Teuku Nyak Arif: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Minopueblo (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(83 revisi perantara oleh 42 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox officeholder
[[Berkas:Tnarief.jpg|right|thumb|Teuku Nyak Arief]]
|name = Teuku Nyak Arif
{{refimprove}}
|image = Tnarief.jpg
{{Infobox President
|image_size =
| name = {{PAGENAME}}
|image_upright =
| lived =
|caption image = Teuku Nyak = Arief
|office caption = Gubernur Aceh{{!}}Residen Aceh
| order = Residen [[Aceh]]ke-1
| term_start = 3 Oktober 1945
| term_end = 1946
|predecessor = Jabatan dibentuk
 
| successor = Teuku Daud Syah {{small|(Sebagai Gubernur Aceh Darussalam)}}
| nickname = Max
|office2 = Kepala Sagi Mukim XXVII
| birth_date = {{birth date|1899|7|17}}
|term_start2 = 1911
| death_date = {{death date and age|1946|5|4|1899|7|17}}
|term_end2 = 1946
| birth_place = {{flag icon|Netherlands}} [[Ulee Lheue, Meuraksa, Banda Aceh|Ulèë Lheue]], [[Banda Aceh]], [[Hindia Belanda]]
|office3 = Anggota Dewan Rakyat Aceh
| death_place = {{flag icon|Indonesia}} [[Takengon]], [[Aceh Tengah]], [[Indonesia]]
|term_start3 = 1927
| alma_mater = [[OSVIA]], [[Serang]], [[Banten]]
| religion term_end3 = [[Islam]]1931
|office4 = Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh
|term_start4 = 1942
|term_end4 = 1945
|office5 = Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Sumatra
|term_start5 = 1943
|term_end5 = 1945
|birth_date = {{birth date|1899|7|17}}
|death_date = {{death date and age|1946|5|4|1899|7|17}}
|birth_place = [[Ulee Lheue, Meuraksa, Banda Aceh|Ulèë Lheue]], [[Banda Aceh]], [[Kesultanan Aceh Darussalam]]
|death_place = [[Takengon]], [[Aceh Tengah]], Indonesia
|alma_mater = [[OSVIA]], [[Serang]], [[Banten]]
|spouse = Cut Nyak Jauhari<ref>{{cite web |title=Teuku Nyak Arif dari Studiefond hingga Voetbal Bond |url=http://www.acehforum.or.id/showthread.php/20618-Teuku-Nyak-Arif-Dari-Studiefond-Hingga-Voetbal-Bond |access-date=2011-11-27 |archive-date=2011-10-18 |archive-url=https://web.archive.org/web/20111018025827/http://www.acehforum.or.id/showthread.php/20618-Teuku-Nyak-Arif-Dari-Studiefond-Hingga-Voetbal-Bond |dead-url=yes }}</ref>
|children = 3
}}
'''Teuku Nyak Arif''' adalah [[Pahlawan Nasional]] Indonesia. Beliau juga merupakan Residen/[[Gubernur Nanggröe Aceh Darussalam|gubernur Aceh]] yang pertama periode [[1945]]–[[1946]]. Pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, saat [[Volksraad]] (parlemen) dibentuk, Teuku Nyak Arif terpilih sebagai wakil pertama dari [[Aceh]].<ref>{{cite web
|title=http://acehpedia.org/Teuku_Nyak_Arif
|url=http://acehpedia.org/Teuku_Nyak_Arif}}</ref>
 
'''Teuku Nyak Arif''' ({{lahirmati||17|07|1899||4|05|1946}}) adalah [[Pahlawan Nasional]] Indonesia yang pernah menjabat sebagai [[Gubernur Aceh|Residen Aceh]] pertama periode 1945–1946. Pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, saat [[Volksraad]] (parlemen) dibentuk, Teuku Nyak Arif terpilih sebagai wakil pertama dari [[Aceh]].<ref>{{cite web|title=Teuku Nyak Arif|url=http://acehpedia.org/Teuku_Nyak_Arif|access-date=2011-11-26|archive-date=2012-07-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20120705081952/http://acehpedia.org/Teuku_Nyak_Arif|dead-url=yes}}</ref>
== Kehidupan Awal ==
'''Teuku Nyak Arief''' dilahirkan di [[Ulee Lheue, Meuraksa, Banda Aceh|Ulèë Lheue]], Kuta Raja (sekarang [[Banda
Aceh]]) tepatnya pada tanggal 17 Juli 1899. Ayahnya bernama Teuku Nyak Banta,
sedangkan ibunya bernama Cut Nyak Rayeuk. Kedudukan Ayah Teuku Nyak Arief adalah
sebagai Panglima Sagi 26 Mukim (wilayah [[Aceh Besar]]). Teuku Nyak Arief merupakan
anak yang ke 3 dari 5 bersaudara dua diantaranya laki-laki dan tiga perempuan, adapun
saudara kandung Teuku Nyak Arief adalah sebagai berikut
::1. Cut Nyak Asmah.
::2. Cut Nyak Mariah.
::3. Teuku Nyak Arief.
::4. Cut Nyak Samsiah.
::5. Teuku Mohd. Yusuf.
 
