start3 = 1927
Baris 25 ⟶ 26:
|birth_date = {{birth date|1899|7|17}}
|death_date = {{death date and age|1946|5|4|1899|7|17}}
|birth_place = {{flag icon|Netherlands}} [[Ulee Lheue, Meuraksa, Banda Aceh|Ulèë Lheue]], [[Banda Aceh]], [[HindiaKesultanan Aceh BelandaDarussalam]]
|death_place = {{flag icon|Indonesia}} [[Takengon]], [[Aceh Tengah]], [[Indonesia]]
|alma_mater = [[OSVIA]], [[Serang]], [[Banten]]
|spouse = Cut Nyak Jauhari<ref>{{cite web |title=Teuku Nyak Arif dari Studiefond hingga Voetbal Bond |url=http://www.acehforum.or.id/showthread.php/20618-Teuku-Nyak-Arif-Dari-Studiefond-Hingga-Voetbal-Bond |access-date=2011-11-27 |archive-date=2011-10-18 |archive-url=https://web.archive.org/web/20111018025827/http://www.acehforum.or.id/showthread.php/20618-Teuku-Nyak-Arif-Dari-Studiefond-Hingga-Voetbal-Bond |dead-url=yes }}</ref>
|lived children = 3
|children = Ir Teuku Ubit Azhari <br /> Prof H Teuku Syamsul Bahri SH <br /> Cut Arifah Nasri
|religion = [[Islam]]
}}
 
'''Teuku Nyak Arif''' ({{lahirmati||17|07|1899||4|05|1946}}) adalah [[Pahlawan Nasional]] Indonesia. Iayang jugapernah merupakanmenjabat sebagai Residen/[[Gubernur Nanggröe Aceh Darussalam|gubernurResiden Aceh]] yang pertama periode [[1945]]–[[1946]]1945–1946. Pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, saat [[Volksraad]] (parlemen) dibentuk, Teuku Nyak Arif terpilih sebagai wakil pertama dari [[Aceh]].<ref>{{cite web|title=Teuku Nyak Arif|url=http://acehpedia.org/Teuku_Nyak_Arif|access-date=2011-11-26|archive-date=2012-07-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20120705081952/http://acehpedia.org/Teuku_Nyak_Arif|dead-url=yes}}</ref>
|title=Teuku Nyak Arif
|url=http://acehpedia.org/Teuku_Nyak_Arif}}</ref>
 
== Kehidupan Awalawal ==
'''Teuku Nyak Arief''' dilahirkan di [[Ulee Lheue, Meuraksa, Banda Aceh|Ulèë Lheue]], [[Kutaraja]] (sekarang [[Banda Aceh]]) pada tanggal [[17 Juli]] [[1899]]. Ayahnya adalah seorang [[Ulèë Balang]] bernama [[Teuku|Teuku Nyak Banta]], ibunya bernama [[Cut|Cut Nyak Rayeuk]]. Kedudukan Teuku Nyak Banta adalah
sebagai '''[[Mukim (Aceh)|Panglima Sagi 26 Mukim]]''' wilayah [[Aceh Besar]]. Teuku Nyak Arief merupakan anak yang ke 3 dari 5 bersaudara, adapun saudara kandung Teuku Nyak Arief adalah sebagai berikut:
ibunya bernama [[Cut|Cut Nyak Rayeuk]]. Kedudukan Teuku Nyak Banta adalah
sebagai '''[[Mukim (Aceh)|Panglima Sagi 26 Mukim]]''' wilayah [[Aceh Besar]]. Teuku Nyak Arief merupakan anak yang ke 3 dari 5 bersaudara, adapun saudara kandung Teuku Nyak Arief adalah sebagai berikut:
# Cut Nyak Asmah.
# Cut Nyak Mariah.
Baris 47 ⟶ 44:
# Teuku Mohd. Yusuf.
 
