Kesultanan Serdang: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Cosmetic changes |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(134 revisi perantara oleh 46 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox Former Country
| conventional_long_name = Negeri Kesultanan Serdang Darul Arif
| native_name = ﻛﺴﻠﺘﺎﻧﻦ سردڠ
| common_name = Kesultanan Serdang
| religion = [[Islam]] (Resmi)
| year_start = 1723
| year_end = Sekarang
| date_start =
| date_end = 1946
| date_post =
| event_start = Pendirian
| event_end = [[Revolusi Sosial Sumatra Timur]]
| event_post =
| p1 = Kesultanan Deli
| p2 =
| s1 = Negara Sumatra Timur
| s2 = Provinsi Sumatera Utara
| flag_p1 = Flag of the Sultanate of Deli.svg
| flag_s1 = Flag of East Sumatra.svg
| flag_s2 = Flag of Indonesia.svg
| image_flag = Bendera Kesultanan Serdang.jpg
| symbol_type =
| image_coat = Kesultanan serdang.jpg
| royal_anthem =
| image_map = Petasumateratimur.jpg
| image_map_caption = Wilayah Kesultanan Serdang dan beberapa kerajaan Melayu di Sumatra Timur pada 1930
| capital = {{unbulleted list|[[Rantau Panjang, Pantai Labu, Deli Serdang|Rantau Panjang]]|[[Perbaungan, Serdang Bedagai|Perbaungan]]}}
| common_languages = [[Bahasa Melayu|Melayu]]
| government_type = [[Monarki]] [[Kesultanan]]
| title_leader = [[Sultan]]
| leader1 = Tuanku Umar Johan Pahlawan Alam Shah
| year_leader1 = 1723–1782
| leader2 = Sultan Sulaiman Syariful Alam Shah
| year_leader2 = 1881–1946
| leader3 = [[Tengku Lukman Sinar|Sultan Luckman Sinar Bashar Shah II]]
| year_leader3 = 2002–2011
| leader4 = Sultan Achmad Thalaa Shariful Alam Shah
| year_leader4 = 2011–Sekarang
| leader5 =
| year_leader5 =
| title_deputy =
| deputy1 =
| year_deputy1 =
| deputy2 =
| year_deputy2 =
| currency =
| footnotes =
}}
'''Kesultanan Serdang''' (nama resminya '''Negeri Kesultanan Serdang Darul Arif''') adalah sebuah [[kesultanan]] yang berdiri pada tahun 1723 dan kemudian bergabung dengan [[Indonesia|Republik Indonesia]] tahun 1945.<ref name="sejarah"/> Kesultanan ini berpisah dari [[Kesultanan Deli|Deli]] dan menjadi subjek [[Federasi|negara]] baru setelah Raja Urung Kedatukan Sunggal menobatkan raja pertama akibat sengketa takhta kerajaan pada tahun 1720. Seperti kerajaan-kerajaan lain di [[Sumatra Timur]], Serdang menjadi makmur karena dibukanya perkebunan [[tembakau]], [[karet]], dan [[kelapa sawit]].
Serdang ditaklukkan tentara [[Hindia Belanda]] pada tahun 1865. Berdasarkan perjanjian yang ditandatangani tahun 1907, Serdang mengakui kedaulatan Belanda, dan tidak berhak melakukan hubungan luar negeri dengan negara lain. Dalam [[Revolusi Sosial Sumatra Timur]] tahun 1946, Sultan Serdang saat itu menyerahkan kekuasaannya pada aparat Republik. Namun, berbeda dengan yang terjadi di beberapa kesultanan Sumatra Timur, karena Sultan dan pejabat kesultanan ketika itu merupakan pendukung Republik, maka tidak terjadi kerusuhan yang mengakibatkan korban jiwa di Serdang, dan istana Kesultanan Serdang tidak menjadi sasaran penjarahan massa.<ref name="sejarah">[https://www.youtube.com/watch?v=A_UbMGVeoqY Tengku Mira Sinar: Inilah Fakta Sejarah Kesultanan Serdang (Produksi Deli Geist TV, 2019)]</ref>
Institusi Kesultanan Serdang masih berdiri sampai sekarang, serta masih melestarikan adat istiadatnya secara turun temurun, meski sudah tidak memiliki kekuasaan dalam politik dan pemerintahan. Namun, dalam hal-hal tertentu, pemerintah juga mengambil keputusan bersama dengan pihak kesultanan, khususnya mengenai masalah sosial dan kebudayaan. Wilayah Kesultanan Serdang kini menjadi [[Kabupaten Serdang Bedagai]], [[Kota Tebing Tinggi]], serta sebagian [[Kabupaten Deli Serdang]], [[Provinsi Sumatera Utara]].
