Kesultanan Deli: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Hapus pranala ke "Binjai": Tidak melayani kepentingan navigasi, hanya menuju ke artikel non-disambiguasi.. (Twinkle 🍁) |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(64 revisi perantara oleh 34 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox Former Country
| conventional_long_name = Negeri Kesultanan Deli Darul Maimun▼
| native_name = كسولتانن دلي
▲|conventional_long_name = Negeri Kesultanan Deli
| common_name = Kesultanan Deli
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
| image_map_caption = Wilayah Kesultanan Deli
| capital = {{unbulleted list|[[Deli Tua, Deli Tua, Deli Serdang|Deli Tua]]
▲|image_map_caption = Wilayah Kesultanan Deli pada tahun 1930 (pada peta berwarna kuning)
| common_languages = [[Bahasa Melayu|Melayu]], [[Bahasa Karo|Karo]]
▲|capital = [[Deli Tua, Deli Tua, Deli Serdang|Deli Tua]], [[Labuhan Deli, Deli Serdang|Labuhan Deli]], [[Kota Medan]]
|
|
| leader1 = [[Gocah Pahlawan|Tuanku Panglima Gocah Pahlawan]]
|
| leader2 = [[Ma'moen Al Rasyid|Sultan Ma'mun Al Rasyid Perkasa Alamsyah]]
|
| leader3 = [[Sultan Osman Al Sani Perkasa Alamsyah]]
|
| leader4 = [[Mahmud Arya Lamanjiji|Sultan Mahmud Lamanjiji Perkasa Alamsyah]]
|
|
| year_leader5 =
| title_deputy =
| deputy1 =
| year_deputy1 =
| deputy2 =
| year_deputy2 =
| currency =
| footnotes =
}}
'''Kesultanan Deli''' adalah sebuah [[kesultanan
== Sejarah ==
=== Pendirian ===
Menurut ''Hikayat Deli'', seorang pemuka [[Aceh]] bernama Muhammad Dalik berhasil menjadi laksamana dalam [[Kesultanan Aceh]]. Muhammad Dalik, yang kemudian juga dikenal sebagai [[Gocah Pahlawan]] dan bergelar Laksamana Khuja Bintan (ada pula sumber yang mengeja Laksamana Kuda Bintan), adalah keturunan dari Amir Muhammad Badar ud-din Khan, seorang bangsawan dari [[Delhi]], [[India]] yang menikahi Putri Chandra Dewi, putri Sultan [[Samudera Pasai]]. Dia dipercaya Sultan Aceh untuk menjadi wakil bekas wilayah Kerajaan Haru yang berpusat di daerah Sungai Lalang-Percut.
Dalik mendirikan Kesultanan Deli yang masih di bawah Kesultanan Aceh pada tahun [[1632]]. Setelah Dalik meninggal pada tahun [[1653]], putranya [[Perunggit|Tuanku Panglima Perunggit]] mengambil alih kekuasaan dan pada tahun [[1669]] mengumumkan memisahkan kerajaannya dari Aceh. Ibu kotanya berada di Labuhan, kira-kira 20 km dari Medan.
Sebuah pertentangan dalam pergantian kekuasaan pada tahun [[1720]] menyebabkan pecahnya Deli dan dibentuknya [[Kesultanan Serdang]]. Setelah itu, Kesultanan Deli sempat direbut [[Kesultanan Siak]] dan Aceh.
=== Masa Kolonial ===
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Studioportret van Ma'amun Al Rashid Perkasa Alam Shah Sultan van Deli TMnr 60038052.jpg|
Pada tahun [[1858]], Tanah Deli menjadi milik [[Belanda]] setelah Sultan Siak, Sultan Al-Sayyid Sharif Ismail, menyerahkan tanah kekuasaannya tersebut kepada mereka. Pada tahun [[1861]], Kesultanan Deli secara resmi diakui merdeka dari Siak maupun Aceh. Hal ini menyebabkan Sultan Deli bebas untuk memberikan hak-hak lahan kepada Belanda maupun perusahaan-perusahaan luar negeri lainnya.