Teuku Nyak Arief bersekolah di Volksschool (Sekolah Rakyat) Kutaraja, ia melanjutkan pendidikannya di Sekolah RajaGuru [[Kweekschool]] di [[Bukit Tinggi]], dan kemudian Sekolah Pamongpraja [[OSVIA]] di [[Serang]] [[Banten]]. Sekolah ini khusus diadakan oleh [[Hindia Belanda|Belanda]] untuk anak-anak [[Raja]] dan [[Bangsawan]] dari seluruh [[Indonesia]].
 
== Masa Pergerakanpergerakan Nasionalnasional ==
Teuku Nyak Arief dikenal sebagai [[orator]] ulung walaupun selalu berbicara seperlunya saja. Sangat gemar membaca terutama yang menyangkut [[politik]] dan [[pemerintahan]] serta mendalami pengetahuan [[Agama]]. Oleh sebab itu tidak mengherankan kalau dalam usia muda ia telah giat dalam pergerakan.
 
Ia diangkat menjadi ketua [[National Indische Partij]] cabang Kutaraja pada tahun [[1919]]. Setahun kemudian menggantikan Ayahnya sebagai [[Mukim (Aceh)|Panglima Sagi 26 Mukim]]. Kemudian pada tahun [[1927]] Ia diangkat menjadi anggota [[Parlemen|Dewan Rakyat]] [[Volksraad]] sampai dengan tahun [[1931]].
 
Teuku Nyak Arief merupakan salah seorang pendiri dan anggota dari '''Fraksi Nasional''' di Dewan Rakyat yang diketuai oleh [[Mohammad Husni Thamrin]]. Dalam berbagai kesempatan yang diperolehnya ini Ia banyak memberikan sumbangan dalam bentuk perjuangan politik baik untuk kesejahteraan rakyat maupun kemerdekaan<ref>{{cite web
|title=Teuku Nyak Arif
|url=http://acehprov.go.id/images/stories/file/Pejuang/T%20Nyak%20Arief.pdf}}</ref>
|access-date=2011-11-27
|archive-date=2011-11-21
|archive-url=https://web.archive.org/web/20111121025451/http://acehprov.go.id/images/stories/file/Pejuang/T%20Nyak%20Arief.pdf
|dead-url=yes
}}</ref>
 
Sejak tahun [[1932]] T. Nyak Arif memimpin gerakan di bawah tanah menentang penjajahan Belanda di Aceh.
 
Teuku Nyak Arif aktif dalam kegiatan-kegiatan peningkatan [[pendidikan]] di Aceh, ia bersama [[Teuku Muhammad Hasan|Mr. Teuku Muhammad Hasan]] mendirikan [[Taman Siswa|Perguruan Taman Siswa]] di Kutaraja pada tanggal [[11 Juli]] [[1937]]. Dalam kepengurusan lembaga yang diprakarsai oleh [[Ki Hajar Dewantara]] ini, T. Nyak Arif menjadi sekretaris dengan ketuanya [[Teuku Muhammad Hasan|Mr. Teuku Muhammad Hasan]].
 
Bersama Mr. T.M Hasan, ia ikut mempelopori berdirinya organisasi '''[[beasiswa|Atjehsche Studiefonds (Dana Pelajar Aceh)]]''' yang bertujuan untuk membantu anak-anak Aceh yang cerdas tetapi tidak mampu untuk sekolah.
 
Pada tahun [[1939]] berdiri Persatuan Ulama Aceh, disingkat PUSA yang diketuai oleh [[Daud Beureu'eh|Teungku Daud Beureu'eh]]. Pemuda-pemuda PUSA mengadakan hubungan dengan [[Jepang]] di [[Malaysia|Malaya]] sejak 1940 sampai 1942. Kemudian Jepang mempergunakan PUSA untuk melemahkan Belanda di Aceh dengan segala jalan. Teuku Nyak Arif prihatin melihat langkah-langkah PUSA dan menganggapnya sebagai suatu kemunduran bagi pergerakan nasional.
sejak [[1940]] sampai [[1942]]. Kemudian Jepang mempergunakan PUSA untuk melemahkan Belanda di Aceh dengan segala jalan. Teuku Nyak Arif prihatin melihat langkah-langkah PUSA dan menganggapnya sebagai suatu kemunduran bagi pergerakan nasional.
 