== Kehidupan awal ==
'''Teuku Nyak Arief''' dilahirkan di [[Ulee Lheue, Meuraksa, Banda Aceh|Ulèë Lheue]], [[Kutaraja]] (sekarang [[Banda Aceh]]) pada tanggal 17 Juli 1899. Ayahnya adalah seorang [[Ulèë Balang]] bernama [[Teuku|Teuku Nyak Banta]], ibunya bernama [[Cut|Cut Nyak Rayeuk]]. Kedudukan Teuku Nyak Banta adalah
sebagai [[Mukim (Aceh)|Panglima Sagi 26 Mukim]] wilayah [[Aceh Besar]]. Teuku Nyak Arief merupakan anak yang ke 3 dari 5 bersaudara, adapun saudara kandung Teuku Nyak Arief adalah sebagai berikut:
# Cut Nyak Asmah.
# Cut Nyak Mariah.
# Teuku Nyak Arief.
# Cut Nyak Samsiah.
# Teuku Mohd. Yusuf.
 
Teuku Nyak Arief bersekolah di Volksschool (Sekolah Rakyat) Kutaraja, ia melanjutkan pendidikannya di Sekolah Guru [[Kweekschool]] di [[Bukit Tinggi]], dan kemudian Sekolah Pamongpraja [[OSVIA]] di [[Serang]] [[Banten]]. Sekolah ini khusus diadakan oleh [[Hindia Belanda|Belanda]] untuk anak-anak [[Raja]] dan [[Bangsawan]] dari seluruh [[Indonesia]].
Teuku Nyak Arief menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Rakyat (Volksschool)
Kuta Raja (Banda Aceh), beliau melanjutkan pendidikannya di sekolah Raja
[[Kweekschool]] di [[Bukit Tinggi]] dan kemudian pada pamongpraja [[OSVIA]] di [[Serang]]
[[Banten]]. Sekolah ini khusus diadakan oleh Belanda untuk anak-anak Raja dan
Bangsawan dari seluruh Indonesia.
 
== Masa pergerakan nasional ==
Teuku Nyak Arief dikenal sebagai orator walaupun selalu berbicara seperlunya
Teuku Nyak Arief dikenal sebagai [[orator]] ulung walaupun selalu berbicara seperlunya saja. Sangat gemar membaca terutama yang menyangkut [[politik]] dan [[pemerintahan]] serta mendalami pengetahuan [[Agama]]. Oleh sebab itu tidak mengherankan kalau dalam usia muda ia telah giat dalam pergerakan.
mendalami pengetahuan Agama. Oleh sebab itu tidak mengherankan kalau dalam usia
muda Beliau telah giat dalam pergerakan.
Beliau diangkat menjadi ketua [[National Indische Partij]]cabang Kutaraja pada tahun 1919. Setahun kemudian (1920) Beliau menggantikan Ayahnya sebagai panglima sagi 26 Mukim. Kemudian di tahun 1927 Beliau diangkat menjadi anggota Dewan Rakyat [[Volkraat]] sampai dengan tahun 1931.
 
Ia diangkat menjadi ketua [[National Indische Partij]] cabang Kutaraja pada tahun 1919. Setahun kemudian menggantikan Ayahnya sebagai [[Mukim (Aceh)|Panglima Sagi 26 Mukim]]. Kemudian pada tahun 1927 Ia diangkat menjadi anggota [[Parlemen|Dewan Rakyat]] [[Volksraad]] sampai dengan tahun 1931.
Teuku Nyak Arief merupakan salah seorang pendiri dan anggota dari fraksi
Nasional di Dewan Rakyat yang diketuai oleh [[Mohammad Husni Thamrin]]. Dalam berbagai kesempatan
yang diperolehnya ini Beliau banyak memberikan sumbangan dalam bentuk perjuangan
politik baik untuk kesejahteraan rakyat maupun kemerdekaan.
 
Teuku Nyak Arief merupakan salah seorang pendiri dan anggota dari '''Fraksi Nasional''' di Dewan Rakyat yang diketuai oleh [[Mohammad Husni Thamrin]]. Dalam berbagai kesempatan yang diperolehnya ini Ia banyak memberikan sumbangan dalam bentuk perjuangan politik baik untuk kesejahteraan rakyat maupun kemerdekaan<ref>{{cite web
Dalam menentang penjajahan Belanda di Aceh salah satu aksi yang pernah
|title=Teuku Nyak Arif
dilakukannya adalah memimpin gerakan dibawah tanah (tahun 1932).
|url=http://acehprov.go.id/images/stories/file/Pejuang/T%20Nyak%20Arief.pdf
|access-date=2011-11-27
|archive-date=2011-11-21
|archive-url=https://web.archive.org/web/20111121025451/http://acehprov.go.id/images/stories/file/Pejuang/T%20Nyak%20Arief.pdf
|dead-url=yes
}}</ref>
 