== Wilayah kekuasaan ==
Wilayah kekuasaan Kesultanan Serdang meliputi Batang Kuis, Padang, Bedagai, Percut, Senembah, Araskabu, dan Ramunia. Kemudian wilayah [[Perbaungan, Serdang Bedagai|Perbaungan]] juga masuk dalam Kesultanan Serdang karena adanya ikatan perkawinan.<ref name="melayu">{{Cite web |url=http://history.melayuonline.com/?a=Tm8va0xRL1lYcXRCeDdraQ%3D%3D=#top |title=Sejarah Kerajaan Serdang di MelayuOnline.com |access-date=2007-06-01 |archive-date=2007-09-27 |archive-url=https://web.archive.org/web/20070927221857/http://history.melayuonline.com/?a=Tm8va0xRL1lYcXRCeDdraQ===#top |dead-url=yes }}</ref>
== Sejarah ==
===
Menurut riwayat, seorang [[Laksamana]] dari [[Sultan Iskandar Muda]] [[Kesultanan Aceh|Aceh]] bernama [[Gocah Pahlawan|Sri Paduka Gocah Pahlawan]], bergelar Laksamana Khoja Bintan, menikah dengan adik Raja Urung (negeri) Sunggal, sebuah daerah [[Suku Karo]] yang sudah sudah memeluk agama Islam. Kemudian, oleh 4 Raja-Raja Urung Suku Karo yang sudah Islam tersebut, Laksamana ini diangkat menjadi raja di [[Kesultanan Deli|Deli]] pada tahun [[1630]]. Dengan peristiwa itu, Kerajaan Deli telah resmi berdiri, dan Laksamana menjadi Raja Deli pertama. Dalam proses penobatan Raja Deli tersebut, Raja Urung Sunggal bertugas selaku Ulun Jandi, yaitu mengucapkan taat setia dari Orang-Orang Besar dan rakyat kepada raja. Kemudian, terbentuk pula Lembaga Datuk Berempat, dan Raja Urung Sunggal merupakan salah seorang anggota Lembaga Datuk Berempat tersebut.<ref name="melayu"/>
Menurut naskah kuno di Minangkabau, Kitab Salisilah Rajo-Rajo di Minangkabau, Gocah Pahlawan ini nama kecilnya adalah Yamtuan Laut (Yamtuan Lawik) gelarnya Tuanku Sri Paduka Gocah - Pahlawan Laksamana [Khoja] Bintan. Ibu beliau bernama Putri Reno Awan Tasingik yang menikah dengan Paduka Sri Muhammad Deli Khan, Panglima Perang asal Aceh turunan dari Punjab, Hindustan <ref>Emral Djamal Dt Rajo Mudo, Zera Permana, Ghio Vani D Soares, Hendri Aldrat, Sutan Kurnia, Khudri. Kitab Salisilah Rajo-Rajo di Minangkabau. Yayasan Arsari Djojohadikusomo dan Salimbado. Jakarta. 2023 </ref>.