== Masa Pendudukanpendudukan Jepang ==
Diakhir kekuasaan pemerintahan [[Hindia Belanda]] di Aceh (awal tahun [[1942]]), Teuku Nyak Arif menuntut untuk diserahkan kekuasaan/pemerintahan kepadanya, tetapi tidak dikabulkan oleh [[ResidenDaftar Gubernur Sipil dan Militer Hindia Belanda di Aceh|Residen Aceh]] J. Pauw, maka Nyak Arif pun memberontak kepada pemerintah Hindia Belanda. Kolonel Gosenson memerintahkan [[KNIL]]/[[Marsose]] untuk menyerang T. Nyak Arif, tetapi dapat dipukul mundur, walau dua kali berturut-turut kediamannya di [[Syiah Kuala, Banda Aceh|Lamnyong]] diserang dengan kekerasan. Peristiwa tersebut sekaligus menandai dimulainya penarikan Belanda dari [[Aceh Besar]].
 
[[Jepang]] mendarat di Aceh pada tanggal [[12 Maret]] [[1942]] di Ujong Batee, [[Balohan|Teluk Balohan]] [[Pulau Weh]] dan [[Kuala Bugak, Peureulak, Aceh Timur|Kuala Bugak]] [[Peureulak]] [[Aceh Timur]], disambut oleh rakyat dengan semangat persaudaraan
sesuai dengan [[propaganda]] Jepang bahwa mereka datang ke Indonesia untuk membebaskan saudaranya-saudaranya dari cengkraman penjajahan Belanda.
 
Pada awal kehadiran Jepang di Aceh, rakyat beranggapan bahwa juru selamat telah tiba. Namun tidak lama kemudian tindakan-tindakan berupa tekanan terhadap [[Organisasi politik|organisasi]] dan [[partai politik|partai-partai politik]] mulai dilakukan. Akibatnya organisasi seperti [[Muhammadiyah]], PUSA, [[Parindra]] mengalami kemunduran bahkan
Pada awal kehadiran Jepang di Aceh, rakyat beranggapan bahwa
[[Taman Siswa]] dibubarkan oleh [[Gunseibu]], hal ini mengurangi simpati rakyat terhadap Jepang. Kebencian rakyat semakin bertambah setelah Jepang memeras tenaga rakyat
juru selamat telah tiba. Namun tidak lama kemudian tindakan-tindakan berupa tekanan terhadap [[Organisasi politik|organisasi]] dan [[partai politik|partai-partai politik]] mulai
untuk kepentingan proyek mereka, seperti membuat [[jalan raya]] [[Takengon]]-[[Blangkejeren, Gayo Lues|Blangkeujeren]], [[Benteng|kubu pertahanan]] Gunung Setan. [[Bandara|Lapangan Udara]] dan lain-lain. Akibatnya rakyat tidak mempunyai waktu untuk mengurus kepentingan pribadi, sehingga keadaan [[Ekonomi#Manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi|sosial-ekonomi]] mereka sangat menyedihkan.
dilakukan. Akibatnya
organisasi seperti [[Muhammadiyah]], PUSA, [[Parindra]] mengalami kemunduran bahkan
[[Taman Siswa]] dibubarkan oleh [[Gunseibu]], hal ini mengurangi simpati rakyat terhadap
Jepang. Kebencian rakyat semakin bertambah setelah Jepang memeras tenaga rakyat
untuk kepentingan proyek mereka, seperti membuat [[jalan raya]] [[Takengon]]-[[Blangkejeren, Gayo Lues|Blangkeujeren]], [[Benteng|kubu pertahanan]] Gunung Setan. [[Bandara|Lapangan Udara]] dan lain-lain. Akibatnya rakyat tidak mempunyai waktu untuk mengurus kepentingan pribadi, sehingga keadaan
[[Ekonomi#Manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi|sosial-ekonomi]] mereka sangat menyedihkan.
Kemerosotan yang dialami oleh [[Angkatan Laut Kekaisaran Jepang|tentara Jepang]] dalam [[Perang Pasifik|Perang Asia Timur Raya]], mendorong pemerintah pendudukan mendirikan '''Atjeh Shu Sangi Kai''' (Dewan penasehat Daerah Aceh) pada tanggal [[17 November]] [[1943]] untuk menarik simpati para elit dan berbagai macam kelompok di Aceh. Badan semacam [[legislatif]] ini dipimpin Teuku Nyak Arief, beranggotakan 30 orang, anggotanya terdiri dari berbagai kelompok elit di Aceh. Setahun kemudian keanggotaan Shu Sangi Kai diperluas oleh Shu Tjokan (Residen Aceh) S. Iinoo.
 