Sejak tahun 1932 T. Nyak Arif memimpin gerakan di bawah tanah menentang penjajahan Belanda di Aceh.
Untuk meningkatkan pendidikan di Aceh, beliau bersama [[Teuku Muhammad Hasan|Mr. Teuku Muhammad Hasan]] mendirikan Perguruan [[Taman Siswa]] di Kutaraja pada tanggal 11 Juli 1937. Dalam kepengurusan lembaga yang diprakarsai oleh [[Ki Hajar Dewantara]] ini, T. Nyak Arif menjadi sekretaris dengan ketuanya [[Teuku Muhammad Hasan|Mr. Teuku Muhammad Hasan]].
 
Teuku Nyak Arif aktif dalam kegiatan-kegiatan peningkatan [[pendidikan]] di Aceh, ia bersama [[Teuku Muhammad Hasan|Mr. Teuku Muhammad Hasan]] mendirikan [[Taman Siswa|Perguruan Taman Siswa]] di Kutaraja pada tanggal 11 Juli 1937. Dalam kepengurusan lembaga yang diprakarsai oleh [[Ki Hajar Dewantara]] ini, T. Nyak Arif menjadi sekretaris dengan ketuanya [[Teuku Muhammad Hasan|Mr. Teuku Muhammad Hasan]].
Bersama Mr. T.M Hasan, beliau juga ikut mempelopori berdirinya organisasi '''Atjehsche Studiefonds (Dana Pelajar Aceh)''' yang bertujuan untuk membantu anak-anak Aceh yang cerdas tetapi tidak mampu untuk sekolah.
 
Bersama Mr. T.M Hasan, ia ikut mempelopori berdirinya organisasi [[beasiswa|Atjehsche Studiefonds (Dana Pelajar Aceh)]] yang bertujuan untuk membantu anak-anak Aceh yang cerdas tetapi tidak mampu untuk sekolah.
Pada tahun 1939 berdiri Persatuan Ulama Aceh, disingkat PUSA yang diketuai oleh Tengku Daud Beureuh. Pemudapemuda PUSA mengadakan hubungan dengan Jepang di Malaya
sejak 1940 sampai 1942. Kemudian Jepang mempergunakan PUSA untuk melemahkan Belanda di Aceh dengan segala jalan. Teuku Nyak Arif prihatin melihat langkah-langkah PUSA dan menganggapnya sebagai suatu kemunduran bagi pergerakan nasional.
 
Pada tahun 1939 berdiri Persatuan Ulama Aceh, disingkat PUSA yang diketuai oleh [[Daud Beureu'eh|Teungku Daud Beureu'eh]]. Pemuda-pemuda PUSA mengadakan hubungan dengan [[Jepang]] di [[Malaysia|Malaya]] sejak 1940 sampai 1942. Kemudian Jepang mempergunakan PUSA untuk melemahkan Belanda di Aceh dengan segala jalan. Teuku Nyak Arif prihatin melihat langkah-langkah PUSA dan menganggapnya sebagai suatu kemunduran bagi pergerakan nasional.
==Masa Pendudukan Jepang==
Diakhir kekuasaan pemerintahan [[Hindia-Belanda|Hindia Belanda]] di Aceh (awal tahun 1942) Beliau menuntut untuk diserahkan
kekuasaan/pemerintahan kepada Beliau, tetapi karena tidak dikabulkan oleh Residen
Aceh J. Pauw maka Beliau memberontak kepada pemerintah Hindia Belanda. Kolonel
Gosenson memerintahkan [[KNIL]]/[[Marsose]] untuk menyerang T. Yak Arif, namun dapat dipukul mundur, walau dua kali berturut-turut kediaman Beliau di Lamnyong (Darussalam) diserang dengan kekerasan. Peristiwa tersebut sekaligus menandai dimulainya penarik diri Belanda dari Aceh Besar.
 
== Masa pendudukan Jepang ==
[[Jepang]] mendarat di Aceh pada tanggal 12 Maret 1942 di Ujong Batee, Teluk Balohan (Pulau Weh) dan Kuala Bugak Peureulak [[Aceh Timur]], disambut oleh rakyat dengan semangat persaudaraan
Diakhir kekuasaan pemerintahan [[Hindia Belanda]] di Aceh (awal tahun 1942), Teuku Nyak Arif menuntut untuk diserahkan kekuasaan/pemerintahan kepadanya, tetapi tidak dikabulkan oleh [[Daftar Gubernur Sipil dan Militer Hindia Belanda di Aceh|Residen Aceh]] J. Pauw, maka Nyak Arif pun memberontak kepada pemerintah Hindia Belanda. Kolonel Gosenson memerintahkan [[KNIL]]/[[Marsose]] untuk menyerang T. Nyak Arif, tetapi dapat dipukul mundur, walau dua kali berturut-turut kediamannya di [[Syiah Kuala, Banda Aceh|Lamnyong]] diserang dengan kekerasan. Peristiwa tersebut sekaligus menandai dimulainya penarikan Belanda dari [[Aceh Besar]].
sesuai dengan semboyan yang tiap malam yang didengungkan melalui pemancar radio
Jepang bahwa mereka datang ke Indonesia untuk membebaskan saudaranya-saudaranya
dari cengkraman penjajahan Belanda.
 