Baris 61 ⟶ 70:
Deli Maatschappij, perusahaan perkebunan yang didirikan oleh Jacobus Neinhuys, P.W. Jenssen, dan Jacob Theodore Cremer, pada tahun [[1870]] telah berhasil mengekspor tembakau sedikitnya 207 kilogram. Pada tahun [[1883]] perusahaan ini mengekspor tembakau Deli hampir 3,5 juta kilogram, dan ditaksir nilai kekayaan perusahaan ini mencapai 32 juta [[gulden]] pada tahun [[1890]]. Puncaknya pada awal abad ke-20 ketika Deli Maatschappij tampil sebagai "raja tembakau Deli". Diperkirakan lebih 92 % impor tembakau cerutu [[Amerika Serikat]] berasal dari Kesultanan Deli.
[[Sultan Ma'moen Al Rasyid]] ([[1873]]-[[1924]]) berusaha melakukan perubahan sistem pemerintahan dan perekonomian. Perubahan sistem ekonomi yang dilakukan adalah pengembangan pembangunan pertanian dan perkebunan dengan cara meningkatkan hubungan dengan pihak [[swasta]]
=== Masa Pendudukan Jepang ===
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Chinese erepoort op Kesawan tijdens de viering van het vijfentwintigjarig regeringsjubileum van Koningin Wilhelmina TMnr 60024750.jpg|
Pada tanggal [[12 Maret]] [[1942]] mendarat pasukan "Imperial Guard" (pasukan penjaga kaisar yang sangat terlatih dan terpilih) di Perupuk Tanjung Tiram ([[Batubara]]) di bawah pimpinan Jenderal Kono dan dari sana mereka segera menuju [[Medan]]. Sementara itu pasukan [[KNIL]] dan Stadwacht [[Belanda]] berhasil melarikan diri menuju Tanah [[Karo]] untuk bertahan di Gunung Setan (Tanah Alas), tetapi di tengah jalan banyak orang-orang pribumi yang merampas pakaian seragam [[Belanda]] itu dan kembali ke kampung masing-masing. Karena sisa pasukan [[Belanda]] yang 3.000 orang itu tidak akan sanggup melawan pasukan [[Jepang]] sebanyak 30.000 orang yang terlatih dan berpengalaman perang, maka pada tanggal [[29 Maret]] [[1942]] Jenderal Overakker dan Kolonel Gosenson menyerah kepada [[Jepang]].
Sejak direbutnya [[Malaya]], [[Singapura]], dan [[
=== Setelah Proklamasi Kemerdekaan ===
[[Berkas:Sultan Osman Al Sani Perkasa Alamsyah.jpg|
[[Berkas:Pembukaan festival melayu agung 2012.jpg|
:''Lihat: [[Revolusi Sosial
Revolusi Sosial
Karena sulitnya komunikasi dan transportasi, berita proklamasi kemerdekaan [[17 Agustus]] baru dibawa oleh Mr. [[Teuku Mohammad Hasan|Teuku Muhammad Hasan]] selaku Gubernur
Meletusnya revolusi sosial tidak terlepas dari sikap beberapa kelompok bangsawan yang tidak segera mendukung [[republik]] setelah adanya [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]]. Beberapa kelompok bangsawan tidak begitu antusias dengan pembentukan [[republik]], karena setelah [[Jepang]] masuk, [[Jepang]] mencabut semua hak istimewa kaum bangsawan dan lahan perkebunan diambil alih oleh para buruh. Beberapa bangsawan merasa dirugikan dan berharap untuk mendapatkan hak-haknya kembali dengan bekerja sama dengan NICA, sehingga semakin menjauhkan diri dari pihak pro-republik. Walaupun saat itu juga banyak kaum bangsawan dan sultan yang mendukung kelompok pro-republik, seperti [[Amir Hamzah]] dari [[Kesultanan Langkat]] dan Sultan Sulaiman Syariful Alamshah dari [[Kesultanan Serdang]].
Sementara itu, pihak pro-republik mendesak kepada komite nasional wilayah [[
Revolusi oleh kaum radikal akibat hasutan kaum [[komunis]] pecah pada [[Maret]] [[1946]]. Berawal di [[Kesultanan Asahan]], revolusi menjalar ke seluruh monarki [[
== Sultan ==
:''Lihat: [[Daftar Sultan Deli]]''
Sultan Deli dipanggil dengan gelar ''Sri Paduka Tuanku Sultan''. Jika mangkat, sang Sultan akan digantikan oleh putranya. Sultan Deli saat ini adalah [[Mahmud Arya Lamanjiji|Sultan Mahmud Lamanjiji Perkasa
== Sistem Pemerintahan ==
[[Berkas:Masjid
[[Berkas:Istana maimoon.jpg|
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het paleis van de Tengku Besar (kroonprins) van Deli TMnr 10015275.jpg|jmpl|ka|Istana Tengku Besar, kediaman putra mahkota Kesultanan Deli di [[Medan]] (sekitar tahun 1900-1940).]]