Kemerosotan yang dialami oleh [[Angkatan Laut Kekaisaran Jepang|tentara Jepang]] dalam [[Perang Pasifik|Perang Asia Timur Raya]], mendorong pemerintah pendudukan mendirikan '''Atjeh Shu Sangi Kai''' (Dewan penasehat Daerah Aceh) pada tanggal [[17 November]] [[1943]] untuk menarik simpati para elit dan berbagai macam kelompok di Aceh. Badan semacam [[legislatif]] ini dipimpin Teuku Nyak Arief, beranggotakan 30 orang, anggotanya terdiri dari berbagai kelompok elit di Aceh. Setahun kemudian keanggotaan Shu Sangi Kai diperluas oleh Shu Tjokan (Residen Aceh) S. Iinoo.
Sejalan dengan [[politik]] ingin mendekati rakyat dari berbagai golongan, maka pada bulan [[Juli]] [[1945]] para pembesar Jepang menghubungi tokoh-tokoh pemuda yang ada di Kutaraja. Dalam pertemuan itu pihak Jepang kembali menegaskan bahwa [[Dai Nippon]] pasti akan memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Oleh karena itu mereka diminta untuk mengkoordinir pemuda-pemuda sehingga lahir suatu angkatan pemuda yang kuat di Aceh.
 
Sejalan dengan [[politik]] ingin mendekati rakyat dari berbagai golongan, maka pada bulan [[Juli]] [[1945]] para pembesar Jepang menghubungi tokoh-tokoh pemuda yang ada di Kutaraja. Dalam pertemuan itu pihak Jepang kembali menegaskan bahwa [[Dai Nippon]] pasti akan memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Oleh karena itu mereka diminta untuk mengkoordinir pemuda-pemuda sehingga lahir suatu angkatan pemuda yang kuat di Aceh.
Pada tanggal [[14 Agustus]] [[1945]] yang bertempat di Atjeh Bioscoop Kutaradja diadakan rapat pemuda yang dihadiri juga oleh unsur masyarakat. Suatu hal yang mengejutkan para pemuda, Syu Tjokan tidak hadir. Tidak diketahuinya Jepang telah [[Menyerahnya Jepang|menyerah kalah]] ditandai dengan tidak hadirnya Syu Tjokan pada rapat tersebut. Satu-satunya yang hadir dari
pihak Jepang adalah Matsyubushi yang mengucapkan pidato singkat tanpa bersemangat.
Sedangkan di pihak pemuda telah menyampaikan pidatonya dengan membakar
semangat rakyat, tidak saja dari unsur pemuda seperti Ali Hasjmy, Tuanku Hasyim, tetapi
turut berbicara dengan bersemangat sekali dua orang pimpinan Aceh yaitu Teuku
Nyak Arief dan [[Teungku Muhammad Daud Beureueh]].
 