[[Jepang]] mendarat di Aceh pada tanggal 12 Maret 1942 di Ujong Batee, [[Balohan|Teluk Balohan]] [[Pulau Weh]] dan [[Kuala Bugak, Peureulak, Aceh Timur|Kuala Bugak]] [[Peureulak]] [[Aceh Timur]], disambut oleh rakyat dengan semangat persaudaraan
Memang pada mulanya kehadiran Jepang di Aceh, rakyat beranggapan bahwa
sesuai dengan [[propaganda]] Jepang bahwa mereka datang ke Indonesia untuk membebaskan saudaranya-saudaranya dari cengkraman penjajahan Belanda.
juru selamat telah tiba. Namun tidak lama kemudian tindakan-tindakan mulai
dilakukannya berupa tekanan terhadap organisasi dan partai-partai politik. Akibatnya
organisasi seperti [[Muhammadiyah]], PUSA, [[Parindra]] mengalami kemunduran bahkan
[[Taman Siswa]] dibubarkan oleh [[Gunseibu]], hal ini mengurangi simpati rakyat terhadap
Jepang. Kebencian rakyat semakin bertambah setelah Jepang memeras tenaga rakyat
untuk kepentingan proyek mereka, seperti membuat jalan raya, Takengon-
Blangkeujeren, kubu pertahanan Gunung Setan. Lapangan Udara dan lain-lain. Akibatnya
rakyat tidak mempunyai waktu untuk mengurus kepentingan pribadi, sehingga keadaan
ekonomi sosial mereka sangat menyedihkan.
Kemerosotan yang dialami oleh tentara Jepang dalam perang Asia Timur Raya,
mendorong pemerintahan pendudukan memperluas Aceh Shu sangai Kai (Dewan
penasehat Daerah Aceh) pada tanggal 17 November 1943. Badan ini semacam legislatif
dibawah pimpinan Teuku Nyak Arief yang beranggotakan 30 orang, anggotanya terdiri
dari berbagai kelompok elit di Aceh. Setahun kemudian keanggotaan Shu Sangi Kai
diperluas oleh Shu Tjokan (Residen Aceh) S. Iinoo. Perluasan ini disamping dimaksudkan
untuk mempergunakan susunan anggota juga untuk menarik kembali simpatik para elit
dan berbagai macam kelompok di Aceh kedalam lembaga tersebut.
 
Pada awal kehadiran Jepang di Aceh, rakyat beranggapan bahwa juru selamat telah tiba. Namun tidak lama kemudian tindakan-tindakan berupa tekanan terhadap [[Organisasi politik|organisasi]] dan [[partai politik|partai-partai politik]] mulai dilakukan. Akibatnya organisasi seperti [[Muhammadiyah]], PUSA, [[Parindra]] mengalami kemunduran bahkan
Sejalan dengan politik ingin mendekati rakyat dari berbagai golongan, maka pada
[[Taman Siswa]] dibubarkan oleh [[Gunseibu]], hal ini mengurangi simpati rakyat terhadap Jepang. Kebencian rakyat semakin bertambah setelah Jepang memeras tenaga rakyat
bulan Juli 1945 para pembesar Jepang menghubungi tokoh-tokoh pemuda yang ada di
untuk kepentingan proyek mereka, seperti membuat [[jalan raya]] [[Takengon]]-[[Blangkejeren, Gayo Lues|Blangkeujeren]], [[Benteng|kubu pertahanan]] Gunung Setan. [[Bandara|Lapangan Udara]] dan lain-lain. Akibatnya rakyat tidak mempunyai waktu untuk mengurus kepentingan pribadi, sehingga keadaan [[Ekonomi#Manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi|sosial-ekonomi]] mereka sangat menyedihkan.
Kutaraja. Dalam pertemuan itu pihak Jepang kembali menegaskan bahwa Dai Nippon
pasti akan memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Oleh karena itu mereka
meminta untuk mengkoordinir pemuda-pemuda sehingga lahir suatu angkatan pemuda
yang kuat di Aceh.
 