Berlainan dengan Kerajaan-Kerajaan [[Melayu]] di [[
Pada masa pemerintahan Panglima Parunggit (Raja Deli II), Deli memproklamirkan kemerdekaannya dari [[Kesultanan Aceh]] pada tahun [[1669]] mengikuti jejak-jejak negeri pesisir, dan berhubungan dagang dengan [[VOC]] di [[Melaka]]. Pada masa pemerintahan [[Paderap|Panglima Paderap]] (Raja Deli III) terjadi perluasan wilayah di pesisir pantai hingga [[Serdang]] dan Denai.
Menurut laporan Jhon Anderson yang berkunjung ke Deli pada tahun [[1823]], bahwa [[Sultan Amaluddin Mangendar]] (Sultan Deli VI) adalah penguasa Deli pertama yang bergelar "Sultan" setelah Deli ditaklukan [[Kesultanan Siak]] pada tahun [[1814]]. Menurut laporan Jhon Anderson pula, Sultan Deli dalam memerintah dibantu oleh 8 orang [[menteri]] dimana Sultan berkonsultasi soal perang, mengatur pemerintahan sehari-hari, mengadili perkara pidana, dan lain-lain.
Mereka itu ialah
* Nakhoda Ngah bergelar Timbal-Timbalu
Baris 106 ⟶ 116:
* Penghulu Kampong
Di samping [[menteri]]–[[menteri]], masih ada lagi Syah Bandar (Hamad) yang mengurus hubungan perdagangan dan biasanya dibantu seorang mata-mata (seorang wanita yang pandai bernama Encek Laut) yang bertugas memungut cukai. Kemudian ada lagi para pamong praja, penghulu, para panglima, dan mata-mata yang melaksanakan tugas bila di kehendaki Sultan, serta kurir istana yang mengantar surat ke berbagai kerajaan.
Jika Sultan mangkat, apabila penggantinya masih belia, maka Tuan Haji Cut atau Kadi (ulama tertinggi) bertindak dan melaksanakan semua fungsi pemerintahan kerajaan. Di bidang agama [[Islam]] Tuan Haji Cut juga bertindak sebagai mufti kerajaan, kemudian di bawahnya ada bilal, imam, khalif, dan penghulu masjid. Merekalah yang menangani masalah yang berhubungan dengan keagamaan. Kehidupan mereka diperoleh dari sumbangan masyarakat. == Lihat Pula ==
Baris 112 ⟶ 124:
* [[Kesultanan Langkat]]
* [[Kesultanan Asahan]]
* [[Kota Medan]]
* [[Kabupaten Deli Serdang]]
* [[Kabupaten Serdang Bedagai]]
== Rujukan ==
* {{en}} http://www.4dw.net/royalark/Indonesia/deli.htm - diakses [[23 Juli]] [[2005]]
* {{id}} http://students.ukdw.ac.id/~22992220/home.html {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20051202014806/http://students.ukdw.ac.id/~22992220/home.html |date=2005-12-02 }} - diakses [[23 Juli]] [[2005]]
* {{id}} http://www.waspada.co.id/portal/info_wisata/ {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090621191840/http://www.waspada.co.id/portal/info_wisata |date=2009-06-21 }} - diakses [[21 Juli]] [[2005]]
* {{id}} http://www.istanamaimoon.com/ {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140222163328/http://www.istanamaimoon.com/ |date=2014-02-22 }} - diakses [[16 Februari]] [[2014]]
== Pranala luar ==
* {{en}} [http://www.4dw.net/royalark/Indonesia/deli.htm Royal Ark - Informasi yang cukup lengkap mengenai Kesultanan Deli, gelar, serta silsilah kesultanan]
* {{en}} [
{{Kerajaan di
[[Kategori:Kesultanan Deli| ]]
[[Kategori:Kerajaan di Nusantara|Deli]]
[[Kategori:Kerajaan di Sumatera Utara|Deli]]
▲[[Kategori:Kesultanan Deli| ]]
[[Kategori:Kabupaten Deli Serdang]]
|