Pada tanggal [[14 Agustus]] [[1945]] yang bertempat di Atjeh Bioscoop Kutaradja diadakan rapat pemuda yang dihadiri juga oleh unsur masyarakat. Suatu hal yang mengejutkan para pemuda, Syu Tjokan tidak hadir. Tidak diketahuinya Jepang telah [[Menyerahnya Jepang|menyerah kalah]] ditandai dengan tidak hadirnya Syu Tjokan pada rapat tersebut. Satu-satunya yang hadir dari pihak Jepang adalah Matsyubushi yang mengucapkan pidato singkat tanpa bersemangat. Sedangkan di pihak pemuda telah menyampaikan pidatonya dengan membakar semangat rakyat, tidak saja dari unsur pemuda seperti Ali Hasjmy, Tuanku Hasyim, tetapi
Rapat pemuda yang diadakan tepat pada hari menyerahnya Jepang kepada sekutu telah memberikan arti yang penting bagi para pemuda terutama yang berada di Kutaradja dan Aceh Besar. Mereka telah mendengar langsung pengarahan-pengarahan yang diberikan oleh para pemimpin mereka waktu itu. Setelah Indonesia merdeka para pemuda-pemuda tersebut mengorganisir dirinya dalam
turut berbicara dengan bersemangat sekali dua orang pimpinan Aceh yaitu Teuku Nyak Arief dan [[Teungku Muhammad Daud Beureueh]].
satu barisan yang diberi nama Ikatan Pemuda Indonesia.
 
Rapat pemuda yang diadakan tepat pada hari menyerahnya Jepang kepada sekutu telah memberikan arti yang penting bagi para pemuda terutama yang berada di Kutaradja dan Aceh Besar. Mereka telah mendengar langsung pengarahan-pengarahan yang diberikan oleh para pemimpin mereka waktu itu. Setelah Indonesia merdeka para pemuda-pemuda tersebut mengorganisir dirinya dalam satu barisan yang diberi nama Ikatan Pemuda Indonesia.
== Masa Kemerdekaan Indonesia ==
Pada tanggal [[14 Agustus]] [[1945]] [[Menyerahnya Jepang|Jepang menyerah kepada sekutu tanpa syarat]]. [[Soekarno]] dan [[Hatta]] mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh Indonesia lainnya, untuk mengadakan persiapan [[proklamasi kemerdekaan Indonesia]]. Sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan dipersiapkan dengan matang, maka pada tanggal [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|17 Agustus 1945]] di [[Jalan Pegangsaan Timur No. 56]] [[Jakarta]], tepatnya jam 10.00 pagi diproklamasikanlah kemerdekaan Indonesia keseluruh pelosok tanah air<ref>[http://sejarahkita.blogspot.com/2006/08/sekitar-proklamasi-5.html Sekitar Proklamasi 5 oleh Rushdy Hoesein]</ref>. Namun berita proklamasi ini terlambat beberapa hari diterima di Aceh<ref>[http://virtualaceh.com/artikel.php?artid=149&arttype=18 Berita Proklamasi Kemerdekaan di Aceh]</ref>.
 