Kemerosotan yang dialami oleh [[Angkatan Laut Kekaisaran Jepang|tentara Jepang]] dalam [[Perang Pasifik|Perang Asia Timur Raya]], mendorong pemerintah pendudukan mendirikan '''Atjeh Shu Sangi Kai''' (Dewan penasehat Daerah Aceh) pada tanggal 17 November 1943 untuk menarik simpati para elit dan berbagai macam kelompok di Aceh. Badan semacam [[legislatif]] ini dipimpin Teuku Nyak Arief, beranggotakan 30 orang, anggotanya terdiri dari berbagai kelompok elit di Aceh. Setahun kemudian keanggotaan Shu Sangi Kai diperluas oleh Shu Tjokan (Residen Aceh) S. Iinoo.
Pada tanggal 14 Agustus 1945 yang bertempat di Aceh Bioskop Kutaradja
diadakan rapat pemuda yang dihadiri juga oleh unsur masyarakat. Suatu hal yang
mengejutkan para pemuda, tidak diketahuinya Jepang telah menyerah kalah ditandai
dengan tidak hadirnya Syu Tjokan pada rapat tersebut. Satu-satunya yang hadir dari
pihak Jepang adalah Matsyubushi yang mengucapkan pidato singkat tanpa bersemangat.
Sedangkan di pihak pemuda telah menyampaikan pidatonya dengan membakar
semangat rakyat, tidak saja dari unsur pemuda seperti Ali Hasjmy, Tuanku Hasyim, tetapi
telah turut berbicara dengan bersemangat sekali dua orang pimpinan Aceh yaitu Teuku
Nyak Arief dan [[Teungku Muhammad Daud Beureueh]].
 
Sejalan dengan [[politik]] ingin mendekati rakyat dari berbagai golongan, maka pada bulan Juli 1945 para pembesar Jepang menghubungi tokoh-tokoh pemuda yang ada di Kutaraja. Dalam pertemuan itu pihak Jepang kembali menegaskan bahwa [[Dai Nippon]] pasti akan memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Oleh karena itu mereka diminta untuk mengkoordinir pemuda-pemuda sehingga lahir suatu angkatan pemuda yang kuat di Aceh.
Rapat pemuda yang diadakan tepat pada hari menyerahnya Jepang kepada
sekutu telah memberikan arti yang penting bagi para pemuda terutama yang berada di
Kutaradja dan Aceh Besar. Mereka telah mendengar langsung pengarahan-pengarahan
yang diberikan oleh para pemimpin mereka waktu itu. Karenanya tidak mengherankan
setelah Indonesia merdeka para pemuda-pemuda tersebut mengorganisir dirinya dalam
satu barisan yang diberi nama Ikatan Pemuda Indonesia. <ref>{{cite web
|title=http://meukeutop.blogspot.com/2011/05/teuku-nyak-arief.html
|url=http://meukeutop.blogspot.com/2011/05/teuku-nyak-arief.html}}</ref>
 
Pada tanggal 14 Agustus 1945 yang bertempat di Atjeh Bioscoop Kutaradja diadakan rapat pemuda yang dihadiri juga oleh unsur masyarakat. Suatu hal yang mengejutkan para pemuda, Syu Tjokan tidak hadir. Tidak diketahuinya Jepang telah [[Menyerahnya Jepang|menyerah kalah]] ditandai dengan tidak hadirnya Syu Tjokan pada rapat tersebut. Satu-satunya yang hadir dari pihak Jepang adalah Matsyubushi yang mengucapkan pidato singkat tanpa bersemangat. Sedangkan di pihak pemuda telah menyampaikan pidatonya dengan membakar semangat rakyat, tidak saja dari unsur pemuda seperti Ali Hasjmy, Tuanku Hasyim, tetapi
==Masa Kemerdekaan Indonesia==
turut berbicara dengan bersemangat sekali dua orang pimpinan Aceh yaitu Teuku Nyak Arief dan [[Teungku Muhammad Daud Beureueh]].
Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang telah menyerah pada sekutu tanpa syarat
bersamaan dengan kekalahan Jepang, Soekarno dan Hatta sebagai pemimpin Indonesia
segera mengadakan pertemuan dengan pemimpin-pemimpin Indonesia lainnya, mereka
mengadakan persiapan untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Sesuai
dengan rencana yang ditetapkan dan dipersiapkan dengan matang, maka pada tanggal
17 Agustus 1945 di Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, tepatnya jam 10.00 pagi
diproklamasikan kemerdekaan Indonesia keseluruh pelosok tanah air. Namun berita
proklamasi ini terlambat beberapa hari diterima di Aceh.
 