=== Kemelut di tubuh Kesultanan Deli ===
Dalam perkembangannya, pada tahun [[1723]] terjadi kemelut ketika [[Paderap|Tuanku Panglima Paderap]], Raja Deli ke-3 mangkat. Kemelut ini terjadi karena putra tertua Raja yang seharusnya menggantikannya memiliki cacat di matanya, sehingga tidak bisa menjadi raja. Putra kedua, Tuanku Pasutan yang sangat berambisi menjadi raja kemudian mengambil alih takhta dan mengusir adiknya, Tuanku Umar bersama ibundanya Permaisuri Tuanku Puan Sampali ke wilayah [[Serdang]].<ref name="melayu"/>
Menurut adat Melayu, sebenarnya Tuanku Umar yang seharusnya menggantikan ayahnya menjadi Raja Deli, karena ia
== Periode
[[Berkas:Istana+sultan+serdang.jpg|ka|jmpl|300px|[[Istana Darul Arif Serdang Bedagai|Istana Darul Arif]] di [[Kota Galuh, Perbaungan, Serdang Bedagai]] pada tahun [[1930]]-an. Istana tersebut hancur pada saat [[Agresi Militer Belanda I]] tahun [[1947]].<ref name="sejarah"/>]]
=== Penggabungan dengan Perbaungan ===
=== Sultan Thaf Sinar Basyar
Ketika Sultan Johan
=== Dikuasai Belanda dan bergabung dengan Indonesia ===
Demikianlah, pemerintahan baru berganti dan keadaan terus berubah. Pada tahun 1865, Serdang ditaklukkan oleh [[Belanda]]. Selanjutnya, pada tahun 1907, Serdang menandatangani perjanjian dengan [[Belanda]] yang melarang Serdang berhubungan dengan negeri luar. Setelah bertahun-tahun dalam pengaruh Belanda dan selama tiga setengah tahun berada di bawah pendudukan Jepang, akhirnya, pasca [[Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia]], pada
== Struktur
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Portret van de Sultan van Serdang vermoedelijk Oost-Sumatra TMnr 10001871.jpg|jmpl|210px|ka|Sultan Sulaiman Syariful Alam Shah (memerintah [[1881]]-[[1946]]).]]
[[Berkas:Sultan-Lukman.jpg|jmpl|210px|ka|[[Tengku Lukman Sinar|Sultan Luckman Sinar Bashar Shah II]] (memerintah [[2002]]-[[2011]]).]]
[[Berkas:Sultan Tuanku Achmad Thalaa Shariful Alam Shah.jpg|jmpl|210px|ka|Sultan Achmad Thalaa Shariful Alam Shah (memerintah sejak tahun [[2011]]).]]
=== Raja Pertama ===
Struktur tertinggi di Kesultanan Serdang dipimpin oleh seorang Raja. Pada masa itu, peranan seorang raja adalah:<ref name="melayu"/>
# Sebagai Kepala Pemerintahan Kesultanan Serdang.
# Sebagai Kepala Agama Islam (Khalifatullah fi’l ardh)
# Sebagai Kepala Adat Melayu
=== Lembaga Orang Besar Berempat ===
Pada masa pemerintahan raja yang ke-2, Tuanku Sultan Ainan Johan
# Raja Muda (gelar ini kemudian berubah menjadi Bendahara)
# Datok Maha Menteri (wilayahnya di Araskabu)
# Datok Paduka Raja (wilayahnya di Batangkuwis) keturunan Kejeruan Lumu
# Sri Maharaja (wilayahnya di Ramunia)
Pembentukan Lembaga Orang Besar Berempat di Serdang ini, disebabkan Raja Urung Sunggal kembali ke [[Deli]], sementara Raja Urung Senembah dan Raja Urung Tg. Merawa tetap menjadi raja di wilayah taklukan Serdang.
Sultan Ainan Johan Almashah
=== Jabatan
Selain para pejabat istana di atas, Sultan juga dibantu oleh [[Syahbandar]] (perdagangan) dan [[Temenggong]] (Kepala polisi dan keamanan). Sultan Serdang menjalankan hukum kepada rakyat berdasarkan [[syariah|Hukum Syariah Islam]] dan [[Hukum Adat]] seperti kata pepatah, “''Adat bersendikan Hukum Syara, Hukum Syara’ bersendikan Kitabullah''”.<ref name="melayu"/>
== Penguasa/Sultan ==
=== Penguasa Kejuruan Junjungan (Ujong) ===
* [[
* [[1782]]-[[1822]]
===
* [[
* [[1851]]-[[1881]] Sultan Basyaruddin Syaiful Alam Shah ibni al-Marhum Sultan Thaf Sinar Bashar Shah (Al-Marhum Kota Batu), Sultan dan Yang di-Pertuan Besar Serdang Ke-II
* [[1881]]-[[1946]] Sultan Sulaiman Syariful Alam Shah ibni al-Marhum Sultan Bashar un-din (Al-Marhum Perbaungan), Sultan dan Yang di-Pertuan Besar Serdang Ke-III
=== Kepala Rumah Tangga Kesultanan Serdang ===
* [[
=== Pemangku / Kepala Adat Kesultanan Serdang ===
* [[1960]]-[[2001]] Tuanku Abu Nawar Sharifullah Alam Shah al-Haj ibni al-Marhum Sultan Sulaiman Shariful Alam Shah, Pemangku Adat Kesultanan Serdang
* [[2002]]-[[2011]] [[Tengku Lukman Sinar|Sultan Luckman Sinar Bashar Shah II]] ibni al-Marhum Sultan Sulaiman Shariful Alam Shah, Kepala Adat Kesultanan Serdang
* [[2011]] Sultan Achmad Thalaa Shariful Alam Shah ibni al-Marhum Tuanku Abunawar Shariful Alam, Kepala Adat Kesultanan Serdang
== Kehidupan Sosial-Budaya ==
[[Berkas:Replika Istana Sultan Serdang.jpg|ka|jmpl|300px|Istana Kesultanan Serdang yang baru di [[Melati Kebun, Pegajahan, Serdang Bedagai]]. Pembangunan replika istana ini diprakarsai oleh Sultan Luckman Sinar Bashar Shah II serta pemerintah [[Kabupaten Serdang Bedagai]], dan diresmikan pada [[7 Januari]] [[2012]].]]