== Masa Kemerdekaankemerdekaan Indonesia ==
Berita proklamasi kemudian diterima oleh pemuda Gazali dan Rajalis yang kemudian disampaikan pada Teuku Nyak Arief. Berita selanjutnya diterima melalui [[telegram]] dari [[Bukit Tinggi]] yang dikirim oleh Adionegoro. Teuku Nyak Arief memanggil tokoh-tokoh penting sesudah menerima berita tersebut. Dihadapan pemimpin-pemimpin itu Teuku Nyak Arief menyatakan sumpah setia kepada [[Indonesia|Negara Republik Indonesia]]. dan dilakukanlah pengibaran [[Bendera Indonesia|Sang Merah Putih]] pada tanggal [[24 Agustus]] [[1945]] didepan Kantor Polisi Kepang (Kantor Baperis sekarang) oleh para pegawai bangsa Indonesia.
Pada tanggal [[14 Agustus]] [[1945]] [[Menyerahnya Jepang|Jepang menyerah kepada sekutu tanpa syarat]]. [[Soekarno]] dan [[Hatta]] mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh Indonesia lainnya, untuk mengadakan persiapan [[proklamasi kemerdekaan Indonesia]]. Sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan dipersiapkan dengan matang, maka pada tanggal [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|17 Agustus 1945]] di [[Jalan Pegangsaan Timur No. 56]] [[Jakarta]], tepatnya jam 10.00 pagi diproklamasikanlah kemerdekaan Indonesia keseluruhke seluruh pelosok tanah air.<ref>[http://sejarahkita.blogspot.com/2006/08/sekitar-proklamasi-5.html Sekitar Proklamasi 5 oleh Rushdy Hoesein]</ref>. Namun berita proklamasi ini terlambat beberapa hari diterima di Aceh.<ref>[http://virtualaceh.com/artikel.php?artid=149&arttype=18 Berita Proklamasi Kemerdekaan di Aceh]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>.
 
Berita proklamasi kemudian diterima oleh pemuda Gazali dan Rajalis yang kemudian disampaikan pada Teuku Nyak Arief. Berita selanjutnya diterima melalui [[telegram]] dari [[Bukit Tinggi]] yang dikirim oleh Adionegoro. Teuku Nyak Arief memanggil tokoh-tokoh penting sesudah menerima berita tersebut. Dihadapan pemimpin-pemimpin itu Teuku Nyak Arief menyatakan sumpah setia kepada [[Indonesia|Negara Republik Indonesia]]. dan dilakukanlah pengibaran [[Bendera Indonesia|Sang Merah Putih]] pada tanggal [[24 Agustus]] [[1945]] didepandi depan Kantor Polisi Kepang (Kantor Baperis sekarang) oleh para pegawai bangsa Indonesia.
Pada tanggal [[29 Agustus]] [[1945]] Teuku Nyak Arief diangkat menjadi [[Komite Nasional Indonesia Pusat|Ketua Komite Nasional Indonesia (K.N.I) daerah Aceh]]. Untuk memikul biaya perang (perjuangan) yang semakin berat maka Teuku Nyak Arief menjual harta benda pribadinya termasuk segala [[perhiasan emas]] milik istrinya, demi kelancaran perjuangan untuk mempertahankan tanah air Indonesia.
 
Pada tanggal [[29 Agustus]] [[1945]] Teuku Nyak Arief diangkat menjadi [[Komite Nasional Indonesia Pusat|Ketua Komite Nasional Indonesia (K.N.I) daerah Aceh]]. Untuk memikul biaya perang (perjuangan) yang semakin berat maka Teuku Nyak Arief menjual harta benda pribadinya termasuk segala [[perhiasan emas]] milik istrinya, demi kelancaran perjuangan untuk mempertahankan tanah air Indonesia.
Pemerintah Indonesia pada tanggal [[3 Oktober]] [[1945]] dengan surat ketetapan No. 1/X dari [[Gubernur Sumatra]] [[Teuku Muhammad Hasan|Mr. Teuku Muhammad Hasan]] mengangkat Teuku Nyak Arief sebagai [[Gubernur Aceh|Residen Aceh]].<ref>{{cite web|title=Pahlawan nasional Teuku Nyak Arif|url=http://indonesiaindonesia.com/f/4370-pahlawan-nasional-teuku-nyak-arif/}}</ref>
 