Rapat pemuda yang diadakan tepat pada hari menyerahnya Jepang kepada sekutu telah memberikan arti yang penting bagi para pemuda terutama yang berada di Kutaradja dan Aceh Besar. Mereka telah mendengar langsung pengarahan-pengarahan yang diberikan oleh para pemimpin mereka waktu itu. Setelah Indonesia merdeka para pemuda-pemuda tersebut mengorganisir dirinya dalam satu barisan yang diberi nama Ikatan Pemuda Indonesia.
Berita proklamasi kemudian diterima oleh pemuda Gazali dan Rajalis yang
kemudian disampaikan pada Teuku Nyak Arief. Berita selanjutnya diterima melalui telegram dari [[Bukit Tinggi]] yang dikirim oleh Adionegoro. Kemudian Teuku Nyak Arief memanggil
tokoh-tokoh penting sesudah menerima berita tersebut. Dihadapan pemimpin-pemimpin
itu Teuku Nyak Arief menyatakan sumpah setia kepada Negara Republik Indonesia.
Seiring dengan diterimanya berita proklamasi kemerdekaan Indonesia, maka
dilakukanlah pengibaran Sang Merah Putih pada tanggal 24 Agustus 1945 didepan Kantor Polisi Kepang
(Kantor Baperis sekarang) oleh para pegawai bangsa Indonesia.
 
== Masa kemerdekaan Indonesia ==
Pada tanggal 29 Agustus 1945 Teuku Nyak Arief diangkat menjadi Ketua Komite
Pada tanggal 14 Agustus 1945 [[Menyerahnya Jepang|Jepang menyerah kepada sekutu tanpa syarat]]. [[Soekarno]] dan [[Hatta]] mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh Indonesia lainnya, untuk mengadakan persiapan [[proklamasi kemerdekaan Indonesia]]. Sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan dipersiapkan dengan matang, maka pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 [[Jakarta]], tepatnya jam 10.00 pagi diproklamasikanlah kemerdekaan Indonesia ke seluruh pelosok tanah air.<ref>[http://sejarahkita.blogspot.com/2006/08/sekitar-proklamasi-5.html Sekitar Proklamasi 5 oleh Rushdy Hoesein]</ref> Namun berita proklamasi ini terlambat beberapa hari diterima di Aceh.<ref>[http://virtualaceh.com/artikel.php?artid=149&arttype=18 Berita Proklamasi Kemerdekaan di Aceh]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
Nasional Indonesia (K.N.I) daerah Aceh, untuk memikul biaya perang (perjuangan) yang
semakin berat maka Teuku Nyak Arief menjual harta benda pribadinya termasuk segala
perhiasan emas milik istrinya, demi kelancaran perjuangan untuk mempertahankan tanah
air Indonesia.
 
Berita proklamasi kemudian diterima oleh pemuda Gazali dan Rajalis yang kemudian disampaikan pada Teuku Nyak Arief. Berita selanjutnya diterima melalui [[telegram]] dari [[Bukit Tinggi]] yang dikirim oleh Adionegoro. Teuku Nyak Arief memanggil tokoh-tokoh penting sesudah menerima berita tersebut. Dihadapan pemimpin-pemimpin itu Teuku Nyak Arief menyatakan sumpah setia kepada [[Indonesia|Negara Republik Indonesia]]. dan dilakukanlah pengibaran [[Bendera Indonesia|Sang Merah Putih]] pada tanggal 24 Agustus 1945 di depan Kantor Polisi Kepang (Kantor Baperis sekarang) oleh para pegawai bangsa Indonesia.
Pemerintah Indonesia pada tanggal 3 Oktober 1945 dengan surat ketetapan No. 1/X dari Gubernur Sumatera [[Teuku Muhammad Hasan|Mr. Teuku Muhammad Hasan]] mengangkat Teuku Nyak Arief sebagai Residen Aceh. <ref>{{cite web
|title=http://indonesiaindonesia.com/f/4370-pahlawan-nasional-teuku-nyak-arif/
|url=http://indonesiaindonesia.com/f/4370-pahlawan-nasional-teuku-nyak-arif/}}</ref>
 
Pada tanggal 29 Agustus 1945 Teuku Nyak Arief diangkat menjadi [[Komite Nasional Indonesia Pusat|Ketua Komite Nasional Indonesia (K.N.I) daerah Aceh]]. Untuk memikul biaya perang (perjuangan) yang semakin berat maka Teuku Nyak Arief menjual harta benda pribadinya termasuk segala [[perhiasan emas]] milik istrinya, demi kelancaran perjuangan untuk mempertahankan tanah air Indonesia.
==Perang Cumbok==
Pada bulan Oktober 1945 utusan sekutu tiba di Kutaraja (Banda Aceh sekarang)
yang bernama Mayor Knotienbelt untuk membicarakan pendaratan Sekutu di Aceh dalam
rangka melucuti senjata-senjata Jepang dan mengurus para tawanan perang. Residen
Teuku Nyak Arief menolak rencana sekutu ini.
Memasuki bulan Desember 1945 Residen Teuku Nyak Arief sering digantikan oleh
Tuanku Mahmud dan Teuku Panglima Polem Moh. Ali sebagai Wakil Residen. Hal ini
diakibatkan karena residen sering mengadakan perjalanan dan peninjauan ke daerahdaerah,
terutama di daerah yang kurang aman.
 