Berikut ini gambaran kehidupan sosial budaya di Kerajaan Serdang pada periode pemerintahan Sultan Thaf Sinar Basyar Shah.<ref name="melayu"/>
=== Catatan
# Perdagangan antara Serdang dengan [[Pulau Pinang]] sangat ramai (terutama [[lada]] dan [[hasil hutan]]).
# Sultan Thaf Sinar Basyar
# Industri rakyat dimajukan dan banyak pedagang dari pantai barat
# Baginda sangat toleran dan suka bermusyawarah dengan negeri-negeri yang tunduk kepada Serdang, termasuk orang-orang [[Batak]] dari Pedalaman.
# [[Cukai]] di Serdang cukup [[moderat]].
=== Pepatah Melayu ===
Semua hal di atas bisa terjadi karena Sultan berpegang teguh pada pepatah adat Melayu. Di antara pepatah dan adat tersebut adalah:<ref name="melayu"/>
* secukap menjadi segantang, yang keras dibuat ladang, yang becek dilepaskan itik, air yang dalam diperlihara ikan;
* genggam bara, biar sampai menjadi arang (sabar menderita mencapai kejayaan);
* cencaru makan petang, bagai lebah menghimpun madu (meskipun lambat tetapi kerja keras maka pembangunan terlaksana);
* hati Gajah sama dilapah, hati kuman sama dicecah (melaksanakan kerja pembangunan dengan berhasil baik bersama-sama).
Dalam perkembangannya, karena Sultan Thaf Sinar Basyar
==
* [[Kesultanan Deli]]
* [[Kesultanan Langkat]]
* [[Kesultanan Asahan]]
* [[Kesultanan Kota Pinang]]
* [[Kabupaten Serdang Bedagai]]
* [[Kabupaten Deli Serdang]]
== Rujukan ==
=== Referensi ===
{{reflist}}
* {{en}} [http://www.4dw.net/royalark/Indonesia/serdang.htm Royal Ark: Serdang]
* {{id}} [http://www.kongresbud.budpar.go.id/tuanku_luckman_b.htm Reinterpretasi dan Reposisi terhadap Adat dan Tradisi: Kasus Melayu Islam beraja di Serdang] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070311013516/http://www.kongresbud.budpar.go.id/tuanku_luckman_b.htm |date=2007-03-11 }}
* {{id}} [http://history.melayuonline.com/?a=Tm8va0xRL1lYcXRCeDdraQ%3D%3D=#top Sejarah Kerajaan Serdang di MelayuOnline.com] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070927221857/http://history.melayuonline.com/?a=Tm8va0xRL1lYcXRCeDdraQ===#top |date=2007-09-27 }}
{{commonscat|Sultans of Serdang}}
{{Kerajaan di Sumatra}}
[[Kategori:Kesultanan Serdang| ]]
[[Kategori:Kerajaan di Nusantara|Serdang]]
[[Kategori:Kerajaan di Sumatera Utara|Serdang]]
[[Kategori:Kabupaten Deli Serdang]]
|