Pemerintah Indonesia pada tanggal [[3 Oktober]] [[1945]] dengan surat ketetapan No. 1/X dari [[Gubernur Sumatra]] [[Teuku Muhammad Hasan|Mr. Teuku Muhammad Hasan]] mengangkat Teuku Nyak Arief sebagai [[Gubernur Aceh|Residen Aceh]].<ref>{{cite web|title=Pahlawan nasional Teuku Nyak Arif|url=http://indonesiaindonesia.com/f/4370-pahlawan-nasional-teuku-nyak-arif/}}</ref>
== Perang Cumbok ==
Pada bulan [[Oktober]] [[1945]] utusan sekutu tiba di Kutaraja yang bernama Mayor Knotienbelt untuk membicarakan pendaratan [[Sekutu]] di Aceh dalam rangka melucuti senjata-senjata Jepang dan mengurus para tawanan perang. Residen Teuku Nyak Arief menolak rencana sekutu ini.
Memasuki bulan [[Desember]] [[1945]] Residen Teuku Nyak Arief sering digantikan oleh Tuanku Mahmud dan Teuku Panglima Polem Moh. Ali sebagai Wakil Residen. Hal ini diakibatkan karena residen sering mengadakan perjalanan dan peninjauan ke daerah-daerah, terutama di daerah yang kurang aman.
 
== [[Perang Cumbok]] ==
Desember 1945 terjadilah peristiwa '''perang Cumbok''' mengakibatkan perpecahan antara golongan bangsawan dan Ulama. Ulama ingin merebut tampuk pemerintahan dari golongan Uleebalang (bangsawan). Pada saat itu Teuku Nyak Arief merasa sedih ketika mendengar peritiwa tersebut, karena Ia telah berusaha mempersatukannya sejak zaman Hindia Belanda dan Jepang, dan berhasil. Namun perpecahan tidak mungkin dielakkan.
Pada bulan [[Oktober]] [[1945]] utusan sekutu tiba di Kutaraja yang bernama Mayor Knotienbelt untuk membicarakan pendaratan [[Sekutu]] di Aceh dalam rangka melucuti senjata-senjata Jepang dan mengurus para tawanan perang. Residen Teuku Nyak Arief menolak rencana sekutu ini.
 
Memasuki bulan [[Desember]] [[1945]] Residen Teuku Nyak Arief sering digantikan oleh Tuanku Mahmud dan Teuku Panglima Polem Moh. Ali sebagai Wakil Residen. Hal ini diakibatkan karena residen sering mengadakan perjalanan dan peninjauan ke daerah-daerah, terutama di daerah yang kurang aman.
 
Desember 1945 terjadilah peristiwa '''perangPerang Cumbok''' mengakibatkan perpecahan antara golongan bangsawan dan Ulama. Ulama ingin merebut tampuk pemerintahan dari golongan Uleebalang (bangsawan). Pada saat itu Teuku Nyak Arief merasa sedih ketika mendengar peritiwaperistiwa tersebut, karena Ia telah berusaha mempersatukannya sejak zaman Hindia Belanda dan Jepang, dan berhasil. Namun perpecahan tidak mungkin dielakkan.
 
Ulama di bawah PUSA dan [[Pesindo]] berhasil menguasai Aceh, dan membunuh banyak Uleebalang, dan mengambil alih harta dan tanah mereka. Laskar Ulama (Mujahiddin) yang di dipimpin Husein Al Mujahid mempunyai ambisi untuk menggantikan residen Teuku Nyak Arif, dan mendapat dukungan dari TPR (Tentara Perlawanan Rakyat).
 
Teuku Nyak Arief di tangkap pada [[Januari]] [[1946]] oleh TPR. Penangkapan terhadap Teuku Nyak Arief dilakukan pada saat ia dalam keadaan sakit. Teuku Nyak Arief membiarkan dirinya untuk ditawan oleh laskar Mujahidin dan tentara perlawanan rakyat (TPR), dan meminta pasukan yang menjaganya untuk tidak memberi perlawanan.<ref>{{cite web|title=Biografi Teuku Nyak Arief|url=http://www.biografitokohdunia.com/2011/07/biografi-teuku-nyak-arief.html|access-date=2011-11-26|archive-date=2011-11-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20111110140922/http://www.biografitokohdunia.com/2011/07/biografi-teuku-nyak-arief.html|dead-url=yes}}</ref> Kemudian ia dibawa ke Takengon dan ditahan di sana.
 