Pemerintah Indonesia pada tanggal 3 Oktober 1945 dengan surat ketetapan No. 1/X dari [[Gubernur Sumatra]] [[Teuku Muhammad Hasan|Mr. Teuku Muhammad Hasan]] mengangkat Teuku Nyak Arief sebagai [[Gubernur Aceh|Residen Aceh]].<ref>{{cite web|title=Pahlawan nasional Teuku Nyak Arif|url=http://indonesiaindonesia.com/f/4370-pahlawan-nasional-teuku-nyak-arif/}}</ref>
Desember 1945 terjadilah peristiwa '''perang Cumbok''' mengakibatkan perpecahan antara golongan bangsawan dan Ulama. Ulama ingin merebut tampuk pemerintahan dari golongan Ulee Balang (bangsawan). Pada saat itu Teuku Nyak Arief merasa sedih ketika mendengar peritiwa tersebut, karena Beliau telah berusaha mempersatukannya sejak zaman Hindia Belanda dan Jepang, dan berhasil. Namun perpecahan tidak mungkin dielakkan.
 
== [[Perang Cumbok]] ==
Ulama dibawah PUSA dan Pesindo berhasil menguasai Aceh, dan membunuh banyak Ulee Balang, dan mengambil alih harta dan tanah mereka.
Pada bulan Oktober 1945 utusan sekutu tiba di Kutaraja yang bernama Mayor Knotienbelt untuk membicarakan pendaratan [[Sekutu]] di Aceh dalam rangka melucuti senjata-senjata Jepang dan mengurus para tawanan perang. Residen Teuku Nyak Arief menolak rencana sekutu ini.
 
Memasuki bulan Desember 1945 Residen Teuku Nyak Arief sering digantikan oleh Tuanku Mahmud dan Teuku Panglima Polem Moh. Ali sebagai Wakil Residen. Hal ini diakibatkan karena residen sering mengadakan perjalanan dan peninjauan ke daerah-daerah, terutama di daerah yang kurang aman.
Laskar Ulama (Mujahiddin) yang di dipimpin Husin Al Mujahid mempunyai ambisi untuk menggantikan residen Nyak Arif, dan mendapat dukungan dari TPR (Tentara Perlawanan Rakyat).
 
Desember 1945 terjadilah peristiwa '''Perang Cumbok''' mengakibatkan perpecahan antara golongan bangsawan dan Ulama. Ulama ingin merebut tampuk pemerintahan dari golongan Uleebalang (bangsawan). Pada saat itu Teuku Nyak Arief merasa sedih ketika mendengar peristiwa tersebut, karena Ia telah berusaha mempersatukannya sejak zaman Hindia Belanda dan Jepang, dan berhasil. Namun perpecahan tidak mungkin dielakkan.
Teuku Nyak Arief di tangkap pada Januari 1946 oleh TPR. Penangkapan terhadap Teuku Nyak Arief dilakukan pada saat beliau dalam keadaan sakit. Teuku Nyak Arief membiarkan dirinya untuk ditawan oleh laskar mujahidin dan tentara perlawanan rakyat(TPR), dan meminta pasukan yang menjaganya untuk tidak memberi perlawanan. <ref>{{cite web
|title=http://www.biografitokohdunia.com/2011/07/biografi-teuku-nyak-arief.html
|url=http://www.biografitokohdunia.com/2011/07/biografi-teuku-nyak-arief.html}}</ref>
Kemudian beliau dibawa ke Takengon dan ditahan disana.
 
Ulama di bawah PUSA dan [[Pesindo]] berhasil menguasai Aceh, dan membunuh banyak Uleebalang, dan mengambil alih harta dan tanah mereka. Laskar Ulama (Mujahiddin) yang di dipimpin Husein Al Mujahid mempunyai ambisi untuk menggantikan residen Teuku Nyak Arif, dan mendapat dukungan dari TPR (Tentara Perlawanan Rakyat).
==Mangkat==
Dalam keadaan sakit Teuku Nyak Arief masih dapat memikirkan tawanan lainnya
dan keadaan rakyat Aceh pada umumnya. T. Nyak Arif meninggal pada tanggal 4 Mei 1946 di Takengon. Beliau sempat berpesan kepada keluarganya: "Jangan menaruh dendam, karena kepentingan rakyat harus diletakkan di atas segala-galanya."<ref>{{cite web
|title=http://meukeutop.blogspot.com/2011/05/teuku-nyak-arief.html
|url=http://meukeutop.blogspot.com/2011/05/teuku-nyak-arief.html}}</ref>
 
