| native_name_lang =
}}
'''Suku Bugis''' merupakan kelompok etnis [[Austronesia]] terbesar di antara tiga kelompok etnolinguistik utama di [[Sulawesi Selatan]], bersama dengan [[suku Makassar]] dan [[Toraja]]. Sulawesi Selatan terletak di bagian barat daya pulau [[Sulawesi]], pulau terbesar ketiga di [[Indonesia]]. Suku bugis dikenal sebagai pelaut dan perantau yang ulung, sejak beberapa abad terakhir suku bugis telah berlayar dan merantau ke berbagai wilayah di nusantara seperti [[malaysia]], [[australia]], [[papua]], dan [[Sumatra|sumatera]] Pada tahun 1605, suku Bugis beralih dari kepercayaan animisme ke Islam. Meskipun mayoritas masyarakat Bugis menganut agama Islam, sebagian kecil dari mereka memeluk agama Kristen serta kepercayaan pra-Islam yang dikenal sebagai [[Tolotang]].<ref>{{cite book|first=Keat Gin|last=Ooi|title=Southeast Asia: A Historical Encyclopedia, From Angkor Wat to East Timor|publisher=[[ABC-CLIO]]|year=2004|isbn=1576077705|page=286}}</ref><ref name=":0">{{cite journal | url=http://www.sabrizain.org/malaya/library/bugisreligion.pdf | title=Religion and Cultural Identity Among the Bugis (A Preliminary Remark) | author=Said, Nurman | journal=[[Inter-Religio (journal)|Inter-Religio]] |date=Summer 2004 | issue=45 | pages=12–20}}</ref>
Suku Bugis, yang populasinya diperkirakan sekitar enam juta jiwa dan mencakup 2,5% dari [[Demografi Indonesia|total penduduk Indonesia]].<ref name=":Andaya">{{Cite book|last=Andaya|first=Leonard Y.|url=http://worldcat.org/oclc/906499076|title=The kingdom of Johor, 1641-1728|date=1975|publisher=Oxford University Press|isbn=0-19-580262-4|oclc=906499076}}</ref> Secara historis, Suku Bugis dikenal sebagai pelaut dan perantau yang ulung. Selama beberapa abad terakhir, mereka jugatelah berperanmenjelajahi dan pentingmenetap di berbagai wilayah di Nusantara, termasuk [[Semenanjung Malaya]], [[Sumatra]], [[Kalimantan]], [[Kepulauan Nusa Tenggara]], serta berbagai wilayahdaerah lain diyang nusantara tempat merekamenjadi bermigrasitujuan secaramigrasi besar-besaran sejak akhir abad ke-17. [[Presiden Indonesia|Presiden]] ketiga Indonesia, [[B. J. Habibie]],<ref>{{cite news |author=<!--not stated--> |title=Mengenang B.J Habibie: Fokus agar Usil Tetap Genius (1)|url=https://www.jawapos.com/nasional/11/09/2019/mengenang-b-j-habibie-fokus-agar-usil-tetap-genius-1/ |work=Jawa Pos |agency=Jawa Pos |date=2019-11-09|access-date=2022-03-29}}</ref><ref>{{cite news |author=<!--not stated--> |title=BJ Habibie, Si Jenius Indonesia dari Sulawesi|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/muspres/bj-habibie-si-jenius-indonesia-dari-sulawesi/|work=[[Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia]] |agency=Jawa Pos |date=2019-05-03|access-date=2024-05-16}}</ref> serta mantan [[wakil presiden]] Indonesia, [[Jusuf Kalla]], memiliki keturunan Bugis. Di [[Malaysia]], [[Yang di-Pertuan Agong]] saat ini, [[Ibrahim Iskandar dari Johor|Sultan Ibrahim]], dan [[perdana menteri]] kedelapan, [[Muhyiddin Yassin]], juga memiliki darah keturunan Bugis.<ref>{{cite news |author=Cantika Adinda Putri|title=Ini Muhyiddin Yasin, PM Baru Malaysia Berdarah Bugis & Jawa
|url=https://www.cnbcindonesia.com/news/20200301151910-4-141543/ini-muhyiddin-yasin-pm-baru-malaysia-berdarah-bugis-jawa |work=CNBC Indonesia |agency=CNBC Indonesia|date=2020-03-01|access-date=2022-09-13}}</ref><ref>{{cite news |author=Cantika Adinda Putri|title=Sultan Johor: Saya pun Bugis, terasa juga|url=https://www.malaysiakini.com/news/403156 |work=Malaysiakini|date=2017-11-27|access-date=2024-01-31}}</ref>
|