== Mangkat ==
[[Berkas:Burial ground of Teuku Nyak Arief, Lamreung, Aceh Besar; December 2019.jpg|jmpl|300px|Lokasi kuburan Teuku Nyak Arief di Lamreung]]
Dalam keadaan sakit Teuku Nyak Arief masih memikirkan tawanan lainnya dan keadaan rakyat Aceh pada umumnya. T. Nyak Arif meninggal pada tanggal [[4 Mei]] [[1946]] di [[Takengon]]. Ia sempat berpesan kepada keluarganya: "''Jangan menaruh dendam, karena kepentingan rakyat harus diletakkan di atas segala-galanya''".<ref>{{cite web|title=Teuku Nyak Arief|url=http://meukeutop.blogspot.com/2011/05/teuku-nyak-arief.html}}</ref>
 
Dalam keadaan sakit, Teuku Nyak Arief masih memikirkan tawanan lainnya dan keadaan rakyat Aceh pada umumnya. T. Nyak Arif meninggal pada tanggal [[4 Mei]] [[1946]] di [[Takengon]]. Ia sempat berpesan kepada keluarganya: "''Jangan menaruh dendam, karena kepentingan rakyat harus diletakkan di atas segala-galanya''".<ref>{{cite web|title=Teuku Nyak Arief|url=http://meukeutop.blogspot.com/2011/05/teuku-nyak-arief.html}}</ref>
 
Jenazahnya dibawa ke Kutaraja dan dikebumikan di tanah pemakaman keluarga pada tepi sungai Lamnyong di [[Meunasah Baktrieng, Krueng Barona Jaya, Aceh Besar|Lamreung]], [[Aceh Besar]], dua kilometer dari Lamnyong, Banda Aceh. Sebagai penghormatan, jalan letak makam beliau diberi nama ''Jalan Makam Teuku Nyak Arief''.
 
== Penghargaan ==
Teuku Nyak Arif dianugerahkan gelar [[Daftar pahlawan nasional Indonesia|Pahlawan Nasional]] Indonesia]] berdasarkan ''Surat Keputusan Presiden RI No. 071/TK/1974.
 
== Kutipan ==
"'''''Indonesia merdeka harus menjadi tujuan hidup kita bersama'''''". (Disampaikan pada pidato bulan Maret 1945, dimana Teuku Nyak Arif menjadi Wakil Ketua DPR Seluruh Sumatra).<ref>{{cite web|title=Pesan pahlawan|url=http://agribisnis.deptan.go.id/web/diperta-ntb/berita/pesan_pahlawan.htm|access-date=2011-11-26|archive-date=2009-10-31|archive-url=https://web.archive.org/web/20091031142804/http://agribisnis.deptan.go.id/web/diperta-ntb/berita/pesan_pahlawan.htm|dead-url=yes}}</ref>
 
== Referensi ==
Baris 138 ⟶ 131:
{{kotak selesai}}
 
{{Pahlawan Indonesia}}{{Authority control}}{{lifetime|1899|1946|Nyak Arif, Teuku}}
{{lifetime|1899|1946|Nyak Arif, Teuku}}
 
{{DEFAULTSORT:Nyak Arif, Teuku}}
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
{{indo-bio-stub}}
[[Kategori:Bangsawan Aceh]]
[[Kategori:Tokoh Aceh]]
[[Kategori:Bangsawan Aceh]]
[[Kategori:Tokoh dari Banda Aceh]]
[[Kategori:SukuPolitikus AcehIndonesia]]
[[Kategori:Aceh]]
[[Kategori:Gubernur Aceh]]
[[Kategori:Sumatra]]