Teuku Nyak Arief di tangkap pada Januari 1946 oleh TPR. Penangkapan terhadap Teuku Nyak Arief dilakukan pada saat ia dalam keadaan sakit. Teuku Nyak Arief membiarkan dirinya untuk ditawan oleh laskar Mujahidin dan tentara perlawanan rakyat (TPR), dan meminta pasukan yang menjaganya untuk tidak memberi perlawanan.<ref>{{cite web|title=Biografi Teuku Nyak Arief|url=http://www.biografitokohdunia.com/2011/07/biografi-teuku-nyak-arief.html|access-date=2011-11-26|archive-date=2011-11-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20111110140922/http://www.biografitokohdunia.com/2011/07/biografi-teuku-nyak-arief.html|dead-url=yes}}</ref> Kemudian ia dibawa ke Takengon dan ditahan di sana.
Jenazah Beliau dibawa ke Kutaraja (Banda Aceh) dan dikebumikan di tanah pemakaman keluarga di Lamreung, dua kilometer dari Lamnyong.
 
== Mangkat ==
[[Berkas:Burial ground of Teuku Nyak Arief, Lamreung, Aceh Besar; December 2019.jpg|jmpl|300px|Lokasi kuburan Teuku Nyak Arief di Lamreung]]
==Penghargaan==
Teuku Nyak Arif dianugerahkan gelar [[Pahlawan Nasional]] Indonesia berdasarkan ''Surat Keputusan Presiden RI No. 071/TK/1974.
 
Dalam keadaan sakit, Teuku Nyak Arief masih memikirkan tawanan lainnya dan keadaan rakyat Aceh pada umumnya. T. Nyak Arif meninggal pada tanggal 4 Mei 1946 di [[Takengon]]. Ia sempat berpesan kepada keluarganya: "''Jangan menaruh dendam, karena kepentingan rakyat harus diletakkan di atas segala-galanya''".<ref>{{cite web|title=Teuku Nyak Arief|url=http://meukeutop.blogspot.com/2011/05/teuku-nyak-arief.html}}</ref>
==Quotes==
"Indonesia merdeka harus menjadi tujuan hidup kita bersama". (Disampaikan pada pidato bulan Maret 1945, dimana Teuku Nyak Arif menjadi Wakil Ketua DPR Seluruh Sumatra).
<ref>{{cite web
|title=http://agribisnis.deptan.go.id/web/diperta-ntb/berita/pesan_pahlawan.htm
|url=http://agribisnis.deptan.go.id/web/diperta-ntb/berita/pesan_pahlawan.htm}}</ref>
 
Jenazahnya dibawa ke Kutaraja dan dikebumikan di tanah pemakaman keluarga pada tepi sungai Lamnyong di [[Meunasah Baktrieng, Krueng Barona Jaya, Aceh Besar|Lamreung]], [[Aceh Besar]], dua kilometer dari Lamnyong, Banda Aceh. Sebagai penghormatan, jalan letak makam beliau diberi nama ''Jalan Makam Teuku Nyak Arief''.
== Pranala luar ==
 
* [http://www.serambinews.com/old/index.php?aksi=bacaberita&beritaid=16971&rubrik=8&topik=26 Berita]
== Penghargaan ==
Teuku Nyak Arif dianugerahkan gelar [[Daftar pahlawan nasional Indonesia|Pahlawan Nasional Indonesia]] berdasarkan ''Surat Keputusan Presiden RI No. 071/TK/1974.
 
== Kutipan ==
"'''''Indonesia merdeka harus menjadi tujuan hidup kita bersama'''''". (Disampaikan pada pidato bulan Maret 1945, dimana Teuku Nyak Arif menjadi Wakil Ketua DPR Seluruh Sumatra).<ref>{{cite web|title=Pesan pahlawan|url=http://agribisnis.deptan.go.id/web/diperta-ntb/berita/pesan_pahlawan.htm|access-date=2011-11-26|archive-date=2009-10-31|archive-url=https://web.archive.org/web/20091031142804/http://agribisnis.deptan.go.id/web/diperta-ntb/berita/pesan_pahlawan.htm|dead-url=yes}}</ref>
 
== Referensi ==
 
==Rujukan==
{{reflist}}
 
{{Pahlawankotak Indonesiaawal}}
{{s-off}}
{{S-new|office}}
{{S-ttl|title=[[Gubernur Aceh|Residen Aceh]]|years=1945–1946}}
{{S-aft|after=Teuku Daud Syah|as=Gubenur Aceh}}
{{kotak selesai}}
 
{{Pahlawan Indonesia}}{{Authority control}}{{lifetime|1899|1946|Nyak Arif, Teuku}}
{{indo-bio-stub}}
 
{{DEFAULTSORT:Nyak Arif, Teuku}}
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
 
[[Kategori:Tokoh Aceh]]
[[Kategori:Bangsawan Aceh]]
[[Kategori:Tokoh dari Banda Aceh]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Gubernur Aceh]]
[[Kategori:Bangsawan Aceh]]
 
[[ace:Teuku Nyak Arif]]
[[jv:Teuku Nyak Arif]]
[[ms:Nyak Arif, Teuku]]