Suku Balik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k (via JWB)
Rider.chat (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(3 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 14:
Nama [[Kota Balikpapan]] diambil dari nama suku ini, yakni pada kata "Balik", dan kata "Papan" berasal dari masyarakat suku Balik yang dahulu dikenal sebagai penyuplai papan untuk [[Kerajaan Kutai Kartanegara]].<ref name=":3">{{cite web|url=https://kaltim.idntimes.com/life/inspiration/melani-indra-hapsari/kisah-paser-balik-suku-asli-balikpapan-minoritas-di-kota-sendiri|title=Kisah Paser Balik, Suku Asli Balikpapan Minoritas di Kota Sendiri|website=kaltim.idntimes.com|language=id|access-date=26-05-2023}}</ref><ref name="Mongabay"/> Saat ini, suku Balik merupakan minoritas di Balikpapan dan Penajam Paser Utara. Di Penajam Paser Utara, tepatnya di kecamatan Sepaku, jumlahnya tidak lebih dari 1.000 jiwa atau 200 KK pada tahun 2023, yang tersebar di tiga wilayah, yakni di [[Bumi Harapan, Sepaku, Penajam Paser Utara|Bumi Harapan]], [[Sepaku, Sepaku, Penajam Paser Utara|Sepaku]], dan [[Pemaluan, Sepaku, Penajam Paser Utara|Pemaluan]].<ref name=":1">{{cite web|url=https://kaltim.antaranews.com/berita/170917/melindungi-suku-balik-di-ibu-kota-negara-indonesia-baru|title=Melindungi Suku Balik di Ibu Kota Negara Indonesia baru|website=kaltim.antaranews.com|language=id|access-date=26-05-2023}}</ref>
 
Wilayah adat suku Balik juga termasuk kedalam proyek pembangunan [[Nusantara (ibu kota terencana)|IKN Nusantara]], yakni pemindahan ibukota negara [[Indonesia]] dari [[Jakarta]] ke [[Nusantara (ibu kota terencana)|Nusantara]]. Dalam proyek ini, ratusan rumah warga suku Balik terancam direlokasi akibat proyek penanganan banjir [[Sungai Sepaku]].<ref name="Mongabay">{{cite web|url=https://www.mongabay.co.id/2023/05/24/cerita-sedih-suku-balik-terasing-ditengah-hadirnya-ikn-nusantara/|title=Cerita Sedih Suku Balik, Terasing Ditengah Hadirnya IKN Nusantara|website=www.mongabay.co.id|language=id|access-date=26-05-2023}}</ref><ref>{{cite web|url=https://www.cnnindonesia.com/nasional/20230315053702-20-925153/warga-adat-suku-balik-tolak-relokasi-dari-proyek-pembangunan-ikn|title=Warga Adat Suku Balik Tolak Relokasi dari Proyek Pembangunan IKN|website=www.cnnindonesia.com|language=id|access-date=26-05-2023}}</ref> Sedangkan menurut pengakuan Gubernur [[Kalimantan Timur]], [[Isran Noor]], tidak ada suku asli di kawasan IKN, karena awalnya merupakan hutan alam dan berubah menjadi hutan produksi. Seiring pengembangan itu mulainya datang penduduk yang menempati daerah tersebut termasuk para transmigran.<ref name="viva2023">{{cite web |last1=Hidayat |first1=Arief |title=Gubernur Isran Noor:IKN Tak Akan Rusak Hutan Kalimantan, Saya Jaminnya! THE INTERVIEW|url=https://youtube.com/watch?v=ZmMVXRAbqd0& |website=youtube.com |publisher=viva.co.id|language=id |format=video |date=2022-01-27}}</ref>
 
==Sejarah==
Baris 20:
[[Berkas:1943 World War II Japanese Aeronautical Map of Borneo - Geographicus - Borneo12-wwii-1943.jpg|jmpl|ka|Peta [[pendudukan Borneo Britania oleh Jepang|pendudukan Borneo]] pada 1943 oleh Jepang pada [[Perang Dunia II]] dengan label ditulis dalam [[karakter Jepang]], dimana pemukiman suku Balik termasuk dalam wilayah Kutai.]]
 
Pada abad ke-18, suku Balik mengabdi kepada [[Kerajaan Kutai Kartanegara]] dan [[Kesultanan Paser]].<ref name="Jumaidi 2023"/> Menurut Sibukdin, “Saat itu, sudah ada batas-batas wilayah yang ditempati suku Balik dengan suku lainnya”. Wilayah suku Balik berbatasan dengan wilayah [[suku Kutai]] disebuahdi sebuah tempat bernama [[Gunung Parung]]. Kemudian berbatasan dengan suku Paser di [[Sungai Tunan]].<ref name=":0"/> Wilayah tersebut pernah merupakan hadiah pernikahan Sultan Paser kepada putrinya yang menikah dengan bangsawan Kutai.<ref name="Jumaidi 2023"/>
 
Dahulu suku Balik hidup di hutan, ada lima gua yang menjadi tempat penghidupan bagi mereka, yakni Gua Tembinus, Bekayas, Belatat, Parung, dan Liang Tulus. Di gua-gua itulah, suku Balik mengambil sarang burung walet hitam dan kemudian ditukar dengan beras. Suku Balik juga tidak mengenal sayur-sayuran, seperti wortel, dan sebagainya. Semua sayuran merupakan tanaman liar di hutan. Untuk daging, merupakan hasil berburu kijang (dalam [[bahasa Balik]] disebut ''payau''), rusa, atau kelinci.<ref name=":0"/>